Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Perhubungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, {s.a.}
387 BPTL 14 (2005)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Perhubungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, [date of publication not identified]
387 JPTL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Bernard H.
"Pada era globalisasi dan teknologi yang berkembang pesat sekarang ini hubungan perdagangan antar negara semakin bertambah kuat. Hal ini mendorong berkembangnya industri transportasi di dunia yang menghubungkan negara yang satu dengan yang lainnya. Indusiri transportasi yang paling banyak dipakai untuk hubungan perdagangan antar negara adalah transportasi laut.
Indonesia yang merupakan salah satu negara tempat berinvestasi bagi banyak perusahaan - perusahaan internasional, merupakan pangsa pasar yang sangat balk bagi industri transportasi kargo laut. Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia ditambah krisis politik menyebabkan kemerosotan dari kargo yang biasanya diangkut. Persaingan dalam industri ini menjadi sangat ketat.
Industri transportasi kargo laut ini dibatasi pada transportasi kargo laut dengan peti kemas (container). Terjadinya persaingan dalam industri jasa pelayaran kargo ini menimbulkan perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan jasa pelayaran kargo peti kemas tersebut. Persaingan tersebut membuat masyarakat bingung untuk menentukan perusahaan pelayaran kargo mana yang sebaiknya dipilih.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis persepsi dan perilaku konsumen untuk perusahaan pelayaran pada umumnya, mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk menjadi konsumen pcrusahaan pelayaran, dan menganalisa kinerja perusahaan pelayaran Maersk Sealand dalam mengidentifikasi pelayanan apa yang akan menjadi preferensi pengguna jasa pelayaran pada saat ini sehingga perlu dikembangkan dalam perusahaan.
Penelitian menggunakan metode self administered Questionare-drop off survey. Jumlah responden adalah 100 perusahaan. Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif.
Pada penelitian telah dihasilkan beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan yaitu perlengkapan, kapasitas, pemasaran, dokwnentasi, customer service, penjualan dan keuangan. Djmana faktor dokunientasi dan kapasitas merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumefl jasa pelayaraii kargo peti kemas.
Saran untuk perusahaan pelayaran Maersk Sealand adalah sebaiknnya melakukan perbaikkan - perbaikkan pelayanan dengan mengutamakan konsumenflya yaitu dengan menciptakan kualitas pelayanan yang prima dengan selalu fleksible melihat perubahan permintaan pada pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Poltak Pramah Utama
"Fakta yang terjadi di Indonesia sebagai negara kepulauan adalah biaya transportasi laut antarpulau lebih mahal daripada biaya transportasi laut ke luar negeri. Biaya transportasi laut antarpulau yang mahal menyebabkan terjadinya disparitas harga barang kebutuhan pokok antar daerah di Indoensia. Penelitian ini hadir untuk menguji apakah benar kebijakan subsidi ongkos angkut di laut dapat menurunkan disparitas harga antar daerah. Peneltian disparitas harga antara daerah baik di skala nasional dan internasional berusaha melihat faktor-faktor yang mendorong terjadinya konvergensi harga antar daerah seperti biaya transportasi, daya beli masyarakat, konektivitas di darat dan volume perdagangan. Hasil estimasi penelitian ini menunjukkan subsidi ongkos angkut menyebabkan disparitas harga di daerah yang dilalui Tol Laut setelah pelaksanaan kebijakan lebih rendah dibandingkan sebelum pelaksanaan dan lebih rendah dibandingkan daerah yang tidak dilalui Tol Laut. Temuan lainnya adalah kondisi imbalance trade masih terjadi meskipun telah ada kebijakan Tol Laut.

