Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nurul Huda
"Tesis ini mendeskripsikan proses transformasi sosial yang timbul dari penetrasi kapitalisme dan globalisasi di suatu lokasi yang spesifik. Melalui studi kasus Proyek Migas di Lapangan Banyuurip Blok Cepu di Bojonegoro, penelitian ini memperlihatkan bagaimana interaksi antara korporasi multinasional ExxonMobil dan situasi-situasi lokal telah membentuk praktek-praktek sosial, ekonomi dan budaya tertentu dan pada saat yang sama memungkinkan korporasi tersebut mewujudkan agendanya guna mengakumulasi laba.
Temuan utama penelitian ini adalah bahwa Proyek Migas Blok Cepu merupakan arena pertarungan, kolaborasi, negosiasi, akomodasi dan bahkan resistensi antar aspirasi dan kepentingan dari para aktor baik pada skala global, nasional dan lokal dengan beragam agenda yang berbeda (ekspansi kapital global, pembangunan, praktek entrepreneural). Tesis ini memanfaatkan konsep ?Friction? yang diajukan oleh Anna Tsing (2005) sebagai suatu kerangka penelitian empiris dalam mengkaji proses-proses global yang sedang berlangsung.

This research aims to present the case of the Proyek Blok Cepu as illustration of how capitalism and globalization penetrate and arise social transformation in Bojonegoro regency. As this study shows, global interaction between ExxonMobil multinational corporation and local situations forms a spesific social, cultural, and economic practices and processes, as well as allows this capitalist corporation to operate.
It is found that Proyek Blok Cepu has been an arena of battles, collaborations, negotiations, accomodations and even resistences between aspirations dan interests of multiscalar actors and agenda (global capital expansion, development, and entrepreneurial activities). This study employs Tsing's "Friction" as a conceptual tool for empirical research to investigate a global processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musadin Prasetia La Angka
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang terjadinya liberalisasi migas dan melemahnya peran
negara dalam penguasaan energi strategis dengan mengambil studi kasus
penguasaan operatorship di blok cepu pada tahun 2006. Undang-Undang No 22
tahun 2001 menjadi simbol terjadinya liberalisasi di sektor migas, hal ini
merupakan kelanjutan proses liberalisasi yang masuk melalui kesepakatankesepakatan
letter of intent. IMF. Regulasi baru ini merubah penempatan kuasa
pertambangan yang semula dipegang oleh BUMN strategis di sektor migas yaitu
Pertamina yang kemudian diserahkan langsung kepada Pemerintah. Posisi
Pertamina yang dulunya merangkap sebagai pemain dan regulator dipisahkan
serta operasinya di unbundling. Regulasi yang baru juga memproduksi institusi
baru yaitu BP Migas di sektor hulu dan BPH Migas di sektor hilir yang bertugas
sebagai pengawas dan manajer di masing-masing sektor. Liberalnya iklim migas
membawa pelemahan terhadap peran negara khususnya pada penguasan energi,
padahal disaat yang bersamaan kebutuhan energi migas semakin besar dan negara
menempatkan dirinya pada posisi yang rentan dalam pemenuhan energi di dalam
negeri
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil
penelitian memperlihatkan energi strategis dalam hal ini minyak dan gas tidak lagi
dipandang sebagai sebuah modal pembangunan namun sekedar komoditas semata.
Sehingga ketika perspektif komoditas yang dijadikan ukuran maka pendekatan
market yang digunakan oleh Pemerintah. Penguasaan operatorship Blok Cepu
yang dimenangkan oleh ExxonMobil dan bukan oleh Pertamina menjadi fakta
nyata bahwa sektor migas mengalami liberalisasi. Pertamina sebagai BUMN
strategis tidak mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari Pemerintah dalam
pengelolaan Blok Cepu, negara telah melemahkan perannya dalam penguasaan
energi strategis.

