Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedwi Prihatmoko
"Skripsi ini membahas tentang pengelolaan transportasi air kuna berdasarkan tinjauan atas sumber-sumber prasasti, khususnya pada abad X sampai XV Masehi di Jawa Timur. Data penelitian diperoleh melalui studi kepustakaan dan lapangan. Data kepustakaan diperoleh melalui penelaahan terhadap sejumlah buku, jurnal ilmiah, naskah asing, dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan prasasti-prasasti di Jawa Timur. Data lapangan berupa foto-foto relief candi sebagai pembanding. Data tersebut dikumpulkan, diolah, dan dikelompokan berdasarkan aspek-aspek transportasi. Hasilnya berupa gambaran mengenai sistem pengelolaan transportasi air pada abad X sampai XV Masehi di Jawa Timur.
This study discusses about the ancient water transportation management based on inscriptions as its main source, especially in the tenth until the fifteenth century AD in East Java. Informations for this research were obtained from literatures and field observations. Literature informations were obtained through reviews of several books, scholarly journals, foreign manuscripts, and research reports related to the inscriptions in East Java. Field data were obtained through observations by making photographs to use as a comparison. The data were collected, processed, and sorted based on transportation aspects. The result is a description of the water transportation management system in the tenth until the fifteenth century AD in East Java."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S516
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Geraldine
"Prasasti sīma merupakan maklumat raja yang dikeluarkan untuk memberikan anugerah berupa daerah sīma kepada pihak tertentu. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk kepentingan bangunan suci atau sebagai bentuk balas jasa raja kepada masyarakat yang telah menunjukkan loyalitas kepadanya. Pada abad XIII–XV M, khususnya pada masa Kerajaan Majapahit, terjadi banyak peperangan dan pemberontakan, sehingga pembahasan mengenai loyalitas menjadi penting. Oleh sebab itu, tulisan ini dibuat untuk mengungkap bentuk-bentuk loyalitas apa saja yang ditunjukkan oleh masyarakat Jawa Kuno pada abad XIII–XV M, faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dan melalui tiga tahap: pengumpulan data yang dilakukan dengan studi pustaka terhadap prasasti dari abad XIII–XV M yang mengindikasikan adanya loyalitas, analisis data mengenai bentuk-bentuk loyalitas masyarakat Jawa Kuno, dan penafsiran data yang dilakukan dengan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas serta bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan. Bentuk-bentuk loyalitas masyarakat Jawa Kuno abad XIII–XV M dapat dibagi ke dalam tiga kelompok: jasa dalam perang, pengabdian luar biasa, dan menjaga kesejahteraan rakyat/negara. Kemudian, faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas adalah faktor keagamaan, sedangkan bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan dipengaruhi oleh faktor kondisi kenegaraan dan kedudukan sosial. Diketahui pula bahwa loyalitas masyarakat Jawa Kuno terbentuk secara alami, tetapi juga menunjukkan karakteristik dari loyalitas kontraktual.

The sīma inscription is an edict issued by the king as a gift to be given to certain parties. This is usually done for the upkeep of sacred buildings or as a way for the king to reward those who have shown him loyalty. The XIII–XV Centuries AD, especially in the Majapahit Era, was a time ripe with wars and rebellions, so it is important to discuss about loyalty during this time. Therefore, this paper is written to express the forms of loyalty shown by the Ancient Javanese people, the factors that influence the formation of loyalty, and the the forms of loyalty shown. This research was conducted with a descriptive qualitative method, which includes three stages: data collection carried out by literature study of the inscriptions from XIII–XV Centuries AD which indicates the people's loyalty, data analysis on the forms of loyalty of the Ancient Javanese people, and data interpretation which explains the factors that influence the formation of loyalty and the forms of loyalty shown. The forms of loyalty shown by the Ancient Javanese people in XIII–XV Centuries AD can be divided into three categories: service in war, extraordinary dedication, and maintaining the welfare of the people/kingdom. The factor that caused the formation of that loyalty is religion, while the forms of loyalty shown are influenced by the kingdom's political condition and social status. It is also known that the Ancient Javanese people's loyalty were formed naturally, but it also shows characteristics of contractual loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Hayati Nufus
"ABSTRACT
Hubungan internasional merupakan kegiatan yang menyangkut aspek region dan internasional yang dilakukan satu dengan negara lainnya dalam rangka memperoleh keuntungan. Hubungan internasional juga telah dilakukan oleh Jawa pada masa Hindu-Buddha yang bekaitan dengan perdagangan internasional. Bukti hubungan internasional di Jawa dapat diketahui dengan adanya penyebutan orang-orang asing  pada prasasti, naskah, berita asing, dan pada artefak. Pada  prasasti terdapat penyebutan orang asing secara langsung pada bagian wargga kilalan, hulun  haji, dan secara tidak langsung disebutkan pada bagian manilala drwyahaji. Penyebutan orang-orang asing mulai muncul secara konsisten pada prasasti yang berasal dari masa Airlangga hingga masa Majapahit. Dari penyebutan orang-orang asing tersebut dapat diketahui asal orang-orang asing dan intensitas hubungannya dengan Jawa; motif kedatangan orang asing dalam bidang agama, ekonomi, dan politik; serta pengaturan yang diberikan oleh kerajaan terhadap orang-orang asing tersebut. Dengan mengetahui asal, motif, dan pengaturan tersebut diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai aktivitas orang-orang asing di Jawa berdasarkan data prasasti abad ke-11-15 Masehi.

