Ditemukan 104537 dokumen yang sesuai dengan query
Bakker, Anton
Yogyakarta: Kanisius , 1992
111 BAK o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Djohan Rady
"Tesis ini adalah sebuah upaya eksplorasi potensi teori evolusi Darwin sebagai basis penjelasan kausal bagi fenomena sosial dan budaya. Upaya tersebut dicapai melalui analisa terhadap ontologi ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi dipilih karena sampai saat ini ilmu ekonomi adalah satu-satunya cabang ilmu sosial yang dianggap memiliki derajat eksplanasi setingkat ilmu-ilmu eksak. Dari analisa tersebut, penulis berpendapat bahwa dua dimensi ilmu ekonomi, yakni asumsi homo economicus dan mekanisme pasar, memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan prinsip teori evolusi Darwin mengenai keberlangsungan hidup (survivability) dan adaptasi. Jadi, penulis beranggapan bahwa tingginya derajat eksplanasi yang dihasilkan ilmu ekonomi semata-mata disebabkan adanya kesesuaian antara ontologi ilmu ekonomi dengan ontologi evolusi Darwinian. Sebagai kesimpulan, penulis beranggapan bahwa ilmu-ilmu sosial akan dapat memberikan eksplanasi yang lebih baik jika mengadopsi prinsip-prinsip teori evolusi Darwin sebagai paradigma utamanya.
This graduate thesis is an attempt to explore the potentiality of Darwin's theory of evolution as the basic explanation of social and cultural phenomena. That main objective is realized through the means of analysis upon the ontology of economics, since economics is the only social science deemed equal to those of natural sciences. Upon analysis, it is apparent that the 'exactness' of economics explanations very much indebted to its ontological similarities with the ontology of Darwin's theory of evolution. The two main economics ontological assumptions, homo economicus and market mechanism, are very much alike with Darwin's two main ontological assumptions of evolution, survivability and adaptation. Consequentially, we can think of economics 'exactness' as a result of its ontological compatibility with Darwin's theory of evolution. As a conclusion, this thesis staunch to the hypothesis that humanities and social sciences can gain methodological status equivalent to economics only if they accept Darwin's theory of evolution as its very basic ontological assumption. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42258
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"E-Learning content being a barrier for e-learning is no longer true on today's Internet. The current concerns are how to effectively annotate and organize the available content (both textual and non texrual) to facilitate effective sharing, reusability and customization. In this paper, we explain a component - oriented approach to organize content in an ontology. we also illustrate our-3tier e-learning content management architecture and relevant interfaces. We use a simple yet intuitive example to succussfully demonstrate the current working prototype which is capable of compiling personalized course materials. The e - learning system explainedt here used the said ontology."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Bruno Rumyaru
"Keberadaan manusia memperlihatkan suatu ketegangan diri dan krisis identitas. Manusia berusaha mencari jawaban atas hakekat dan makna keberadaannya sendiri. Ada fenomena paradoksal kehidupan manusia. Di satu pihak manusia berusaha memenuhi bdquo;kepentingan? dan bdquo;kecenderungan? diri melalui segala bdquo;prestasi? dan atribut artifisial yang diperoleh. Di lain pihak, pelbagai bentuk realisasi keberadaan ini menciptakan ketegangan eksistensial. Keberadaan eksistensial manusia memperlihatkan realitas dilematis. Manusia menjadi terasing dari diri sendiri self alienation ; terasing dengan sesama, bahkan jauh dari Tuhannya. Praktik relasional dengan yang lain menjadi sebuah bdquo;jalan buntu? dengan aneka problem dan ketegangan yang muncul tanpa penyelesaian. Manusia tidak lagi hidup menurut identitas eksistensialnya; ada krisis identitas relasional yang terjadi. Praktik hidup relasional tidak lagi menjadi jalan pemenuhan diri sebaliknya menjai bdquo;jalan buntu? dan problematis. Akibatnya, Manusia menjadi terasing dengan keberadaannya sendiri. Manusia kontemporer membutuhkan re-conscientia- kesadaran untuk kembali pada hakekat ontologi eksistensi manusia, jati diri manusia. Disertasi ini menggagas Trias Entitas sebagai bdquo;jalan baru? menuju manusia eksistensial atau citra keberadaan manusia ideal di tengah masyarakat melalui relasi dengan Tuhan, alama semesta dan sesama.
