Ditemukan 161279 dokumen yang sesuai dengan query
Gian Villany Golwa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39870
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Kwe Kosasih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41170
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Bimo Pratomo
"Minyak pelumas Mesran Super SAE 20W/50 yang telah dipakai akan mengalami berbagai proses dan kontak dengan material yang lain. Dengan demikian setelah mencapai periode pemakaian tertentu minyak pelumas akan mengalami pembahan nilai-nilai spesifikasinya. Dalam hal ini pengamatan dilakukan terhadap penurunan kekentalan (viskositas) minyak pelumas Mesran Super SAE 20W/50, yang telah dipakai selama 0 km, 1000 km, 2000 km dan 3000 km. Akibat penurunan viskositas ini terjadi tendensi/kecenderungan perubahan daerah pelumasan dari pelumasan hidrodinamika (hydrocivnamic Iubricalion) ke pelumasan batas (boundary lubrication) pada celah antara poros dan bantalan. Terjadi keausan pada permukaan poros pada putaran rendah Pengamatan keausan ini dilakukan dengan mengamati perubahan kekasaran permukaan pada permukaan poros, foto permukaan poros, dan rnelakukan uji laju keausan yang terlumasi pada kecepatan rendah. Hasil pengamatan menunjukkan bertambahnya laju keausan sesuai dengan berlambahnya umur pakai pelumas."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37020
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Martinus Adi Anggoro
"Kualitas kerja bantalan sangat dipengaruhi oleh sistem pelumasannya. Pengembangan sistem pelumasan dilakukan dengan pembentukan sistem interlocking ? adsorbsi yang digabungkan dalam pelumas padat, dibentuk melalui pelapisan komposit Zn3(PO4)2 / MoS2 / MWCNT / nanografit / Na2SiO3 secara pencelupan kimiawi. Teknik one mixing layer menunjukkan kemampuan pembentukan lapisan tipis yang homogen. Kombinasi kristal phospat, phosphophyllite dan hopeite, terbentuk di matriks komposit. Permukaan kasar terbentuk pada bola komposit, tingkat kekasaran bola komposit I: 1,350 m, komposit II: 1,000 m dan komposit III: 0,475 m. Ketebalan komposit berada pada daerah 5 ? 6 m. Pelumas dapat teradsorb dalam lapisan komposit, terjadi interaksi ikatan hidrogen antara pelumas dan kristal phosphat. Multi walled carbon nanotube mempunyai kemampuan interlocking dan pelumas padat yang lebih baik dibandingkan grafit ketjenblack. Bola komposit memiliki ketahanan friksi yang lebih baik dibanding bola tanpa pelapisan ataupun bola berlapis MoS2; bola komposit II memiliki rasio umur pakai tertinggi (17,92) untuk uji friksi satu kali pelumasan, sedangkan umur pakai tertinggi uji friksi simulasi pelumasan berkala dimiliki oleh kedua bola komposit II dan III (rasio > 28,3).
Work quality of bearing is strongly influenced by its lubrication system. Development of lubrication system can be done by create an interlocking and adsorbtion system which is combined by solid lubricants. It was formed through a coating of Zn3(PO4)2 / MoS2 / MWCNT / nanografit / Na2SiO3 composite by chemical immersing. One mixing layer technique show good ability to produce homogeneous thin layer. Combinations of phosphate crystals, phosphophyllite and hopeite, was formed in the composite matrix. Rough surface was formed on composite ball, roughness of composite I ball: 1.350 m, composites II ball: 1.000 m and composites III ball: 0.475 m. Thickness of composite is in the region of 5 - 6 m. Lubricants can be adsorbed in composite layer, lubricants and phosphate crystals have hydrogen bonding interaction. Multi walled carbon nanotube has better interlocking and solid lubricants capabilities than its graphite ketjenblack. Composite ball has a better friction resistance than no coating ball and MoS2 coated balls; composite II ball has the highest lifetime ratio (17.92) for a one-time lubrication friction test, while the highest lifetime friction test simulating periodic lubrication is owned by both of composites II and III ball (ratio> 28.3)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35197
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siregar, Baginda M.S.
