Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabandi Ismadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Aditya Wisnu Indaryono
"Belum adanya standar yang mengatur jarak minimal antara lasan yang satu dengan lasan yang lain terhadap laju korosi yang dihasilkan menyebabkan perlunya suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh jarak antar lasan terhadap laju korosi pada hasil lasan. Penelitian ini, berfokus untuk melihat pengaruh jarak lasan GTAW dengan besaran 27mm, 36mm dan 45mm pada material karbon ASTM A106 Grade B, terhadap laju korosinya dengan menggunakan metode uji polarisasi. Pengamatan dengan mikroskop optik digunakan untuk mengetahui ukuran butir dan keberadaan fasa serta jenis korosi yang terbentuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran butir yang semakin besar akan meningkatkan laju korosi, hal ini diakibatkan oleh pengaruh panas dari pengelasan kedua yang menyebabkan pertumbuhan butir ferrite halus pada butir pearlite di daerah HAZ halus hasil pengelasan pertama sehingga meningkatkan laju korosi akibat korosi mikrogalvanik. Ditemukan bahwa jarak lasan GTAW yang optimum untuk material karbon ASTM A106 Grade B adalah 45mm dengan laju korosi sebesar 0,041052 mm/tahun.

The absence of standards governing the minimum distance between one weld to another one will determine the corrosion rate. Therefore we need a study to determine the influence of the distance between the each weld towards the corrosion rate results. This study, focused to see the effect of the GTAW weld distance which are 27mm, 36mm and 45mm on the ASTM A106 Grade B carbon material, against the corrosion rate by using polarization test method. Observation with an optical microscope is used to determine the grain size and the presence of the phase as well as the type of corrosion formation.
The results showed that the coareser the grain, will increase the corrosion rate, this is caused by the influence of the heat of the second welding that cause ferrite grain to grow inside the fine pearlite grain at the first weld HAZ area which thereby increasing the rate of corrosion due to microgalvanic corrosion. It was found that the optimum distance for GTAW welding towards ASTM A106 Grade B carbon material is 45mm with the corrosion rate of 0.041052 mm / year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Syamuil
"Baja tahan karat 316 L merupakan material yang mempunyai sifat kemampubentukan, kemampulasan, keuletan serta ketahanan terhadap korosi yang baik. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui ketahanan korosi celah pada baja tahan karat 316 L dengan menggunakan beberapa metode yaitu CCT, dan polarisasi linear. Dari hasil penelitian dengan menggunakan CCT, temperatur kritis terjadinya korosi celah pada baja tahan karat 316 L yaitu -11 oC. Pada penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh dari proteksi katodik dengan menggunakan anoda korban magnesium pada baja tahan karat 316 L dengan melakukan perendaman selama 3 dan 5 hari dalam media air laut. Dengan menggunakan metode polarisasi linear diperoleh beberapa parameter salah satunya itu nilai laju korosi dengan perendaman menggunakan proteksi katodik dan tanpa menggunakan proteksi katodik. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai laju korosi dengan menggunakan proteksi lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan proteksi katodik yaitu 0,90146 mm/year dan 1,0411 mm/year.

Stainless steel 316 is a material that has good formability, malleability, ductility and corrosion resistance. Therefore, this research was conducted to determine the crevice corrosion resistance of 316 L stainless steel using several methods, CCT and linear polarization. From the results of research using CCT, the critical temperature for crevice corrosion in 316 L stainless steel is -11 oC. In this research also want to know the effect of cathodic protection using a magnesium sacrificial anode on 316 L stainless steel by immersion it for 3 and 5 days in seawater media. By using the linear polarization method, several parameters are obtained, one of which is the corrosion rate by immersion using cathodic protection and without using cathodic protection. The results showed that the corrosion rate using protection was better than without using cathodic protection is 0.90146 mm/year and 1.0411 mm/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Hillary Stephina Putri
"Perawatan permukaan pada paduan Mg biodegradable sering lebih berkonsentrasi pada penghambatan degradasi untuk mempertahankan integritas sifat mekanik bahan dan menjamin biokompatibilitas yang baik pada saat yang sama. Tujuan dari Perlakuan Termomekanis adalah untuk menyediakan, dengan kontrol selektif suhu dan kondisi pembentukan, produk akhir dengan sifat material yang bahan tertentu ini tidak akan pernah dapat dicapai di bawah metode produksi konvensional. Dalam penelitian ini, material ZK61 digunakan dengan perlakuan termomekanik canai panas. Canai panas adalah proses pengerjaan logam di mana logam dipanaskan di atas suhu rekristalisasi untuk mengubah bentuknya secara plastis dalam operasi kerja atau penggulungan. Temperatur yang digunakan adalah 350oC dan 450oC, dengan penurunan 20% dan 50%. Pengujian pada setiap sampel dilakukan dengan mikroskop optik, SEM-EDS, ICP-MS, Uji Kekerasan Vickers, Uji Tarik, Uji Polarisasi, dan Uji Evolusi Hidrogen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin besar reduksi selama perlakuan canai panas, semakin kecil ukuran butir. Uji Keras, Tarik, dan Perendaman menunjukkan sampel dengan suhu dan reduksi yang lebih tinggi memiliki kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi serta laju korosi yang lebih lambat.

