Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Baroroh
"Upaya untuk mendapatkan kualitas tembakau yang baik yaitu dengan penambahan enzim amilase dengan maksud untuk memecah komponen pati menjadi senyawa gula (monosakarida/disakarida) yang akan membentuk taste/aroma dari tembakau. Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan α- amilase pada daun tembakau rajangan Temanggung dengan variasi konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% pada setiap 100g tembakau rajang masing-masing dengan volume 40 mL, 30 mL, dan 20 mL. Penambahan amilase dilakukan dengan cara mencampur sampai merata, kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar dan dilanjutkan pengeringan dengan sinar matahari. Setelah kering dilakukan pengujian fisik/organoleptik dan pengujian parameter mutu kimia tembakau. Pengujian fisik/organoleptik meliputi pengamatan warna, bau/aroma, bodi/pegangan dan elastisitas tembakau yang dilakukan oleh grader berpengalaman dari pabrikan rokok dengan memberikan penilaian berdasarkan scoring.
Pengujian kimia meliputi pengukuran kadar gula reduksi, kadar total gula, kadar nikotin dan kadar klor yang dianalisa secara colorimetri menggunakan peralatan system continues flow auto analyze. Data pengukuran berupa kurva tinggi peak yang merupakan konversi dari perubahan warna konsentrasi sampel pada panjang gelombang tertentu. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan kadar gula reduksi dan total gula pada penambahan α- amylase 30 mL, dan 20 mL. Sedangkan pada pengujian organoleptik didapatkan ada perbedaan nyata pada taste/aroma dan bodi/pegangan tembakau. Secara keseluruhan penelitian ini belum mendapatkan hasil yang optimal, maka perlu dilakukan variasi waktu inkubasi dan penambahan enzim serta pengeringan sehingga diperoleh perubahan gula reduksi yang optimal.

The effort to increase the quality of Temanggung tobacco with the addition of amylase with the purpose of breaking carbohydrates molecules into sugar (monosacharide/disacharida) that will form the tobacco taste. This research studies the effect of addition 40 mL, 30mL and 20 mL α amylase with concentration of 1%, 2%, 3%, 4% and 5% into 100 g tobacco each. This is addition were done through mixing process. After mixing evenly, tobacco was incubated for 30 minutes at room temperature and then it is dried under the sun. After it was dried can be done the testing of physical/organoleptical and chemical. The physical/ organoleptic test involves the observation of color, smell/aroma, physical and elasticity of tobacco and this is done by grader from the tobacco manufactures.
The chemical test involves the measurement of total sugar content, reducing sugar content, nicotine and chloride level which are analyzed using the continues flow auto analyze. The measurement data's are displayed as curve of peak height which the conversion of proportionally on change of color concentration samples that wave length. The result showed that there is an increased of the level of total sugar when 30 mL and 20 mL of α- amylase is added. Whereas the organoleptic test showed that based on the observation of smell/aroma and body to be significant by tobacco graders with criteria of satisfactory and very satisfactory. Totally, this research studies showed that the addition of α-amylase doesn't increase reducing sugar and total suger content optimally.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T40095
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Dwi Rahsetya
"Tembakau (Nicotianae tabacum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dikembangkan di Indonesia. Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Kabupaten Temanggung. Tembakau yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung memiliki kualitas yang terbaik karena wilayah Temanggung yang cocok untuk penanaman tembakau. Faktor fisik dan penggunaan tanah di Kabupaten Temanggung memiliki pengaruh terhadap kualitas tembakau. Kualitas tembakau dalam penelitian ini dinilai berdasarkan harga jual tembakau dengan melihat pengaruh kesesuaian lahan dan penggunaan lahan. Sebaran kualitas tembakau tinggi berada di lahan sesuai dan lahan cukup sesuai dengan jenis penggunaan lahan mayoritas lahan tegalan. Sebaran tembakau rendah berada di lahan sesuai marjinal dengan jenis penggunaan lahan sawah.

Tobacco (nicotianae tabacum L) is one of the agricultural commodities that developed in Indonesia. One producer of tobacco in Indonesia is Temanggung. Tobacco produced in Temanggung has the best quality because the area is suitable for tobacco. Physical factors and landuse in Temanggung has an impact on the quality of tobacco. Quality of tobacco based on the selling price of tobacco . Distribution of high quality tobacco has located in the Distribution of high-quality tobacco land is suitable and sufficient land in accordance with the majority of types of land use dry land. Low tobacco distribution is in accordance marginal land with the use of wetland types."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa perubahan iklim yang melanda Indonesia akhir-akhir ini banyak memberikan pengaruh kepada usaha tani. Kabupaten Jember yang merupakan sentra tanaman tembakau juga merasakan dampak dari perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani terhadap risiko perubahan iklim dalam pengembangan usaha tani tembakau di Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Lokasi penelitian di Kecamatan Pakusari dan Kecamatan Ambulu. Metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sejumlah 40 orang responden. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap perilaku petani adalah umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pengalaman, jumlah anggota kelarga, luas lahan, rasio harga, frekuensi kegagalan panen, dan jenis lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap perilaku petani adalah umur, pendidikan formal, pengalaman dengan signifikansi berturut-turut 0,048; 0,015 dan 0,011. faktor pendidikan non formal, jumlah anggota keluarga, luas lahan, rasio harga, frekuensi kegagalan panen, dan jenis lahan tidak berpengaruh signifikan."