"Pemahaman tentang mutu pelumas dan pelumasan menjadi penting karena dapat menghindari digunakannya pelumas berrnutu rendah yang dapat menurunkan umur teknis mesin. Setiap pelumas yang dipasarkan kebanyakan sudah ditambahkan aditif tertentu sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan berdasarkan produsen minyak pelumas tersebut, sehingga diharapkan minyak pelumas tersebut dapat memenuhi kondisi operasi mesin-mesin yang selalu berkembang. Namun, kenyataannya di pasaran dijual bermacam-rnacam merek aditif improves atau treatment minyak pelumas. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh penambahan aditif improver STP oil yang ditambahkan pada minyak pelumas Meditran S40. Proses pengujian dilakukan dengan dua pengujian yaim pengujian kelahanan oksidasi dan pengujian keausan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa pada pengujian ketahanan oksidasi, perubahan viskositas minyak pelumas. Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan viskositas yang lebih kecil (26%) dibandingkan dengan perubahan viskositas pada base oil (326%) dan perubahan viskositas pada Medinan S40 tanpa penambahan aditif STP oil (45%) Sedangkan untuk nilai TBN perubahan nilai TBN minyak pelumas Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan sebesar 15%, perubahan nilai TBN pada base oil 54% dan perubahan nilai TBN pada Meditran S40 tanpa penambahan aditif STP oil sebesar 4%. Untuk uji keausan menunjukan bahwa base oil memiliki nilai keausan yang lebih kecil dibandingkan dengan Meditran S40 dan Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan STP oil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49255
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pallay, Julianus
"Arus globalisasi telah memaksa setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Era baru, melahirkan standar kompetisi baru. PERTAMINA yang ingin memastikan kelangsungan hidup melalui pertumbuhan dan profitabilitas, telah melaksanakan restrukturisasi pola usaha dari pusat biaya (cost center) menjadi orientasi laba (profit oriented), antara lain dengan melakukan evaluasi. terhadap cara/metode yang selama ini digunakan. Lube Oil Blending Plant (LOBP) Cilacap merupakan salah satu unit usaha strategik (strategic business unit) di lingkungan PERTAMINA yang memproduksi berbagai jenis pelumas. Penulis menjadikan LOBP Cilacap sebagai obyek studi khusus dalam hal penentuan harga pokok produk pelumas, dengan cara menganalisis sistem saat ini dan menawarkan konsep perancangan sistem manajemen biaya (cost management system) yaitu dengan penerapan model activity-based costing (ABC). Walaupun masih terbatas pada tahap perancangan, namun diharapkan konsep ini dapat dijadikan sebagai "promosi" memperkenalkan sistem akuntansi manajemen yang relevan untuk diimplementasikan di era pasca restrukturisasi PERTAMINA.
The world globalization has forced every company to increase its competitive advantage. New era requires new standard for competition. PERTAMINA as a company who wants to make. sure the survival through growth and profitability has done the restructuring its business method from "cost center" to become "profit oriented", among other ways by evaluating the method that is done new a days. Lube Oil Blending Plant (LOBP) Cilacap is one of the Strategic Business Units in PERTAMINA which produces many kinds of lube oils. The Writer chose the LOBP Calico as the study object specifically to the determine the basic nice of the lube oil products by way of analyzing the today's system and offering the concept of Cost Management System by implementing Activity-Based Costing. Even though it is limited to design stage, hopefully this concept can be used as a way to promote the cost management system to be implemented in the post restructuring era of PERTAMINA."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T41189
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Taufik Rizkiandi
"Kontribusi sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 turun ke peringkat 8 sebesar 3,81% dibandingkan data tahun 2019 di peringkat 7 sebesar 4,41%. Penurunan sektor usaha transportasi dan pergudangan terhadap PDB mengakibatkan perusahaan minyak dan gas harus menerapkan strategi keunggulan biaya untuk mencapai kesesuaian strategi dengan rantai pasok pelumas yang efisien. Adanya batasan waktu pelayanan di gudang untuk pengiriman dan penerimaan produk pelumas sangat penting dalam penentuan rute. Penambahan titik hub sebagai solusi pemenuhan kebutuhan pelumas sesuai service level. Titik hub yang diusulkan diperoleh melalui K-Means Clustering dan rute optimal dengan kendala kapasitas truk dan waktu pelayanan di gudang digunakan metode CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows). Penelitian ini digunakan data realisasi pengiriman produk pelumas tahun 2019-2021 pada perusahaan BUMN minyak dan gas di Indonesia. Data realisasi tahun 2019 digambarkan permintaan pelumas pada masa pra COVID-19. Data realisasi tahun 2020 digambarkan permintaan pelumas pada masa COVID-19, dan data realisasi tahun 2021 digambarkan permintaan pelumas pasca COVID-19. Hasil penelitian diperoleh dua titik hub yang diusulkan pada koordinat -6.59395726,107.47077792 dan -7.388939,111.76971405. Selanjutnya diperoleh kenaikan utilitas truk sbesar 76,91% dan biaya distribusi setelah penambahan depot 21,62% lebih rendah dibandingkan dengan kondisi semula.
