Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marpaung, Marojahan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulfalentino
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Yoga Putra
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian, Akhir-akhir ini pematahan utama dalam pembangunan dan konstruksi Jalan raya ( rigid ) semakin pesat. Oleh karena itu diperlukan matang untuk mendapatkan kualitas Untuk mendapatkan kualitas beton yang maka perlu diketahui sifat karakteristik beton, banyak sifat beton, kekuatan tekan (compresslve Kekufaktor kalan beton sebagai gedung-gedung pavement perencanaan yang beton yang baik, baik Dari strength) atan beton air-semen (W/C), semen, suhu, 'umur, perawatan (curing) tugas akhir masa perawatan beton selama proses pengeringan terhadap kekuatan tekan beton dan efisiensi perawatan yang dibukarakteristik yang di 1 akuk an Sebagai sama sekali, udara terbuka Kemudian masa perawatan tersebut 14 hari, merupakan sifat yang paling penting, dipengaruhi oleh antara lain : tingkat pemadatan, Jenis dan kualitas Jenis dan kualitas agregat, selama proses pengeringan, ini penulis akan meneliti pengaruh serta Pada 1 ama tuhkan untuk mencapai kekuatan Variasi masa perawatan yang 14 hari, 21 hari dan 28 hari. diinginkan, adalah 7 hari, pembanding dibuat beton tanpa perawatan yaitu setelah dicor beton dibiarkan di sebagaimana keadaan sesungguhnya di lapangan, dari masing-masing variasi dilakukan uji tekan pada umur beton 7 hari, Dalam penelitian ini campuran yaitu K-350 dengan 0. 67. Adapun sebagai cm3 dan pelat x lebar x tebal). dan 90 hari. dibuat dalam dua macam mutu, 0. 47 dan K-225 dengan W/C adalah kubus 15.x 15 x 15 x 0. 25 m3 (panjang 28 hari beton W/C = benda uji 2. 25 x 0. 75 Perawatan benda uji kubus dilakukan dengan menggenanginya dengan air dalam bak perendam, sedangkan pelat perawatan dilakukan dengan cara dengan karung-karung goni yang cara benda uji menutupinya dibasahi terus-menerus. Hasil dan Kesimpulan : Penelitian ini memperlihatkan bahwa mutu beton sedang (K-825) masih menunjukkan peningkatan kekuatan tekan yang cukup berarti sampai lama perawatan 14 hari, sedangkan mutu beton tinggi (K-350) menunjukkan peningkatan kekuatan tekan dengan cukup berarti hanya dengan perawatan selama 7 hari. Dari penelitian ini didapat pula hasil yang berbeda antara pengujian laboratorium (perawatan dengan cara menggenangi kubus beton dengan air) dengan pengujian lapangan (perawatan dengan cara menutupi pelat beton dengan karung-karung goni basah), sehingga untuk rigid pavement pengujian laboratorium tidak dapat mewakili keadaan sesungguhnya di lapangan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Taviana
"Potensi material vulkanik hasil letusan Gunung Sinabung memberikan manfaat bear untuk pemenuhan pembangunan infrastruktur. Material vulkanik secara kualitas memiliki kandungan silika yang relatif kuat sebagai material pengisi dan sudah memenuhi standard kualitas sebagai bahan pengisi campuran betan. Dalam proses pengerasan beton dari umur 1 hari sampai dengan mencapai umur 28 hari perlu adanya perlakuan pada beton sehingga kekuatan yang diharapkan akan tercapai. Hal tersebut dikarenakan terjadinya proses hidrasi pada semen akibat adanya penguapan air dengan temperatur di atas 10 C."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2020
690 MBA 55:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menyampaikan tujuan dan kegunaan proses perawatan terhadap beton yang masih berusia dini, terutama untuk pengecoran di daerah tropis seperti di Indonesia. Perawatan dalam hal ini berarti usaha untuk menjaga keseimbangan kadar air dan temperatur yang sesuai dan yang dibutuhkan dalam proses pengerasan beton, agar didapat beton dengan kinerja yang optimal. Dengan demikian perawatan beton berusia dini merupakan proses penting dalam pertumbuhan kekuatan dan kinerja beton untuk mencapai tingkat yang maksimal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
01 Sup p-2
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sarito
"Material seperli semen, agregat kasar, agregat halus dan air merupakan bahan utarna pembentuk beton. Beton mempunyai peranan yang begitu besau' dalam menopang beban pada slruktm bangunan, sehingga diluntut mum kekuatan yang memadahi. Perkembangan teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton, perhatian khusus perlu diberikan terhadap sifat-sifat beton yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan. Perhatian yang harus dilakukan berupa perbaikan sifat-sifat beton segar dengan :menambahkan bahan tambah (additive) jenis terta1tu.
