Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
"Up-Flow Fixed Bed Reactor adaiah suatu unit pengolahan biologis pada kondisi aerob dengan memanfaatkan mikroorganisme dari jenis pertumbuhan melekat (attached Growth Process).
Reaktor yang digunakan pada penelitian ini dalam skala laboratorium dengan ukuran tinggi 85 cm + jagaan 25 cm, diameter 15 cm terbuat dari PVC. Media yang digunakan Bio-Ball. Reaktor dilengkapi dengan aerator untuk mensuplai kebutuhan oksigen selama proses nitrifikasi bersangsung, serta pompa untuk mengalirkan iimbah kedalam reaktor dan katup-katup pengatur debit aliran maupun suplai udara.
Limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah essence yang dihasilkan P.T Essence berlokasi di Jalan Otista Jakana Timur dengan kandungan ammonium yang cukup tinggi untuk mendukung proses nitrifikasi. Limbah dialirkan dengan debit 6.25 ml/detik dengan detention time 40 menit.
Parameter-parameter yang dianalisa adalah ; COD, BOD5, DO, SS, Temperatur, pH, NH4,NO2,NO3. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 3 bulan yaitu mulai awal Agustus hingga akhir Oktober 1994.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penurunan COD sebesar 65.09 - 72.45 % dan temperatur penelitian berkisar 24-25°C dengan pH 7-8. Proses nitrifikasi dianalisa dengan mengamati penurunan ammonium yang mencapai 68.82-76.42 %, penurunan nitrit mencapai 68.43-76.82 % dan peningkatan nitrat mencapai 60.82-69.22%, menunjukkan bahwa proses nitrifikasi berjalan cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Alfa
"ABSTRAK
Anaemb-Aemb Fixed Bed Reaclor merupakan unit pengolahan biologis aengan kombinasi proses anaerobik aerobik untuk mendapatkan hasil penyisihan yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dari anaerob-aemb Hxed bed reactor dalam pengolahan Iimbah tahu tempe terutama dalam penyisihan COD dan kandungan N delam Iimbah tahu dan mengidemitikasi kelemahan dan perbaikan yang dlbutuhkan untuk memudahkan penerapan di lapangan.
Reaktor anaerob dan aerob ini terbuat dari bahan FRP (Hbenglass Reinforced Plastic).
Bahan ini dipilih karena sifamya yang ringan dan tidak mudah retak. Hal ini membenkan kemudahan dalam pemasangan dan pemindahan Iokasi.
Media pengisi (lempat menempelnya mikroorganisme) terbuat dari bahan PVC dengan ukuran % inch dan panjang potongan 2 inch yang ditempatkan dalam keranjang berlubang dari FRP.
Limbah yang digunakan adalah limbah tempe dan Iimbah dari tahap penggumpalan bubur tahu dari pabrik tahu milik PRtMKOPT| di Jalan Gang Seratus Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Variasi beban pada penelitian ini seperti dilihat pada tabel dibawah :
Parameter-parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah COD, pH, temperatur NH4-N. NO2~N, NO3-N, suspended solid dan alkalinitas pada Laboratorium Analisa PT SUCOFINDO.
Dari hasil peneliiian ini diperoleh hasil konsentrasi effluent reaktor sebagai berikul :

"
1996
S34576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Glenn
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Desain teras Fixed Bed Nuclear Reactor (FBNR) yang modular memungkinkan pengendalian daya dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian suspended core dan laju aliran massa pendingin. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perubahan daya termal teras sebagai akibat perubahan laju aliran massa pendingin yang masuk ke teras reaktor dan perubahan ketinggian suspended core serta mempelajari karakteristik keselamatan melekat yang dimiliki FBNR saat terjadi kegagalan pelepasan kalor (loss of heat sink). Keadaan neutronik teras dimodelkan pada kondisi tunak dengan menggunakan paket program Standard Reactor Analysis Code (SRAC) untuk memperoleh data fluks neutron, konstanta grup, fraksi neutron kasip, konstanta peluruhan prekursor neutron kasip, dan beberapa parameter teras penting lainnya. Selanjutnya data tersebut digunakan pada perhitungan transien sebagai syarat awal. Analisis transien dilakukan pada tiga kondisi, yaitu saat terjadi penurunan laju aliran massa pendingin, saat terjadi penurunan ketinggian suspended core, dan saat terjadi kegagalan sistem pelepasan kalor. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan laju aliran massa pendingin sebesar 50%, dari kondisi normal, menyebabkan daya termal teras turun 28% dibanding daya sebelumnya. Penurunan ketinggian suspended core sebesar 30% dari ketinggian normal menyebabkan daya termal teras turun 17% dibanding daya sebelumnya. Sementara untuk kondisi kegagalan sistem pelepasan kalor, daya termal teras mengalami penurunan sebesar 76%. Dengan demikian, pengendalian daya pada FBNR dapat dilakukan dengan mengatur laju aliran massa pendingin dan ketinggian suspended core, serta keselamatan melekat yang handal pada kondisi kegagalan sistem pelepasan kalor."
