Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Indradjaja
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Heat traetment fluence to intergrannular corroson succeptibility of stainless stell type 316. Stainless steel was used in nuclear industry as cladding of Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR), which operation temperature above 500oC. According to the theory, resistence of stainless steel type 316 is good enough, but in the high temperature tend to influence by intergranular corrosion.. The sensitization degree of stainless steel type 316 (SS 316) was calculated by potentiostat using potentiodynamic method, and was to observed by scanning electron microscope (SEM)...."
[s.l]: [s.n], 2008
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rozi Aryadi
"ABSTRAK
Kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan hidup yang memudahkan manusia untuk beraktivitas seperti jembatan, pelabuhan, rumah, jalan dan bangunan lainnya semakin diperlukan. Keseluruhan bangunan tersebut menggunakan konstruksi beton bertulang, yang kekuatannya ditentukan tidak hanya oleh mutu beton itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi fisik di sekitar bangunan tersebut. Pencemaran air, tanah dan udara di daerah Jakarta sudah semakin buruk, terutama pencemaran air laut akibat produksi limbah yang semakin meningkat. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kekuatan struktur dan umur bangunan. Unsur kimia pada air laut yang tercemar tersebut secara teoritis mendukung terjadinya korosi pada tulangan beton bertulang.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan teori bahwa kemungkinan terjadinya korosi dipengaruhi oleh mutu beton; kecepatan korosi dipengaruhi oleh pencemaran air laut yang semakin tinggi di sekitar tulangan beton bertulang; dan semakin rendah mutu _tulangan beton, semakin cepat terjadinya korosi.
Pembuktian hipotesa yang ada tersebut akan dibuktikan dengan menggunakan metode immersi dan metode polarisasi, yang sesuai dengan standar ASTM. Hasil yang diperoleh dengan penggunaan metode immersi menunjukkan bahwa laju korosi pada tulangan besi ST 41 yang dicelupkan selama 34 hari pada air bersih sebesar 7,62 mpy lebih cepat daripada tulangan besi ST 41 yang dicelupkan pada air laut dengan nilai 5,45 mpy. Sedangkan melalui penggunaan metode immersi menunjukkan bahwa laju korosi pada tulangan besi ST 60 yang dicelupkan selama 60 hari pada air bersih sebesar 5,15 mpy lebih cepat daripada tulangan besi ST 60 yang dicelupkan pada air laut dengan nilai 3,09 mpy. Sedangkan hasil yang ditunjukkan pada pengujian dengan menggunakan metode polarisasi yang dicelupkan pada air bersih, yaitu laju korosi pada tulangan besi ST 41 sebesar 2,039 lebih cepat dibandingkan dengan tulangan besi ST 60 yaitu 1,229 mpy. Dan hasil yang ditunjukkan pada pengujian dengan menggunakan metode polarisasi yang dicelupkan pada air laut, yaitu laju korosi pada tulangan besi ST 41 sebesar 7,482367 lebih cepat dibandingkan dengan tulangan besi ST 60 yaitu 3,876433 mpy.

"
2001
S34800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rustandi
"Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji besaran laju korosi baja karbon yang digunakan sebagai pipa penyalur bagian hulu mapun hilir pada produksi gas alam yang mengandung CO2. Beberapa parameter yang mewakili kondisi aktual di dalam praktek seperti tekanan parsial CO2 beserta komposisi larutan, khususnya kadar NaCl ditunjukkan pengaruhnya. Pengujian dilakukan dengan metoda polarisasi dan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak PREDICTTM. Hasil penelitian menggambarkan laju korosi baja karbon yang biasa digunakan sebagai pipa penyalur gas alam yaitu jenis API 5L X-52 sebagai pengaruh dari gas CO2 yang terlarut. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh besaran laju korosi baja di dalam lingkungan yang mengandung CO2 tersebut berkisar antara 15-28 mils per tahun (mpy). Laju korosi baja yang diperoleh ini merupakan nilai yang relatif tinggi sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan terhadap pipa penyalur gas pada bagian hulu maupun hilir. Hasil penelitian merupakan langkah awal terhadap upaya pencegahan terjadinya kebocoran pada pipa penyalur akibat korosi oleh gas CO2 agar umur pakai yang telah dirancang dapat dicapai.

