Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Emilya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nunar Hikmawan
"ABSTRAK
Pengolahan air limbah tangki septik dengan menggunakan reaktor anaerobik tipe fixed film dimaksudkan agar dengan lahan yang relatif kecil dapat dibuat pengolahan limbah rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja alat, yang dilihat dari efisiensi penyisihan COD, serta hubungan penyisihan COD dengan variabel lain, yaitu : pH, temperatur, NH4, NO2, NO3, P04 dan SS.
Tangki septik dengan menggunakan reaktor anaerobik tipe fixed film dalam penelitian ini merupakan alat dalam skala Iapangan. Berbentuk silinder yang terdiri dari silinder dalam dan luar terbuat dari beton tumbuk untuk diameter luar (cor ditempat). beton dicetak di luar Iokasi untuk diameter dalam. Media anaerobik terbuat dari sterrofoam dipasang antara silinder dalam dan silinder luar.
Limbah yang digunakan adalah berasal dari buangan manusia (tinja), air bekas cucian, dan air hujan. Air limbah domestik ini mempunyai karakteristik beban sekitar 352,18 mg/I COD dan pH sekitar 7,5 yang seluruhnya langsung diolah dalam tangki septik, tanpa pengolahan awal.
Parameter-parameter yang diamati adalah COD, pH, Temperatur, NH4, NO2, N03 dan PO4, semuanya kecuali temperatur diteliti di laboratorium Kawasan Industri Jababeka dan temperatur sendiri dilakukan langsung di lapangan dengan termometer.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penumnan COD maksimal sebesar 61,29 % dan pH faktor terbesar dalam mempengaruhi efisiensi. SS mempunyai efisiensi penurunan maksimal sebesar 89,83 %, yang mempengaruhi besarnya efisiensi dari COD.
Nutrien (NH4) dan P04 dalam penelitian mempengaruhi efisiensi dari penyisihan COD walaupun tidak terlalu besar. Temperatur selama penelitian berkisar antara 28,8 °C dan 30,2 °C dan pH influent berkisar antara 7,25 - 7,66.

"
1996
S34562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hadi Jatmiko
"Sintesis Fischer-Tropsch (FT) merupakan proses penting dalam industri untuk mengubah gas sintesis yang dihasilkan dari proses reformasi kukus, parsial oksidasi atau autotermal reforming menjadi senyawa hidrokarbon dan oksigenat. Saat ini sintesis Fischer-Tropsch merupakan suatu pilihan untuk memproduksi bahan bakar transportasi yang ramah lingkungan dan sebagai bahan baku kimia. Sintesis Fischer Tropsch dapat dilakukan dengan menggunakan reaktor unggun tetap, reaktor slurry kolom gelembung atau reaktor terfluidisasi. Pemodelan dan simulasi reaktor untuk sintesis Fischer Tropsch telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya diantaranya Muharam, (1995) memodelkan proses FT pada reaktor sluri tipe kolom gelembung dengan kinetika orde pertama untuk H2 dan orde nol untuk CO. Fernandes (2006) melakukan pemodelan reaktor unggun tetap untuk proses FT dengan model aliran sumbat (plug flow) tanpa memperhitungkan faktor dispersi dan konveksi. Dalam penelitian ini dilakukan pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap untuk sintesis Fischer-Tropsch mengacu pada kinetika Raje dan Davis. Faktor hidrodinamika berupa faktor konveksi dan dispersi pada arah aksial diperhitungkan untuk mendapatkan hasil simulasi yang mendekati kondisi sebenarnya pada reaktor di industri. Model pseudohomogen reaktor unggun tetap untuk reaksi Fischer Tropsch dapat memprediksi kinerja reaktor dengan baik. Kenaikan rasio H2/CO dari 0,5 hingga 2 menunjukan peningkatan konversi CO yang besar, yaitu dari 0,301 menjadi 0,959. Sedangkan kenaikan rasio H2/CO dari 2 hingga 4 hanya meningkat konversi dari 0,959 menjadi 0,983. Kenaikan temperatur dari 150 °C hingga 350 °C meningkatkan konversi CO dari 0,95 menjadi 0,97. Tekanan total tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap reaksi. Kenaikan space velocity dari 1,5 menjadi 4 menyebabkan konversi CO menjadi turun dari 0,965 menjadi 0,906. Bilangan Damkohler berbanding lurus dengan temperatur dan tidak terpengaruh dengan perubahan tekanan. Bilangan Peclet dipengaruhi baik oleh temperatur dan space velocity. Kata kunci : Fischer Tropsch, Reaktor Unggun Tetap, Model, Simulasi.

