Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ansari Sofjan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitria
"Pemerintah berusaha mengendalikan laju alih fungsi lahan sawah, serta melindungi dan mengembangkan lahan pertanian sawah yang potensial untuk menghasilkan kebutuhan pangan penduduk nasional secara konsisten dan berkelanjutan. Berubahnya kondisi lahan pertanian akibat gempabumi membuat terjadinya proses alih fungsi lahan yang dapat menjadi ancaman baik bagi petani, lingkungan fisik, ekonomi, serta lingkungan sosial di tempat tersebut. Salah satu upaya untuk mengetahui dan mengendalikan terjadinya alih fungsi lahan sawah adalah dengan cara mengetahui tren perubahan tutupan lahan serta memprediksi model tutupan lahan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan di Kecamatan Cugenang tahun 2008-2023, mengetahui perubahan lahan sawah sebelum dan sesudah terjadi gempa, serta memodelkan lahan sawah berkelanjutan pada tahun 2031 di Kecamatan Cugenang.  Model prediksi tutupan lahan di Kecamatan Cugenang yang merupakan area rawan bencana gempabumi dibuat dengan menggunakan metode Cellular Automata-Markov Chain. Klasifikasi tutupan lahan tahun 2008, 2013, 2018, 2022, dan 2023, dilakukan dengan menggunakan metode Machine Learning menggunakan algoritma random forest pada platform Google Earth engine. Model tutupan lahan sawah tahun 2031 diperoleh dari transisi perubahan tutupan lahan tahun 2018, dan 2023 dengan nilai validasi Kappa 0,79 dan 0,78. Kriteria penentuan lahan sawah berkelanjutan menggunakan data curah hujan, intensitas penanaman, serta produktivitas. Lahan sawah yang berada di zona terlarang memiliki luasan 42,83 Ha, luas lahan sawah di zona terbatas adalah 640,67 Ha.  Area lahan sawah yang tidak termasuk ke dalam zona terlarang dan terbatas merupaka area lahan sawah dengan zona bersyarat.

The government is trying to control the rate of conversion of rice fields, as well as protect and develop rice fields that have the potential to consistently and sustainably produce the food needs of the national population. Changes in the condition of agricultural land due to earthquakes cause a process of land conversion which can be a threat to farmers, the physical, economic and social environment in that place. One effort to find out and control the occurrence of changes in the function of paddy fields is by knowing trends in changes in land use and predicting land use models in the future. The aim of this research is to determine changes in land cover in Cugenang District in 2008-2023, to determine changes in rice fields before and after the earthquake, and to model sustainable rice fields in 2031 in Cugenang District. The land use prediction model in Cugenang District, which is an area prone to earthquake disasters, was created using the Cellular Automata-Markov Chain method. Land use classification for 2008, 2013, 2018, 2022 and 2023 was carried out using the Machine Learning method using the random forest algorithm on the Google Earth engine platform. The 2031 rice field land use model was obtained from the transition of land use changes in 2018 and 2023 with Kappa validation values of 0.79 and 0.78. The criteria for determining sustainable rice fields use rainfall data, planting intensity and productivity. The area of rice fields in the restricted zone is 42.83 Ha, the area of rice fields in the restricted zone is 640.67 Ha. Areas of rice fields that are not included in prohibited and restricted zones are areas of rice fields with conditional zones."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Sudarto
"Tujuan Penulisan ini adalah untuk mengetahui potensi daerah yang sebenarnya yakni daerah-daerah yang sesuai untuk tanaman pangan sehingga dapat diperoleh produktifitas yang maksimal. Potensi daerah dlmaksudkan sebagai sumber-sumber alami dan manusiawi balk yang sudah terwujud.maupun yang belum, yang dapat diharapkan pemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan suatu masyarakat desa. Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah: Dimana saja daerah-daerah produksi pangan. dikabupaten Tulung Agung ? Bagaimana potensi yang ada dalam rangka peningkatan produksi pangan, serta usaha-usaha apakah yang dilakukan untuk menunjang peningkatan produksi pangari tersebut ? Untuk mengetahui potensi daerah digunakan metoda korelasi peta yang diperkuat dengan skala nilai, dengan memberikai nilai - nilai tertentu pada kiasifikasi yang dibuat, berdasarkan faktor- faktor ketersediaan air, kesesuaian jenis tanah, iklim, keadaan lereng dan ketinggian daerah serta jumlah tenaga kerja dan kehidupanbergotong royong diantara petani. Kesimpulan yang didapatkan yaitu di kabupaten Tulung Agung terdapat 8 kecamatan yang merupakan daerah pangan dan 11 kecamatan belum dapat dikatakan daerah pangan. Wilayah paling benpotensi terdapat di 11 kecamatan dan wilayah berpotensi terdapat di 7 kecamatan, sedangkan wilayah kurang berpotensi) terdapat di 2 kecamatan. Adapun usaha peningkatan produksi pangan yang paling dominan adalah intensifikasi dengan peningkatan dan perluasan panca usaha tani. Diversifikasi kacang tanah kurang dominan demikian pula dengan Rehabilitasi menggunakan pupuk organik. Sedangkan Ekstensifikasi tidak dilaksanakan."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Dian Pratiwi