Demikian halnya dengan bahan tambah campuran beton (admixture) yang perkembangannya sejalan dengan perkembangan semen dan makin berkembang sesuai dengan makin beragamnya masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Sehingga muncul berbagai macam bahan tambah campuran baton sesuai dengan fungsinya masing-masing, yang salah satunya adalah Superplasticizer sebagai bahan tarnbah campuran beton yang berfungsi unluk mereduksi air.
Dalam kegiatan ini peneliti mencoba menggunakan salah sal-u jenis produk Super-plasticizer dengan merk dagang Tricosa! sebagai obyek penelitian, admixlure tersebut dicampurkan kedalam beton rnutu sedang (mulu K200, KBDO dan k400) dengan berbagai prosentase Tricosal Superplasticizer terhadap berat semen masing-masing mulai dari 0,25; 0.50; 0.75 : 1.00 dan 1.25%.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan superplasticizer tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workabilily), pengikatan (setting time) kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya pada baton rnutu sedang. Setelah dilakukan percobaan-percobaan dan pengujian yang selanjulnya dilakukan evaluasi, dari hasil evaluasi nantinya dapat dislmpulkan sejauh mana pengaruhnya terhadap sifat - sifatbeton tersebut.
Dengan bertambahnya kadar superplasticizer ternyata akan bertambah pula nilai slump yang berarti workabilitas semakin meningkat Beton dengan mutu yang lebih linggi (K400) mendapat pengaruh yang lebih besar berupa kenaikan slump terutama pada kadar mulai 0.75 hingga 1.25 %, namun pada mutu yang lebih rendah pengaruhnya lebih kecil pula.
Begitu juga terhadap waktu pengikatan dapat mengurangi atau mempersinglcat waktu pengikatan awal dan akhir, namun yang sangat berpengaruh adalah saat beton mendapat pengaruh admixture tersebut sekalipun kadar terendah.
Terhadap kuat tekan clengan bertambahnya kadar superplasticizer akan meningkatkan kuat tekan seiring bertambahnya kadar admixture, dalam hal ini terjadi titik optimum pada kadar 0.75% untuk ketiga mutu, yang mendapat pengaruh paling besar berupa kenaikan kuat tekan pada beton mutu K200 dan yang mendapat pengaruh paling kecil pada beton mutu K400, bahkan pada kadar 1.00 dan 1.255 kuat tekannya dibawah kuat tekan beton nqrmalnya.
Pengaruhnya terhadap modulus elastisitas, pada kadar adrnixture 0,25% - 0.50% rnemberikan nilai yang lebih tinggi dan untuk kadar yang lebih tinggi berikutnya semakin menurun nilai modulus elastisitasnya, dan prosentase kenaikan terbesaruntuk berbagai kadar texjadi pada beton mutu K300. Jika dibandingkan dengan nilai Modulus Elastisitas standar SK SNI T-15-1991-03, maka dari mutu beton yang diuji nilai modulus elastisitasnya masih dibawah standar, namun yang nilainya mendekati standar terjadi pada beton mutu K300.