ABSTRACT
International relations is an activity that concerns with regional and international aspects undertaken one with other countries in order to gain profit. International relations have also been made by Javanese during the Hindu-Buddhist era associated with international trade. Evidence of international relations in Java can be known by the mention of foreigners on inscriptions, manuscripts, foreign news, and on artifacts. On the inscription there is a direct mention of foreigners on the part of the wargga kilalaan, hulun haji, and indirectly mentioned in the manilala drwyahaji section. The mention of foreigners began to appear consistently on inscriptions from the Airlangga period to Majapahit. From the mention of foreigners can be known the origin of foreigners and the intensity of its relationship with Java; the motives of foreigners in the fields of religion, economy, and politics; as well as the regulations given by the kingdom against these foreigners. By knowing the origin, motives, and regulations are expected to provide information about the activities of foreigners in Java based on inscriptions 11-15th century AD."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Juriati Rahmatiwi
"Suksesi merupakan proses transfer kekuasaan dari satu orang, rezim atau pemerintahan. Pada masa Jawa Kuno, suksesi merupakan proses pergantian takhta dari seorang raja ke penggantinya. Setelah raja-raja tersebut naik takhta, mereka akan melakukan legitimasi untuk membuktikan bahwa ia berhak atas takhtanya. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk suksesi dan bentuk-bentuk legitimasi raja-raja pada masa Jawa Kuno, serta bagaimana hubungan antara keduanya. Metode yang digunakan terdiri dari tiga tahapan metode arkeologi, yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan transkrip dari prasasti-prasasti yang digunakan sebagai sumber data, pengolahan data dengan melakukan analisis mengenai bentuk-bentuk suksesi dan legitimasi pada masa Jawa Kuno yang didapatkan dari sumber data, dan penafsiran data dengan mencoba menjelaskan hubungan antara kedua hal tersebut serta perbandingan kedua hal tersebut pada kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan prasasti-prasasti pada masa Jawa Kuno abad VIII-XV, diketahui bahwa prasasti yang memuat keterangan mengenai suksesi juga berisi informasi mengenai legitimasi. Sementara itu, tidak semua prasasti yang memuat informasi mengenai legitimasi, memuat informasi suksesi. Diketahui pula bahwa bentuk suksesi yang dilakukan raja-raja pada masa Jawa Kuno akan mempengaruhi cara ia melegitimasi dirinya. Semakin banyak usaha yang dilakukan seorang raja untuk melegitimasi dirinya, maka semakin bisa diyakini bahwa raja tersebut tidak berhak atas takhtanya.