ABSTRACT
This thesis discusses the liberalization of oil and gas and weakening the state's
role in the strategic energy control by taking control of the case studies
operatorship in Cepu block in 2006. Act No. 22 of 2001 became a symbol of the
liberalization in the oil and gas sector, it is a continuing process of liberalization
that goes through agreements IMF letter of intent. This new regulation change the
placement of mining rights previously held by strategic state-owned oil and gas
sector Pertamina which is then submitted directly to the Government. Pertamina
position formerly doubled as a player and regulator are separated as well as
operations in unbundling. The new regulation also produce new institutions that
BP Migas in the upstream and downstream sectors of BPH Migas, who served as
supervisors and managers in each sector. Liberal climate of the oil and gas to
bring the weakening role of the state in particular on energy brushes, but at the
same time the larger oil and gas energy needs and the state put himself in a
vulnerable position in the domestic energy needs
This research is a qualitative case study method. The results showed in this
strategic energy oil and gas are no longer viewed as a mere commodity but as
capital development. So when perspective is used as measure of the commodity,
market approach used by the Government. Operatorship of the Cepu Block
Mastery won by ExxonMobil and not by Pertamina became obvious fact that the
oil and gas sector experienced liberalization. Pertamina as a strategic state-owned
enterprises do not have the support and confidence from the Government in the
management of the Cepu Block, the state has weakened its role in the strategic
energy control."
2013
T32950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Muslim
"Fokus tesis ini adalah mengkaji relevansi pemikiran Imamanuel Wallerstein tentang kapitalisme dalam Teori Sistem Dunia, dengan fenomena kebangkitan politik identitas, partai agama dan negara dalam kapitalisme semi pheripheri Indonesia pasta rezim otoriter. Konsep pemikiran Wallersetein merupakan bagian dari teori-teori ketergantungan dalam melihat relasi negara dunia ketiga terhadap negara maju. Gagasan besar dalam pemikiran ini bahwa sebuah negara tidak bisa melepaskan dari interaksi global. Dinamika global akan mempengaruhi dinamika lokali. Sejauhmana negara pinggiran (dinamika lokal) bisa merespon secara lebih cerdas terhadap dinamika global dan menggunakannya untuk menaikkan statusnya menjadi negara semi pinggiran. Kesalahan dalam merespon dinamika global, hanya akan menyebabkan negara pinggiran terjebak dalam jurang keterbelakangan dan kemiskinan.
Studi kasus yang dirnunculkan adalah fenomena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) dalam kasus Blok Cepu. Dipilihnya PKS dan PDS diharapkan bisa menjadi representasi dua identitas politik yang berbeda. Selain itu kedua partai tersebut memiliki relasi politik kekuasaan tidak sama. PKS berada dalam lingkup lingkar kekuasaan atau partai pendukung pemerintahan (inner cycle). Sedangkan PDS adalah partai yang diluar kekuasaan (outsider)- Aspek kapitalisme tidak semata-mata dilihat sebagai konteks sosial kemunculan kasus tersebut, tapi juga menjadi isi (conten) dalam menganalisa dari tesis ini. Sedangkan kasus Blok Cepu merupakan arena terjadinya kontestasi antara negara yang lebih mewakili kepentingan multinational corporal (Exxon Mobile Oil Indonesia l EMOI) dengan kapitalisme lokal (Pertamina) yang disuarakan oleh keiompok partai agama.
Hasil temuan tesis saya ini menunjukkan bahwa politik identitas, yang salah satunya direpresentasikan melalui kebangkitan partai agama, baik diluar maupun didalam struktur kekuasaan negara, terjebak kepada sikap ambivalensi dalam berhadapan dengan kekuatan kapitalisme. Bagi partai yang masuk dalam lingkar kekuasaan (PKS), yang terjadi adalah kooptasi kekuatan kapitalisme melalui negara terhadap kekuatan partai agama. Demikian juga dengan partai yang diluar kekuasaan (PDS). Semuanya terjebak dalam kooptasi dan pragmatisme kekuasaan.
