Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyono
"Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil.

Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T25260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
"Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil.

Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Antarikso
"Karakteristik strain aging pelat baja canai panas dari dua tipe C-Mn-Ti, yang dalam aplikasinya digunakan sebagai bahan baku tabung gas elpiji telah diamati melalui percobaan simulasi laboratorium. Pemberian regangan plastis pada spesimen uji tarik diikuti dengan pemberian temperatur pemanasan menunjukkan pengaruhnya terhadap sifat mekanik baja, khususnya kekuatan luluh dan elongasi.Regangan plastis sebesar 3, 8 dan 12% yang diberikan terhadap spesimen uji menggambarkan besarnya deformasi yang dialami lembaran baja saat mengalami proses pembuatan tabung gas (deep drawing). Sedangkan untuk menggambarkan kejadian static strain aging, spesimen yang telah dideformasi tersebut kemudian dipanaskan pada temperatur 100, 120, dan 160°C dengan waktu tahan 60 menit. Perubahan sifat mekanik yang terjadi merupakan bukti adanya peristiwa strain aging pada baja. Regangan plastis memberikan pengaruh yang paling signifikan terhadap berkurangnya elongasi (loss of ductility). Elongasi sisa terendah yang masih dimiliki sebesar 15% untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 14% untuk baja C- 1.4Mn-Ti. Sedangkan peninpkatan kekuatan luluh terbesar akibat strain hardening hingga mencapai 20kg/mm untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 18kg/mm2 untuk baja C-1.4Mn-Ti. Meskipun memberikan perubahan terhadap kekuatan luluh dan elongasi, namun temperatur pemanasan yang diterapkan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pengukuran dengan metode pelebaran garis difraksi sinar-x memberikan gambaran adanya peningkatan kerapatan dislokasi akibat pemberian regangan plastis, yang ditunjukkan dengan peningkatan lebar garis difraksi. Sedangkan akibat pemberian temperatur pemanasan pada selang 100° - 160°C, tampak adanya fenomena recovery, yang ditunjukkan oleh adanya penurunan lebar garis difraksi pada bidang (110)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Ammar Bujakesuma
"ABSTRAK
Batasan rasio komposisi Cu : Mg yang mengalami fenomena rapid hardening pada paduan Al-Cu-Mg masih belum diketahui secara pasti. Selain itu juga, pengaruh komposisi Cu dan Mg pada rentang yang lebar terhadap respons penuaan belum pernah diamati dengan rinci. Penelitian ini mengamati pengaruh variasi komposisi Cu dan Mg pada fenomena rapid hardening dan respons penuaan pada paduan Al-Cu-Mg. Karakterisasi meliputi pengujian kekerasan Vickers dan pengamatan mikrostruktur dengan menggunakan mikroskop optik, SEM/EDS (Scanning Electron Microscopy/Energy Dispersive Spectroscopy), dan TEM (Transmission Electron Microscopy). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan komposisi Cu dan Mg memperkecil ukuran butir dan meningkatkan fraksi volume partikel intermetalik yang terbentuk. Pada rentang komposisi Cu (1.1-3.0 at.%) dan Mg (1.7-3.5 at.%) yang lebar, pada paduan Al-Cu-Mg, batas rasio terjadinya fenomena rapid hardening belum dapat ditentukan dengan tepat. Komposisi dimana terjadi fenomena rapid hardening pada penuaan temperatur 170 oC ternyata fluktuatif. Pada saat rapid hardening (waktu penuaan 60 detik), loop dislokasi merupakan satu-satunya mikrostruktur yang ditemukan, sementara pada saat kekerasan puncak, ditemukan presipitat fasa S.