The purpose of this research is to investigate the corrosion rate of carbon steel as flowline and pipeline in natural gas production with CO2 content. The influence of variety of conditions that represent the actual conditions in practice such as CO2 partial pressure and solution composition, particularly NaCl percentage were performed. Research conducted by polarization test and simulation methods using PREDICT TMsoftware. The result of this research is used to illustrate the level of corrosion rate of typical carbon steel i.e. API 5L X-52 occurred in natural gas pipelines due to the effect of dissolved CO2 . From the experiments obtained that corrosion rate of steel in environments containing CO2 ranged between 15-28 mpy. This high corrosion rate observed could severely damage natural gas transmission flowline and pipeline. The result of this research is the first step, as an input for prevention efforts, to prevent leakage of flowline and pipeline due to corrosion of CO2 which appropriate with the lifetime that has been designed."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
William Riswanto
"Semua material berbahan dasar logam dapat mengalami degradasi material dan degradasi material memiliki banyak jenis, salah satunya korosi yang berbentuk sumuran. Studi pengaruh posisi penempatan coupon test terhadap pembentukkan korosi sumuran pada UNS 30400, UNS 20100, dan AISI 1015 dilakukan dengan menggunakan reaktor mekanik dalam media NaCl 3,5% teraerasi dengan posisi kupon arah jam 12, jam 9 dan jam 6 jika direpresentasikan pada jaringan pipa. Pengaruh laju aliran terhadap pembentukkan korosi sumuran telah banyak diteliti, dimana didapat bahwa korosi sumuran dapat tumbuh pada jenis aliran laminar maupun aliran turbulen. Serta memiliki kecepatan alir kritis untuk pertumbuhan korosi sumuran dengan kecepatan 1,5 m/s. Bentuk-bentuk korosi yang terjadi dianalisa dengan menggunakan mikroskop optik dan menggunakan metode pengurangan berat. Dari karakterisasi ini diperoleh bahwa posisi penempatan kupon dan laju alir mempengaruhi bentuk korosi sumuran yang terjadi, sehingga hasil dapat merepresentasikan bagian dalam pipa yang paling berbahaya jika terjadi korosi sumuran.

Degradation occur in every metal based material, one of the degradation is pitting corrosion. Influence of coupon test position with formation of pitting corrosion at UNS 30400, UNS 20100, and AISI 1015 done by mechanics reactor in aerated 3,5% sodium chloride represented an internal pipeline position with 6 o’clock, 9 o’clock, and 12 o’clock position. There are many researchs about influence of fluid flow to pitting corrosion formation, it shows that pitting corrosion happened in every flow regime either in laminar flow or turbulent and has a critical velocity for stable pit growth is 1,5 m/s. In this research, form of pitting corosion examine by optical microscope and weight loss method. From this characterization informed that position of coupon test and fluid flow influence the pit form, so this result can represent the most severe position for pitting corrosion inside the pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madia Gunawan
"ABSTRAK
Beton merupakan bahan suatu struktur bangunan yang sekarang ini sangat banyak digunakan, baik dalam pembangunan berbagai macam sarana infrastruktur maupun dalam pembangunan rumah tempat tinggal. Penggunaan beton sebagai bahan bangunan tidak hanya digunakan pada daerah daratan yang kering, namun juga digunakan pada daerah perairan. Hal ini akan menyebabkan besarnya kemungkinan dari beton untuk terekspos secara langsung terhadap air. Air yang akan mengekspos beton tersebut belum tentu dapat ditoleransi oleh beton, karena dapat dalam suatu kondisi tercemar oleh pencemaran lingkungan di sekitarnya, yang akan mengakibatkan turunya mutu beton tersebut. Beton merupakan salah satu bagian penyumbang kekuatan dari suatu struktur beton selain tulangan. Penurunan mutu beton sangat perlu untuk diketahui, karena dengan mengetahui perbandingan penurunan mutu dari masing-masing jenis air tercemar, maka kita dapat memperkirakan bangunan mana saja yang berada dalam keadaan lebih kritis. Skripsi ini hanya akan membahas bagian pemberi kekuatan dari suatu struktur beton dilihat dari bagian betonnya saja, dimana untuk bagian tulangannya akan dibahas oleh anggota team lainnya.
Pencemaran lingkungan merupakan kondisi lingkungan fisik yang meliputi atas air, tanah, dan udara, yang terkontaminasi oleh bahan pencemar yang melebihi batas standar baku yang telah ditetapkan. Sumber dari pencemaran lingkungan ini sebagian besar dikarenakan oleh kegiatan industri, yang banyak mengeluarkan limbah berupa zat-zat kimia hasil buangan dari proses produksinya. Pencemaran yang terjadi ini sudah menyebar ke berbagai tempat, yaitu pencemaran pada air laut, air sungai, air rawa, maupun pencemaran pada air hujan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam berbagai macam air tercemar tersebut dapat menyerang beton terutama pada bagian produk hidrasi semennya, dimana produk hidrasi semen merupakan suatu senyawa kimia pemberi kekuatan pada beton tersebut.