Data primer, data sekunder dan telah kepustakaan yang dilakukan mengarahkan pada pendapat bahwa hubungan di antara gejala perkembangan partai agama, bagaimana respon negara terhadap konteks global, sehingga memuncullkan kapitalisme, tidaklah sesederhana seperti yang dikemukakan dalam pemikiran Immanuel Wallerstein dengan Sistem Dunia. Menurut saya, hubungan diantara berbagai gejala tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Kapitalisme Indonesia memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan kapitalisme Eropa. Ada faktor-faktor lokal (primordialisme, kultur feodalis dan psikologi bekas negara terjajah) dalam mempengaruhi dinamika kapitalisme. (2) konteks global bukanlah faktor tunggal yang menentukan dinamika kapitalisme negara-negara pinggiran. Dia hanyalah satu dari berbagai faktor lain yang mempengaruhi dinamika kapitalisme. (3) pola relasi agama dan negara, agama dan kapitalisme dan negara dan kapitalisme sangat mempengaruhi bentuk dan dinamika kapitalisme negara pinggiran.
Penelitian saya membuktikan bahwa hanya ada dua model capitalisme yang muncul di Indonesia; kapitalisme negara (state led capitalism) dan kapitalisme pasar (market friendly capitalism). Kapitalisme negara muncul karena pengaruh kultur feodalis dan faktor eksternal berupa penetrasi kekuatan kapitalisme global. Kapitalisme negara berbentuk patron clien dengan aktor tunggalnya rezim yang berkuasa. Dalam orde lama, aktor tunggalnya Soekarno, Orde Baru aktor tunggalnya Soeharto. Keduanya sama-sama tidak bisa memunculkan kelas kapitalis domestik yang tangguh. Penyebabnya karena kapitalisme Indonesia masih bersifat rent seeking dimana negara menjadikan kelas kapitalis tidak untuk tujuan social welfare, tetapi sebagai bagian yang menopang struktur kekuasaan. Sehingga jatuh bangunnya kelas kapitalis ini sangat tergantung dengan dinamika kekuasaan negara.
Persoalan identitas dengan background etnisitas, agama, suku dan ikatan primordial lainnya, atas nama stabilitas dan pembangunan, yang selama ini diharamkan oleh rezirn orde baru, kembali muncul setelah terjadinya liberalisme politik. Persepsi bahwa partai agama yang sekarang, merupakan kontinuitas dari partai agama sebelumnya, Dan kapitalisme sekarang juga sebuah kontinuitas dari kapitalisme sebelumnya, merupakan sebuah pernyataan (statemen) bukan kenyataan (reality). Karena partai agama dan kapitalisme dalam dinamika historis Indonesia memiliki ciri dan karakteristik tersendiri.
Partai Agama juga merupakan bagian dari politisasi identitas dalam negara semipheripheri ketika berhadapan dengan kapitalisme. Sehingga partai agama belum bisa menjadi basis perjuangan politik yang twat. Karena a mudah dipermainkan dan direduksi oleh kepentingan-kepentingan kapitalis. Inilah sebuah refashioning partai agama pasca rezim otoriter. Refashioning adalah terjadinya komestifikasi partai agama sebagai strategi survival. Caranya dengan mengkomodifikasikan identitas agama dengan bentuk, model dan strategi yang baru. Adapun tujuan, visi dan misinya tetaplah sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: IRESS (Indonesian Resources Studies), 2011
338.4 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Bening Citra Kreasi Indonesia , 2006
327.111 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Sabrina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai proses peralihan TAC menjadi PSC. Proses peralihan ini dimulai dari permintaan Exxon untuk melakukan perubahan kontrak. Dalam skripsi ini Penulis akan membahas tiga pokok permasalahan yaitu apakah alasan ExxonMobil mengajukan perubahan TAC menjadi PSC dikaitkan dengan hak dan kewajiban kontraktor yang diatur dalam TAC dan PSC Blok Cepu, analisis proses mendapatkan Wilayah Kerja pada PSC biasanya dibandingkan dengan PSC Blok Cepu dan analisis terhadap tidak dilaksanakannya Plan of Development (PoD) dan keabsahan Memorandum of Understanding (MOU) pada Proses Peralihan TAC menjadi PSC di Blok Cepu.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kesimpulan yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut: Pertama, beberapa alasan ExxonMobil mengusulkan perubahan TAC menjadi PSC dikaitkan dengan hak dan kewajiban Kontraktor pada Blok Cepu ialah terkait Pertanggung jawaban, keuntungan Exxon sebagai Operator, adanya Penggantian Cost Recovery sebesar 100%, serta ExxonMobil tidak tersingkir dalam Blok Cepu. Kedua, terhadap analisis perbandingan proses mendapatkan Wilayah Kerja pada PSC biasanya dengan PSC Blok Cepu adalah pada PSC Blok Cepu tidak terdapat proses pelelangan dan indikator penilaian yang dilakukan menteri dalam memilih kontraktor. Ketiga, dengan tidak dilaksanakannya PoD dapat dinyatakan bahwa ExxonMobil telah melanggar kontrak TAC.