The fact that Indonesia as an archipelago countries is the cost of interregional transportation is more expensive than international sea transportation. Expensive inter-regional transportation costs causes a prices disparites of staple goods between regions in Indonesia. This research aims to examine whether sea transport subsidies policy can reduce price disparities between regions. Research on price disparities between regions both on a national and international focus to examine the factors that encourage price convergence between regions such as transportation costs, road density, trade flows, regional size economy and regional purchasing parity. The evidance of this riset is price disparities in the area passed by the Sea Toll after the implementation of this policy is lower than before the implementation and lower than the area that is not passed by the Sea Toll. Another finding is that the trade imbalance condition still occurs even though there is already a Sea TollĀ  policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clemens Goldan Divembryan
"Kapal merupakan salah satu aspek yang penting dalam perekonomian dunia, maupun Indonesia. Kapal dinilai sangat efektif dalam mengirim muatan dari suatu daerah ke daerah lainnya. Lebih dari 7 miliar ton barang terkirim lewat jalur laut setiap tahunnya. Menyikapi hal ini, pemerintah membuat kebijakan Jalur Tol Laut. Kebijakan ini juga merupakan salah satu cara pemerintah memanfaatkan laut Indonesia yang begitu luasnya. Sampai saat ini sudah dibuat 32 trayek tol laut yang mencakup Sabang sampai Merauke. Namun nyatanya masih sering terjadi keterlambatan pengiriman dan juga biaya oprasional kapal (mayoritas dipengaruhi oleh hargga bahan bakar) yang cukup mahal. Maka dari itu, pemilihan rute merupakan hal yang krusial untuk dapat mengurangi biaya oprasional yang tinggi. Penelitian ini mengimplementasikan metode optimasi dengan menggunakan Travelling Salesman Problem, dengan algoritma Hamiltonian cycle. Dengan algoritma tersebut, dapat ditemukan jalur antar pelabuhan dari setiap trayeknya yang paling pendek dalam segi jarak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah trayek yang sudah ditentukan merupakan jalur paling pendek. Pada penelitian dengan judul Optimasi Pemilihan Rute Dalam Trayek Tol Laut Menggunakan Hamiltonian Cycle, ditemukan adanya perbedaan jarak yang lebih dekat sehingga akan mengurangi waktu tempuh. Hasil ini bisa menjadi masukan bagi pemerintah sebagai evaluasi kebijakan Tol Laut

Shipping is one of the most important aspect for world economics, including Indonesia. More than 7 Billion ton of goods are shipped by sea. This is why ships are the most effective transportation for bulk or huge amount of goods. With all of the advantage of using cargo ship as the main transportation for shipments, Indonesian government issued a policy called Jalur Tol Laut. With this policy, the government are utilizing Indonesian sea and aiming to gain more advantages due to all the shipments that happened on the sea. Until 2021, there are 32 Program Tol Laut Routes that covers Sabang to Merauke. Unfortunately, there are still delay and high cost on this operation. This is why the choices of routes must be as optimized as possible. With less voyage distance, less fuel will be used. This study implements optimization using hamiltonian cycle. Distance between ports are calculated and the shortest path will be obtained. Hopefully this study could be a consideration for the Indonesian government to modify the routes for Kebijakan Tol Laut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Usindi T. Soekatjo
"Yang menjadi dasar tanggung jawab pengangkut (darat, laut dan udara) dalam sistem hukum kontinental adalah adanya perjanjian pengangkutan. Dilihat dari jenis prinsip-prinsip tanggung jawab pengangkut yang dikenal di dunia ini, yang berlaku di Indonesia adalah prinsip tanggung jawab mutlak. Perjanjian pengangkutan itu sendiri merupakan kesepakatan antara pengangkut dan penumpang; pengangkut berkewajiban untuk mengangkut penumpang tiba di tempat tujuan dengan selamat, sedangkan penumpang berkewajiban memberikan upah pengangkutan kepada pengangkut. Konsekuensi adanya perjanjian pengangkutan ini menimbulkan kewajiban bagi pengangkut untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar menyelenggarakan pengangkutan. Jika kewajiban tersebut tidak terlaksana dengan baik, pengangkut dinyatakan melakukan wanprestasi (Pasal 1243 KUHPer). Bukti adanya perjanjian pengangkutan adalah karcis penumpang (Pasal 85 Ayat (2) Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). Merupakan kewajiban pengangkut untuk mengasuransikan tanggung jawabnya itu; jika tidak mengasuransikannya, pengangkut akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 6.000.000,- (Pasal 86 Ayat (3) juncto Pasal 124 Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). KUHP secara tegas melarang pengangkut untuk tidak bertanggung jawab sama sekali atau terbatas untuk segala kerugian yang disebabkan oleh alat pengangkutannya, laik laut kapal, dan tidak cukupnya pengawasan dalam kapal. Penumpang yang hendak menggunakan jasa pelayaran PT PELNI dibebani kewajiban untuk membayar iuran wajib dan premi asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis kapal laut. Kewajiban penumpang untuk membayar sendiri asuransinya tersebut diatur dalam Pasal 3 Ayat (la) Undang-Undang No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Itu sebabnya PT PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada penumpang yang mengalami musibah kapal, kecuali untuk musibah kapal yang dinyatakan sebagai musibah nasional (misalnya tenggelamnya Kapal Tampomas II). Ganti kerugian yang diberikan oleh pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja Putera dan PT Arthanugraha) dalam hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk kematian, cacat tetap, biaya rawatan, dan biaya penguburan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiyyah
"ABSTRAK
Intermodal Hub Location Problem (IHLP) sebuah permasalahan optimasi yang merupakan cabang riset baru dari permasalahan klasik Facility Location Problem (FLP) IHLP digunakan untuk menentukan lokasi yang menjadi atau titik transfer aliran logistik dengan menggunakan dua moda transportasi atau lebih untuk mendapatkan rancangan dengan biaya investasi yang optimal. Penelitian ini menggunakan tiga moda transportasi dan mengambil studi kasus pada distribusi kontainer Indonesia. Penelitian ini mempertimbangkan ketidakpastian pada perencanaan strategis dimana adanya pertimbangan pertimbangan reliabilitas tiap moda transportasi dan reliabilitas antar hub. Penelitian ini dimodelkan dengan model optimasi Mixed Integer Programming dengan menggunakan bahasa pemograman Python dan solver Gurobi. Penelitian ini menghasilkan jumlah hub baik berupa pelabuhan dan dryport dan rute yang optimal dengan lokasi yang ditentukan pada tiap-tiap skenario yang ditentukan