Percobaan yang dilakukan disini dengan menggunakan suatu standar AWWA untuk bagian kualitas airnya dan dengan standar ACI untuk bagian betonnya. Kualitas air akan diperiksa sebagai kontrol untuk mengetahui besarnya efek yang ditimbulkan pada beton yang akan direpresentatifkan dalam tiga mutu beton yaitu mutu beton renadh (15 MPa), mutu sedang (35 MPa), dan mutu tinggi (50 MPa). Besarnya efek tersebut didapat dengan memodelkan beton yang terekspos air tercemar di dalam suatu pemodelan di laboratorium.
Hasil percobaan yang dilakukan memperlihatkan terdapatnya suatu penurunan mutu beton dalam waktu 56 hari. Pada beton mutu tinggi, berdasarkan besarnya nilai penurunankuat tekan beton secara berurutan, peringkat pertama adalah pada beton rendaman air laut, kedua pada rendaman air rawa, pada rendaman air sungai dan air hhujan belum terdapat suatu penurunan nilaikuat tekan beton. Beton mutu sedang, besarnya nilai penurunan kuat tekan beton pada peringkat pertama oleh rendaman air hujan, kedua pada rendaman air laut, ketiga pada rendaman air rawa, sedangkan pada rendaman air sungai belum terdapat suatu penurunan nilai kuat tekan beton. Beton mutu rendah, urutan penurunan kuat tekan pada peringkat pertama adalah pada beton rendaman air hujan, kedua pada rendaman air sungai, ketiga pada rendaman air laut, dan yang terlahir pada rendaman air rawa.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan penurunan kuat tekan beton terhadap rendaman air laut dan air rawa, terutama disebabkan karena adanya unsur klorida yang tinggi, sedangkan pada air sungai dan air hujanunsur yang dominan adalah sulfat. Melihat hal ini, maka sebaiknya struktur beton yang ada pada daerah laut dan rawa diberi suatu perlindungan sebagai contoh digunakan zat additive agar tidak terjadi suatu penurunan mutu beton. Pada daerah air sungai, perlindungan beton disarankan dengan menggunakan beton mutu sedang ke atas, sedangkan pada beton yang terekspos air hujan lebih baik dilindungi secara fisik, seperti pembuatan drainase yang baik sehingga beton tidak akan tergenang oleh air hujan.

"
2001
S34938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani Syukri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Sutan LMH
"Electrically plating or electroplating is one method used to beautify looks fine and also to improve the mechanical properties of the metal.
The teksperiment is performed by preparing specimens have been measured with different variations in time for electroplating with a current of 10 amperes at 12 Volts. The results show that the corrosion test specimen electroplating results with the arrest ofO 1889847379 mpy 40 minutes, 30 minutes ofO. 1771731918mpy, 20 minutes by 0.1417385534 mpy, and without coating 0.93298832 mpy. Judging from the results on each specimen corrossion the safest coating coalings with detention is 20 minutes and is the fastest corroded specimens without coating. Hardware test results from each specimen tested showed rising violence in the area coated by electroplating. The test results showed a thick layer on the detention of 40 minutes is the result of sed,memory layers thicker than the initial 30 minutes and 20 minutes."