Human existence shows a strain of self and identity crisis. Humans trying to find answers to the essence and meaning of its own existence. There is a paradoxical phenomenon of human life. On the one hand human is trying to meet the needs and the tendency through all the achievements and attributes artificially obtained. But on the other hand, all the results create existential tension. The existence of human show dilemma. Men became alienated both from themselves self alienation , from the other horizontally and vertically. The lives got blocked with various problems without any ways out. Contemporary humans are in need of re conscientia consciousness to get back on to the nature ontology of human existence. This dissertation initiated Trias Entitas as a 39 new path 39 towards the ideal of human existence as needed in his relationship with God, environment and creatures."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D1720
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Prajna Wira Basnur
"Pencarian informasi tertentu akan sulit dilakukan bila mengandalkan kueri saja. Pemilihan kueri yang kurang spesifik akan berakibat banyaknya informasi yang tidak relevan ikut terambil oleh sistem. Salah satu cara yang paling berhasil untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan klasifikasi dokumen berdasarkan topiknya. Ada banyak metode digunakan untuk melakukan klasifikasi dokumen seperti menggunakan pendekatan statistik dan machine learning. Namun, metode klasifikasi dokumen tersebut membutuhkan training data atau dokumen pembelajaran. Pada penelitian ini penulis berusaha untuk melakukan klasifikasi dokumen menggunakan sebuah metode yang tidak memerlukan dokumen pembelajaran. Metode klasifikasi ini menggunakan ontologi untuk melakukan klasifikasi dokumen. Klasifikasi dokumen dengan menggunakan ontologi dilakukan dengan membandingkan nilai kemiripan diantara dokumen dan sebuah node yang ada di ontologi. Sebuah dokumen diklasifikasikan dalam sebuah kategori atau node jika memiliki nilai kemiripan paling tinggi di salah satu node di ontologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ontologi dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi dokumen. Nilai recall adalah 97,03%, precision 91,63%, dan fmeasure 94,02%.
Searching specific information will be difficult if only rely on query. Choosing less specific queries will result many irrelevant information fetched by the system. One of the most successful way to overcome this problem is to perform document classification based on the topic. There are many methods that can be used to conduct such a document classification, such as statistical and machine learning approaches. However, those document classification methods require training data or learning documents. In this study, the authors attempted to classify documents using a method that doesn?t require learning documents. This classification method uses ontology to classify documents. Document classification by using ontology is done by comparing the value of similarity among documents and existing node in the ontology. A document is classified into a category or a node, if it has the highest similarity value in one of the nodes in the ontology. The results showed that the ontology can be used to perform document classification. Recall value is 97.03%, precision is 91.63%, and f-measure is 94.02%."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhammad Iswahyudhi
"Permasalahan waktu berkembang seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia tentang alam. Hal ini mengakibatkan munculnya berbagai macam konsep waktu dalam kebudayaan. Dengan mereduksi dan mengabstraksikan perbedaan konsep waktu ke dalam bentuk ontologi, maka perbedaan konsep waktu yang ada dalam kebudayaan dapat disatukan. Pencarian ontologi waktu dengan metode dialektika negatif menghadirkan kontradiksi antara alam dan kebudayaan. Secara historis, kontradiksi ini berdasarkan pada alur perkembangan kebudayaan. Hakikat waktu adalah gerak. Namun alur historis kebudayaan manusia lambat laun menjadikan gerak memiliki makna sebagai waktu.
The problem of time develops alongside man's increasing knowledge about nature. This, in turn, causes the emergence of numerous concepts of time in culture. Through reducing and abstracting various concepts of time into an ontological form, different concepts of time that exist in culture can be unified. The search for ontology of time through negative dialectics presents contradiction between nature and culture. Historically, this contradiction is based on the flow of cultural development. The essence of time is motion. Owing to the historical flow of culture, however, motion develops its meaning as time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52683
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raka Winaga
"Beberapa ontologi pariwisata telah dibuat pada penelitian sebelumnya. Ontologi tersebut sudah bisa digunakan sebagai basis pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang sering muncul dalam pariwisata, tetapi belum bisa menangani informasi yang memiliki waktu valid, yaitu rentang waktu saat suatu informasi mencerminkan keadaan nyata. Penelitian ini mengajukan sebuah ontologi yang dirancang sebagai alat representasi pengetahuan pariwisata. Ontologi pariwisata ini memodelkan pengetahuan umum dalam ranah pariwisata dan memodelkan informasi entitas pariwisata yang memiliki waktu valid. Selain itu, ontologi pariwisata juga dilengkapi antarmuka pemrograman aplikasi yang dirancang untuk menangani ontologi ini. Dari hasil uji coba, ontologi mampu menjawab tiga pertanyaan yang muncul dalam pariwisata dan memodelkan pengetahuan waktu valid.
