Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Adriansyah
"Penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak sudah sangat sering terjadi sehingga merugikan perindustrian dan masyarakat sebagai pengguna jasa penyeberangan. Namun sampai saat ini belum ditemukan penyelesaian yang tepat untuk mengurangi penumpukan kendaraan tersebut. Sehingga evaluasi fasilitas pelabuhan dirasa perlu dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kinerja pelabuhan dalam melayani pengguna jasa penyeberangan baik dalam kuantitas nya maupun dalam kualitas yang mencakup waktu serta kenyamanan bagi pengguna jasa pelabuhan.
Dalam melaksanakan evaluasi ini harus diperhitungkan terlebih dahulu agar tercapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu penelitian kali ini akan menganalisa fasilitas pelabuhan yang mendukung penyeberangan selat sunda.
Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengurangi penumpukan kendaraan roda 4 atau lebih karena membutuhkan tempat yang lebih lebar sehingga penumpukan kendaraan akan mencapai luar pintu pelabuhan dalam kondisi tertentu.
Penelitian kali ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dari pelabuhan dengan meninjau langsung lokasi pelabuhan serta wawancara langsung dari informan yang pada dasarnya ingin menggambarkan kebutuhan evaluasi fasilitas pelabuhan untuk meningkatkan pelayanannya. Kunjungan ke tempat penelitian akan sering dilakukan oleh peneliti disebabkan peneliti diharuskan dapat menggambarkan keadaan dari hal-hal yang berhubungan dengan topik yang akan diteliti.
Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan sebuah pengamatan secara umum dan menyeluruh terhadap semua hal yang dilakukan dan terdapat di sekitar Pelabuhan Merak khususnya yang berhubungan dengan proses loadingunloading.

Vehicles accumulation in Merak Port is very often the case at the expense of society as the industrial and service users crossing. But up to now have not found the right solution to reduce the buildup of the vehicle. Until port facilities sample devaluation should be done to improve the effectiveness of port performance in serving commuters crossing his good quantity or inquality and comfort that includes time for service Port users.
In order to perform this evaluation should be calculated in advance so that the desired result is reached. Therefore this study was to analyze the port facilities which support crossing Sunda strait.
This research is more focused to reduce the accumulation of 4 or more wheeled vehicles as it requires a much wide run til the vehicle accumulations will reach outside the port gate sunder certain conditions.
This study was done by the method of collecting data from port to port location directly observe and live interviews from informants who basically want to describe the evaluation necessary port facilities to increase the ministry. Visits to research done by the researchers will of ten caused researchers are required to be able to describe the state of matters relating to the topics to be examined.
During the study progresses, researchers conducted a general and comprehensive observation of all the things done and there around Merak Port in particular relating to the loading-unloading process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Lianurzen
"ABSTRAK
Terminal pelabuhan merupakan tempat berlangsungnya semua
kegiatan bongkar muat dan tempat, terjadinya alih moda
transport dari laut ke darat atau sebaliknya, salah satu
jenis terminal pelabuhan yang mempunyai karakteristik khusus
dalam penanganan barang adalah terminal curah, yaitu terminal
pelabuhan yang digunakan untuk menangani barang seperti
semen, pupuk yang diangkut. dalam bentuk curah. Untuk
penanganan barang pada terminal jenis mi perlu dilengkapi
fasilitas seperti ; alat bongkar muatandari kereta api, alat
pemecahan batubara (crusher), lapangan penumpukan, alat
pengangkut (conveyor belt) dan alat pemuatan ke kapal (ship
loader). Sehubungan dengan hal itu dipilih studi kathus
pelabuhan batubara Tarahan, yang saat mi terus berusaha
meningkatkan fasilitas terminalnya untuk menangani produksi
batubara yang datang dari Bukit Asam yang terus bertambah
sesuai dengan perkembangan kebutuhan PLTU Suralaya.
Meningkatnya jumlah batubara yang haru5 ditangani set iap
tahun akibat meningkatnya produksi tambang Bukit Asam -dan
kebutuhan batubara dari PLTU Suralaya menyebabkan terjadinya
peningkatan anus batubara melalui pelabuhan batubara Tarahan.
Oleh karena itu peranan pelabuhan batubara Tarahan untuk
menangani batubara yang datang dan yang akan dikirim sangat
besar untuk saat mi dan dimasa yang akan datang. Masalahnya
ialah bagaimana membuat seimbang antara penanganan batubara
di darat dan pelayanan kapal pengangkut agar tidak terjadi
arus batubara yang terhainbat karena ketidakmampuan penanganan
di darat atau oleh pelayanan kapal pengangkut yang jumlahnya
terbatas -
Untuk itu akan dievaluasi kemampuan fasilitas terminal
pelabuhan mi dengan menganalisis data-data sebagai berikut:
-Data kondisi pelabuhan saat mi.