Fischer-Tropsch synthesis (FTS) is important process to produce hydrocarbon and oxygenat from synthetic gas produced by steam reforming, partial oxidation or autothermal reforming Today FTS is the choice to produce environment friendly transport fuel and feedstock. FTS carry on fixed bed reactor, slurry bubble column or fluidized reactor. Previous reactor modeling and simulation for FTS by Muharam (1995) is slurry bubble column with kinetic first order for H2 and zero order for CO. Modeling fixed bed reactor for FTS by Fernandes (2006) assume plug flow neglect dispersion and convection. In this research a model fixed bed reactor for FTS with kinetic from Raje and Davis (1997) was developed. Convection and dispersion on axial direction was take account in order to get good result and close to the real condition in industry. Pseudohomogeneous model fixed bed reactor for FTS can give good prediction for performance of reactor. Increasing H2/C0 ratio from 0,5 to 2 raise CO conversion significant from 0,301 to 0,959. However increasing 1-19/C0 ratio from 2 to 4 only raise the conversion from 0,959 to 0,983. Increasing the initial operation temperature from 150 °C to 350 °C increase the CO conversion from 0,95 to 0,97. Initial total pressure not significant affect the reaction. Increasing space velocity from 1,5 to 4 cause the CO conversion decrease from 0,965 to 0,906. Damkohler number increase with increasing temperature and not affected by pressure. Peclet number is affect by temperature and space velocity. Keyword : Fischer Tropsch synthesis, Fixed Bed Reactor, Model, Simulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyati
"Limbah cair yang berasal dari pabrik kecap mengandung bahan organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak dengan konsentrasi yang cukup tinggi, sehingga bila dibuang secara langsung ke badan air penerima dapat menimbulkan pencemaran. Oleh karena itu perlu diolah terlebih dahulu. Salah satu teknologi pengolahan limbah cair yang aman terhadap lingkungan, murah dalam pengoperasiannya dan dapat mendegradasi kandungan bahan organik adalah pengolahan secara biologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat optimasi parameter proses degradasi bahan organik (karbohidrat, protein dan lemak) dari limbah cair pabrik kecap dengan menggunakan reaktor tipe Fixed Bed . Metode yang dipilih dalam pemilihan ini adalah metode pengolahan biologi secara anaerob (aktifitas biologi yang tidak membutuhkan oksigen), dengan menggunakan reaktor tipe Fixed Bed. Bioreaktor tipe Fixed Bed dioperasikan dengan menggunakan potongan bambu sebagai material penyangga tetap untuk tempat menempel bakteri. Proses anaerobik berjalan dengan sendirinya dengan penambahan cairan kotoran sapi dan efluen proses anaerobik tapioka sebagai inokulum.
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan laju beban reaktor yang semakin meningkat dalam beberapa periode waktu. Kenaikan laju beban yang diberikan adalah sebesar 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 kg COD/m3/hari. Proses optimasi dicapai pada laju beban 2,49 kg COD/m3/hari, waktu tinggal substrat 4,30 hari, konsentrasi COD total efluen 3,22 g/L, efisiensi COD terlarut 70,31 %, pH efluen 6,42, efisiensi asam asetat 88,27 %, produksi gasbio harian 15,17 L/hari dan kandungan gas metana 69,61 %. Potongan bambu sebagai material penyangga tetap, cukup efektif sebagai tempat bakteri menempel selarna proses percobaan dilakukan dengan porositas yang dicapai sebesar 84,80 %. Konsentrasi COD total efluen yang dihasilkan pada kondisi optimum adalah 3,22 g/L, BOD 1,15 g/L dan kandungan total padatan tersuspensi 0,58 g/L. Nilai-nilai tersebut belum memenuhi syarat baku mutu lingkungan untuk limbah cair yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga perlu perlakuan lanjutan berupa pengolahan sistem aerobik.

