Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursetiawan Suroso
"Balok beton prategang sebagian umumnya dirancang untuk diperbolehkan mengalami
retak pada saat menerima beban kerja. Namun adanya retak ini dapat mengakibatkan korosi pada tulangan sehingga mengurangi kekuatan balok tersebut. Oleh karena im retak harus dikendalikan sedemikian rupa agar Iebamya tidak berleblhan. Untuk dapat mengendalikan lebar retak tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu perilaku dari Iebar retak di balok beton prategang sebagian.
Lebar retak pada balok beton prategang sebagian dipengaruhi oleh banyak fhktor. Hal
ini menyebabkan kerumitan dalam penyusunan persamaan untuk menghitung lebar retak yang dilakukan oleh para peneliti. Namun secara umum pendekatan yang digunakan oleh peneliti- peneliti tersebut untuk menghitung lebar retak dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) metode, yaitu metode yang berdasarkan tegangan tarik khayal beton dan metode yang berdasarkan tegangan baja setelah tahap dekompresi. Masing~masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Metode yang didasarkan pada tegangan tarik khayal beton sangat sederhana dalam proses perhitungannya tetapi mengasumsikan penampang balok dalam kondisi yang tidak retak, meskipun sebenarnya tegangan tarik beton ini sudah melampaui kekuatan tarik beton (modulus keruntuhan baton). Sedangkan perhitungan untuk metode yang
didasarkan pada tegangan baja cukup rurnit tetapi menggunakan penampang balok yang retak dalam analisanya sehingga menyerupai keadaan balok yang sebenamya.
Tulisan ini membahas kedua metode tersebut di atas bersama-sama dengan beberapa
persamaan untuk menghitung lebar retak yang telah dibuat oleh para peneliti dan batasan lebar retak yang diijinkan oleh peraturan. Untuk mengetahui seberapa jauh persamaan-persamaan tersebut dapat memberikan hasil yang memadai maka dilakukan pula perbandingan antara hasil yang didapat dari perhitungan dengan hasil yang didapat dari percobaan yang dilakukan di laboratorium oleh beberapa peneliti. Selain itu akan dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh dari beberapa parameter pada balok beton prategang sebagian terhadap perilaku lebar retak yang muncul. Parameter-parameter tersebut meliputi bentuk penampang balok, tingkat
prategang, kombinasi tulangan prategang dan non-prategang, jumlah tulangan, indeks
penulangan, dan letak/kedalaman tulangan prategang."
1996
S34603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunyamin Hatibie
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S34476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjojo Adi Prakoso
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S34308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menempuh pendidikan program sarjana (Sl) pada Program Pendidikan Sanjana Ekstensi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Pada penulisan ini pembahasan penulis adalah tentang hal yang sederhana yaitu, perencanaan Ia.ntai bangunan bertingkat dengan menggunakan beton prategang dan beberapa hal mengenai analisa serta pelaksanaan di Iapangan. Tujuannya untuk mengganti tulangan biasa pada lantai bangunan dengan kabel presstres (penulangan dengan kabel prategang) dan mencari bentuk yang efektif dari penyebaran kabel. Judul yang diambil adalah ?Analisa, Perencanaan dan Pelaksanaan Beton Prategang Pada Lantai Bangunan."
Dalam pembahasan ini beberapa analisa penyelesaian yang dipakai adalah analisa perimbangan beban , analisa metode frame dan analisa dengan SAP90. Penulis juga memasukkan teori-teori yang mempengaruhi dalam perencanaan seperti z Kehilangan gaya prategang, Pengecekan tegangan, perhitungan lendutan dan dasar teori blok ujung.
Tahap pelaksanaan yang akan ditinjau yaitu data teknis tentang material, alat dan langkah pelaksanaan yang meliputi pemasangan kabel dan pekerjaan grouting.
Hal ini bertujuan memberikan garnbaran agar dalam perencanaan menggunakan material dan peralatan yang disesuaiakan di pasaran.
Demikian abstrak untuk memberikan gambaran sepintas tentang apa yang tertulis dalam tugas akhir ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Mohammad Akbar
"Jembatan gelagar beton komposit adalah jembatan yang terdiri dari gelagar beton pracetak prategang dan pelat beton cor di tempat. Perbedaan waktu konstruksi dan mutu beton menyebabkan terjadinya redistribusi tegangan dan regangan pada penampang komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efisien pemananfaatan material komposit dengan cara memvariasikan mutu pelat beton untuk mengetahui reditribusi tegangan pada penampang, dan untuk mengetahui evolusi tegangan-regangan di sepanjang bentang jembatan dan pada setiap umur beton.
Sebagai objek utama digunakan gelagar U. Analisa linear jangka pendek dan jangka panjang terhadap penampang komposit, digunakan untuk menginvestigasi redistribusi tegangan-regangan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa penggunaan pelat beton dengan mutu yang lebih tinggi menyebabkan penurunan tegangan pada penampang gelagar pracetak khususnya di daerah bidang kontak dengan pelat beton. Selain itu dari diagram evolusi tegangan, diketahui bahwa terjadi konsentrasi tegangan tekan pada elemen pelat dan tegangan tarik di elemen gelagar pada saat struktur dipengaruhi oleh susut dan rangkak.

Composite concrete girder bridge is a bridge that consists of prestressed precast concrete girder and cast in place concrete slab. The difference in construction time and concrete strength caused the redistribution of stress and strain in the composite section. This study aims to know how efficient the use of composite materials by varying concrete slab strength to determine stresses redistribution on the cross section, and to know stress-strain evolution along the bridge span and at each period of concrete age.
This study used U girder as the main object. Short and long term linear analysis of cross section, were used for investigating the redistribution of stress and strain.
The analysis results shows that the use of higher concrete slab strength will cause the decrease in stresses on precast girder cross-section especially in the contact area with concrete slab. Also from the stress evolution diagram, it was found that there were concentration of compressive stress on the slab element and the tensile stress concentration on the girder element when the structure was affected by shrinkage and creep.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba.
Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik.
Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure.
The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control.
Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate momen.
"
2008
R.01.08.33 Wij s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba. Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure. The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control. Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate moment."
2008
S35332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>