The contribution of the transportation and warehousing sector in Indonesia based on data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2020 fell to rank 8 at 3.81% compared to 2019 data at rank 7 at 4.41%. The decline in the transportation and warehousing business sector to GDP has resulted in oil and gas companies having to implement a cost leadership strategy to achieve strategic alignment with an efficient lubricant supply chain. The existence of a service time limit in the warehouse for shipping and receiving lubricant products is very important in determining the route. Addition of hub points as a solution to meet the needs of lubricants according to service level. The proposed hub point is obtained through K-Means Clustering and the optimal route with constraints of truck capacity and service time at the warehouse is the CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows) method. This study uses data on the realization of lubricant product shipments in 2019-2021 at state-owned oil and gas companies in Indonesia. The realization data in 2019 depicts the demand for lubricants during the pre-covid 19 period. The realization data in 2020 describes the demand for lubricants during the covid 19 period, and the realization data in 2021 describes the demand for lubricants after the covid 19. The results of the study obtained two proposed hub points at coordinates -6.59395726, 107.47077792 and -7.388939,111.76971405. Furthermore, the increase in truck utility was 76.91% and the distribution cost after the addition of the depot was 21.62% lower than the original condition"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Farhan Ramadhan
"Friksi yang tidak dikendalikan pada mesin dapat mengakibatkan keausan yang tinggi, menyebabkan maintenance yang sering, dan membuat umur pendek serta memiliki efisiensi energi yang rendah. Lubrikasi merupakan solusi untuk masalah ini dengan membentuk lapisan pelumas yang mencegah kontak langsung antara permukaan material, mengurangi gesekan dan keausan pada mesin. Material nanopartikel timah oksida dan graphene digunakan sebagai aditif pada lubrikan PAO karena masing-masing material sudah menunjukkan performa yang baik dalam menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) pada minyak PAO. Selain itu usaha pemanfaatan SnO2 dilakukan guna memaksimalkan hilirasi tambang dan industri timah dengan usaha pengolahan limbah solder dross. Sintesis SnOâ dilakukan dari limbah solder dross menggunakan metode leaching dengan asam nitrat berkonsentrasi 68%. Hasil sintesis menunjukkan kemurnian SnOâ sebesar 98.4%. Karakterisasi XRD mengindikasikan fase kristal rutile dengan ukuran kristal sekitar 21.7 nm. SEM-EDS mengungkapkan partikel SnOâ berukuran rata-rata 198.5 nm² yang cenderung beraglomerasi. Graphene yang digunakan menunjukkan kemurnian tinggi dengan kandungan karbon 99.4% berdasarkan berat. Pengujian HFRR dilakukan untuk menilai kinerja tribologi dari berbagai sampel pelumas. Penambahan 0.05 wt% graphene dan variasi konsentrasi SnOâ (1 wt%, 3 wt%, dan 5 wt%) secara signifikan menurunkan COF dan WSD dibandingkan dengan PAO murni. Penambahan 1 wt% SnOâ dan 0.05 wt% graphene memberikan hasil paling optimal dengan penurunan COF sebesar 44.59% dan WSD sebesar 71.53% dibandingkan PAO murni.