-Data operasional alat-alat penanganan.
-Data volume batubara yang masuk dan keluar pelabuhan.
-Data jenis kapal yang merapat, jumlah hari penambatan
perkapal, rasio penggunaan tempat benlabuh (BOR), waktu
pelayanan dan waktu tunggu.
Dengan menganalisis data-data di atas maka dapat
ditentukan kebutuhan fasilitas terminal curah mi (pelabuhan
batubara Tarahan), sehingga dapat tercapai manfaat fasilitas
terminal yang optimum dalam penanganan batubara di pelabuhan.

"
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Marihot
"Dan beragam moda transportasi taut yang ada di Indonesia saat ini, armada Pelayaran Rakyat (disingkat Petra) adalah sebagai satah satu moda transportasi taut nasional yang sudah rnembuktikan dirinya sebagai armada yang tangguh yang berbasis perahu tradisional yang inemakai layar dam sekarang tambahan motor, Akan tetapi seiring kemajuan Iptek di bidang transportasi perkapaian, keberadaan armada PeIra semakin tersingkirkan dan mengliadapi tantangan pasar yang semakin besar.
Kondisi ini tentu sangat mencemaskan, karena seiama ini Peran PeIra adalah sebagai angkutan rakyat yang dapat memberikan kontribusi bagi penyebaran barang konsumsi khususnya ke,pulau-pulau terpencil dan terisolasi dart jangkauan infrastruktur pembangunan pada umumnya.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian untuk memberikan interpretasi dan analisis keberadaan Petra di Indonesia yang rnencakup:
1. Untuk mendeskripsikan peran Petra dalam sistem transportasi taut nasional, termasuk kekuatan, kelemahan, peiuang dan ancaman yang dihadapi pada saat ini.
2. Terumusnya upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rneningkatkan peran Petra.
3. Untuk mendeskripsikan peran strategis Petra ditinjau dart kepentingan ketahanan nasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan metodologi kualitatif oleh Mathew B.Miles dan A.Michaet I-iubennan (1992). Dengan data kualitatif kita dapat rnengikuti dan memahami alur perisriwa secara kronologis, inenilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan barmanfaat.
1. Tujuan penelitian nomor i dipernleh kesimpulan bahwa: peran kapal Pe:ra claim sistem transportasi taut nasional memiliki kelemahan yang prinsip seperti permodalan, teknologi, dan sum her daya nianusia dibandingkan dengan kekuatan yang ada, dampak tcrhadap perusahaan adalah sulirnya pelayaran rakyat untuk mengembangkan usahanya dibidang jasa angkutan taut.
2. Tujuan penelitian nomor 2 diperolelt kesimpulan bahwa: untuk meningkatkan peran pelayaran rakyat dengan menggunakan strategi: Weakness-Opportunity (WO = -0,74 dan 0,36), karena posisinya berada pada kwadran IV yakni rnemanfaatkan peluang yang ada untuk metninimalkan kelemahan yang dimiliki atau konsolidasi.
3. Tujuan penelitian nomor 3 diperoleh kesimpulan bahwa: Melibataktiikan Petra sangatlah strategis sebagai liingsi pernantau ketmanan perairan Indonesia, sehingga Petra memungkinkan mendukung terwujudnya ketahanan nasional dibidang Ipoleksosbudhankain IIdeologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan keamanan.

From various means of sea transportation currently existing in Indonesia, the People Sailing (Petra) is one of sea transportation which has proven it self as a solid transportation based on traditional boat equipped with shade and presently supplemented with motor. However, line with the technological and scientific development in the sector of vessel transportation, the existence of Pelra transportation has been increasingly ignored and has faced the more market challenge.
This condition is of course very planning, because thus far the Petra transportation has much provided benefit, especially in reaching the isolated areas and islands.
This study is aimed at providing interpretation and analysis on the existence of Petra in Indonesia which involve:
1. To describe the role of Petra in the national sea transportation system, including the strengths, weaknesses of the opportunity, and the threat faced at the present.
2. To describe the role of economy of Petra up to present as one of sea transportations for the community, especially isolate islands.
3. To formulate the efforts this may be performed in improving the Pelra. The methodology of research being applied is qualitative methodology by Mathew B. Miles and A. Michael Hubenman (1992). By using qualitative data, we may comprehend the chronological events; assess the causal relationship within the scope of thinking of local people and to obtain many beneficial explanations,
1. For the number 1 objective of study, it may be concluded that: the role of Pelra in transportation system go out to sea national have principal weakness like capital, technological, and human resource. compared to existing strength, impact to company is difficult of him sea transport of people to develop its effort of sea transport service area.