"ABSTRAK
Penelitian struktur komunitas pohon dan bambu telah dilakukan di zona riparian Ciliwung wilayah Depok-Jakarta Selatan. Penelitian bertujuan untuk membandingkan struktur komunitas pohon dan bambu pada 3 titik lokasi zona riparian dengan kondisi habitat yang berbeda-beda. Metode yang digunakan yaitu metode petak. Sebanyak 4 petak sampel di setiap titik lokasi ditentukan secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan ketiga titik lokasi memiliki perbedaan struktur komunitas pohon dan bambu. Vegetasi di titik lokasi 1,2, dan 3 masing-masing terdiri dari 13 spesies dalam 9 famili, 15 spesies dalam 11 famili, serta 4 spesies dalam 4 famili. Secara keseluruhan, ketiga titik lokasi memiliki tingkat kekayaan pohon yang rendah R 1,10-3,35 dan tingkat kekayaan bambu yang rendah R 0,00-0,15 ; tingkat keanekaragaman pohon yang rendah hingga sedang H ; 1,26-2,33 dan tingkat keanekaragaman bambu yang rendah H 0,00-0,06 ; tingkat kemerataan pohon yang tinggi E 0,81-0,90 dan tingkat kemerataan bambu yang rendah E 0,00-0,09 . Berdasarkan nilai INP, titik lokasi 1 didominasi oleh pohon Cecropia peltata INP 85,12 dan bambu Gigantochloa apus INP 173,95, titik lokasi 2 didominasi oleh pohon Paraserianthes falcataria INP 142,40 dan bambu Gigantochloa apus INP 200, titik lokasi 3 didominasi oleh pohon Leucaena leucocephala INP 105,94 dan tidak ditemukan bambu.

ABSTRACT
Research on tree and bamboo community structure has been done at Ciliwung riparian zone in Depok South Jakarta. This study aims to compare tree and bamboo community structures at 3 location points of riparian zone with different habitat condition. The method used was plot method. Total of 4 plots at each location point were determined purposively. The result shows that three location points have different tree and bamboo community structure. Vegetation at location point 1, 2, and 3 respectively consists of 13 species in 9 families, 15 species in 11 families, and 4 species in 4 families. Overall, three location points has low level of tree richness R 1.10 mdash 3.35 and low level of bamboo richness R 0.00 mdash 0.15 low to moderate level of tree diversity H 1.26-2.33 and low level of bamboo diversity H 0.00-0.06 high level of tree evenness E 0.81-0.90 and low level of bamboo evenness E 0.00-0.09. Based on INP values, location point 1 is dominated by tree Cecropia peltata INP 85.12 and bamboo Gigantochloa apus INP 173.95, location point 2 is dominated by tree Paraserianthes falcataria INP 142.40 and bamboo Gigantochloa apus INP 200, location point 3 is dominated by tree Leucaena leucocephala INP 105,94 and no bamboo was found."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemenuhan kebutuhan akan pangan merupakan salah satu hak masyarakat yang harus terpenuhi karena pangan adalah salah satu kebutuhan paling mendasar bagi kehidupan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Fadhilah Auliya
"Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran penting baik di tingkat daerah maupun nasional karena sektor pertanian dapat dijadikan sebagai sektor strategis untuk perencanaan pembangunan saat ini dan masa yang akan datang. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan aktivitas kependudukan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, sehingga sisa lahan pertanian harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar hasil pertanian tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana luas areal pertanian basis tanaman pangan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan perbedaan luasan dasar tanaman pangan rendah dan tinggi. Areal basis yang diteliti adalah areal pangkal tanaman pangan yang mampu mengekspor produksi ke luar batas dengan menggunakan variabel luas tanam, ketinggian, dominasi lereng, pengairan, jarak dari ibu kota kabupaten, dan kepadatan jaringan jalan. Variabel diolah dan dianalisis menggunakan analisis spasial dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pokok tanaman pangan mempunyai karakteristik berdasarkan variabel yang cenderung hampir sama. Setelah dilakukan uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada variabel tertentu yang mempengaruhi luas pangkal tanaman pangan. Setelah dilakukan survey di daerah basis tinggi di Kecamatan Leuwidamar dan daerah basis rendah di Kecamatan Cipanas, yang membedakan jumlah pangkalan di kedua kecamatan tersebut adalah kurangnya minat petani di Kecamatan Cipanas terhadap tanaman pangan, sehingga di Kecamatan Cipanas, hasil kebun seperti manggis, cengkeh, dan ketimun.

