Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Zaki Fanani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ya`foor Sulaiman
"Secara umum perkerasan jalan raya dibagi dalam dua jenis perkerasan, yaitu perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Jenis perkerasan yang akan dipakai tergantung pada banyak hal, salah satunya adalah ketersediaan sumber daya. Semakin mudah sumber daya untuk suatu jenis perkerasan diperoleh, makin sedikit biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk suatu lokasi yang akan dibangun prasarana jalan, harus diketahui kebutuhan sumber daya tiap jenis pekerasan sehingga dapat ditentukan jenis perkerasan yang efisien untuk lokasi tersebut.
Untuk menghitung kebutuhan biaya terlebih dahulu harus diketahui ketebalan perkerasan yang dibutuhkan. Banyak metode perhitungan tebal perkerasan yang dapat dipakai. Di Tugas Akhir ini penulis memakai metode perhitungan oleh Bina Marga. Dengan melakukan modelisasi ruas jalan dan karakteristik perencanaan, didapat hasil perbandingan tebal perkerasan kaku dengan perkerasan lentur dalam rentang LHR yang telah ditentukan, yaitu 10 sampai 5.000.
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan, dilakukan identifikasi pekerjaan dan analisa biaya kebutuhan. Dengan menggunakan contoh lokasi tempat pekerjaan, didapat biaya pekerjaan masing-masing perkerasan. Kemudian biaya untuk perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur. Biaya yang dihitung adalah biaya pembangunan perkerasannya saja (initial cost) tanpa melihat kebutuhan biaya pemeIiharaan selama usia rencana jalan.
Dari hasil perbandingan tersebut ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya bahwa sampai LHR ± 130 perkerasan kaku lebih tebal daripada perkerasan lentur dan biaya untuk perkerasan lentur lebih mahal daripada perkerasan kaku untuk setiap besaran LHR yang ditinjau."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Ricky Janus Mangapul
"Aktifitas penggunaan jalan di Jakarta nyaris selalu penuh-padat, maka elemen waktu menjadi suatu tantangan dalam pelaksanaan kegiatan penanganan jalan. Untuk itu perlu dilakukan penanganan jalan dengan cepat, tepat, dan mantap tanpa mengganggu mobilitas arus lalu-lintas dalam waktu yang lama terutama di daerah simpang dan jalan yang volume arus lalu-lintasnya selalu padat. Oleh karena itu, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta selaku penyelenggara jalan melakukan kegiatan penanganan jalan baik berupa perbaikan kerusakan jalan maupun peningkatan jalan yang berada di lokasi strategis dengan menggunakan material beton cepat keras (rapid-setting concrete) sehingga lalu-lintas dapat kembali normal dalam waktu hitungan jam dan berdampak minimal terhadap mobilitas masyarakat maupun kelangsungan kegiatan perekonomian. Di sisi lain dengan durasi waktu pekerjaan yang relatif singkat dan situasi kondisi pekerjaan di waktu malam sampai dengan dini hari, dan dengan lingkungan lalu lintas yang relatif masih cukup ramai, tentunya menjadi tantangan bagi para pihak yang terlibat langsung untuk selalu memastikan terpenuhinya aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan kegiatan penanganan jalan tersebut.

Traffic activities in Jakarta were almost always crowded, so the time element becomes a challenge in the implementation of road improvement activities. For this reason, it is necessary to handle road improvement quickly, precisely, and steadily without disturbing the mobility of traffic flows for a long time, especially in intersection areas and roads where the volume of traffic flow is always dense. Therefore, the Department of Public Roads, Jakarta Provincial Government as the public road operator carries out road handling activities in the form of repairing damaged roads and improving roads in strategic locations using rapid-setting concrete so that traffic can return to normal within a short period of time in hours and has a minimal impact on community mobility and the continuity of economic activity. On the other hand, with the relatively short duration of work and the situation of working conditions at midnight until the early morning, and also within a relatively busy traffic environment, it is certainly a challenge for the parties directly involved to always ensure that the Health, Safety & Environment (HSE) aspects are fulfilled in the implementation of this road handling activities."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Vicitra Dewanty
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam tulisan ini akan dibahas koefisien korelasi polychoric yang
dapat digunakan untuk menaksir kekuatan hubungan linier antara dua
variabel random kontinu dimana data yang teramati adalah data ordinal yang
dibentuk oleh kedua variabel kontinu tersebut. Metode untuk menaksir
besarnya koefisien korelasi polychoric, yang akan dijelaskan dalam tulisan ini
adalah metode taksiran dua tahap. Metode taksiran dua tahap membutuhkan
asumsi kenormalan bivariat standar untuk kedua variabel random kontinu
awal. Walaupun demikian, akan ditunjukkan (melalui simulasi) bahwa taksiran
koefisien korelasi polychoric yang didapat robust terhadap asumsi tersebut.