Pada bagian akhir tulisan ini berupa kesimpulan yang menyajikan rangkuman dari hasil penelitian ini, inti temuanyang cukup selama pelaksanaan penelitian dari gejala yang timbul akibat salah satu atau lebih kondisi yang dibuat akan tercermin pada bagian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ajeng Widati H.
"Peminimalisasian luasan tulangan minimum dalam pengedaannya erat kaitannya dengan keterbatasan sumber daya material yang tersedia di pasaran dan keterbatasan biaya yang hares dikeluarkan. Namun, peminimalisasian iuas tulangan ini jugs harus tetap dapat menahan gaya yang mungkin tedadi sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaannya balok (struktur) yang aman adalah yang dapat menahm daktilitas yang cukup besar tanpa menimbulkan keruntuhan yang membahayakan dan memberikan nilai layan yang baik. Daktilitas itu sendiri adalah kemampuan suatu struktur untuk melakukan perubahan bentuk tanpa mengalami kenmtuhan. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh underrienforced terhadap daktilitas balok. Underreinforced adalah balok yang memiliki persentase tulangan dibawah atau sama dengan tulangan balok dalam kondisi balance. Dalarn penelitian ini digunakan balok beton fc'=33,2 MPa, dengan penampang 200x150 mm dan bentang 2010 mm. Untuk tulangan baja pada balok digunakan tulangan baja ?8 nun polos dengan fy=321,2 MPa dan D10 mm ulir dengan fy=535,3 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rocky Yanu Mahendra
"Formwork or concrete matrix is one of vltal paris ln physical erection of concrete-based building. As most formwork is prepared manually by hand, the degree of denslty ln each edge varies, resulted ln different quality of concrete. Examination on this matter is required to see the differences in strength and stllfness of beam having different size of crevice.
This work ls conducted by using two types of fonnwork, which were formwork made from wood with different crevice size : 3 mm, 5 mm and 10 mm, and another fonnwork made from fully steel without crevice.
The result suggested that there are considerable effect of crevice within fon'nwork to the strength of structure. Venous tests of the effect of crevice occurring In fonrlwork to the strength of concrete had been performed which were compressive strength, spllttlng tensile, shear strength and flexural strength. It was suggested that the bigger the size of crevice, the bigger the declining of strength of me ooncrete. From this result, lt Is recommended to ellmlnate or prevent crevice formation ln formwork connection In the construction work. Crevlce will only be allowed for 3-5 mm, because this crevice size will glve a strength and stllfness nearly the same with concrete without crevice.
This Investigation will not only to observe the effect of the crevice but also to see the differences of the degree of strength ln every layer (upper, middle and lower layers) of the formwork with crevlces. After conducting test on the different layers, the middle layer performed the most stable tightness, nearly the same as nomdal. Analysis to this middle layer suggested that there was evenness of raw materials, compared to those of other layers.

Beklstlng atau cetakan beton merupakan salah satu baglan yang vltal pada pelaksanaan flslk bangunan beton. Menglngat balok pengaku yang banyak dlpakal dlpasang secara manual dengan tenaga manusia dan tingkal; kerapatan tiap-tiap slsi yang berbeda-beda maka dlrasakan terdapat pengamh ketldakrapalzn beklstlng terhadap mutu beton. Oleh karena Itu perlu dllakukan penelltian dengan tujuan membandingkan kekuatan dan kekakuan balok dengan Iebar celah yang berbeda-beda.
Penelltlan Inl menggunakan 2 tipe beklsting yaltu : belsltlng dengan bahan kayu yang beroelah dengan varlasl Iebar celah 3 mm, 5 mm dan 10 mrn serta beklstlng baja (Mly steel) tanpa celah.