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elba Rahma Zulhadidjah
"Penelitian telah dilakukan pada oosit domba garut dengan menambahkan α-tokoferol ke dalam media vitrifikasi oosit dengan tujuan mengevaluasi penambahan α-tokoferol di dalam media vitrifikasi terhadap kualitas oosit domba garut. Oosit dikumpulkan & dimatangkan in vitro selama 24 jam pada suhu 38,5 ° C dan 5% CO2 kemudian di vitrifikasi menggunakan 15% EG, 15% DMSO dan sukrosa 0,5 M dan dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok tanpa penambahan α- tokoferol (KK); dan tiga kelompok dengan penambahan berbagai konsentrasi α-tokoferol: 100 μM (KP1); 150 μM (KP2) dan 200 μM (KP3). Oosit disimpan dalam LN2 (-196 ° C) selama 7 hari dan dicairkan kembali setelahnya untuk mengevaluasi mereka menggunakan fluoresensi mikroskop dengan pewarna Hoechst & PI. Oosit normal jika mereka bulat, memiliki zona pelusida utuh, sitoplasma homogen; dan layak jika mereka memiliki warna biru pendaran. Evaluasi morfologi menunjukkan bahwa 69,40% (KK); 70.28% (KP1); 76,19% (KP2); dan 74,72% (KP3) dari total oosit vitrifikasi normal. Viabilitasnya evaluasi menunjukkan bahwa 75,52% (KK); 79,44% (KP1); 80,75% (KP2); 83,61% (KP3) dari total oosit vitrifikasi dapat hidup. Hasil statistik menunjukkan bahwa penambahan α- tokoferol dalam media vitrifikasi tidak memberikan perbedaan yang signifikan kelompok perlakuan (P> 0,05). Berdasarkan persentase, oosit normal tertinggi adalah diperoleh di KP2 dan oosit tertinggi di KP3. Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan α-tokoferol dalam media vitrifikasi tidak berpengaruh terhadap kualitas oosit domba garut (P> 0,05).

Research has been carried out on arrowroot oocytes by adding α-tocopherol to the oocyte vitrification media with the aim of increasing α-tocopherol funds in vitrification media on the quality of arrowroot sheep oocytes. Oocytes were collected & matured in vitro for 24 hours at 38.5 ° C and 5% CO2 then vitrified using 15% EG, 15% DMSO and 0.5 M sucrose and divided into 4 groups: groups without α-tocopherol changes (KK); and three groups contributing various α-tocopherol concentrations: 100 μM (KP1); 150 μM (KP2) and 200 μM (KP3). Oocytes are stored in LN2 (-196° C) for 7 days and thawed afterwards to return they used a fluorescence microscope with Hoechst & PI coloring. Oocytes are normal if they are round, have intact zona pellucida, homogeneous cytoplasm; and feasible if they have blue luminescence. Morphological evaluation showed that 69.40% (KK); 70.28% (KP1); 76.19% (KP2); and 74.72% (KP3) of total normal vitrified oocytes. Viability Assessment shows 75.52% (KK); 79.44% (KP1); 80.75% (KP2); 83.61% (KP3) of total vitrified oocytes can live. Statistical results showed that administration of α-tocopherol in vitrified media did not provide a significant difference in the treatment group (P> 0.05). Based on the percentage, the highest normal oocyte is obtained at KP2 and the highest oocyte is at KP3. These results indicate that opposing α-tocopherol in vitrified media has no effect on the quality of arrowroot sheep oocytes (P> 0.05).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca Dwi Permatasari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1353
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Novalia Nurindzira
"Sebagai salah satu sumber daging di Jawa Barat, domba garut dapat mengalami penurunan mutu genetik akibat perkawinan dalam populasi yang tak terkontrol, sehingga perlu dilakukan konservasi dengan metode vitrifikasi. Sebelum divitrifikasi, oosit dimaturasi terlebih dahulu dengan penambahan alfa-tokoferol dalam medium maturasi yang berfungsi untuk mengurangi pengaruh negatif Reactive oxygen species ROS selama proses maturasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan antioksidan alfa-tokoferol dalam meningkatkan kemampuan maturasi oosit dan mempertahankan kualitas dan viabilitas oosit domba garut Ovis aries hingga proses vitrifikasi. Sebanyak 125 oosit kualitas A dan B dimaturasi dalam medium maturasi TCM-199 dengan penambahan alfa-tokoferol sebanyak 0 M KK, 100 M KP1, 150 M KP2, dan 200 M KP3. Oosit yang telah matang divitrifikasi dengan krioprotektan etilen glikol 15 dan dimetil sulfoksida 15. Viabilitas oosit dianalisis dengan pewarna Hoechst dan Propidium Iodide.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase oosit matang pascamaturasi, yaitu 66,67 KK, 66,67 KP1, 70,73 KP2, dan 82,50 KP3. Persentase viabilitas oosit pascavitrifikasi, yaitu 82,14 KK, 87,50 KP1, 93,55 KP2, dan 84,00 KP3. Persentase kualitas oosit pascavitrifikasi, yaitu 53,57 KK, 54,17 KP1, 58,06 KP2, dan 24,00 KP3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan alfa-tokoferol memberikan pengaruh terhadap tingkat kematangan oosit, viabilitas, dan kualitas oosit pascavitrifikasi, meskipun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan antarperlakuan.