Namun, terhadap pembatalan kontrak ini merupakan hak Pertamina sebagai pihak yang merasa dirugikan. Terhadap Permasalahan keabsahan MOU dalam hal ini Komisaris Utama berwenang melakukan penandatangan MOU berdasarkan pasal 32 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Sehingga, MOU ini sah dan mengikat. Mengenai keabsahan MOU tidak mempengaruhi kebsahan daripada PSC karena PSC muncul dilandasi penunjukan Menteri kepada ExxonMobil sebagai kontraktor berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2005. PSC bukanlah perjanjian accesoir (ikutan) dari MOU.

This thesis discussed about Process of Transition of TAC into PSC. This transition process was began from Exxon?s request to change the contract. In this thesis the author will discuss three subjects which are about; first, what is ExxonMobil?s reason to propose the changes of contract from TAC into PSC which is associated with rights and obligations of Contractors regulated in TAC and PSC on Cepu Block. Second, analysis the process of getting the Area of Work on standard PSC compared with Cepu PSC. Third, analysis on implementation of Plan of Development (PoD) and validity of Memorandum of Understanding (MOU) in the Process of transition from TAC into PSC in Cepu Block.
Based on research the author has concluded that first, some of ExxonMobil?s reasons for proposing changes of TAC into PSC associated with Rights and Obligation of the Contractor in Cepu Block are related to the liability, Exxon?s profit as Operator, Replacement of Cost Recovery by 100%, and ExxonMobil wouldn?t be eliminated in Cepu Block. Second, In Comparative analysis on the process of getting Area of Work between standard PSC and Cepu PSC, the author found that in Cepu PSC there was no tender process and assessment indicators for minister to choose a contractor. Third, In regard on the implementation of PoD, it can be stated that ExxonMobil has breached the contract.
However, the termination of this contract is the right of Pertamina as a party who feel injured. In the problem on validity of MOU, Commisioner has authority to sign MOU in accordance with article 32 paragraph (2) Law No. 19 year 2003 regarding State-Owned Company. So, the MOU is legal and binding. The validity of the MOU didn?t affect validity of PSC, since PSC was emerged based on appointment from minister to Contractor that is regulated in Government Regulation No. 34 Year 2005. PSC is not accesoir agreement of MOU.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1894
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fadly
"Aplikasi atribut seismik 3D dan sifat fisik batuan telah dapat memodelkan reservoar A Formasi Ledok Lapangan X Blok Cepu. Beberapa atribut seismik yang sesuai untuk mengidentifikasi penyebaran reservoar dilapangan ini adalah root mean square (rms), sweetness, dan impedansi akustik relatif. Dimana ketiga atribut seismik tersebut memperlihatkan suatu anomali amplitudo berupa bright spot yang diidentifikasi sebagai reservoar A dan memperlihatkan pola penyebaran berarah selatan-utara. Fasies reservoar A yang merupakan batugamping pasiran adalah reservoar yang sangat baik dalam menyimpan hidrokarbon gas dengan porositas 19% dan saturasi air sebesar 40%. Adanya faktor ketidakpastian dalam penentuan batas penyebaran reservoar A dari atribut seismik, model reservoar A di bagi menjadi tiga bagian yaitu perkiraan optimis (P90), perkiraan sedang (P50) dan perkiraan pesimis (P10). Keberadaan hidrokarbon gas di Lapangan X dikontrol oleh suatu perangkap stratigrafi bukan perangkap struktur hal ini terlihat dari tidak adanya tutupan (klosur). Berdasarkan sebaran reservoar melalui integrasi atribut seismik, properti batuan dan model reservoar diusulkan 4 (empat) sumur pemboran untuk mengembangkan lapangan gas X.

