Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamdan Akbar Notonegoro
"Telah dilakukan sintesa Boron Karbida dari asam borat (H3BO3), karbon (C), soda dan PVC dengan berbagai variasi komposisi, yaitu 3,6 gr:1,2 gr:1,2 gr:1,2 gr ; 3,6 gr: 1,2 gr: 1,2 gr: 3,6 gr ; 3,6 gr:1,2 gr:3,6 gr:1,2 gr ; 3,6 gr:1,2 gr:3,6 gr:3,6 gr Proses reaksi diawali dengan penimbangan, kemudian dilakukan proses pencampuran dan penggerusan menggunakan mortar hingga rata. Hasil pencampuran kemudian di cetak menggunakan dice dengan tekanan + 10 Ton, lalu di panaskan dengan menggunakan flame yang plasmanya menyelubungi bahan tersebut masing-masing selama 15 menit. Bahan awal dan hasil pembakaran dikarakterisasi dengan XRD, FTIR dan hasil analisanya dibantu paket program GSAS. Hasil analisa fasa memperlihatkan bahwa telah terbentuk Boron Karbida jenis B4C pada berbagai variasi komposisi.

Boron carbide has been done Synthesized from borat acid (H3BO3), carbon (C), soda and PVC with different variations of composition, namely 3.6 g: 1.2 g: 1.2 g: 1.2 gr, 3.6 gr : 1.2 g: 1.2 g: 3.6 g, 3.6 g: 1.2 g: 3.6 g: 1.2 g, 3.6 g: 1.2 g: 3.6 gr : 3.6 gr. The process begins with weighing the reaction, and then mixed with mortar to be more homogen. The Results then mould by dice with the pressure of 10 Ton and burn with the flame that plasma shield the materials each for 15 minutes. Materials that have not been and that has been burned will be done and characterized with the XRD,FTIR and GSAS. Results of analysis showed that phase of Boron Carbide have a type B4C in every variations of composition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Nathassha
"Starch is an additive substance which is use in industry, food, and pharmacy. Despite of it, the use of starch is limited so usually modified into ester starch, one of them is acetate starch which is made of acetate anhydride as substituent compound. Microwave heating is one of method to make acetate starch. To obtain the optimal degree of substitution can be made experimentation with varied temperatures and durations. This method also conducted at amylose from of cassava starch isolation, to know how many acetate group which substitution. The lowest degree of substitution (DS), reached in heating during 1,5 minutes at 85°C, is 0,055 for acetate starch and 0,037 for acetate amylose. The highest degree of substitute for acetate starch obtained in heating during 7 minutes at 140°C is 0,093. The highest degree of substitute for acetate amylosa is 0,059 in heating during 3,5 minutes at 105°C which produce brownish powder.

Pati adalah suatu bahan tambahan yang dapat digunakan dalam industri, pangan dan farmasetika. Namun, penggunaannya terbatas, sehingga biasanya dilakukan modifikasi yang salah satunya adalah pembentukan pati ester, yaitu pati asetat yang dibuat dengan menggunakan asetat anhidrida sebagai senyawa pensubstitusi. Salah satu cara untuk membuat pati asetat adalah dengan pemanasan menggunakan microwave. Untuk memperoleh derajat substitusi (DS) yang optimal dilakukan percobaan dengan variasi waktu dan suhu. Metode ini juga dilakukan pada amilosa hasil isolasi pati singkong, untuk mengetahui seberapa banyak gugus asetat yang tersubstitusi. DS pati asetat terendah diperoleh pada pemanasan selama 1,5 menit pada suhu 85°C yaitu sebesar 0,055 dan untuk amilosa asetat sebesar 0,037. DS tertinggi pati asetat diperoleh pada pemanasan selama 7 menit, pada suhu 140°C yaitu sebesar 0,093, sedangkan amilosa asetat sebesar 0.059 pada pemanasan selama 3,5 menit, pada suhu 105°C dan menghasilkan serbuk yang berwarna coklat muda."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nanto
"Telah dilakukan sintesa B4C dengan cara mengubah komposisi asam sitrat dan karbon aktif dari suatu komposisi tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Untuk pencampuran digunakan ballmill. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan XRD dan FTIR. Hasil XRD memperlihatkan bahwa dengan penambahan asam sitrat, jumlah B4C yang terbentuk naik dan dengan penambahan karbon aktif, jumlah B4C relatif turun sedikit. Data FTIR menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat maupun karbon aktif memperlihtakan adanya ikatan-ikatan B - C. Bila dibandingkan dengan data XRD maupun FTIR dari B4C Aldrich, telah terbentuk dengan baik B4C.