ABSTRACT
The range of Cu : Mg ratio in Al-Cu-Mg alloy which undergoes rapid hardening has not been clearly understood. The ageing response on this alloy with wide Cu : Mg ratio has not been fully evaluated. This study observed the effect of Cu : Mg ratio on rapid hardening and ageing response of Al-Cu-Mg alloys. Characterization included Vickers Hardness Testing and Microstructural Observation by using Optical Microscope, SEM/EDS (Scanning Electron Microscopy/Energy Dispersive Spectroscopy), and TEM (Transmission Electron Microscopy). The results showed that the higher the Cu and Mg content, the smaller the grain size and the higher the volume fraction of intermetallic particles. Within the range of 1.1-3.0 at.% Cu and 1.7-3.5 at.% Mg, the Cu : Mg ratio at which rapid hardening occurred, was not able to define. The data was fluctuative at the ageing temperature of 170 oC. After rapid hardening (for 60 seconds of ageing), dislocation loops were observed. While at the peak hardness, the microstructure was strengthened by S precipitates."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernowo Widodo
"Telah dilakukan penelitian tentang sintesa dan karakterisasi Barium Titanat Amorf. Karakterisasi meliputi uji XRD, XRF, dan Konstanta Dielektrik Relatif. Penelitian dilakukan terhadap tiga Kompossisi yaitu BaTiO3 . SiO2 . B2O3 . BaTiO3 . 2Si02 . B2O3 . dan BaTiO3 . 3SiO2 . B203 dan krusibel mullite telah berhasil untuk sintesanya. Dari uji XRD, semua sampel hasil sintesa berfasa amorf. Dengan demikian SiO2 . 82O3 berhasil bertungsi sebagai bahan pembuat fasa gelas, walaupun 82O3 mendifusi kedalam dinding krusibel. Terjadi juga Difusi Al2O3 dari dinding krusibel kedalam sampel namun tidak mengganggu terbentuknya fasa amorf. Konstanta Dielektrik Relatif maksimum adalah sebesar 51 443,42 untuk sampel BaTiO3. SiO2. B2O3 dan BaTiO3 . 2SiO2. B203. Untuk sampel BaTiO3 . 3SiO2 . B2O3 sebesar 50 939,08. Konstanta Dielektrik Relatif ini jauh lebih tinggi diatas Konstanta Dielktrik Relatif barium titanat polikristal yaitu sebesar 6 000."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Kadar air semen (w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, kadar air semen yang kecil menghasilkan kuat kuat tekan yang besar, sebaliknya kadar air semen besar menghasilkan kuat tekan beton yang kecil.
Abu terbang ( fly ash ) dapat meningkatkan kuat tekan beton, karena fly ash mengandung SiO2 yang tinggi, kekuatan beton meningkat karena butiran mikrosilika yang sangat halus bereaksi dengan air dan Ca(OH)2 ( kapur ) akan menghasilkan massa yang padat, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
Pada percobaan ini kuat tekan yang paling besar adalah 50 Mpa yang dihasilkan oleh campuran dengan perbandingan air semen (w/c) -0.3 dan penambahan fly ash 30%.
Dari hasil percobaan ini penulis mengusulkan suatu rancang campur beton ringan dengan memakai zat tambah fy ash yang diberi nama Feret-Fxh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Maulana
"ABSTRAK
Penggunaan baja sebagai material konstruksi menuntut setiap negara mengeluarkan peraturan desain. Di Indonesia regulasi perhitungan struktur baja tertuang dalam SNI 03-1729-2002. Untuk mempermudah para perencana melakukan preliminary desain, SNI baja perlu dilengkapi dengan tuntunan praktis dalam bentuk grafik atau tabel seperti halnya AISC. Penelitian ini bertujuan melengkapi SNI baja Indonesia dengan grafik kuat tekan kolom baja sebagai fungsi dari panjang efektif dengan asumsi kolom berada pada braced frame. Dilakukan pengembangan grafik penentuan kapasitas nominal kolom untuk profil WF dan H yang diproduksi oleh salah satu produsen baja di Indonesia. Menggunakan bantuan software Matlab, output dari program diplot dalam bentuk grafik dan tabel hubungan antara panjang efektif kolom dan kapasitas nominal. Dilakukan validasi terhadap output program dengan AISC, besarnya deviasi perhitungan berkisar antara 0,001 % - 1%.