Application of 3D seismic attributes and physical properties of reservoir rocks have been to model the formation Ledok A Field X Cepu Block. The seismic attributes, which can be used to identify distribution of the reservoir in this field were the root mean square (rms), sweetness, and relative acoustic impedance. The attributes of the seismic amplitude anomaly shows a bright spot in the form identified as reservoars A and show the pattern of northsouth trending deployment. A reservoir facies which is a sandy limestone reservoir was very good at keeping a hydrocarbon gas with 19% porosity and water saturation of 40%. The existence of uncertainty in the determination of reservoir distribution limit of seismic attributes. A reservoir model was divided into three parts, optimistic estimate (P90), moderate estimate (P50) and pesimistic estimate (P10). The existence of hydrocarbon gases in field X in was control by a stratigraphic traps compared to traps structure as seen from the absence of cover (closur). Based on integration of seismic attributes, rock properties and reservoar model proposed four (4) wells drilling to develop the gas field X.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
T43257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fadly
"Aplikasi atribut seismik 3D dan sifat fisik batuan telah dapat memodelkan reservoar A Formasi Ledok Lapangan X Blok Cepu. Beberapa atribut seismik yang sesuai untuk mengidentifikasi penyebaran reservoar dilapangan ini adalah root mean square (rms), sweetness, dan impedansi akustik relatif. Dimana ketiga atribut seismik tersebut memperlihatkan suatu anomali amplitudo berupa bright spot yang diidentifikasi sebagai reservoar A dan memperlihatkan pola penyebaran berarah selatan-utara. Fasies reservoar A yang merupakan batugamping pasiran adalah reservoar yang sangat baik dalam menyimpan hidrokarbon gas dengan porositas 19% dan saturasi air sebesar 40%. Adanya faktor ketidakpastian dalam penentuan batas penyebaran reservoar A dari atribut seismik, model reservoar A di bagi menjadi tiga bagian yaitu perkiraan optimis (P90), perkiraan sedang (P50) dan perkiraan pesimis (P10). Keberadaan hidrokarbon gas di Lapangan X dikontrol oleh suatu perangkap stratigrafi bukan perangkap struktur hal ini terlihat dari tidak adanya tutupan (klosur). Berdasarkan sebaran reservoar melalui integrasi atribut seismik, properti batuan dan model reservoar diusulkan 4 (empat) sumur pemboran untuk mengembangkan lapangan gas X.

Application of 3D seismic attributes and physical properties of reservoir rocks have been to model the formation Ledok A Field X Cepu Block. The seismic attributes, which can be used to identify distribution of the reservoir in this field were the root mean square (rms), sweetness, and relative acoustic impedance. The attributes of the seismic amplitude anomaly shows a bright spot in the form identified as reservoars A and show the pattern of north-south trending deployment. A reservoir facies which is a sandy limestone reservoir was very good at keeping a hydrocarbon gas with 19% porosity and water saturation of 40%. The existence of uncertainty in the determination of reservoir distribution limit of seismic attributes. A reservoir model was divided into three parts, optimistic estimate (P90), moderate estimate (P50) and pesimistic estimate (P10). The existence of hydrocarbon gases in field X in was control by a stratigraphic traps compared to traps structure as seen from the absence of cover (closur). Based on integration of seismic attributes, rock properties and reservoar model proposed four (4) wells drilling to develop the gas field X."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktapiani Pertiwi
"Penelitian ini membahas tentang upaya dominasi perusahaan minyak asing di pertambangan minyak Blok Cepu. Sebelum adanya perusahaan minyak asing, kegiatan pertambangan minyak di Blok Cepu dilakukan secara tradisional oleh masyarakat sekitar. Namun, perubahan terjadi setelah masuknya perusahaan asing ke pertambangan minyak Blok Cepu. Seiring dengan perkembangannya, minyak bumi yang dapat digali dari beberapa daerah di Indonesia menghasilkan minyak bumi yang sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan bakar yang dapat dikomersilkan. Kandungan minyak bumi yang terdapat di ladang minyak Cepu diperkirakan mencapai dua miliar barrel bahkan lebih. Oleh karena itu perusahaan minyak asing sangat gencar melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia agar dapat diberikan izin untuk bekerjasama mengelola pertambangan minyak di Blok Cepu. Masuknya perusahaan minyak asing ke Indonesia tidak lepas dari dibuatnya Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing. Salah satu perusahaan minyak dari Amerika yang menanamkan modalnya di pertambangan minyak Blok Cepu adalah ExxonMobil. Melihat potensi kekayaan minyak bumi yang terkandung di Blok Cepu, ExxonMobil bahkan ingin mendominasi dan memperpanjang kontrak pengelolaan di pertambangan minyak Blok Cepu. Hal tersebut menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan sehingga mendorong pemerintah turun tangan untuk mengatasi permasalahan tersebut dan membuat berbagai kebijakan terkait pengelolaan pertambangan minyak di daerah tersebut.