Succession is the process of transferring power from one person, regime or government. In ancient Java, succession was the process of changing the throne from a king to his successor. After the kings ascend the throne, they will exercise legitimacy to prove that he is entitled to his throne. This study discusses the forms of succession and the forms of legitimation of kings in ancient Java, and how the relationship between both. The method used three stages of archeological methods, first, collecting data by collecting transcripts from inscriptions used as data sources, second, processing data by analyzing forms of succession and legitimation in ancient Java that were obtained from data sources, and third, interpretation data by trying to explain the relationship between these two things and the comparison of the two things to the kingdoms in Central Java and East Java. Based on the inscriptions in the ancient Javanese period VIII-XV, it is known that the inscriptions that contain information about succession also contain information about legitimacy. Meanwhile, not all inscriptions containing information on legitimacy contain succession information. It was also known that the form of succession carried out by the kings in ancient Java would influence the way he legitimized himself. The more effort a king makes to legitimize himself, the more it can be believed that the king is not entitled to his throne."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Akbar
"Prasasti adalah sumber tertulis yang berisikan penetapan sima, keputusan hukum (jayapattra), kutukan (sapatha), utang piutang, dan tindakan pidana dikenai denda (sukhaduhka). Kajian sukhaduhka khususnya Jawa Kuno sudah pernah dibahas tetapi belum dibahas secara mendalam terkait dengan hukum pidana. Penelitian ini akan mengidentifikasi tindak pidana pada prasasti masa Jawa Kuno abad IX-XV Masehi dan menjelaskan relevansi bentuk penyelesaian hukum masa Jawa Kuno dengan bentuk penyelesaian hukum masa kini. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari tiga tahapan metode arkeologi yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa sukhaduhka merupakan tindakan yang dikenai denda yang dikeluarkan oleh raja pada prasasti untuk menciptakan keamanan dan ketertiban pada lingkungan masyarakat Jawa Kuno. Sukhaduhka dapat digolongkan menjadi empat jenis bentuk pelanggaran yaitu berupa tindak kejahatan pidana yang menggunakan kalimat, fisik, perkelahian dan fitnah. Membahas relevansi bentuk hukum melakukannya dengan analisis perbandingan yang hasilnya adalah peraturan hukum masa kini masih memiliki relevansi dengan peraturan hukum yang digunakan pada masa Jawa Kuno.

The inscription is a written source containing the determination of sima, legal decisions (jayapattra), curses (sapatha), debts and criminal act (sukhaduhka). The research of sukhaduhka, especially Ancient Javanese, has been discussed but has not been discussed in depth related to criminal law. This study will identify criminal act in Ancient Javanese inscriptions in the IX-XV centuries AD and explain the relevance of forms of legal settlement in the Ancient Javanese period with forms of present legal settlements. The research method used consists of three stages of archaeological methods, namely data collection, data processing, and data interpretation. The results it was found that sukhaduhka is an act that is subject to a fine issued by the king on the inscription to create security and order in the ancient Javanese community. Sukhaduhka can be classified into four types of violations, namely in the form of criminal acts that use sentences, physical, fights, and slander. Discussing the relevance of legal forms, we do this by means of a comparative analysis, the result of which is that today's legal regulations still have relevance to the legal regulations used in ancient Javanese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Cahyanita
"ABSTRACT
Seseorang yang meninggal menyebabkan munculnya berbagai permasalahan mengenai kelanjutan hak dan kewajibannya, penyelesaiannya akan diatur dalam hukum waris. Pewarisan sudah berlangsung sejak zaman dahulu seperti pada masa Jawa Kuna. Pewarisan masa Jawa Kuna dapat diketahui berdasarkan prasasti dan kitab-kitab dari masa tersebut seperti kitab agama dan Manawadharmasastra. Beberapa peneliti sudah melakukan penelitian mengenai pewarisan masa Jawa Kuna, tetapi belum pernah dibahas secara mendalam. Penelitian ini membahas mengenai penerapan pewarisan pada masa Jawa Kuna. Pewarisan dalam prasasti dikaitkan dengan kitab agama dan Manawadharmasastra yang menghasilkan penjelasan mengenai penerapan pewarisan masa Jawa Kuna. Pewarisan pada masa tersebut memiliki tiga unsur yaitu pewaris, harta warisan, dan ahli waris. Pewaris dan ahli waris masa Jawa Kuna berdasarkan prasasti tidak membedakan jenis kelamin. Harta warisan yang diteruskan dibagi menjadi dua yaitu harta berwujud yang berupa tanah, kebun, dan sawah, serta harta tidak berwujud berupa takhta, hak-hak istimewa, hutang piutang, dan pajak. Pewarisan pada masa Jawa Kuna menerapkan pewarisan parental seperti masyarakat adat Jawa sekarang ini.