Selain itu, dalam tulisan ini juga akan diberikan simulasi perbandingan antara
koefisien korelasi kendall’s tau dengan koefisien korelasi polychoric relatif
terhadap koefisien korelasi yang sesungguhnya dan hasilnya menunjukkan
bahwa koefisien korelasi polychoric memiliki nilai yang lebih dekat dengan
koefisien korelasi yang sesungguhnya."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Wulandari
"Dalam tulisan ini akan dibahas koefisien korelasi polychoric yang dapat digunakan untuk menaksir kekuatan hubungan linier antara dua variabel random kontinu dimana data yang teramati adalah data ordinal yang dibentuk oleh kedua variabel kontinu tersebut. Metode untuk menaksir besarnya koefisien korelasi polychoric, yang akan dijelaskan dalam tulisan ini adalah metode taksiran dua tahap. Metode taksiran dua tahap membutuhkan asumsi kenormalan bivariat standar untuk kedua variabel random kontinu awal. Walaupun demikian, akan ditunjukkan (melalui simulasi) bahwa taksiran koefisien korelasi polychoric yang didapat robust terhadap asumsi tersebut. Selain itu, dalam tulisan ini juga akan diberikan simulasi perbandingan antara koefisien korelasi kendall`s tau dengan koefisien korelasi polychoric relatif terhadap koefisien korelasi yang sesungguhnya dan hasilnya menunjukkan bahwa koefisien korelasi polychoric memiliki nilai yang lebih dekat dengan koefisien korelasi yang sesungguhnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S27750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Rachman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Fadli
"Di balik berbagai keunggulan metode stir casting, terdapat beberapa masalah di baliknya seperti kesulitan mencapai keseragaman distribusi penguat, keterbasahan penguat oleh lelehan logam, dan pembentukan porositas. Ketiga masalah ini dapat mengurangi kekuatan mekanis dari komposit yang dihasilkan. Oleh karena itu, ditemukan metode stir casting dua tahap untuk meningkatkan distribusi partikel dan mengurangi porositas dengan menambahkan penguat saat logam berada di fasa semi-padat. Pada penelitian ini dilakukan dua metode, yaitu metode konvensional dan dua tahap yang dikomparasikan pada komposit Al- 3Zn-1.6Mg berpenguat 7 % volume SiC untuk mengetahui pengaruhnya terhadap distribusi partikel dan pembentukan porositas akibat aglomerasi. Setelah pengecoran dengan metode stir casting konvensional dan dua tahap setelah itu komposit dihomogenisasi pada temperatur 400 °C selama 4 jam. Selanjutnya dilakukan karakterisasi berupa pengujian komposisi kimia, pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik, dan Scanning Electron Microscope (SEM) – Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), pengujian kekerasan Rockwell, dan pengujian porositas. Penerapan metode stir casting dua tahap pada komposit mengecilkan ukuran SDAS menjadi 16.5 μm, meningkatkan jumlah volume SiC yang tercampur menjadi 7.63 %, menurunkan persentase porositas menjadi 1.33 %, dan meningkatkan nilai kekerasan menjadi 29 HRC. Peningkatan nilai kekerasan komposit metode stir casting dua tahap diakibatkan oleh ukuran SDAS yang lebih kecil, persentase porositas yang lebih sedikit, banyaknya volume SiC yang tercampur dalam matriks aluminium dan diikuti dengan distribusi yang baik, sehingga sangat sedikit ditemukan impregnation porosity.

Behind the various advantages of the stir casting method, there are several problems behind it such as difficulty in achieving uniform distribution of reinforcement, wettability of the reinforcement by molten metal, and the formation of porosity. These three problems can reduce the mechanical strength of the resulting composite. Therefore, a two-step stir casting method was found to improve particle distribution and reduce porosity by adding reinforcement when the metal is in the semi-solid phase. In this study, two methods were compared, namely the conventional method and the two-step method in an Al-3Zn-1.6Mg composite with 7 % volume SiC reinforcement to determine its effect on particle distribution and the formation of porosity due to agglomeration. After fabricated by two step stir casting method the composites were homogenized at 400 °C for 4 hours. Characterization was carried out in the form of chemical composition testing, microstructure observations byusing optical microscope, and Scanning Electron Microscope (SEM) – Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), Rockwell hardness testing, and porosity testing. The application of the two-step stir casting method on composites reduced the SDAS size to 16.5 m, increased the volume of SiC mixed to 7.63 %, decreased the percentage of porosity to 1.33 %, and increased the hardness value to 29 HRC. The increase in the hardness value of the two-step stir casting method was caused by the smaller SDAS size, the smaller percentage of porosity, as well the large volume of SiC mixed in the aluminum matrix and followed by a good distribution, so that very little impregnation porosity was found."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>