It has been synthesized B4C by varying citric acid and activated carbon from predetermined composition. Material mixing was done by ballmill. Characterizations of the samples were done by means of XRD and FTIR. XRD diagram showed that B4C increased by increasing citric acid and by increasing activated carbon the number of B4C decreased. FTIR data showed that by increasing citric acid or activated carbon, the bond B - C appeared. By comparing data from B4C Aldrich, the samples showed similarity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Purnama Eka
"Tesis ini meneliti sintesa organoclay dengan menggunakan berbagai surfaktan,Alkyl Benzyl Dimethyl Ammonium Chloride, Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium Dodecyl Sulfate. Clay atau yang lebih dikenal dengan lempung yang berasal dari Garut, Tasikmalaya, Cibadak, Jawa Timur, Kalimantan dan Cina. Sifatnya yang khas seperti mampu mengembang diantara ruang galerinya, mampu mengalami pertukaran kation dan bersifat hydrophilic sangat menarik untuk diteliti. Perubahan dari hydrophilic menjadi hydrophobic akan sangat berguna didalam penelitian bahan - bahan baru pada jenis bahan - bahan masa depan.

This thesis studies organoclay synthesized using various surfactant, Alkyl Benzyl Dimethyl Ammonium Chloride, Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium Dodecyl Sulfate. Clay which is being known as "lempung" from Garut, Tasikmalaya, Cibadak, Jawa Timur, Kalimantan and China. Clay has swelling capability at inter gallery space, cation exchange ability and hydrophilic properties is very interesting to observe. Clay modification from hydrophilic into hydrophobic is very useful for materials research to discover future materials."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39873
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimitri Rulianto
"Telah dilakukan penelitian terhadap karakteristik stabilitas nyala api difusi, apabila bahan bakar gas LPG dipanaskan terlebih dahulu sebelum dibakar didalam bumer. Secara teori dengan meningkatkan temperatur un-burn suatu bahan bakar, maka dapat menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat, kecepatan pembakaran menjadi lebih cepat, energi minimum menjadi lebih rendah dan starting point menjadi lebih rendah. Pada penelitian ini akan dilakukan pendekatan dengan mencari stabilitas nyala api difusi melalui panjang nyala api dan jarak lifted flame yang terjadi akibat proses pemanasan bahan bakar gas LPG. Hasil yang dapat diperoleh adalah temperature bahan bakar gas LPG yang dapat dicapai setelah dipanaskan adalah 37,5 °C, 38,8 °C, 39,8 °C, 43,1 °C dan 46,6 °C. Lifted flame terjadi lebih awal dan panjang nyala api berkurang dengan meningkatnya temperature bahan bakar gas LPG. Stabilitas nyala api difusi terjadi saat bahan bakar gas LPG dipanaskan pada temperatur 80 °C dan 90 °C.

This research is about the characteristic of the diffusion flame stability when LPG gases are being preheated before it bums in the bumer. Theoretically by rising unbumed temperature of a certain fuel can cause higher rate of reaction, higher buming velocity, lower minimum energy and lower starting point This research will be approached on buming velocity by length of flame and length of lifted flame which occur because of heaiing LPG fuel gas. The result show that LPG fuel gases buming temperature after heating could be reached 37,5 °C; 38,8 °C; 39,8 °C; 43,1 °C; 46,6 °C. Lifted flame will occur earlier and length of flame will decrease equal to increasingly LPG fuel gas temperature. The diflusion flame stability will occur when the LPG fuel gases are being preheated at temperature 80 °C and 90 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimitri Rulianto
"Telah dilakukan penelitian terhadap karakteristik stabilitas nyala api difusi, apabila bahan bakar gas LPG dipanaskan terlebih dahulu sebelum dibakar didalam burner. Secara teori dengan meningkatkan temperatur un-burn suatu bahan bakar, maka dapat menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat, kecepatan pembakaran menjadi lebih cepat, energi minimum menjadi lebih rendah dan starting point menjadi lebih rendah. Pada penelitian ini akan dilakukan pendekatan dengan mencari stabilitas nyala api difusi melalui panjang nyala api dan jarak lifted flame yang terjadi akibat proses pemanasan bahan bakar gas LPG.
Hasil yang dapat diperoleh adalah temperature bahan bakar gas LPG yang dapat dicapai setelah dipanaskan adalah 37,5°C, 38,8°C, 39,8°C, 43,1°C dan 46,6°C. Lifted flame terjadi lebih awal dan panjang nyala api berkurang dengan meningkatnya temperature bahan bakar gas LPG. Stabilitas nyala api difusi terjadi saat bahan bakar gas LPG dipanaskan pada temperatur 80 _C dan 90°C.