A number of tourism ontologies exist that can be used as a knowledge base to answer questions that often occurs in the context of tourism, but they cannot handle information that have a valid time, which is the time interval when the information is true in the real world. This thesis describes an ontology that is created to be used as a representation of tourism knowledge. The tourism ontology can model general knowledge in the tourism domain and information about tourist entities that have a valid time. An application programming interface for the ontology is also described. From experimental results, the ontology can answer three questions that often appear in the context of tourism and also models valid time."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T32164
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fromm, Erich
Jakarta: LP3ES, 1987
128 FRO tt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bakker, Anton
Yogyakarta: Kanisius, 1992
110 BAK o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Suhermanto Ja`far
"Iqbal merumuskan sebuah metafisika yang menekankan pada aspek dinamisitas, gerak ego yang dalam istilah Islam disebut dengan amal atau tindakan yang bermakna. Pemikiran Iqbal tentang hidup yang kreatif dengan tindakan dan aksi yang yang terus bergerak dipengaruhi oleh unsur-unsur pemikiran Nietzsche mengenai filsafat kehendak. Iqbal masih mempertahankan Tuhan dan mengemukakan argumentasi yang bisa mendamaikan kemahakuasaan Tuhan dengan kebebasan manusia. Pemikiran ontologi Iqbal lebih mengarah pada eksistensi Realitas absolut, sebagai realitas yang sebenarnya dalam hubungannya dengan manusia dan alam. Realitas yang ada menurut Iqbal merujuk pada Wujud Tuhan, Manusia dan alam, tetapi realitas yang ada dan sebenarnya ada adalah wujud dari Realitas absolut, Wujud absolut atau Ego Mutlak. Manusia dalam mencari Tuhan, kata Iqbal harus berangkat dari kemauan dan kekuatannya sendiri. Tuhan menurut Iqbal adalah hakikat keseluruhan yang bersifat spiritual. Tuhan yang digambarkan sebagai kekuatan adalah pilihan sadar seseorang yang berangkat dari kesadaran eksistensialnya. Dengan demikian, gagasan Iqbal tentang Tuhan sebagai Ego dan kekuatan, tidak lain adalah proyeksi gagasannya tentang manusia sempurna, yaitu manusia yang memiliki ego yang sangat unik dan kuat, serta pada saat-saat yang sama adalah manusia yang mampu menyerap kebaikankebaikan Tuhan ke dalam dirinya. Metafisika Iqbal tentang diri (ego) pada intinya adalah filsafat manusia yang bicara tentang diri/ego. Diri atau ego adalah titik tolak Iqbal dalam hubungannya tentang alam dan Tuhan. Hidup adalah kehendak kreatif yang oleh Iqbal disebut Soz. Pemikiran Iqbal tentang alam semesta tidak terlepas dari pemikirannya tentang Tuhan dan Diri manusia. Bagi Iqbal Alam harus dipahami sebagai suatu organisme yang selalu tumbuh tidak mempunyai batas-batas yang berkesudahan, kecuali adanya imanensi yang menjiwai dan yang memelihara keseluruhan tersebut dengan cara evolusi yang digambarkan sebagai suatu gerak menanjak yang teratur dari individu yang paling sederhana, yaitu kepribadian manusia menuju pada realitas Absolut (Ego Mutlak), yaitu Tuhan. Tindakan yang bermakna dalam metafisika Iqbal tidak hanya untuk individu dan sesama, tetapi juga berkaitan dengan yang Ilahiyah dan alam. Karena itu, tindakan-tindakan yang dilakukan manusia merupakan sebuah tindakan yang memelihara diri dari kematian. Hanya tindakan yang bermakna sajalah yang mempersiapkan manusia menghadapi kehancuran tubuh. Iqbal hendak mengubah wajah Islam menjadi agama tindakan yang menekankan pada progresivitas dan dinamisitas, sehingga perubahanperubahan dalam pemikiran Islam akan terbangun. Rekonstruksi pemikiran Islam akan terbentuk melalui ijtihad dan tindakan yang bermakna (meaningfull action).
Iqbal formulate a metaphysics which emphasizes the aspects dynamicity, ego motion in terms of Islam called charity or meaningful action. Iqbal's thoughts about the creative life within attitude and action that continues to move was influenced by elements of Nietzsche's thought about the philosophy of the will. Iqbal still maintain God and put forward arguments that could reconcile the omnipotence of God and human freedom. His ontological Thought is more directed to the existence of absolute reality, a reality which is actually in relation to man and nature . The reality ?according to Iqbal, not only refers to the manifestation of God, man and nature, but also the reality that exists and eventually exists as manifestation of the Absolute Reality, Absolute Being or Absolute Ego. Man in search of God ?said Iqbal, had to depart from its own will and power. God ?according to Iqbal, is the essence of a whole which is spiritual. God which portrayed as a force is ?in fact- an aware of one's choice based on his existential consciousness. Thus, Iqbal idea of God as ego and power is nothing but the projection of his idea of a perfect man, the man who has an ego that is very unique and strong, and at the same time capable of absorbing the good of God into himself. Iqbal metaphysics of the self (ego) ?in essence is a human philosophy which is talking about the self /ego. Self or ego is a starting point of Iqbal thought about the connection of nature and God. Life is a creative will that is called Soz. Iqbal's thoughts about the universe can not be separated from his thoughts on God and the human self. For Iqbal, nature should be understood as an organism that is always growing and doesn?t have endless boundaries, except the immanence that animates and maintains overall with the way evolution is portrayed as a regular upward simplest movement of individuals, namely the human personality toward an Absolute Reality (Absolute Ego) or God. Meaningful action in Iqbal?s metaphysics is not only belongs to individuals and others, but also relates to the divine and nature. Therefore, the actions of a man are ?in fact- an action which preserves him from the death. The meaningful action alone prepares man to face the destruction of his body. Iqbal wanted to change the face of Islam into religion which emphasizes the progressivity and dynamicity, so that the changes in Islamic thought will awaken. Reconstruction of Islamic thought will be formed through ijtihad and meaningful action."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T28958
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library