The agricultural sector is a sector that has an important role both at the regional and national levels because the agricultural sector can be used as a strategic sector for current and future development planning. However, along with the increase in population, the need for land for settlement and population activities is also increasing. This causes the phenomenon of the conversion of agricultural land into non-agricultural land, so that the remaining agricultural land must be used as much as possible so that agricultural products can still meet the needs of the community. This study aims to analyze how wide the area of ​​basic food crops is, the factors that influence it, and the differences in the basic area of ​​low and high food crops. The base area studied is the base area for food plants capable of exporting production outside the boundary by using variables of planting area, height, slope dominance, irrigation, distance from the district capital, and road network density. Variables were processed and analyzed using spatial and statistical analysis. The results showed that the staple land of food crops had characteristics based on variables that tended to be almost the same. After the statistical test was carried out, it showed that there were no certain variables that affected the base area of ​​the food plant. After conducting a survey in the high base area in Leuwidamar District and the low base area in the Cipanas District, what distinguishes the number of bases in the two sub-districts is the lack of interest of farmers in Cipanas District towards food crops, so that in Cipanas District, garden products such as mangosteen, cloves, and cucumber."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Widodo
Malang: Brawijaya University. Faculty of Agriculture, 1993
635.1 YUD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barley, K. P.
Australia: Australian Vice Chancellors Commite, 1975
628.174 BAR c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"El Nino dalam perkembangannya lebih dipandang sebagai fenomena fisis
yang melibatkan interaksi lautan-atmosfer. Hubungan tersebut adalah ketika
berlangsungnya El Nino selalu bersamaan waktunya dengan terjadinya anomali suhu
muka laut di Pasifik Tengah dan Timur serta lonjakan fluktuasi indeks SOI. Dari hal
tersebut dapat dianalogikan, dengan ENSO di Pasifik Equator bagian Timur akan
menimbulkan anomali angin di sebelah baratnya. Sehingga dapat disimpulkan, bila
terjadi fenomena ENSO, maka akan merubah pola sirkulasi atmosfer di wilayah ini
serta mempengaruhi kondisi atmosfer di tempat lain. Beranjak dari inilah yang
mendasari pengkajian tentang pola sirkulasi atmosfer di wilayah Indonesia pada saat
berlangsungnya El Nino/ENSO.
Perbedaan anomali sirkulasi angin u (zonal) dan v (meridional) pada kondisi
normal dan ENSO cukup significant. Pada kondisi tahun ENSO wilayah Indonesia
didominasi angin zonal timuran dan meridional utara . Kecepatan maksimum yang
di miliki angin zonal timuran dan meridional selatan lebih besar daripada meridional
utara. Sehingga ketika terjadi interaksi, maka pengaruh yang ditimbulkan angin
meridional utara menjadi tidak begitu kuat. Inilah yang menyebabkan kondisi
atmosfer di wilayah Indonesia masa ENSO cukup kering."
[Universitas Indonesia, ], 2006
S29266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Pratama
"Aplikasi penginderaan jauh dalam bidang meteorologi dan klimatologi sangat membantu terutama dalam memperoleh informasi perkiraan curah hujan pada suatu wilayah, karena cakupan wilayahnya yang luas. Penelitian ini mengkaji mengenai pola curah hujan yang terjadi di Pulau Jawa selama periode normal, El Nino dan La Nina pada bulan Desember, Januari dan Februari menggunakan data curah hujan dari citra satelit MTSAT dengan menginterpretasi dari suhu puncak awan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola curah hujan yang terjadi menunjukkan pola yang berbeda dimana pada periode normal curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 100 ? 1000 m, pada periode El Nino curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 100 hingga diatas 1000 m dan pada periode La Nina curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 0 ? 500 m. Namun, pola curah hujan tersebut menunjukkan lebih terkonsentrasi di bagian utara Jawa terutama Jawa bagian tengah.

Remote sensing application in study of meteorology and climatology is very helpful, particularly in acquisition of rainfall information in an area, because of its wide coverage area. This research is about rainfall pattern in Java Island on the normal, El Nino and La Nina periods for Desember, January and February using rainfall data from MTSAT-1R satellite that interpreted from cloud top temperature.
The result showed that rainfall patterns that happened had different pattern where on the period of normal the highest of rainfall can be found at elevation of 100 ?1000 m; on the periode of El Nino, the highest of rainfall can be found at elevation of 100 until > 1000 m; and on the period of La Nina, the highest of rainfall can be found at elevation of 0 ? 500 m. However, the rainfall patterns showed that the highest of rainfalls can be found in the northern of Java, especially in the northern of central Java.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>