Liquid waste from soybean sauce factory contains organic materials which consist of protein, carbohydrate and fat in fairly high concentration. So that it could cause pollution , when it is disposed directly to a water body. Therefore it needs to be treated before discharge to the main stream. One of the method to treat the liquid waste is using biological system, because it is safe to environment, cheap in operation and easy degrade organic material with high concentration. The objective of this experiment is to examine the optimation process of organic material degradation (carbohydrate, protein, fat) of liquid waste from soybean sauce using fixed bed reactor. The chosen method in this study is an anaerobic process ( biological activity that requires no oxygen) using a fixed bed reactor. Fixed bed reactor was operated using bamboo rings as support material for bacteria adhesion. Anaerobic process occurred automatically with addition of cowdung liquid and tapioca anaerobic treated effluent as inoculums.
Experiment was carried out by varying increase loading rate of reactor on several periods. The increase of reactor loading rate was given to reactor 0,5; 1,0; 2,0; 3.0; 4,0 and 5,0 kg COD/m3/day. Optimation process could be achieved with loading rate of 2,49 kg COD/m3/day, hydraulic retention time 4,30 days, COD total concentration of effluent of 3,22 g/L, soluble efficiency 70,31 %, effluent pH of 6,42, acetate acid efficiency of 88,27 %, daily biogas production of 15,17 L/day and methane content 69.61 %. The bamboo rings as support material are quite effective for bacteria adhesion, during the experimental process done with the porosity of 84,80 %. The COD total concentration of the effluent obtained in optimum condition was found to be 3,22 g/L, BOD concentration of 1,15 g/L, total suspended solid concentration of 0,58 g/L and pH 6,42 ; which means that it has not fulfilled the local government of DKI Jakarta environmental standard requirement. Therefore, it needs a further treatment in the form of anaerobic processing system.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Budi Santoso
"Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang aplikasinya pada mesin masih terkendala karena memiliki keterbatasan diantaranya stabilitas oksidasi yang rendah sehingga berpengaruh kepada kualitas penyimpanan biodiesel. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan proses hidrogenasi parsial. Pada proses hidrogenasi parsial, FAME direaksikan dengan hidrogen dan katalis untuk memecah ikatan tak jenuh. Penggunaan katalis nikel yang disangga pada alumina (Ni/Al2O3) lebih menguntungkan karena harganya yang murah dan mempunyai aktivitas katalitik yang tinggi. Reaksi hidrogenasi parsial dilakukan pada reaktor trickle bed dengan hidrogen pada fase gas, katalis pada fase padat, dan FAME pada fase cair. Penggunaan reaktor jenis ini memiliki kelebihan yaitu jatuh tekanan yang rendah (pressure drop), kehilangan katalis yang rendah, tidak memiliki elemen yang bergerak, dan biaya perawatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem reaktor tiga fasa dan uji kinerja reaktor trickle bed untuk hidrogenasi parsial Biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor trickle bed berhasil memecah ikatan tak jenuh ganda (C19:2) pada rantai ikatan FAME menjadi ikatan tak jenuh tunggal (C19:1) dan ikatan jenuh (C19:0). Konversi biodiesel terbesar (8,93 %) diperoleh dengan kondisi operasi: tekanan hidrogen 7 bar, laju alir hidrogen 250 ml/menit dan laju alir biodiesel 0,667 ml/menit.

Biodiesel is an alternative fuel whose application to the engine is still constrained because it has limitations including low oxidation stability which affects the quality of biodiesel storage. One solution to overcome this problem is the partial hydrogenation. In the partial hydrogenation, FAME is reacted with hydrogen and a catalyst to break down unsaturated bonds. The use of nickel catalyst supported on alumina (Ni/Al2O3) is more advantageous because the price is low and has high catalytic activity. Partial hydrogenation reactions were carried out on trickle bed reactor. The use of this type of reactor has advantages such as low catalyst loss, no moving elements, and low maintenance costs. The research investigated partial hydrogenation of fatty acid methyl esters in a trickle-bed reactor. The result showed that the partial hydrogenation of polyunsaturated FAMEs in a trickle bed reactor had break down the polyunsaturated bond (C19:2) on the FAME into a monounsaturated bond (C19:1) and saturated bond (C19:0) and the best conversion of polyunsaturated FAMEs is 8.93% achieved with reaction condition: H2 pressure 7 bar, H2 flow rate 250 ml/min and biodiesel flow rate 0.667 ml/min."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrini Cesarina
"Dekomposisi katalitik metana merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi carbon nanotube (CNT). Penggunaan reaktor unggun tetap untuk reaksi dekomposisi katalitik metana cukup banyak diminati karena desainnya yang sederhana dan ekonomis. Agar kinerja reaktor yang optimal dapat diperoleh, perlu dilakukan serangkaian uji coba terhadap pengaruh dari berbagai kondisi operasi melalui pemodelan dan simulasi.
Pada penelitian ini, dibentuk suatu pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap untuk reaksi dekomposisi katalitik dengan memvariasikan berbagai parameter operasi yang dapat mempengaruhi kinerja reaktor. Konversi metana dan yield hidrogen yang dapat dicapai pada saat reaksi 60 menit adalah sebesar 34.4% dan 42.7%. Kenaikan pada tekanan, laju alir, komposisi umpan dan radius partikel akan memperkecil konversi dan yield, sementara kenaikan pada temperatur umpan berlaku sebaliknya. Kondisi operasi yang memberikan konversi dan yield terbesar, yaitu 43.3% dan 51.5%, adalah pada saat temperatur umpan sebesar 1023 K dengan radius partikel sebesar 0.10 mm.

Catalytic decomposition of methane (CDM) is one of the most popular method used in producing carbon nanotube (CNT). The use of fixed bed reactor in catalytic reaction is common for its simple design and low prices. In order to get an optimal condition to the reactor, observing which parameters gives influence most to the reactor is needed to be done by modelling and simulation.
This thesis is proposed a modelling and simulation of fixed bed reactor for catalytic decomposition of methane by varying the values of operating parameters which influence the reactor performance. The methane conversion dan hydrogen yield obtained at 60 minutes reaction are 34.4% dan 42.7%. The increasing feed pressure, velocity, particle radius and composition decrease conversion and yield significantly, while the decreasing feed temperature results in opposite. An optimal condition obtained when using feed temperatur at 1023 K and radius particle at 0.10 mm, which gives highest conversion and yield, 43.3% and 51.5% in result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>