This research is about the characteristic of the diffusion flame stability when LPG gases are being preheated before it burns in the burner. Theoretically by rising unburned temperature of a certain fuel can cause higher rate of reaction, higher burning velocity, lower minimum energy and lower starting point. This research will be approached on burning velocity by length of flame and length of lifted flame which occur because of heating LPG fuel gas.
The result show that LPG fuel gases burning temperature after heating could be reached 37,5°C; 38,8°C; 39,8°C; 43,1°C; 46,6°C. Lifted flame will occur earlier and length of flame will decrease equal to increasingly LPG fuel gas temperature. The diffusion flame stability will occur when the LPG fuel gases are being preheated at temperature 80°C and 90°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyida Permatasari
"Permodelan turbulen yang digunakan adalah model aljabar sederhana ( model not persamaan ), yang disajikan dalam bentuk PDE. Persamaan - persamaan differensial yang diselesaikan adalah persamaan kontinuitas, momentum dan energi. Kemudian dengan metoda Beda Hingga secara implisit, persamaan - persamaan tersebut diubah kedalam persamaan numerik dan diselesaikan dengan metoda TDMA ( Tridiagonal Matrices Algorithm ) secara numerik. Hasil akhir dari penyelesaian Sistem Persamaan Differensial akan diperoleh distribusi temperatur udara pada penampang melintang dengan jarak 0,61 m; 1,22 m dan 1,83 m dari sisi masuk-ruang annulus. Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa kesesuaian antara data numerik dan data eksperimen yang cukup baik terjadi pada jarak dari sisi masuk ruang annulus sebesar 1,22 m. Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, sebaiknya hanya dilakukan pada jarak dari sisi masuk ruang annulus 1,22 m saja, meskipun metoda yang digunakan berbeda.

The mathematical model provides differential equations for : continuity, momentum, energy. The simultaneous solution of these equations by means of a finite difference solution in the form of implicit equation systems.By TDMA ( Tridiagonal Matrices Algorithm ), we will get the numerical solutions. The result of this research, we can describe temperature distribution of air in the cross section at axial distances 0.61m, 1.22 m and 1.83 m from annular space inlet. The comparison between numerical results and experimental data shows a good result, especially at distance 1.22 m or the fully developed region of the air flow. Suggestion, the next research do only at distance 1.22 m from annular space inlet, although use different method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permodelan turbulen yang dlgunakan adalah model aljabar sedemana (model nol persamaan), yang disajikan da!am bentuk PDE. Persamaan-persamaan dlfferensial yang diselesaikan adalah persamaan kontinitas, momentum dan energL Kemudian dengan metode Beda Hingga secara implisit. persamaan-persamaan tersebut diubah kedalam persamaan numerik dan diselesaikan dengan metode TDMA {rridiagonaf Matrices Algorithm) secara numerik.Hasil akhir dari penyelesaien Sistem Persamaan Dlfferensial akan diperoleh distribusi temperatur udara pada penampang melintang dengan jarak 0,61 m; 1,22 m dan 1,83 m dari sisi masuk ruang annulus. Dari hasil penelitian in! dapat dinyataka.n bahwa kesesuaian antara data numerik dan data eksperimen yang cukup baik terjadi pada jarak 'dari sisi masuk ruang anulus sebesar 1,22 m. Untuk penelitian selanjutnya dengan lema yang sama.sebaiknya hanya di!akukan pada jarak dari sisi masuk tuang anurus 1,22 m saja, mesklpun metode yang digunakan berbeda"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Anggraini Mandala
"Flashback adalah fenomena api dimana nyala api tersebut merambat masuk atau penetrasi ke dalam tabung atau depth of flame?s penetration. Ada banyak parameter yang bisa diamati di dalam fenomena flashback antara lain campuran udara dan bahan bakar, posisi saluran bahan bakar terhadap dasar ruang bakar, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga menghasilkan fenomena flashback ini. Khusus untuk penelitian ini, akan dilihat bagaimana fenomena flashback terjadi ketika di mulut saluran bahan bakar gas dipasang sebuah flame holder karena jika tidak dipasang sebuah flame holder, api hanya berada di ujung ruang bakar jet. Sedangkan jika dipasang flame holder, maka api akan masuk ke dalam ruang bakar dan bertahan di flame holder itu sendiri. Oleh karena itu bisa terlihat nilai campuran bahan bakar dan udara yang tepat serta posisi flame holder sehingga semakin cepat terjadinya flashback.
Dari hasil eksperimen didapatkan hasil bahwa awalnya api berada di di ujung mulut ruang bakar, dimana tinggi api mengalami kenaikan sampai aliran udara tertentu yang kemudian menurun hingga akhirnya terjadi flashback jika aliran udara semakin ditambahkan. Hasil lainnya menunjukkan semakin aliran gas yang digunakan semakin meningkat maka aliran udara yang dibutuhkan pun semakin meningkat agar fenomena flashback terjadi. Dan ternyata posisi flame holder juga mempengaruhi campuran udara dan bahan bakar (AFR) sehingga terjadi flashback. Semakin jauh posisi flame holder dari dasar ruang bakar maka semakin kecil rasio campuran udara dan bahan bakar (AFR) yang dibutuhkan untuk flashback.