Surface treatments on biodegradable Mg alloys often concentrate more on the retardation of degradation to sustain the mechanical property integrity of the materials and guarantee good biocompatibility at the same time. The purpose of Thermomechanical Treatment is to provide, by selective control of temperature and forming conditions, a final product with material properties which this particular material would never be able to reach under conventional production methods. In this study, ZK61 material was used with hot rolling thermomechanical treatment. Hot rolling is a metalworking process in which metal is heated above the recrystallization temperature to change its shape plastically in a working operation or rolling. The temperatures used were 350oC and 450oC, with a reduction of 20% and 50%. Tests on each sample were carried out with an optical microscope, SEM-EDS, ICP-MS, Vickers Hardness Test, Tensile Test, Polarization Test and Hydrogen Evolution Test. The test results show that the higher the temperature and the greater the reduction during hot rolling treatment, the smaller the grain size. Hard, Tensile, and Immersion Tests showed samples with higher temperature and reduction had higher hardness and strength and slower corrosion rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruben Rega
"Pengembangan material biologi baja mangan (25% dan 35%) diproduksi melalui metode metalurgi serbuk diteliti dengan penambahan mangan 25% dan 35% dan hubungannya terhadap ketahanan korosi dan kekuatan sebagai biodegradable stent telah diteliti dengan pengujian polarisasi pada larutan ringer laktat dan larutan Hanks? , kekerasan Rockwell A, dan struktur mikro. Hasil dari pengujian penambahan mangan 25% dan 35% dibandingkan dan didapatkan bahwa struktur yang dominan adalah fasa campuran austenite-ferrite dengan fasa dominan austenite bagi keduanya. Pada kedua variabel penambahan mangan tidak ditemukan adanya pasivasi pada kurva polarisasi potentiodynamic. Namun, dengan penambahan mangan 35%, laju korosi yang didapatkan lebih tinggi daripada dengan penambahan mangan 25%. Hal ini terjadi karena penambahan Mn yang lebih banyak akan menghasilkan perbedaan potensial dengan Fe sehingga lebih mudah terkorosi. Kekerasan sampel dengan penambahan mangan 25% adalah 25,4 HRA dan pada penambahan mangan 35% sebesar 20,4 HRA karena porositas yang terbentuk pada penambahan 35% lebih banyak (25,4%) daripada dengan penambahan mangan 25% (18,5%).

Development of manganese steel (25%Mn and 35% Mn) as biomaterial with powder metallurgy method is observed from the effect of 25% and 35% manganese addition on corrosion rate and strength as biodegradable stent has been studied with polarization test with ringer lactate solution and Hanks?solution, Rockwell A hardness test, and microstructure examination. The phase formed is austenite-ferrite with austenite as dominant phase on both manganese addition. It is not found any passivation on potentiodynamic polarization test with both manganese addition variables. The corrosion rate is higher by addition of 35% manganese compared to 25% manganese addition because manganese is more noble than Fe. Thus more manganese addition more higher the corrosion rate. The Rockwell A hardness for Fe-25Mn-0,8C is 25,4 HRA and for Fe-35Mn-0,8C is 20,4 HRA because the porosity is higher in 35% manganese addition (25,4%) than in 25% manganese addition (18,5%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1747
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hari Suryawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Surdakim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Heat traetment fluence to intergrannular corroson succeptibility of stainless stell type 316. Stainless steel was used in nuclear industry as cladding of Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR), which operation temperature above 500oC. According to the theory, resistence of stainless steel type 316 is good enough, but in the high temperature tend to influence by intergranular corrosion.. The sensitization degree of stainless steel type 316 (SS 316) was calculated by potentiostat using potentiodynamic method, and was to observed by scanning electron microscope (SEM)...."
[s.l]: [s.n], 2008
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
"Perunggu (Cu - Sn) yang diproses melalui metalurgi serbuk merupakan material yang banyak digunakan sebagai bantalan swa-lumas (sellubricating bearings). Karakteristik dan kinerja bantalan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, khususnya porositas terbuka. Sedangkan struktur mikro sangat ditentukan oleh kandungan Sn dan variabel proses yang dipakai. Pada penelitian ini dievaluasi pengaruh kandungan Sn (5, 10 dan 15 %), tekanan kompaksi (200, 300 dan 400 MPa) serta temperatur sinter (800, 850 dan 900°C) terhadap karakteristik Cu-Sn produk metalurgi serbuk.
Penambahan tekanan kompaksi menaikkan densitas dan kekuatan bakalan, sementara penambahan kandungan Sn cenderung menurunkan kekuatan bakalan_ Secara umum, peningkatan temperatur sinter menyebabkan penurunan densitas produk sinter yang diikuti dengan pembesaran (swelling). Di samping itu, peningkatan temperatur sinter juga menyebabkan penurunan kekerasan makro, kekuatan tekan dan laju keausan produk sinter. Laju keausan sangat dipengaruhi oleh penambahan beban yang diluncurkan (sliding force), sementara bentuk kerusakan aus ditentukan oleh fraksi porositas terbuka yang dimiliki oleh produk sinter. Porositas dan fasa kedua, 5, yang terbentuk pada produk sinter bertambah banyak dengan penambahan kandungan Sn, yang disertai pula dengan peningkatan besar butir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T8939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>