Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Setyosambodo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfalina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Sukmara
"Titanium dioksida (TiO2) adalah bahan baku yang sangat dibutuhkan sebagian besar industri kimia. Titanium dioksida ini dapat diperoleh salah satunya dari ekstraksi pasir besi yang kaya akan titanium. Potensi yang besar ini dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang Banten, dimana bahan baku berupa pasir besi yang melimpah teridentifikasi bahwa pasir besi Pandeglang mengandung ilmenit (FeTiO3) mencapai 66,64 % dan titanomagnetit (Fe2TiO4) mencapai 19,20%. FeTiO3 ini menjadi bahan baku utama dalam penelitian ini. FeTiO3 diekstraksi menjadi TiO2 dengan metoda hidrometalurgi melalui perlakuan leaching asam sulfat H2SO4. Selanjutnya, proses reduksi logam Ti dari bahan baku TiO2 hasil dari ekstraksi pasir besi lokal, dengan metoda kombinasi antara metoda Kroll dan metoda OS (Ono K., dan Suzuki R.O.). TiO2 tersebut dilebur dengan CaCl2 pada suhu 950 ºC selama 6 jam. Proses pemurnian Ti dengan melibatkan reduksi Ca dari TiO2 dan elektrolisis CaO dalam pencairan CaCl2. Penelitian ini berhasil mengekstraksi TiO2 fasa anatase dengan tingkat kemurnian mencapai 98,3%. Kemurnian TiO2 yang relatip rendah ini berhasil ditingkatkan dengan menvariasikan konsentrasi H2SO4 berturut-turut sebesar 45, 50, 55, 60, dan 65 %. TiO2 yang dihasilkan, memiliki tingkat kemurnian berkisar dari 98.3% hingga 99.5% dengan tingkat recovery 60,37% hingga 77,97 %. Konsentrasi larutan H2SO4 optimum adalah 60 % menghasilkan TiO2 dengan tingkat kemurnian sebesar 99,50% dan recovery 77,97 %. Hasil proses reduksi TiO2 menjadi logam Ti dilakukan dengan menerapkan metode Kroll kombinasi dengan metode OS (Ono K., Suzuki R.O.) menunjukkan bahwa telah berhasil diperoleh logam Ti dengan tingkat kemurnian mencapai 97,29% dan recovery 86,32 %. Disimpulkan bahwa pasir besi yang terdapat di Kabupaten Pandeglang mengandung mineral ilmenit dan titanomagnetit yang kaya unsur Ti. Metode ekstraksi yang telah dilakukan dalam penelitian ini bisa ditingkatkan pada skala pilot project.

Titanium dioxide (TiO2) is a much-needed raw material for most chemical industries. Titanium dioxide can be obtained from the extraction of iron sand which is rich in titanium. Where raw materials in the form of abundant iron sand identified contains ilmenite (FeTiO3) reaching 66.64% and titanomagnetite (Fe2TiO4) reaching 19.20%. FeTiO3 is the main raw material in this research. FeTiO3 was extracted into TiO2 by hydrometallurgical method through sulfuric acid leaching treatment H2SO4. Furthermore, the Ti metal reduction process from the TiO2 raw material resulting from the extraction of local iron sand, using a combination method between the Kroll method and the OS method (Ono K., and Suzuki R.O.). The TiO2 was melted with CaCl2 at 950 ºC for 6 hours. The Ti purification process involved the reduction of Ca from TiO2 and the electrolysis of CaO in the CaCl2 melt. This study successfully extracted anatase phase TiO2 with a purity level of 98.3%. The purity of this relatively low TiO2 was successfully improved by varying the concentration of H2SO4 successively by 45, 50, 55, 60, and 65%. TiO2 produced, has a purity level ranging from 98.3% to 99.5% with a recovery rate of 60.37% to 77.97%. The optimum concentration of H2SO4 solution is 60% to produce TiO2 with a purity level of 99.50% and recovery of 77.97%. The results of the TiO2 reduction process into Ti metal carried out by applying the Kroll method combined with the OS method (Ono K., Suzuki R.O.) showed that Ti metal was successfully obtained with a purity level of 97.29% and a recovery of 86.32%. It was concluded that the iron sand found in Pandeglang Regency has the potential as a source of Ti. The extraction method that has been carried out in this study can be applied on a pilot project scale, so that the need for the use of Ti can be obtained domestically."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Ihsan Pradipta