2. For the number 2 objective of study, it may be concluded that: by using the strategy, Weakness-Opportunity (WO = -0,74 dan 0,36), Because its position of Petra at four quadrant namely exploit existing opportunity for the minimization of weakness had or consolidation.
3. For the number 3 objective of study, it may be concluded that: involving the Pelra is very strategic as the function of monitoring security of Indonesian water, therefore l'clra enable to support the implementation of national defense in the sector of polsosbudhankrrn (Ideology. politics, social, culture, defense and security).
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusly Aenul Kamaliya
"Artikel ini membahas mengenai aktivitas bongkar muatan kayu oleh pelayaran rakyat pada tahun 1970-2000-an. Pelayaran rakyat merupakan armada pelayaran tradisional yang sudah ada di Pelabuhan Sunda Kelapa sejak awal berdiri. Pada tahun 1970-1980, pelayaran rakyat sebagai angkutan laut mengalami perkembangan dalam hal motorisasi dengan didukung oleh adanya peningkatan fasilitas di Pelabuhan Sunda Kelapa. Hal tersebut disebabkan oleh adanya program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Pelabuhan Sunda Kelapa pada masa ini dikenal sebagai pelabuhan kayu akibat banyaknya muatan kayu dibanding muatan lain. Namun, kebijakan mengenai penertiban kayu pada tahun 1990, program pembangunan pusat perkayuan, dan persaingan dengan pelayaran lokal akibat adanya kebijakan kompetisi bebas pada bidang pelayaran menjadi penyebab utama terjadinya penurunan aktivitas bongkar muatan kayu pada pelayaran rakyat. Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah dengan pengumpulan data berupa majalah, surat kabar, wawancara, p beberapa peraturan perundangan yang berkaitan dengan peraturan pelayaran dan pengangkutan kayu, buku, dan jurnal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Dewan Pengurus Pusat Pelayaran Rakyat Indonesia, Dewan Pengurus Cabang Pelayaran Rakyat Sunda Kelapa, dan secara daring.

This article discusses the activities of unloading logs by people's shipping in 1970-2000s. People's shipping is a traditional shipping fleet that has existed at the Port of Sunda Kelapa since its inception. In 1970-1980, people's shipping as sea transportation experienced developments in terms of motorization supported by increased facilities at the Port of Sunda Kelapa. This was caused by the existence of a development program carried out by the New Order government. At this time, the Port of Sunda Kelapa was known as a timber port due to the large number of logs compared to other cargoes. However, the policy regarding controlling timber in 1990, the program for building a timber center, and competition with local shipping due to the policy of free competition in the shipping sector were the main causes for the decline in unloading logs activities in people’s shipping The writing of this article uses the historical method by collecting data in the form of magazines, newspapers, interviews, several laws and regulations related to shipping regulations and timber transportation, books, and journals from the National Library of the Republic of Indonesia, the Executive Board of the Indonesian People's Shipping Center, the Executive Board of the Sunda Kelapa People's Shipping Branch, and through online resources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan kajian adalah menetapkan kriteria pelayanan fasilitas angkutan umum peneumpang antar moda terpadu yang efektif dan efisien pada beberapa pelabuhan di Indonesia yang menjadi obyek kajian...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hambali
"Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Propinsi Jawa Timur dengan lama waktu tiga bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan reception facilities di pelabuhan dan menetapkan urutan determinan pelaksanaan kebijakan reception facilities dari yang paling baik. Penelitian menggunakan metode eksplorasi (exploratory studies) yaitu penelitian yang mencari ide-ide atau hubunganhubungan atau variabel-variabel yang berkaitan dan menyelidiki, mengapa kebijakan pemerintah tersebut tidak dilaksanakan di lapangan. Hipotesis penelitian jika peraturan-peraturan yang tegas dan akomodatif, kelembagaan yang jelas, sarana prasarana yang memadai dan sumberdaya manusia yang profesional, dapat dipenuhi maka kebijakan reception facilities dapat berjalan dengan baik dan dapat mendukung kelestarian lingkungan hidup di perairan pelabuhan dalam rangka program Bandar Indah (Ecoport).