Penelltlan lnl membuktlkan adanya pengaruh celah pada bekistlng balok terhadap kekuatan struktumya. Dan setelah dllakukan pengujlan terhadap perilaku beton yaltu uji tekan (compressive strength), uji tarik (splitting tensile), ui geser (shear strength) dan ujl lentur (flexural strength) maka semakln lebar celah sernakin tumn kekuatan darl suuktur tersebut. Maka sebalknya dlhlndarkan adanya celah-celah pada sambungan beklstlng di lapangan. Toleransl Iebar celah yang dlzlnkan yaltu 3 - 5 mm karena dengan rentang celah ini dldapat kekyatan dan kekakuan yang mendekatl strylctur tanpa celah.
Penelltlan lnl tldak hanya membedakan Iebar celah tetapl juga lngln mellhat perbedaan kekuatannya dari tiap-tlap layer (layer atas, tengah dan bawah) pada rnaslng-maslng beldsdng bercelah. Dan setelah dllakukan pengujlan maka untuk layer tengah nllal tegangannya paling stabil dan kenalkannya hamplr mendekati dengan normalnya. Sehlngga setelah dlanallsa untuk layer tengah material penyusunnya tarnpak hornogen dlbandlng dengan layer Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Tulisan ini menyampaikan tujuan dan kegunaan proses perawatan beton atau "concrete curing" terhadap beton yang masih berusia dini, terutama untuk pengecoran di daerah tropis seperti di Indonesia. Perawatan dalam hal ini berarti usaha untuk menjaga keseimbangan kadar air dan temperatur yang sesuai dan yang dibutuhkan dalam proses pengerasan beton, agar didapat beton dengan kinerja yang optimal. Dengan demikian perawatan beton berusia dini merupakan suatu proses penting dalam pertumbuhan kekuatan dan kinerja beton, untuk mencapai tingkat yang maksimal."
Fakultas Teknik , 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Chairunnisa
"Pembangunan bangunan tinggi di Indonesia semakin meningkat menyebabkan area hijau berkurang dan meningkatnya penggunaan panel beton sebagai material kulit bangunan. Berdasarkan isu tersebut, penulis melihat adanya potensi kulit bangunan untuk digunakan sebagai media tanam tumbuhan dan sebagai usaha untuk menggantikan area hijau yang berkurang. Tumbuhan yang dipilih berdasarkan pada kondisi iklim Indonesia sebagai negara tropis dan tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat dan free-maintanance, apabila tumbuh pada material semen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, didapatkan bahwa lumut memenuhi kriteria tersebut sehingga penelitian ini menggunakan tumbuhan lumut daun yang paling sering ditemukan tumbuh pada material bebatuan (semen dan beton). Metode yang dilakukan adalah metode eksperimen modul dan uji sampel sebanyak 27 sampel panel beton pre-vegetated dari persilangan 3 jenis lumut daun, 3 konsentrasi campuran green concrete, dan 3 desain permukaan untuk diuji performa mekanis (kuat tekan), performa termal, performa estetika (sebagai kulit bangunan), dan perawatan. Hasil uji mekanis (kuat tekan), uji termal, dan uji estetika panel beton memperlihatkan bahwa panel beton pre-vegetated melebihi nilai uji panel beton non pre-vegetated dan standar.
The increasing construction of tall buildings in Indonesia led to the reduction of green areas and the increasing of material use for building, such as concrete panels for building skin. This research sees the potential of the building façade by using concrete panels as media for growing plants to replace those green areas that have decreased. The plants that are used in this research are selected based on the climatic conditions of tropical countries in Indonesia. The plants that are chosen had the charactristics to grow fast, less maintenance and considered to be suitablea for cementitious materials. The previous study has found that Bryophyte moss meets those criterias. This research compares the performance of prevegetated and non pre-vegetated concrete panels by investigating mechanical (compressive strength), thermal, and aesthetic performances through laboratory experiments. Three mixes of concrete, three moss species, and three concrete surfaces were examined within 9 panels + 27 cubes samples and 9 cubes controls. The result shows that pre-vegetated concrete panels surpass the performance of the non pre-vegetated concrete panel and standard value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>