"Film TiO2 disamping memiliki sifat fotokatalisis juga memiliki sifat ampifilik, yaitu menjadi superhidrofilik bila disinari sinar UV dan kembali menjadi hidrofobik ketika sudah beberapa saat tidak diiluminasi sinar UV. Pada permukaan yang superhidrofilik, air cenderung menyebar rata pada permukaan bahan daripada membentuk droplet dengan sudut kontak yang besar. Film TiO2 dipermukaan kaca saat disinari sinar UV akan menghasilkan pasangan elektron-lubang positif e- dan h. Kedua spesi apabila bereaksi dengan H2O dan O2 mampu membentuk senyawa radikal berupa radikal hidroksil. OH yang sangat reaktif menyerang molekul-molekul organik dan mendegradasinya menjadi CO2 dan H2O. Pada penelitian ini, TiO2 digunakan sebagai film katalis untuk melapisi permukaan kaca dan digunakan untuk menganalisis reaksi fotodegradasi congo red yang merupakan zat pewarna organik. Zat pewarna organik dikenal sebagai senyawa yang memiliki lebih dari satu pita serapan bergantung pada gugus fungsi yang terikat pada cincin benzene. Proses pelapisan TiO2 pada permukaan kaca menghasilkan film tipis yang transparan pada pelapisan 5x. Kaca yang dilapisi film TiO2 5x ini yang digunakan untuk mendegradasi senyawa congo red. Agar dihasilkan film yang merata pada permukaan kaca, TiO2 di coating dengan metode spray coating. Sebelumnya TiO2 dipreparasi dengan membuat suspensi koloid dengan penambahan surfaktan triton-x yang diharapkan mampu mencegah agregasi pada suspensi TiO2 sehingga diperoleh suspensi yang stabil. Suspensi yang stabil mampu membuat lapisan film yang merata pada permukaan kaca. Nanopartikel TiO2 dipreparasi dengan metode Rapid Breakdown Anodization RBA . Strukur kristal dan morfologi katalis dikarakterisasi dengan XRD, SEM-EDX dan hidrofilisitas film katalis dianalisis dengan Contact Anglemeter . Etanol digunakan sebagai pelarut dan iradiasi UV dilakukan dalam rentang waktu 0, 20,40, 60, 80 hingga 100 menit. Untuk mengevaluasi perubahan pada congo red dianalisis senyawa intermediet yang terbentuk dan serapannya dihitung. Kemudian serapan yang telah dihitung dipadankan dengan data UV-VIS DRS. Produk intermediet yang diperoleh pada penelitian ini adalah asam oksalat yang kehilangan satu gugus karbonilnya.

TiO2 film is also known to be amphiphilic aside from having photocatalytic property, making them superhydrophilic when illuminated with UV rays and hydrophobic when unilluminated. On superhydrophilic surfaces, water tends to spread evenly on the fabric than to form droplets with high contact angle. TiO2 film on glass surface when illuminated with UV rays will form a pair of positive electron holes e dan h. Both species are able to form hydroxyl radical. OH when reacted with H2O and O2 and degrade them to form CO2 and H2O. In this study, TiO2 is used as catalytic film to coat glass surface and used to analyze the photodegradation reaction of congo red which is an organic dye. Organic dye compounds are known for having more than one absorption band depending on functional groups bonded to the benzene ring. TiO2 film on glass surface formed a transparent thin film after five times coating. The coated glass is used to degrade congo red compound. To obtain an evenly spread film, TiO2 coating is done with spray coating method. TiO2 is prepared by making colloid suspension by adding triton x surfactant which is hoped to prevent aggregation on TiO2 suspension, making it more stable. A stable suspension is able to form an evenly surfaced film layer on glass surface. TiO2 nanoparticle is prepared with Rapid Breakdown Anodization RBA method. Structure and morphology of the catalyst crystal were characterized with XRD, SEM EDX and its hydrophilicity is analized with Contact Anglemeter. Ethanol is used as solvent and UV illumination is done with time range of 0, 20, 40, 60, 80, and 100 minutes. Analysis of formed intermediate and absorption calculation are done to evaluate the change in congo red. Calculated absorption is then paired with UV VIS DRS data. Oxalic acid with one missing carbonil group is the intermediate obtained in this study.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Fajria
"Indonesia saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap negara lain dalam pengimporan titanium dioksida. Untuk mengurangi ketergantungan impor dari negara lain, perlu digunakan pasir besi yang terdapat dalam negeri untuk diproses dengan metode yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan. Metode yang umum dan mudah dilakukan adalah metode hidrometalurgi dengan melibatkan proses pelindian.