JTRN 13:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziyah Rahman
"Dimetil eter (DME) diproduksi secara langsung dari sintesis gas dalam reaktor fixed bed. Dalam penelitian ini, katalis Cu-Zn/Y-Al2O3 digunakan sebagai katalis bifungsi sintesis langsung dimetil eter dengan variasi pH dan komposisi serta dilakukan perbandingan antara metode kopresipitasi sedimentasi dengan sol-gel impregnasi. Katalis ini dikarakterisasi luas permukaan, XRF, dan XRD. Katalis ini direaksikan pada kondisi operasi tekanan 20 bar dan temperatur 220ºC.
Hasil uji aktivitas katalis terbaik menunjukan konversi CO sebesar 70%, selektivitas dimetil eter sebesar 80%, dan yield dimetil eter sebesar 54%, yaitu pada katalis dengan metode sol-gel impregnasi.

Dimethyl Ether (DME) was directly synthesized from synthesis gas (syngas) in fixed bed reactor. In this research, Cu-Zn/Y-Al2O3 used as bifunctional catalyst for synthesis of dimethyl ether and these catalysts was varied by pH, composition, and compared method between co-precipitation sedimentation and sol-gel impregnation method. These catalysts characterized by surface area, XRF, and XRD. These catalysts performance was tested at 20 bars, 220ºC.
Activity result from the best catalyst in this research shown 70% conversion of CO, 80% selectivity and 54% yield of dimethyl ether, at catalyst with sol-gel impregnation method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52182
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Witta Kartika Restu
"Dimetil eter (DME) diproduksi dengan dua metode: (1) metode tidak langsung yang memiliki dua langkah prosedur, pembentukan metanol dari gas sintesis dilanjutkan dehidrasi metanol dan (2) metode langsung yang memiliki satu langkah prosedur yaitu proses pembentukan dimetil eter secara langsung dari gas sintesis. Sintesis langsung dimetil eter dari gas sintesis secara termodinamika lebih berprospek karena memiliki konversi yang lebih tinggi dan secara ekonomi memiliki biaya operasi yang rendah. Penelitian ini bertujuan membuat katalis bifungsi dengan karakteristik kristalinitas tinggi dan luas permukaan besar dengan aktivitas yang tinggi. Katalis yang digunakan adalah logam Cu-Zn sebagai katalis sintesis metanol dan Zeolit Alam Malang teraktivasi (HZAM). Metode preparasi katalis yang digunakan adalah kopresipitasi-sedimentasi dan sol gel-impregnasi. Dilakukan variasi temperatur kalsinasi pada 350, 500, dan 600°C. Pengujian terhadap zeolit alam teraktivasi yang dihasilkan adalah dengan menggunakan karakterisasi BET untuk mengetahui luas permukaan dan karakterisasi XRF untuk mengetahui rasio Si/Al di dalamnya. Pada katalis bifungsi dilakukan karakterisasi BET, XRD, dan XRF. Katalis bifungsi beroperasi pada kondisi tekanan 20 bar dan temperatur 220_C. Hasil uji aktivitas katalis terbaik yaitu pada katalis dengan metode kopresipitasi sedimentasi, menunjukan konversi CO sebesar 34% (% mol), selektivitas dimetil eter sebesar 55% (% mol), dan yield dimetil eter sebesar 19% (% mol).