ABSTRACT
The use of steel as structural components should follow design code released by government in each country. Indonesia design regulation of steel as a buliding structure is described in SNI 03-1729-2002. In order to help structural designer to predict nominal capacity of column and also to choose the suitable profile, SNI should be accomplished with graphs or tables. The research conducted is aimed to produce graph of nominal capacity of several WF and H shapes produced by one of local manufacturing in Indonesia. Matlab was used as programming software. The result is presented in table and graph as a function of effective length (Le) of the column. The program output is being validated againts AISC. Small deviation of 0,001% to 1 % is found. In general, the results are valid an can be used as a complementary of SNI 03-1729-2002."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
"ABSTRAK
Paduan serbuk Cu-Sn merupakan paduan yang abnyak digunakan untuk bantalan berpori karena sifat-sifatnya yang tahan aus dan mudah diproduksi. Kandungan timah putih (Sn) pada paduan dapat mempengaruhi sifat-sifat paduan tersebut seperti porositas dan kekerasannya. Proses metalurgi serbuk mencakup pecampuaran dan pengadukan, kompaksi dan sinter.
Timah putih yang dipadu bervariasi pada 5, 10, dan 15%. Sedangkan tekanan kompaksi yang dikenakan sebesar 300MPa dan temperatur sinter 850°C. Sementara tu pengujian yang dilakukan meliputi densitas (kerapatan), porositas, kekerasan makro dan mikro dan kausan (wear). Kemudian produk sinter difoto mikro.
Pada penelitian ini diperoleh porositas terbuka produk sinter semakin banyak dan laju keausan semakin menurun dengan semakin tingginya kandungan Sn yang terdapat dalam paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wira Akira
"Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit guna aplikasi sebagai blok rem kereta api. Komposit dibuat dengan matriks paduan Al A356 dan variasi penambahan fraksi volume Al2O3 sebagai penguat pada komposit. Variasi yang digunakan yaitu 2%, 5%, 8%, 10%, dan 15%. Komposit Al A356/Al2O3 dibuat melalui metode Stir Casting. Magnesium sebesar 10% ditambahkan untuk meningkatkan kemampubasahan antara partikel Al2O3 dengan Al A356. Penambahan Magnesium diharapkan dapat membentuk fase spinel MgAl2O4 didaerah antarmuka Al2O3 dengan Al A356. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit Al A356/Al2O3 2% fraksi volume memiliki kekuatan tarik yang lebih baik dibanding dengan variabel lain. Nilai kekuatan tariknya mencapai 131,55 MPa lalu elongasinya sebesar 4,35%. Akan tetapi, nilai kekuatan tarik ini masih dibawah dari Al A356 As cast. Hal tersebut disebabkan akibat adanya porositas dan aglomerasi partikel Al2O3 yang ditemukan pada struktur mikro komposit Al A356/Al2O3. Di sisi lain, Nilai kekerasan meningkat dari material monolitiknya Al A356 as cast, mencapai 37,43 HRB.

This study conducted composite manufacture to applications as railway brake blocks. Composites made with a matrix of Al alloy A356 and the addition volume fraction of variations Al2O3 as reinforcement in composites. Variations used is 2%, 5%, 8%, 10% and 15%. Al composite A356 / Al2O3 is made through methods Stir Casting. Magnesium of 10% is added to improve wettability between Al2O3 particles with Al A356. Addition of Magnesium is expected to form the spinel phase MgAl2O4 in interface area Al2O3 with Al A356.The results showed that the composite Al A356/Al2O3 2% volume fraction have a better tensile strength compared with other variables. Tensile strength value reached 131.55 MPa and elongation 4.35%. However, the value is still below the tensile strength of Al A356 As cast. It is caused due to the porosity and the agglomeration of Al2O3 were found in the microstructure of the composite Al A356/Al2O3. On the other side, hardness value increased from material monolithic Al A356 as cast, reaching 37.43 HRB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramlan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>