Penelitian ini memanfaatkan pasir besi lokal yang berasal dari Cipatujah, Tasikmalaya, dan dilakukan untuk mengetahui kadar titanium dioksida yang dapat dihasilkan dari pasir besi Tasikmalaya dengan kadar Ti yang termasuk rendah yaitu 4,43%. Selain itu, karena sifat Ti yang amfoter, kondisi ideal saat proses pelindian masih belum jelas, sehingga diharapkan kondisi pH ideal saat proses pelindian dapat diketahui dengan adanya penelitian ini.
Variabel yang digunakan adalah dengan melakukan pelindian dalam kondisi pH yang beragam, yaitu kondisi asam dengan pH 3, kondisi netral, dan kondisi basa dengan pH 9. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan %recovery Ti pada setiap perbedaan kondisi tersebut. %Recovery yang dihasilkan dalam kondisi pelindian pH 3 adalah sebesar 50,82%, pH 7 sebesar 25,82%, dan pH 9 sebesar 21,39%.

Indonesia currently still has a dependency on other countries in importing titanium dioxide. To reduce dependence on imports from other countries, it is necessary to use iron sand in Indonesia to be processed by methods that are more effective in fulfilling the needs. The method that general and easy to do is a hydrometallurgical method using leaching process.
This study using the local iron sands derived from Cipatujah, Tasikmalaya, to determine the content of titanium dioxide that can be produced from iron sand Tasikmalaya which are has low content of Ti, 4.43%. In addition, because of the natural properties of Ti is amphoteric, the ideal conditions for the leaching process is still unclear, so this study will determined the ideal conditions of pH for the leaching process.
Leaching process carried out in various conditions of pH, ie acidic conditions with pH 3, neutral, and alkaline conditions with pH 9. The results showed a difference %recovery of Ti. The result of %Recovery in t...
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triadi Sugiarto
"Indonesia mempunyai jebakan endapan bgiih besi berbenfuk pasir sekilar 1.020 milyar ton, terletak di paniai seiaran P. Jawa, rnulai dari Pasuruan di Jawa Timur sampai dengan Jampang Kulon di Jawa Barat. BWI: besi tersebui jika a'ikonsentrasikan dapaf mencapai kadar°50-60 % Fe, berjumlah selahzr 127 juta ton dengan kandungan 4-22% Ti0;. Oleh karena itu, Imnsenrrar ini merupakan sumber iim euit yand dapar diproses untuk pembuaran pigmen Ti0;.
Pembuatan pigmerk Ti02 dengan pemrosesan pasir besi titanium' (PBT) merupakan upaya pemanfaaran PBT yang endapannya banyak terdapat di panti selaran P. Jawa. Penelitian tahap awal ekstraksi ini melputi pemeriksaan sampel di Iaborarorium, baik sifat jisilm maupun Icimia dan juga mineraioginya. Selanjumya difakukan proses pelindian untuk mencari kondisi qpitimal untulr dilakukan proses selanjutnya sebagni tahapan untuk mendapatkan pigmen .'I`i02.
Setelah dilakukan pengujian dilzasiikan kondisi optimal unruk proses pelindian pasir besi Cilacap ini yaifu pada kondisi konsenrrasi HCI 30 % berat, temperatur I 05° C dan walctu pelbldian 75 menit. Pada kondisi ini dihasilkan persen ekstraksi T i0; sebesar 7725 7 % dan ekstraksi Fe total sebesar 82,82%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Triandi Tjahjanto
"Telah dilakukan immobilisasi TiO2 dalam bentuk lapisan tipis pada permukaan kaca preparat. Teknik pelapisan menggunakan teknik proses sol-gel (PSG) dari prekursor titanium tetraisopropoksida yang dilarutkan dalam isopropanol pada konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M. Lapisan tipis yang diperoleh dikarakterisasi dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis, difraksi sinar-x, foto SEM, serta dilakukan uji aktivitas mendegradasi fenol sebagai model limbah organik dan uji adsorbsi.