Universitas HKBP Nonmensen, 2016
050 VISI 24:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Abdullah
"Stainless steel 17-4 PH telah menjadi subjek untuk diteliti sebagai material breket ortodonti pada riset kolaborasi antara bidang kedokteran gigi, teknik metalurgi dan material, dan teknik mesin. Dalam bidang metalurgi dan material, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat treatment terhadap sifat mekanik dan sifat fisik dari stainless steel 17-4 PH, pengaruh biokompatibilitas in vitro oleh lepasan ion kromium heksavalen dan morfologi korosinya. Media lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saliva buatan dengan pH 7 pada temperatur mulut yaitu 37°C. Heat treatment menggunakan oven furnace dengan dilakukan proses annealing pada suhu 1080oC dilanjutkan dengan dilakukan penuaan selama 4 jam pada 2 temperatur, penuaan pada 570oC untuk sifat mekanik dan penuaan pada 540oC untuk sifat biokompatibilitas. Uji laju korosi dilakukan dengan metode polarisasi. Karakterisasi mikrostruktur telah dilakukan dengan mikroskop optik dan energy dispersive spectroscopy. Mesin Rockwell digunakan untuk menguji nilai kekerasan. Pengujian ion release ion kromium heksavalen yang terlarut didalam saliva buatan dianalisa menggunakan spektrofotometer. Morfologi permukaan sampel hasil uji immers dilakukan dengan mesin uji scanning electron microscopy. Hasil penuaan pada 570oC menunjukan peningkatan pada kekerasan dan ketahanan korosi pada sampel, kekerasan sampel meningkat menjadi 39 HRC dan terjadi penurunan laju korosi dari 0,26072 mm/y menjadi 0,01799 mm/y. Ion release hasil penuaan pada 540oC menunjukan ion kromium heksavalen yang terkandung pada saliva buatan sebesar 0,008 mg/l. Berdasarkan semua hasil data yang didapat pada penelitian ini, material stainless steel 17-4 PH aman untuk digunakan sebagai material ortodonti breket.

Nowdays, 17-4 PH stainless steel has been subjected to be studied for ortodhontic bracket material in collaborative research between dentistry, metallurgical and material engineering, and mechanical engineering. In metallurgical and material’s field, the purpose of this research is to analysis the effect of heat treatment on mechanical properties and physical properties of 17-4 PH stainless steel, knowing the in vitro biocompatibility by hexavalent chromium ion and the corrosion morphology of stainless steel 17-4 PH. The medium used in this research is artificial saliva with pH 7 at 370C. The heat treatment is done by using oven furnace with annealing process at 10800C continue with aging for 4 hour at 2 temperatur, 5700C for mechanical properties and 540oC for biocompatibility properties. The method of corrosion test is using polarization. Microstructural characterization has been done using optical microscopy and energy dispersive spectroscopy. Rockwell machine is used for hardness. Ion release research in order to see hexavalent chromium ion disolve in artificial saliva with spectrophotometer. Surface morphology as the result of immers test is done by using scanning electron microscopy. The result of aging process at 5700C shows increasing of hardness and corrosion resistivity on sample, material hardness became 39 HRC and for the corrosion rate decrease from 0,26072 mm/y to 0,01799 mm/y. The result of the aging process at 5400C, ion release method show that chromium hexavalent ion dissolve in artificial saliva is 0,008 mg/l. Therefore, according to this research data, it is prove that stainless steel 17-4 PH can be used for ortodontic bracket material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskar Nursandy
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada analisa korosi pipa trunk line yang
menyebabkan pipa diganti dalam waktu 8 tahun dari 15 tahun rencana desain.
Material baja API 5L Grade B dalam kondisi belum terpakai dan yang terkorosi
dianalisis secara fisik dan mekanik menggunakan uji metalografi, uji tarik, uji
komposisi kimia, Scanning electron microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy
(SEM-EDS), Difraksi Sinar-X (XRD), kemudian uji korosi dengan metode
polarisasi. Pada sampel belum terpakai diperoleh nilai laju korosi 0,0531 mmpy
dan sampel terkorosi diperoleh nilai 0,1377 mmpy. Juga terbentuk fasa Fe3O4
(magnetite), FeS (besi sulfida) dan SiO2 (silika). Hasil data di lapangan berupa
kondisi sekitar jalur pipa trunk line dan laju korosi yang dihasilkan akibat
penurunan ketebalan menghasilkan data sisa umur pakai aktual yang dibandingkan
dengan sisa umur pakai sampel hasil pengujian.

ABSTRACT
This research focused on the trunk line corrosion analysis that has caused
pipe replacement within 8 years instead of 15 years design lifetime. Samples of
API 5L Grade B material were analyzed with physical and mechanical tests using
metallographic, tensile testing, chemical composition test, scanning electron
microscopy-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS), X-Ray difraction (XRD),
then polarization corrosion test. On the new unused sample obtained corrosion Ade
of 0.0531 mmpy and corroded sample obtained 0.1377 mmpy. Also formed phase
Fe3O4 ( magnetite ) , FeS ( iron sulfide ) and SiO2 ( silica ). The results of field
data in the form of conditions around the trunk line area and the pipeline corrosion
rate generated due to decreased thickness obtained the actual remaining life data
compared with the remaining lifetime of the sample test"
2016
T46733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>