Dimethyl ether produced using methods (1) Indirect method, synthesis and dehidration of methanol (2) Direct method, synthesis dimethyl ether from syngas. It has higher conversion thermodynamically and lower operating cost. This research aims to make a bifunctional catalyst with some characteristic such as high crystalinity, high surface area, and high activities. Catalyst consists of Cu-Zn metal as synthesis methanol catalayst and activated natural zeolite as dehydration catalyst. Method using in preparation catalyst is coprecipitation sedimentation and sol gel impregnation. Variation is done in calcinations temperature, 350, 500, and 600°C. Activated natural zeolite characterized by BET to know surface area and XRF to know Si/Al ratio. Bifunctional catalyst characterized by BET surface area, XRD, and XRF. Operation condition of bifunctional catalyst is 20 bar and 220°C. Best catalyst activity, catalyst with coprecipitation sedimentation method show CO conversion 34% (% mole), dimethyl ether selectivity 55% (% mole), and yield dimethyl ether 19% (% mole)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hadi Jatmiko
"Sintesis Fischer-Tropsch (FT) merupakan proses penting dalam industri untuk mengubah gas sintesis yang dihasilkan dari proses reformasi kukus, parsial oksidasi atau autotermal reforming menjadi senyawa hidrokarbon dan oksigenat. Saat ini sintesis Fischer-Tropsch merupakan suatu pilihan untuk memproduksi bahan bakar transportasi yang ramah lingkungan dan sebagai bahan baku kimia. Sintesis Fischer Tropsch dapat dilakukan dengan menggunakan reaktor unggun tetap, reaktor slurry kolom gelembung atau reaktor terfluidisasi. Pemodelan dan simulasi reaktor untuk sintesis Fischer Tropsch telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya diantaranya Muharam, (1995) memodelkan proses FT pada reaktor sluri tipe kolom gelembung dengan kinetika orde pertama untuk H2 dan orde nol untuk CO. Fernandes (2006) melakukan pemodelan reaktor unggun tetap untuk proses FT dengan model aliran sumbat (plug flow) tanpa memperhitungkan faktor dispersi dan konveksi. Dalam penelitian ini dilakukan pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap untuk sintesis Fischer-Tropsch mengacu pada kinetika Raje dan Davis. Faktor hidrodinamika berupa faktor konveksi dan dispersi pada arah aksial diperhitungkan untuk mendapatkan hasil simulasi yang mendekati kondisi sebenarnya pada reaktor di industri. Model pseudohomogen reaktor unggun tetap untuk reaksi Fischer Tropsch dapat memprediksi kinerja reaktor dengan baik. Kenaikan rasio H2/CO dari 0,5 hingga 2 menunjukan peningkatan konversi CO yang besar, yaitu dari 0,301 menjadi 0,959. Sedangkan kenaikan rasio H2/CO dari 2 hingga 4 hanya meningkat konversi dari 0,959 menjadi 0,983. Kenaikan temperatur dari 150 °C hingga 350 °C meningkatkan konversi CO dari 0,95 menjadi 0,97. Tekanan total tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap reaksi. Kenaikan space velocity dari 1,5 menjadi 4 menyebabkan konversi CO menjadi turun dari 0,965 menjadi 0,906. Bilangan Damkohler berbanding lurus dengan temperatur dan tidak terpengaruh dengan perubahan tekanan. Bilangan Peclet dipengaruhi baik oleh temperatur dan space velocity. Kata kunci : Fischer Tropsch, Reaktor Unggun Tetap, Model, Simulasi.

Fischer-Tropsch synthesis (FTS) is important process to produce hydrocarbon and oxygenat from synthetic gas produced by steam reforming, partial oxidation or autothermal reforming Today FTS is the choice to produce environment friendly transport fuel and feedstock. FTS carry on fixed bed reactor, slurry bubble column or fluidized reactor. Previous reactor modeling and simulation for FTS by Muharam (1995) is slurry bubble column with kinetic first order for H2 and zero order for CO. Modeling fixed bed reactor for FTS by Fernandes (2006) assume plug flow neglect dispersion and convection. In this research a model fixed bed reactor for FTS with kinetic from Raje and Davis (1997) was developed. Convection and dispersion on axial direction was take account in order to get good result and close to the real condition in industry. Pseudohomogeneous model fixed bed reactor for FTS can give good prediction for performance of reactor. Increasing H2/C0 ratio from 0,5 to 2 raise CO conversion significant from 0,301 to 0,959. However increasing 1-19/C0 ratio from 2 to 4 only raise the conversion from 0,959 to 0,983. Increasing the initial operation temperature from 150 °C to 350 °C increase the CO conversion from 0,95 to 0,97. Initial total pressure not significant affect the reaction. Increasing space velocity from 1,5 to 4 cause the CO conversion decrease from 0,965 to 0,906. Damkohler number increase with increasing temperature and not affected by pressure. Peclet number is affect by temperature and space velocity. Keyword : Fischer Tropsch synthesis, Fixed Bed Reactor, Model, Simulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>