Hasil XRD menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh anatase dan tidak terdeteksi adanya rutil. Dari difraktogram tersebut juga dapat diperkirakan ukuran kristal yang dihasilkan adalah sekitar 19 - 39 nm. Foto SEM menunjukkan permukaan yang cukup berpori, namun uji adsobsi menunjukkan peningkatan luas permukaan hanya 20%. Dari hasil uji aktivitas dapat diprediksi bahwa katalis dengan tebal 6,33 µm, dan kandungan TiO2 1,04 mg/cm2 akan memiliki aktivitas optimum.

The Characterization of Thin Layer Titanium Dioxide from Titanium Tetraisopropoxide Precursor and the Examination of Its Activity as Photo CatalystImmobilization of TiO2 as thin layer on microscope slide glasses has been done. The slide was coated by sol-gel technique with titanium tetraisopropoxide as precursor diluted in isopropanol at the concentration of 0.05 M and 0.1 M. The thin films produced were characterized with W-Vis spectrophotometer, X-ray diffraction analyzer (XRD), SEM, and the activity as photo catalyst was examined by degrading phenol as an organic pollutant model, and also done adsorption examination.
The XRD results show that the crystal produced were in the anatase form and there are no rutile form detected. The results were also provide that the expectation size of the crystal was about 19 -- 37 nm. SEM results show moderate porosity of the thin layer surface but the adsorption examinations provide that the effective surface width increased in only 20 percent. From the result of activity examinations was been able to predict that thin layer catalyst at the thick of 6.33 µm, and TiO2 loading of 1.04 mg/cm2 has maximum activity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T9464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhartono
"Cadangan deposit pasir besi di Indonesia umumnya mengandung Ti02 (rutil) kadar rendah yang terikat dalam mineral keluarga Ferro Titanium Oksida / ilmenite. Mineral ini merupakan mineral yang penting dan bisa bemilai ekonomi tinggi bila dapat diolah dan digunakan sebagai bahan baku pigmen rutil untuk bahan pewarna berkualitas tinggi. Pigmen ini banyak digunakan pada industri cat, pulp, dan pewama lainnya. Pigmen ini juga tidak beracun, korosif, dan tahan terhadap sinar uv. Selain itu, rutil adalah bahan baku pembuatanTitanium metal. Data perkiraan penggunaan produk Titanium selalu meningkat sekitar 10% s/d 15%.
Dialam Ti02 (rutil) juga ditemukan sebagai mineral tersendiri, namun saat ini bisa dikatakan habis, sehingga industri beralih ke rutil sintetik yang dibuat dari ilmenit (dengan kadar 45 - 70% Ti02) sebagai bahan baku pembuatan Ti02 (rutil). Namun pada saat ini, diperkirakan cadangan ilmenit dunia hanya cukup untuk beberapa dekade kedepan bila tidak ditemukan cadangan baru yang ekonomis secara geologi. Maka penelitian untuk ilmenit kadar Ti02 rendah yang melimpah di Indonesia per1u segera dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan berbagai percobaan dengan melarutkan konsentrat pasir besi berbagai ukuran butir dengan menggunakan asam khlorida dan variasi pertakuan untuk meningkatkan kadar Titanium Oksida.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa Ti02 asal Cilacap dan Bangka mempunyai mineral induk yang berbeda, meskipun berasal dari keluarga ilmenit. Pada hasil ekstraksi (presipitat) tampak 'reaktifrtas'-nya sangat berbeda. Pasir besi Cilacap (100 # mesh) mempunyai kadar Ti02 hanya berkisar 8-9%, namun dapat meningkat hampir tinier hingga 81 weight % atau meningkat 900% dari asalnya, dengan bertambahnya konsentrasi pelarot HCI dan kalsinasi pada presipitat pada 100Cf'C selama 4 jam. Pada pasir besi asal Bangka (100 #mesh) dengan kadar Ti02 52%, tidak menunjukan suatu perubahan yang mengesankan kecuali setelah dilarutkan dengan HCI pekat lalu dikalsinasi 10WC selama 4 jam. dimana kadar Ti02 meningkat hingga 84% (meningkat sekitar 65%) dari asalnya.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa mineral Ferro Titanium Oksida dengan kadar Ti02 rendah dari pesisir selatan Jawa dan (kemungkinan) juga dari pesisir barat Sumatra mempunyai prospek yang sama baiknya dengan mineral Ferro Titanium Oksida yang berasal dari pulau Bangka - Belitung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Arifiyanti
"Nanopartikel oksida besi dan coupled-nanomaterial oksida besi dan titanium dioksida dengan tiga variasi rasio molar telah disintesis dengan metode sol-gel. Keseluruhan sampel dikarakterisasi dengan pengukuran X-Ray Diffraction, Energy Dispersive X-Ray, Fourier-Transform Infrared, Field Emission Scanning Electron Microscopy, Vibrating Sample Magnetometer, dan UV-Visible Spectroscopy. Coupled-nanomaterial menunjukkan sifat feromagnetik, mempunyai morfologi spherical-like dan terdiri atas fase dan struktur kristal tunggal dari oksida besi magnetite dan titanium dioksida anatase dengan kehadiran unsur Fe, Ti dan O dalam bentuk ikatan Ti-O-Ti, Ti-O-O dan Fe-O-Fe. Perolehan aktivitas fotokatalitik optimum yang berbeda pada kondisi basa untuk pemaparan dengan cahaya ultraviolet dan cahaya visible berhubungan dengan nilai celah energi coupled-nanomaterial. Peran aktif hole dalam aktivitas fotokatalitik coupled-nanomaterial mendegradasi methylene blue tidak berbeda untuk pemaparan dengan cahaya ultraviolet maupun visible.

