Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Skripsi ini memaparkan persepsi warna masyarakat bahasa Sunda melalui nama_nama warna dalam bahasa Sunda. Nama-nama warna yang berhasil dihimpun melalui wawancara kepada responden penelitian menggunakan 216 kartu warna Color Safe Palette diklasifikasikan ke dalam fokus (istilah warna dasar B. Berlin dan P. Kay). Nama-nama warna dalam tiap fokus diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi warna versi Munsell untuk melihat pola penamaan warna. Hasil penelitian ini berupa dokumentasi nama-nama warna dalam bahasa Sunda dan pola penamaannya.

---

This undergraduate thesis describes the color perception among the Sundanese language communities through the name of colors in Sundanese. The name of colors were collected by interviewing respondents using 216 cards of Color Safe Palette classified into focus (using basic color terms of B. Berlin and P. Kay). The colors in each focus are classified in three color dimensional Munsell version to see the color naming. Results of this study are a documentation of colors in Sundanese and its pattern of naming."

"Kalor adalah suatu bentuk perpindahan energi dari suatu zat ke zat yang lain akibat adanya perbedaan suhu diantara keduanya. Bila suatu kumparan konduktor dialiri oleh arus maka akan menghasilkan suatu energi dalam bentuk panas yang ditandai dengan perubahan temperatur pada kumparan konduktor tersebut. Jika kumparan konduktor dimasukkan kedalam suatu bejana yang berisi minyak transformator maka akan mengakibatkan adanya perpindahan energi panas dari kumparan konduktor ke minyak transformator dan bejana yang selanjutnya akan dilepaskan ke udara. Kalor yang terjadi pada sistem tersebut sangat bergantung pada minyak transformator yang digunakan.Untuk mengetahui aliran kalor yang terjadi pada kumparan konduktor dilakukan dua buah pengujian pada medium udara bebas dan medium minyak transformator. Minyak transformator yang digunakan yaitu minyak transformator baru, bekas, dan bekas yang telah ditembus oleh tegangan tinggi.Kenaikan temperatur yang terjadi pada medium udara bebas lebih tinggi daripada medium minyak transformator. Kenaikan temperatur minyak transformator bekas tembus lebih tinggi daripada minyak transformator bekas dan baru. Perbedaan kenaikan temperatur pada medium minyak transformator disebabkan oleh kalor jenis minyak transformator baru lebih tinggi daripada minyak transformator bekas dan bekas tembus."

"Seringkali timbul kesalahpahaman dalam masyarakat mengenai tugas-tugas yang dilakukan oleh akuntan publik. Kesalahpahaman ini menyebabkan adanya kesenjangan persepsi antara masyarakat dan akuntan publik mengenai tugas-tugas akuntan publik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat pengguna laporan keuangan dan kelemahan norma pemeriksa~n yang ada. Selain itu juga untuk memberikan masukan-masukan untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 160 responden. Para responden terdiri dari akuntan publik, auditees dan pialang efek. The Wilcoxon Signed-Rank Test dan The MannWhitney merupakan pengujian statistik yang digunakan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang baik mengenai tugas-tugas akuntan publik. Hal ini nampak jelas dengan keberhasilan mengidentifikasi tugas-tugas tersebut dengan benar. Tetapi masyarakat juga mempunyai harapan bahwa tugas~tugas yang ada' tersebut ditambah lagi. Tidak semua tugas tambahan tersebut dapat dilakukan oleh akuntan publik karena keterbatasan ruang lingkup akuntan pLlblik dan biaya yang mahal. Dengan demikian penelitian ini dapat mengidentifikasikan standards gap dan reasonableness gap yang ada dalam masyarakat. Standards gap dan reasonableness gap ini merupakan komponen utama pembentuk kesenjangan persepsi. Kesenjangan ini bernama the audit expectation-performance gap. Selain itu, masyarakat juga menilai pelaksanaan tugas akuntan publik sebagai cukup baik. Sehingga komponen deficient performance gap tidak nampak dalam penelitian ini. Ikatan profesi akuntan (IAI) harus memperbaiki standar pelaksanaan yang ada dan juga memberikan pendidikan dan pengertian kepada masyarakat. Pendidikan melalui media massa seperti televisi, koran dan majalah akan lebih efektif. Sementara itu, akuntan publik juga harus selalu menambah pengetahuan mereka. IAI dapat mengatasi hal ini dengan menyelenggarakan pendidikan atau seminar yang wajib diikuti oleh para akuntan publik. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan faktor waktu dan responden yang tepat. Demikian pula penggunaan metode statistik yang lebih canggih."