Penambahan alfa-tokoferol cenderung meningkatkan laju maturasi pada konsentrasi yang lebih tinggi 150 M dan 200 M. Penambahan alfa-tokoferol pada tahap maturasi dapat meningkatkan stabilitas membran, sehingga viabilitas dan kualitas oosit dengan penambahan alfa-tokoferol 150 M pascavitrifikasi menjadi lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Pada oosit yang abnormal pascavitrifikasi, tipe kerusakan dibagi menjadi perubahan bentuk oosit, homogenitas sitoplasma, keutuhan sitoplasma dan tingkat kerusakan pada zona pelusida. Kerusakan zona pelusida menjadi kerusakan yang paling mempengaruhi viabilitas dan perkembangan oosit di tahap selanjutnya, seperti fertilisasi. Penambahan antioksidan alfa-tokoferol 150 M dalam medium maturasi merupakan konsentrasi yang optimal dalam mempertahankan viabilitas dan kualitas oosit pascavitrifikasi.

As a source of meat in West Java, Garut sheep genetic quality can decreased by uncontrolled mating within population, so it needs to be conserved by vitrification method. Before vitrification, Oocytes must be matured first with addition of alpha tocopherol in a maturation medium which to reduced the negative effect of Reactive oxygen species ROS during the maturation process.
This study was conducted to determine the ability of alpha tocopherol antioxidants in improving the ability of oocyte maturation and maintain the quality and viability of sites Garut sheep until vitrification process. As many as 125 oocytes with grade A and B were matured in a TCM 199 maturation medium with the addition of alpha tocopherol of 0 M KK, 100 M KP1, 150 M KP2, and 200 M KP3. The matured oocytes was vitrified by cryoprotectant ethylene glycol 15 and dimethyl sulphoxide 15. The viability of oocyte was analyzed by Hoechst and Propidium Iodide dyes.
Based on result, the percentage of matured oocyte is 66,67 KK ,66,67 KP1,70,73 KP2, and 82,50 KP3. Percentage viability of oocytes after vitrification is 82.14 KK, 87.50 KP1, 93.55 KP2, and 84.00 KP3. Percentage quality of oocytes after vitrification is 53,57 KK,54,17 KP1,58,06 KP2, and 24,00 KP3. The results showed that the addition of alpha tocopherol gave considerable influence on oocyte maturation rate, viability and quality after vitrification, although statistically did not show differences between treatments.