This research discusses efforts to dominated foreign oil companies in Cepu Block oil mining. Before it was the existence of foreign oil companies, oil mining activities in the Cepu Block were traditionally carried out by local people. However, changes occurred after the entry of foreign companies into the Cepu Block oil mine. Along with its development, oil which can be excavated from several regions in Indonesia produces oil which is very potential for use as fuel which can be commercialized. The petroleum which is contented in the Cepu Oil field is estimated at two billion barrels or more. Therefore, foreign oil companies vigorous negotiation with the Indonesian government so that they can be granted permission to cooperate manage oil mining in the Cepu Block. The entry of foreign oil companies to Indonesia cannot be separated from the made of the Law on Foreign Investment. One of the oil companies from America investing in the Cepu Block oil mining is ExxonMobil. By looking at the potential for petroleum wealth contained in the Cepu Block, ExxonMobil even wants to dominate and extend the management contract in the Cepu Block oil mine. That matter raises a strong reaction from various groups that prompted the government to step in to solve these problems and make various policies regarding the management of oil mining in the area."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Anastasya Youningsih
"Eksepsi selain tidak berkuasanya hakim dalam hukum acara perdata tidak diatur dalam HIR. HIR hanya menyebutkan mengenai eksepsi mengenai berkuasanya hakim atau eksespsi mengenai kompetensi yang diatur dalam Pasal 125 ayat (2), 133, 134, 135, dan 136 HIR. Jenis-jenis eksepsi selain mengenai kompetensi absolut dan relatif yaitu eksepsi disqualificatoir, eksepsi van gewijsde zaak, eksepsi dilatoir, eksepsi peremtoir, eksepsi tentang surat kuasa yang tidak sah, eksepsi obscuur libel dan lainnya yang diakui dalam hukum acara perdata di Indonesia. Untuk mengajukan eksepsi selain mengenai kompetensi absolut atau relatif harus memiliki alasan hukum. Alasan hukum dibutuhkan agar eksepsi yang diajukan menjadi jelas dan memiliki kepastian hukum. Dalam prakteknya, eksepsi selain mengenai kompetensi harus diajukan bersamaan dengan jawaban atas pokok perkara. Skripsi ini akan membahas mengenai eksepsi terhadap gugatan yang bersifat prematur, alasan hukum pengajuan eksepsi tersebut dan proses pengajuan eksepsi terhadap gugatan yang bersifat prematur dalam gugatan citizen lawsuit Gerakan Rakyat Penyelamat Blok Cepu. Metode penelitian menggunakan penelitian kepustakaan, dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen.

Exception other than the weak judge in civil case is not regulated in HIR. HIR mentioned an exception only, namely exception other than the weak judge as regulated in article 125 item (2), 133, 134, 135, and 136 HIR. To submit an exception other than the weak judge can only be submitted if there is a legal reason, namely disqualificatoir, van gewijsde zaak, dilatoir, peremtoir, a lawsuit through a lawyer without a special letter of support and unclear object of prosecution. The legal reason is needed in order to the exception being clear and the law is being certain. In practice, this exception should be submitted together with the answer of the main case and put in the first layer before the answer of the main case. The minithesis explains about exception to the claims that a premature in civil law procedure, the legal reason to submit an exception, and process submission an exception in case study citizen lawsuit claims by Gerakan Rakyat Penyelamat Blok Cepu. Research using the research methods of literature, by means of data collection form of studies document."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S22578
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>