ABSTRACT
People who dies causes the emergence of various problems regarding the continuity of his rights and obligations, the settlement will be regulated in law of inheritance. Inheritance has been going on since long time ago as in ancient Javanese. The inheritance of the Old Javanese can be known by the inscriptions and books of the period such as agama and Manawadharmasastra. Some researchers have done research on ancient Javanese inheritance, but have not been discussed in depth. This research discusses the application of inheritance in the Old Javanese period. Inheritance in the inscription is associated with the agama and Manawadharmasastra books which resulted in an explanation of the application of the ancient Javanese inheritance. Inheritance at that time had three elements: inheritors, inheritance, and heirs. The inheritors and the heirs of Javanese Kuna based on the inscription do not distinguish the sexes. The proceeds of the inheritance are divided into two: tangible property in the form of land, gardens, and fields, and intangibles in the form of thrones, privileges, accounts payable, and taxes. The inheritance of the Old Javanese implements parental inheritance such as the Javanese indigenous people today."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Fitrotul Ummah
"Sesajen adalah salah satu komponen terpenting di setiap upacara, termasuk upacara penetapan Sīma, yaitu upacara yang dilakukan sebagai peresmian perubahan status dari desa milik raja menjadi desa yang otonom. Penelitian ini membahas seputar bagaimana sesajen digunakan untuk media komunikasi antara manusia dengan dewa dalam upacara penetapan Sīma, termasuk: jenis-jenisnya, cara penyajiannya, dan orang-orang yang terlibat dalam penyajian sesajen. Secara umum penelitian dilakukan menggunakan tiga tahap: pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data. Data primer untuk penelitian ini berasal dari prasasti keluaran abad 8-10 M. Jenis sesajen dikategorikan menjadi tiga: flora dan fauna, logam, dan lainnya. Sesajen dipersembahkan ke tiga ikon yang menjadi representasi para dewa: lingga, yoni, dan api. Berdasarkan perlengkapan dan jenis sesajen yang digunakan, dapat dikatakan bahwa upacara penetapan Sīma pada masa ini bukanlah jenis upacara yang dilaksanakan dengan aturan yang sangat rigid. Sesajen dan runtutan upacara di beberapa prasasti tidak semuanya sama. Meskipun keseluruhan sesajennya ditujukan kepada dewa-dewi Hindu, namun bangunan suci yang diresmikan dengan upacara sīma tidak semuanya Hindu. Hal ini dapat menunjukkan adanya pluralisme dalam kehidupan beragama di masa Jawa Kuno.

Sesajen (offerings) is one of the most essential thing in every religious ceremony, including a sīma ceremony. Sīma ceremony is a ceremony to celebrate the changing status of land from king-owned land to an autonomous land. Sesajen in this ceremony used as a medium between humans and spirit powers in the form of offering. The main concern of this research is how sesajen were presented as an offering for the spirits in sīma ceremony. This also include types of sesajen, people who involved in presenting sesajen, and the spirits whom they worship. This research also was done in three steps: collecting data, processing data, and interpretation. Primary data for this research is Old Javanese inscriptions especially from 8th to 10th century. Based on its materials, sesajen were divided into three: natural-based, metal tools, and others. These sesajen would be offered to these three entitites as manifestation of Gods: Sang Hyang Watu Sīma, representated with the lingga stone; Sang Hyang Kulumpang, representated with the yoni stone; and Sang Hyang Brahma, representated with fire. These entities were named as “Sang Hyang” which mean “the deity” in Sanskrit. There’s no standard provision for sesajen offering. So, the amount and variety of sesajen offering were varied in each ceremony. Sesajen offering in sima ceremony is a great example of how a religion practices and nature intertwined in ancient practices."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Alifah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai aktivitas domestik dan publik yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13 mdash;15 di Jawa Timur. Permasalahan penelitian adalah pengidentifikasian aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13 mdash;15 Masehi di Jawa Timur. Pada tahap analisis menggunakan klasifikasi untuk membedakan jenis aktivitas perempuan dalam bidang domestik dan publik. Tipe-tipe aktivitas perempuan dibandingkan dengan karya sastra Jawa Kuna untuk melengkapi analisis. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa perempuan pada masa Jawa Kuna khususnya abad ke-13 mdash;15 Masehi tidak hanya memperhatikan ranah domestik sebagai kewajibannya di rumah tangga, perempuan juga berperan penting pada ranah publik.