Addition of alpha tocopherol tends to increase maturation rates at higher concentrations 150 M and 200 M. Addition of alpha tocopherol at the maturation medium increase membrane stability, so the viability and quality of oocytes with the addition of alpha tocopherol 150 M after vitrification better than the control. Abnormality on oocytes after vitrification, the type of damage is divided into changes on oocyte shape, homogenity of cytoplasmic, integrity of cytoplasmic and degree of zona pellucida fracture. Fracture on zona pellucida becomes the most damaging damage affecting the viability and development of oocytes in the next stage, such as fertilization. The addition of alpha tocopherol 150 M antioxidants in maturation medium is a better concentration on maintaining viability and quality of oocytes after vitrification.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nur Salmah
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penambahan antioksidan alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat terhadap kualitas oosit domba garut hingga kriopreservasi menggunakan metode pembekuan lambat. Sebanyak 226 oosit kualitas A dan B dimatangkan sebelumnya pada media pematangan TCM-199 dengan penambahan alfa tokoferol 150 μM, kemudian diawetkan dalam media pembekuan lambat dengan penambahan alfa tokoferol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2), dan 200 μM (KP3). Dalam media pembekuan lambat, etilen glikol 10% dan sukrosa 0,1 M juga ditambahkan. Evaluasi oosit dilakukan setelah 7 hari disimpan dalam nitrogen cair (-196 oC), meliputi morfologi oosit dan viabilitas oosit menggunakan pewarna Hoechst dan Propidium Iodide (PI). . Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase oosit normal pasca kriopreservasi adalah 0 μM (67,86%), 100 μM (68,42%), 150 μM (74,58%), dan 200 μM (61,11%). Persentase oosit hidup setelah kriopreservasi adalah 0 μM (76,79%), 100 μM (80,70%), 150 μM (86,44%), dan 200 μM (70,37%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan alfa tokoferol tidak berpengaruh terhadap kualitas oosit pasca kriopreservasi, namun terdapat kecenderungan peningkatan kualitas seiring dengan peningkatan dosis alfa tokoferol. Pada penelitian ini penambahan 150 μM alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat merupakan dosis terbaik dalam menjaga kualitas oosit hingga pasca kriopreservasi, walaupun tidak signifikan.
ABSTRACT
The study was conducted to evaluate the addition of alpha tocopherol antioxidants in slow freezing media on the oocyte quality of arrowroot sheep until cryopreservation using the slow freezing method. A total of 226 oocytes of A and B quality were pre-ripened on the TCM-199 ripening medium with the addition of 150 μM alpha tocopherol, then preserved in slow freezing media with the addition of alpha tocopherol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2) , and 200 μM (KP3). In slow freezing medium, 10% ethylene glycol and 0.1 M sucrose were also added. Oocyte evaluation was carried out after 7 days of storage in liquid nitrogen (-196 oC), including oocyte morphology and oocyte viability using Hoechst and Propidium Iodide (PI) stains. . Based on the results obtained, the percentage of normal oocytes after cryopreservation were 0 μM (67.86%), 100 μM (68.42%), 150 μM (74.58%), and 200 μM (61.11%). The percentage of live oocytes after cryopreservation was 0 μM (76.79%), 100 μM (80.70%), 150 μM (86.44%), and 200 μM (70.37%). The results showed that the addition of alpha tocopherol antioxidants did not affect the quality of post-cryopreservation oocytes, but there was a tendency to increase in quality along with the increase in alpha tocopherol doses. In this study, the addition of 150 μM alpha tocopherol in slow freezing medium was the best dose in maintaining oocyte quality until post cryopreservation, although it was not significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan senyawa alkil ester dari asam lemak yang diolah dari sumber trigliserida alami terbarukan dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, biasanya dibuat melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dalam aplikasi maupun penyimpanannya, biodiesel berpotensi mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi karena faktor internal kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan faktor eksternal udara, panas, atau cahaya yang mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik serta kualitas dari biodiesel. Untuk menjaga karakteristik dan kualitas dari biodiesel agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu ditambahkan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Pada penelitian ini digunakan antioksidan Pyrogallol yang ditambahkan ke dalam biodiesel minyak sawit dengan berbagai konsentrasi dan berbagai suhu penyimpanan. Parameter biodiesel yang diamati selama masa penyimpanan adalah yang dapat mewakili terjadinya oksidasi yaitu, parameter yang dapat adalah perubahan viskositas kinematik, densitas, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Pyrogallol dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Penggunaan antioksidan dengan konsentrasi 0,1 pada suhu penyimpanan 30 C maupun 60 C diketahui dapat mempertahankan karakteristik dan kualitas biodiesel selama masa penyimpanan dari kerusakan akibat reaksi oksidasi.

ABSTRACT
Biodiesel is an alkyl ester compound of fatty acids that is processed from a source of naturally renewable triglycerides and used as a fuel for diesel engines, usually made through esterification or transesterification processes. In the application and its storage, biodiesel has a potential to be damaged by oxidation reaction due to internal factors high unsaturated fatty acid content and external factors air, heat, or light resulting in changes of biodiesel rsquo s characteristics and quality. To maintain the characteristics and quality of the biodiesel to the established standards, it is necessary to add antioxidants that can inhibit the oxidation reaction in the biodiesel. In this research, Pyrogallol will be used as antioxidants and will be added to the palm oil biodiesel with various concentrations and various storage temperatures. The biodiesel parameters observed during the storage period are those that can represent oxidation, which are kinematic viscosity, density, acid number, and iodine number. The results of this research show that the addition of Pyrogallol antioxidants can inhibit the oxidation reaction in biodiesel. The use of antioxidants with a concentration of 0.1 at storage temperatures of 30 C and 60 C is known to maintain the characteristics and quality of biodiesel during storage from damage caused by oxidation reactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>