ABSTRACT
Hub-and-Spoke network design, reliabilitas moda transportasi, distribusi logistik, Python, Gurobi Intermodal Hub Location Problem (IHLP) an optimization problem which is a new research extension of classic problems Facility Location Problem (FLP). IHLP is used to determine the location that becomes a hub or point of flow transfer by using two or more modes of transportation to with optimal investment and transportation costs. This study uses three modes of transportation and takes a case study on the distribution of Indonesian containers. This study considers uncertainty in strategic planning where we consider the hub unviability or breakdown, that can be an insight for national blueprint to consider hub and route backup. This research is modeled with the mixed integer programming, using Python programming language and Gurobi solver. This research shows the optimal number of hubs needed in two types of seaport and dry port and the optimal routes with locations determined in each scenario."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariala Aridyna
"ABSTRAK

Penelitian ini adalah analisis terhadap pelabuhan-pelabuhan di Laut Baltik yang diindikasi memiliki potensi bagi interaksi global. Terdapat 12 pelabuhan di 5 negara yaitu Polandia dengan pelabuhan Gdanks, Gdynia dan Szczecin dan Swinoujscie, Rusia dengan pelabuhan Primorsk, Saint-Petersburg, Ust-Luga dan Kaliningrad, Estonia dengan pelabuhan Tallin dan Muuga, Latvia dengan pelabuhan Riga dan Ventspils dan yang terakhir Lithuania dengan pelabuhan Klaipeda. Ketika tiga negara Baltik dan Polandia masih bergabung di Uni Soviet, perkembangan pelabuhan diatur oleh Soviet. Pasca runtuhnya Uni Soviet, keempat negara tersebut mulai membangun identitas mereka sebagai negara yang berdaulat yang mampu mengatur negaranya termasuk pelabuhannya. Dalam perjalanannya, pelabuhan-pelabuhan di Baltik mulai memperlihatkan peran pentingnya bagi interaksi global. Metode yang digunakan metode analisis kualitatif dengan menggabungkan dua teori yaitu teori Regional Security Complex oleh Barry Buzan dan teori Identitas oleh Stuart Hall. Hasil penelitian ini akan menunjukan faktor-faktor peningkatan potensi kota-kota pelabuhan Baltik dalam interaksi global serta proses power shifting di dalamnya dan menunjukan faktor identitas dan historis masyarakat Baltik membantu mendorong potensi kota pelabuhan. Temuan dari penelitian ini ialah adanya pengaruh dari faktor identitas dan historis yang mendukung peningkatan potensi kota pelabuhan di laut Baltik.


ABSTRACT


This research is an analysis of port cities in the Baltic Sea that has potencies for global interaction. There are 12 ports in 5 countries, Poland with its ports of Gdanks, Gdynia and Szczecin and Swinoujscie, Russia with its ports of Primorsk, Saint-Petersburg, Ust-Luga and Kaliningrad, Estonia with its ports of Tallin and Muuga, Latvia with its ports of Riga and Ventspils and Lithuania its its port of Klaipeda. When the three Baltic states and Polandia still joined the Soviet Union, the development of the port was regulated by the Soviets. After the collapse of the Soviet Union, the four countries began to establish their identity as a sovereign state who capable of managing their country including its ports. In its journey, the ports in the Baltic began to show an important role for global interaction. This analysis uses a qualitative method by applying two theories, the Regional Security Complex theory by Barry Buzan and Identity theory by Stuart Hall. The results of this study indicates the potential factors of Baltic port cities in global interaction, the process of power shifting and showing the identity and historical factors of the Baltic people who supports potencies of the port cities. This research found that there are significances within identity and historical factors that support the increasing potential of port cities in the Baltic Sea.

