Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prima Engrano Dozera
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ridha Junaid
"Penelitian tentang keanekaragaman burung berdasarkan gradien elevasi telah dilakukan di Hutan Mbeliling dan Sano Nggoang, Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan komposisi burung pada zona elevasi rendah, tengah, dan tinggi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei dan Juli 2013 di tiga area, yaitu Wae Ndae, Dencang Mese, dan Lengkong Ra’beng. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode titik hitung (point count) dengan jarak antar titik-titik pengamatan sebesar 200 m dan interval waktu pengamatan 10-15 menit. Keseluruhan titik sampel yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu titik sampel pada zona elevasi rendah (400-600 mdpl), tengah (700-900 mdpl), dan tinggi (>1.000 mdpl). Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan sebanyak 4.381 individu dari 70 spesies, diantaranya terdapat 18 spesies BST (Burung Sebaran Terbatas) Nusa Tenggara, 4 spesies endemik Flores, dan 8 sub-spesies endemik Flores. Keanekaragaman pada masing-masing zona elevasi berbeda-beda dan menunjukkan pola berbanding terbalik dengan keanekaragaman tertinggi terdapat pada zona elevasi rendah (H’= 3,35; J’= 0,83; D= 0,045), kemudian zona elevasi tengah (H’= 3,22; J’= 0,81; D= 0,055), dan keanekaragaman terendah pada zona elevasi tinggi (H’= 3,10; J’= 0,83; D= 0,065). Seluruh spesies burung yang ditemukan terbagi menjadi 6 kelompok berdasarkan preferensi terhadap suatu zona elevasi. Spesies burung endemik Flores seperti Serindit flores (Loriculus flosculus), Gagak flores (Corvus florensis), dan Kehicap flores (Monarcha sacerdotum) ditemukan di setiap zona elevasi, sehingga kawasan Hutan Mbeliling dan Sano Nggoang dari elevasi rendah hingga elevasi tinggi miliki arti penting untuk konservasi spesies burung endemik Flores.

Research on bird diversity along elevational gradient has been conducted in the Mbeliling and Sano Nggoang Forests, Flores, East Nusa Tenggara. The aim of this research was to determine the diversity and composition of birds at several elevation zones. Research was conducted on May and July 2013 in three areas, Wae Ndae, Dencang Mese, and Lengkong Ra'beng. Bird survey was conducted using point count method with points spaced at 200 m point interval and was conducted for 10-15 minutes observation at each points. The point samples were classified into three elevation zones, low (400-600 mdpl), middle (700-900 mdpl), and high (> 1,000 mdpl) elevation zones. Seventy bird species and 4.381 individuals were recorded, including 18 species of BST (Burung Sebaran Terbatas) Nusa Tenggara, 4 species endemic to Flores, and 8 sub-species endemic to Flores. Bird diversity varies along elevation zones and bird diversity showed a decrease at higher elevation zones. The highest diversity was found in the low elevation zone (H ' = 3,35; J ' = 0,83; D = 0,045), then the middle elevation zone (H ' = 3,22; J ' = 0.81; D = 0.055), and lowest bird diversity in the high elevation zone (H ' = 3.10; J ' = 0,83; D = 0,065). Based on the presence at certain elevation zone, all the bird species were clustered into six groups. Endemic bird species such as the Flores hanging-parrot (Loriculus flosculus), Flores crow (Corvus florensis), and Flores monarch (Monarcha sacerdotum) were found at every elevation zones and such results make the Mbeliling and Sano Nggoang Forest have significant importance for the conservation of endemic bird species of Flores.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langinus Da Cunha
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S19468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
959.86 SEJ (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Remigius Dewa
[place of publication not identified]: [publiser not identified], 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depri Yanra
"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan data penunjang dalam pembangunan jembatan mengenai persebaran litologi bawah permukaan, Jenis litologi yang berpotensi sebagai lapisan batuan keras (bedrock), dan kedalaman bedrock di Kecamatan Larantuka. Terdapat 7 lintasan pengukuran menggunakan alat geolistrik ARES multi channel. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi jenis litologi batuan. Pengambilan data bor pada lintasan A1 dilakukan untuk mengetahui jenis litologi batuan sekaligus memperoleh data Standard Penetration Test (SPT). Data bor pada lintasan A1 digunakan sebagai acuan interpretasi litologi batuan untuk semua lintasan. Adapun lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi dari hasil pemboran, yaitu batuan lanau basah hingga lanau pasiran sebagai lapisan penutup, lanau pasiran kompak adalah lapisan dibawah lapisan penutup dengan kekerasannya berubah menjadi lebih kompak dan nilai SPT naik lebih dari 40, dan lapisan paling bawah adalah lempung pasiran dengan kondisi litologi menjadi lebih keras dan sangat kompak serta nilai SPT diatas 80. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, Tanah keras atau bedrock pada lokasi penelitian adalah lempung pasiran karena memiliki susunan yang kompak, nilai SPT diatas 80, dan ketebalan yang cukup tebal berkisar ±20-30 meter merupakan lapisan ketiga atau paling bawah dari interpretasi penampang litologi dengan nilai resistivitas diatas 150 Ωm.

This research was conducted to provide supporting data for the construction of bridges regarding the distribution of subsurface lithology, types of lithology that have the potential to act as hard rock layers (bedrock), and depth of bedrock in Larantuka. There are 7 measurement paths using the ARES multi-channel geoelectric. The resistivity method is used to identify rock lithology types based on resistivity values. Drill data collection on line A1 was carried out to determine the type of rock lithology as well as to obtain Standard Penetration Test (SPT). Drill data on line A1 is used as a reference for rock lithology interpretation for all line. The subsurface layer identified from the drilling results, namely wet silt rock to sandy silt as a cover layer, compact sandy silt is the layer below the cover layer with its hardness changing to become more compact and the SPT value rises to more than 40, and the bottom layer is sandy clay. with lithology conditions becoming harder and very compact and SPT values above 80. Data processing in this study was carried out using the two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling with gridding data. Based on the processing results, the hard soil or bedrock at the study site is sandy clay because it has a compact structure, the SPT value is above 80, and the thickness is quite thick ranging from ±20 - 30 meters, which is the third layer or the lowest layer from the interpretation of the lithology cross-section with a resistivity value of above 150 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Guritno Suhardi
Jakarta: BAdan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2002
915.986 SUH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
307.2 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1979
959.86 IND s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Departemen P dan K 1978
572.792 8 A 81
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>