ABSTRAK
This thesis deals with the domestic and public activity performed by women on the relief of the 13th mdash 15th century temple in East Java. Problems of research is identifying the activities carried out by women in the relief of the 13th mdash 15 A.D. century temple in East Java. At this stage of the analysis using classification methods to distinguish the types of activity of women. The types of activity of women as compared to old Javanese literary work to complete the analysis. The results of this research proves that women in the 13th mdash 15th century not only pay attention to the domestic realm as obligations in the household, but also played an important role in the public sphere."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Alifah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai aktivitas domestik dan publik yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13?15 di Jawa Timur. Permasalahan penelitian adalah pengidentifikasian aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada relief candi abad ke-13?15 Masehi di Jawa Timur. Pada tahap analisis menggunakan klasifikasi untuk membedakan jenis aktivitas perempuan dalam bidang domestik dan publik. Tipe-tipe aktivitas perempuan dibandingkan dengan karya sastra Jawa Kuna untuk melengkapi analisis. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa perempuan pada masa Jawa Kuna khususnya abad ke-13?15 Masehi tidak hanya memperhatikan ranah domestik sebagai kewajibannya di rumah tangga, perempuan juga berperan penting pada ranah publik.

ABSTRACT
This thesis deals with the domestic and public activity performed by women on the relief of the 13th?15th century temple in East Java. Problems of research is identifying the activities carried out by women in the relief of the 13th?15 A.D. century temple in East Java. At this stage of the analysis using classification methods to distinguish the types of activity of women. The types of activity of women as compared to old Javanese literary work to complete the analysis. The results of this research proves that women in the 13th?15th century not only pay attention to the domestic realm as obligations in the household, but also played an important role in the public sphere."
2016
S64720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alexander Arifa
"Pada isi prasasti sima dari masa Jawa Kuna terdapat sapatha atau baris kutukan, yakni sebuah wacana yang berisikan seruan sumpah kepada dewa-dewa atau roh-roh agar memberikan perlindungan terhadap tanah sima yang ditetapkan oleh raja, beserta mantra kutukan bagi orang-orang yang berniat jahat terhadap tanah tersebut. Penelitian ini meneliti mengenai beberapa hewan yang disebutkan dalam sapatha prasasti sima sebagai ancaman bagi siapa yang melanggar, khususnya pada prasasti-prasasti sima yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno pada awal abad X Masehi. Penyebutan hewan dalam sapatha merupakan fenomena yang tidak biasa, jarang ditemui, namun ada di beberapa prasasti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ragam hewan yang disebutkan dalam bagian sapatha prasasti sima awal abad X Masehi, mengetahui alasan dipilihnya hewan-hewan tersebut, dan mengetahui kemungkinan adanya keterkaitan antara kuasa raja dengan penghukuman melalui fauna dalam sapatha prasasti sima. Metode yang digunakan dalam penelitian: tahap pengumpulan data yang merupakan tahap pengumpulan semua sumber data yang dibutuhkan, tahap pemrosesan data yang merupakan tahap pemrosesan dan penganalisisan semua data, dan tahap interpretasi data yang merupakan tahap pengaitan semua data yang sudah diproses dengan konsep pengetahuan yang diusulkan, yakni teori kekuasaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hewan dalam sapatha merupakan hewan buas serta dianggap suci. Tujuannya sebagai pemberat bahwa sapatha adalah alat kontrol sosial beserta cerminan kuasa raja yang dilakukan raja dengan menggunakan pendekatan ketakutan berbasiskan pengendalian pikiran atas lingkungan sekitar ditambah dengan pengetahuan beberapa binatang yang telah dikenal dalam konsep religi Hinduisme serta kebudayaan lokal yang dipakai agar tidak ada pihak yang berbuat diluar perintah raja.

On sima inscriptions from Ancient Javanese era, there is sapatha or cursing passage which is a small paragraph that consists of oaths to gods and deities to protect the land of sima that had been established by the king, along with spells or curse that was addressed to wrongdoers. This research discusses about some animals that were mentioned in sapatha of the sima inscriptions, especially incriptions that dated from Ancient Mataram Kingdom on early 10th Century AD. This was quite rare and uncommon phenomenon but were available in some inscriptions. Aims of this research are to identify the variety of animals that is mentioned on Sapatha of Sima Inscriptions from Ancient Mataram Kingdom on early 10th Century AD, to discover the reasons behind the chosen animals, and to know the possibility if there was a connection between the power of king and the chosen animals. Research method that is used: first, data-gathering step which collects all the data needed, data-processing step which analyzes all data that has been collected, data-interpreting step which all the data that has been analyzed be interpreted under the power-relation concept. The result of this research shows that animals are categorized as wild and sacred animals. The aim mentioning these animals is to emphasize that sapatha is a tool for controlling society and showing king’s power by using fear-based on mind-control over the environment approach added with the knowledge of the animals on Hinduisme and local belief concept so that no one will disobey the king"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>