Pelabuhan Tanjung Perak telah memiliki reception facilities yang dibangun tahun 1988 sebagai tindak lanjut dari kebijakan IMO dalam International Convention for Prevention of Pollution From Ships, 1973-1978 yang telah diratifikasi melalui Keppres No 46 Tahun 1986 tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal, dan ditindak lanjuti oleh Kepmen Perhubungan No 215/AL.506/PHB-87 tentang Pengadaan Fasilitas Penampungan Limbah dari Kapal-kapal (reception facilities). Namun kondisi reception facilites sejak dibangun hingga saat ini tidak pernah digunakan sama sekali sehingga telah mengalami degradasi fungsi dan wujudnya. Penelitian ini menemukenali dan mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakan reception facilities di Pelabuhan Tanjung Perak.
Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan reception facilities di pelabuhan Tanjung Perak menunjukan bahwa kebijakan tersebut tidak berjalan sehingga tidak dapat mendukung grogram ecoport (Bandar Indah).
Determinan atau faktor-faktor penentu kebijakan reception facilities yang terlaksana di Pelabuhan Tanjung Perak adalah penyediaan sarana yang memadai (dengan tingkat pelaksanaan 65,84 %), ketersediaan peraturanperaturan yang tegas dan akomodatif (dengan tingkat pelaksanaan 51,75 %), ketersediaan sumberdaya manusia yang profesional (dengan tingkat pelaksanaan 46,95 %), kelembagaan yang jelas (dengan tingkat pelaksanaan 40,23 %), dan prasarana yang baik (dengan tingkat pelaksanaan 35,02 %).
Pada akhimya, berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan dapat disarankan bahwa:
1. Perlu ditinjau kembali Kepmen Perhubungan Nomor 215 Tahun 1987.
2. Pemerintah Indonesia cq Departemen Perhubungan lebih berkonsentrasi pada penegakan regulasi operasional yang telah dibuat.

This research was carried out in Tanjung Perak Port-Surabaya, East Java Province in three months. It is aimed at evaluating implementation of reception facility policy in port and providing the best determinant priority in the implementation of reception facility policy. The research applies exploratory study method, namely a research finding related ideas, relations or variables as well as inquiry on why the government policy is not implemented. Research hypothesis: if there are firm and accommodative regulation, clear institution, sufficient facility and infrastructure and professional human resources, then reception facility policy could run well and support environmental conservation in port waters in the frame of Beautiful Port Program (Ecoport).
Tanjung Perak Port has been equipped with reception facility constructed in 1988 as the follow-up of IMO policy in International Convention for Prevention of Pollution from Ships, 1973-1978, which has been ratified by Presidential Decree No. 46 year 1986 on Prevention of Pollution from Ships, and is completed by Decree of the Minister of Transportation No. 2151AL.5061PHB-87 on Procurement of Reception Facilities. However, the reception facility has never been utilized since its construction until the present time. Thus, it degrades in its function and shape. This research has identified and evaluated the factors influencing implementation of reception facility in Tanjung Perak Port.
Result of implementation evaluation of the reception facility policy in Tanjung Perak Port indicates that the policy is not implemented. As the result, it cannot support the ecoport program.
Determinant or factors influencing implementation of reception facility in Tanjung Perak Port are sufficient facility (with implementation degree of 65.84%), firm and accommodative regulation (with implementation degree of 51.75%), professional human resources (with implementation degree of 46.95%), clear institution (with implementation degree of 40.23%), and sufficient infrastructure (with implementation degree of 35.02%).
Finally, based on analysis against result of the research carried out it is recommended that:
1. Decree of the Minister of Transportation No. 215 of 1987 should be reviewed
2. Indonesian Government eq the Ministry of Transportation should give more concentration on enforcement of operational regulation provided.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : sekretariat Dewan kelautan indonesia, 2009
387.2 IND a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darminto Pujotomo
"Physical work environment is one of factor that influence performance worker, but this is rarely main attention industry, especially for worker as operator when he done. This happened in PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III that manage container transportation with Gantry Crane, from shipping in Tanjung Mas Semarang. The problem in this case was operator time work not maximal, so target didn't reach. It was happen because physical work environment not ergonomic, such high temperature in room, level sound from machine very high, brightness is very high.
Based on condition above, this research has goal to design physical work environment in operator room Gantry Crane. The design concern several aspects, such level sound from machine, temperature, and brightness in operator room. Method of this research is factorial experiment design with 3 factors (axbxc), use I 0 times replications. Data analysis used analysis variance (ANAVA) with F statistical at level I % and 5%.
From the result analysis, it can be conclusions that improve level sound from machine, temperature, and brightness in operator room give influence to average operator time work in Gantry Crane. Operator works with optimal time work in temperature 24 - 26 UC, intensity fighting I 300-I 500liumen, use ear plug, and improve facility air conditioner (AC)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
JUTE-19-1-Mar2005-67
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>