"
2020
T54780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Mutaharah
"Inland waterway merupakan salah satu moda transportasi laut yang dapat digunakan sebagai moda transportasi alternatif yang telah berkembang dengan pesat di beberapa negara Eropa dan Amerika, namun belum umum dipergunakan di Indonesia meskipun memiliki potensi yang sangat besar. Banyak faktor yang menyebabkan inland waterway di Indonesia tidak berkembang, diantaranya karena keterbatasan pada elemen waterway yang menyebabkan tidak memungkinkan bagi vessel atau kapal untuk berlayar pada jalur tersebut.
Melalui penelitian ini akan dipaparkan mengenai elemen waterway serta bagaimana mengoptimalkan faktor penghambat pada kanal CBL seperti interseksi dengan infrastruktur eksisting, minimnya debit, radius kelengkungan, kedalaman, dan lebar kanal, sehingga kanal ini dapat dimanfaatkan juga sebagai moda transportasi inland waterway. Perencanaan dilakukan dengan menggunakan benchmarking terhadap tiga standar desain utama yaitu PIANC, ASCE dan Rijkwaterstat (RWS) yang kemudian kondisi debitnya disimulasikan dengan menggunakan software HECRAS versi 4.1.
Hasil simulasi menunjukkan desain dengan menggunakan standar RWS memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan standar lain dengan ukuran vessel yang sama. Selain itu juga dilakukan perbandingan dua vessel referensi yaitu kapal kontainer dengan kapasitas 96 TEUs dan 144 TEUs ditinjau dari dimensi dan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan kanal mengacu padadimensi benchmark sehingga didapatkan desain yang dinilai paling optimum sesuai kondisi yang ada.

Inland waterway is one of the sea transportation mode that can be used as an alternative mode of transportation that has grown rapidly in several European countries and America, but has not yet commonly used in Indonesia though it has a large potential development. Many factors that cause inland waterway in Indonesia has not developed, such as due to the limitations on the waterway element that makes it impossible for vessels or vessels to sail on the lane.
Therefore, this research will be presented about the element of waterway and how to optimize the inhibiting factor on the CBL channel such as intersection with existing infrastructure, minimum discharge, curvature radius, depth and width of channel so that these existing channels can be utilized as well as inland waterway transportation modes. This project is done by using a benchmark against three main standard design that is PIANC, ASCE and Rijkwaterstat (RWS) which then simulated the debit condition by using software of HECRAS version 4.1.
The results show that a design using the RWS standard has asmaller dimension than other standards with the same vessel size. In addition, a comparison of two reference vessels, container vessels with a capacity of 96 TEUs and 144 TEUs, was evaluated from the dimensions and costs required for the development of the channel, referring to the benchmark dimensions, so as to obtain the most optimum design according to the conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersyad Munawir Dermawan
"Transportasi laut memegang peran penting dalam kemajuan perekonomian Indonesia. Dalam memudahkan transportasi antar pulau ini, maka pemerintah memutuskan untuk membuat Tol Laut. Tol Laut ini dibuat dengan tujuan melancarkan distribusi barang, konektivitas antar moda, dan agar dapat mengendalikan harga barang. Akan tetapi, jika modal yang dikeluarkan untuk melakukan sekali perjalanan terbilang besar, maka keuntungan yang akan di dapat akan cenderung sedikit sehingga akan sulit untuk melakukan distribusi dalam jumlah kecil dan mengendalikan harga barang. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengkosiderasikan apa saja yang dapat dilakukan untuk menekan biaya operasional transportasi laut selama menggunakan Tol Laut. Salah satu yang dapat dipertimbangkan adalah pemilihan jalur yang paling efektif saat melakukan aktivitas melalui Tol Laut. Pemilihan jalur yang efektif dapat mempengaruhi besarnya penggunaan bahan bakar sehingga dapat diperhitungkan kedalam penggunaan bahan bakar paling minimum dan tetap mencapai tujuan akhir yang sama. Penelitian ini akan dilakukan menggunakan algoritma A*(A Star).

Sea transportation plays an important role in the progress of the Indonesian economy. In order to facilitate transportation between islands, the government decided to create a Sea Toll Road. This Sea Toll Road was created with the aim of facilitating the distribution of goods, connectivity between modes, and in order to control the price of goods. However, if the capital spent on a one-time trip is large, then the profits to be obtained will tend to be small, so it will be difficult to distribute small quantities and control the price of goods. Based on these things, this research was conducted to consider what can be done to reduce the operational costs of sea transportation while using the Sea Toll. One thing that can be considered is the selection of the most effective route when carrying out activities through the Sea Highway. Selection of an effective route can affect the amount of fuel use so that it can be calculated into the minimum fuel use and still achieve the same final goal. This research will be conducted using the A*(A Star) algorithm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>