Iron oxide nanoparticles, iron oxide and titanium dioxide coupled-nanomaterials with three variation molar ratio were synthesized by sol-gel method. All samples were characterized by X-Ray Diffraction, Energy Dispersive X-Ray, FourierTransform Infrared, Field Emission Scanning Electron Microscopy, Vibrating Sample Magnetometer, and UV-Visible Spectroscopy measurements. The coupled-nanomaterials show ferromagnetic behavior, have spherical-like morphology and consist of individual crystal structure and phase of magnetite iron oxide and anatase titanium dioxide with the presence of Fe, Ti and O elements in the form of Ti-O-Ti, Ti-O-O dan Fe-O-Fe bonds. Different optimum photocatalytic activities under alkaline conditions with ultraviolet and visible light irradiation are associated with the value of the coupled-nanomaterials energy gap. Hole's active role on photocatalytic activities of methylene blue degraded by the coupled-nanomaterials is no different for both kinds irradiations of ultraviolet and visible light."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianafitri R.
"Telah dilakukan studi kinetika pembentukan fasa MgO hasil dekomposisi dari mineral dolomit alam menggunakan teknik sinar-x. Mineral dolomit yang dipelajari memiliki struktur formula CaMg(CO3)2. Hasil DTA menunjukkan dekomposisi fasa mulai terjadi pada suhu 400 0C menjadi CaCO3 dan MgO dan stabil sebagai fasa campuran antara CaO dan MgO pada suhu > 7500C. Penentuan fraksi volum fasa terdekomposisi dilakukan menggunakan teknik kuantitatip XRD perbandingan langsung (direct comparison) berdasarkan ratio intensitas total dari puncak difraksi masing-masing fasa. Ratio R-value masing-masing fasa hasil dekomposisi diperoleh secara eksperimental melalui pengujian material sintetis berupa campuran fasa yang sama dengan material penelitian.
Berdasarkan ratio R-value yang diperoleh dengan cara ini, berhasil ditentukan fraksi volum fasa terdekomposisi dari material penelitian sebagai fungsi suhu dan waktu. Kinetika dekomposisi fasa diasumsikan mengikuti persamaan Johnson-Mehl-Avrami sehingga dari studi komprehensif tentang dekomposisi fasa dari mineral dolomit berhasil dibangun Time Temperature Transformation Diagram untuk mineral dolomit untuk rentang suhu 400-750°C.
Studi kinetika pembentukan MgO ini menyimpulkan bahwa proses ekstraksi MgO dari dolomit dimulai dengan pemanasan pada suhu efektif 750°C selama 90 menit. Besarnya energi aktivasi yang dibutuhkan untuk mentranformasikan fasa MgO adalah 378,68 kJ/mol. Dari proses ekstraksi MgO melalui hidrasi dan karbonisasi terhadap dolomit pasca pemanasan pada suhu efektif tersebut telah diperoleh material ekstraksi berupa serbuk MgO dengan tingkat kemurnian ~ 95 wt.%. Sedangkan tingkat pencapaian hasil (yield) dari proses adalah ~ 76 wt.%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>