Flashback is a phenomenon in which the flame of the flame propagates entry or penetration into the tube or flame 's depth of penetration . There are many parameters that can be observed in the flashback phenomenon , among others, a mixture of air and fuel , the position of the fuel line to the base of the combustion chamber , as well as other factors that affect the resulting flashback phenomenon. Specifically for this study , will be seen how the flashback phenomenon occurs when the fuel line at the mouth of a flame holder mounted gas because if not installed a flame holder , just flame at the end of the combustion chamber jet . Whereas when mounted flame holder , then the fire will go into the combustion chamber and survive in the flame holder itself. Therefore, it can be seen the value of the fuel and air mixture is right and the position of the flame holder so the sooner the flashback .
From the experimental results showed that the first fire was in the mouth at the end of the combustion chamber , where the flame height increases until a certain air flow which then decreases until it happens flashback with increasing air flow again . Other results showed that the gas flow is used more and increasing the airflow required is increasing in order to flashback phenomena occur . And it turns out the flame holder position also affects the air and fuel mixture ( AFR ) resulting in a flashback . The farther the flame holder position of the base of the combustion chamber , the smaller the ratio of air and fuel mixture ( AFR ) needed for flashback."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Setyo Wibowo
"Hampir semua aktifitas industri melibatkan proses pembakaran baik sebagai unit utama maupun sebagai bagian dari unit penyedia energi dalam sistem utilitasnya. Nyala difusi merupakan salah satu proses pembakaran yang memiliki aplikasi sangat luas. Tinggi lifted nyala api difusi sangat menentukan kualitas pembakaran. Laju alir semburan udara mempengaruhi tinggi lifted nyala api difusi. Pada penelitian ini, dilakukan variasi laju alir semburan udara untuk mengetahui tinggi lifted nyala difusi. Pengaruh pemanasan awal bahan bakar LPG pada Bunsen Burner juga diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi laju alir semburan udara awal menyebabkan tinggi liftedftame akan mengalami penurunan akibat fenomena flame approach. Kecepatan pembakaran maksimum berada pada Q udara 0,25 L/s dan Q bahan bakar 0,0455 Us yaitu dengan kecepatan pembakaran turbulen (ST) 19,15 m/s. Pemanasan awal menyebabkan tinggi lifted nyala api difusi mengalami penurunan.

Almost all industrial aclivity use combustion process as their energy system supply for Utilities. Dijfusion flame is one type of combustion widely used in industry. Liftedflame distance is one parameter contributing in combustion quality, influenced by air injection flowrate. This research conduct air injection flowrate effect to lifted flame distance from dijfusion type combustion. Fuel (LPG) treatment was carry out to flnd out heating effect on burning characteristics. This research show thal air injection flowrate cattse liftedflame distance tends to decrease at the early combustion. Maximum burning velocity in the range of Qalr 0.25 L/s and Qfuel 0.0455L/s, with turbulence burning velocity (ST) 19,15 m/s. Fuel pr e heating cause liftedflame of burning dijfusion tends t o decreased."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25961
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>