Uncontrolled friction in machinery can lead to high wear, frequent maintenance, short lifespan, and low energy efficiency. Lubrication addresses these issues by forming a lubricating layer that prevents direct contact between material surfaces, reducing friction and wear. Tin oxide nanoparticles and graphene are used as additives in PAO lubricants due to their proven performance in reducing the coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) in PAO oil. Additionally, the utilization of SnOâ aims to optimize downstream mining and the tin industry by processing solder dross waste. SnOâ was synthesized from solder dross waste using a leaching method with 68% nitric acid. The synthesis resulted in SnOâ with a purity of 98.4%. XRD characterization indicated a rutile crystal phase with a crystal size of approximately 21.7 nm. SEM-EDS revealed SnOâ particles with an average size of 198.5 nm², which tended to agglomerate. The graphene used exhibited high purity with a carbon content of 99.4% by weight. HFRR testing was conducted to evaluate the tribological performance of various lubricant samples. The addition of 0.05 wt% graphene and varying concentrations of SnOâ (1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%) significantly reduced COF and WSD compared to pure PAO. The optimal results were achieved with the addition of 1 wt% SnOâ and 0.05 wt% graphene, resulting in a 44.59% reduction in COF and a 71.53% reduction in WSD compared to pure PAO."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bernadette Athalia Cleo Jokris
"Aditif pelumas merupakan komponen utama dari pelumas. Aditif memiliki sifat anti-aus dan tahan pada tekanan tinggi. Pembuatan aditif dilakukan dengan proses sulfurisasi minyak biji kapuk randu dengan gas H2S. Proses sulfurisasi dimodifikasi dengan tambahan metode sirkulasi H2S yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan H2S. Radiasi sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm juga digunakan untuk mempercepat proses sulfurisasi. Proses sulfurisasi dinyatakan berhasil karena ada ikatan C-S pada hasil spektrum FTIR di puncak 581,25 cm-1. Hal ini diperkuat dengan hasıl kandungan sulfur tertinggi yang didapatkan pada sampel minyak biji kapuk randu tersulfurisasi 20 jam sebesar 32.682 ppm dengan viskositas 72,17 cSt dan densities 0,92 g/cm2. Pengujian performa aditif dilakukan dengan uji four-ball untuk melihat performa ketahanan anti-aus pada aditif. Pengujian performa dilakukan dengan mencampurkan minyak mineral sebagai minyak dasar dan aditif. Hasil uji keausan terbaik terdapat pada formulasi minyak mineral dan 10% aditif tersulfurisasi selama 20 jam yang meningkatkan performa keausan hingga 98% dan memiliki rasio sulfur sebesar 3.268 ppm. Rasio sulfur ini sudah sebanding dengan rasio aditif ZDDP yang umum digunakan sebesar 3.393 ppm. Selanjutnya dilakukan pengujian korosifitas pada formulasi minyak mineral dan aditif tersulfurisasi selama 20 jam dan dihasilkan bahwa formulasi tersebut sangat rendah terhadap korosi dan aman digunakan pada mesin kendaraan
Lubricant additives are the main components of lubricants. These additives possess anti-wear properties and can withstand high pressure. The production of additives is carried out through the sulfurization process of kapok seed oil using H2S gas. The sulfurization process is modified with an additional H2S circulation method to enhance the efficiency of H2S usage. UV radiation with a wavelength of 254 nm is also used to accelerate the sulfurization process. The sulfurization process is deemed successful due to the presence of C-S bonds in the FTIR spectrum at the peak of 581.25 cm-1. This is further supported by the highest sulphur content found in the kapok seed oil sample sulfurized for 20 hours, which was 32,682 ppm with a viscosity of 72.17 cSt and a density of 0.92 g/cm2. Performance testing of the additive was also conducted using a four-ball test to evaluate the anti-wear performance of the additive. The performance test was carried out by mixing mineral oil as the base oil and the additive. The best wear test results were obtained from the formulation of mineral oil and 10% additive sulfurized for 20 hours, which improved wear performance by up to 98% and had a sulphur ratio of 3,268 ppm. This sulphur ratio is comparable to the commonly used ZDDP additive ratio of 3,393 ppm. Additionally, a corrosiveness test was conducted on the formulation of mineral oil and the additive sulfurized for 20 hours, and it was found that this formulation is very low in corrosion and safe for use in vehicle engines."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library