Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria A. Trisusanti
"Semen, sebagai salah satu bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan beton semakin dirasa meningkat kebutuhannya, sejalan dengan Iaju pembangunan yang semakin pesat Bahan semen bersama-sama dengan air mengikat agregat hingga membentuk suat batuan massa yang kuat dan kedap terhadap air. Meningkatnya konsurnsi semen yang tidak sebanding dengan jumlah produksi semen berakibat pada melonjaknya harga semen. Hal ini tentunya menghambat pembangunan nasional dan terutama sangat dirasakan pada pembangunan perumahan-perumahan penduduk yang dilaksanakan oleh para pengembang terutama bagi tipe rumah sangat sederhana yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Saat ini PT. INDOCEMENT sebagai salh satu produser semen mengeluarkan jenis semen baru yaitu semen tipe Cap Rumah yang diperuntukkan khusus bagi pembangunan perumahan dengan harga yang relatjf murah jika dibandingkan dengan semen Portland.
Penelitian mengenai kekuatan dan aplikasi semen tipe Cap Rumah pada pembangunan dan industri sudah dilakukan sebelumnya oleh Puslitbang Pemukiman PU-Bandung. Penelitian kali ini Iebih dititik beratkan pada pemakaian semen tipe Cap Rumah pada beton ringan pumice yang ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis beton ringan yang dihasilkan dan seberapa besar kekuatan yang dihasilkan.
Penelitian ini meliputi : pengujian kuat tekan, uji kuat tarik belah, uji kuat tarik lentur, pengujian hubungan tegangan-tegangan dan nilai modulus elastisitas serla uji rangkak pada beton ringan pumiae.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah semen tipe Cap Rumah cukup baik dan ekonomis jika digunakan sebagai pengganti semen yang biasa digunakan ( Portland tipe 1 ) dan sampai seberapa besar kekuatan yang dapat dihasilkannya pada beton ringan pumice. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian semen ini pada beton ringan pumice, hasil pengetesan dan pengolahan data selanjutnya akan dibandingkan dengan beton ringan pumice yang menggunakan semen Portland tipe 1 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T.M. Muriansyah Riza
"Salah satu karakteristik penting dari hubungan antara beton dengan elemen penguatnya adalah kekuatan lekatan antara keduanya. Kekuatan lekatan ini akan berpengaruh terhadap penentuan panjang penjangkaran minimum yang hams disediakan agar tulangan baja tidak tercabut dari betonnya pada saat beban luar diberikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini umumnya menyelidiki hubungan antara tegangan lekat rata-rata dengan slip yang diukur dengan menggunakan dial gages.
Tegangan lekat ini menjadi masalah yang cukup penting untuk diperhatikan pada kasus penggunaan tulangan polos, di mana kuat lekat biasanya bergantung pada adhesi kimiawi antara tulangan baja dan beton di sekelilingnya. Pada saat slip antara tulangan dan beton teriadi, maka lekatan ini bergantung pada friksi antara kedua material di atas. Friksi yang dimaksud ini amat tergantung kepada kekuatan agregat dalam beton.
Penelitian ini ingin melihat hubungan kuat lekat antara tulangan baja polos dengan beton ringan yang menggunakan agregat kasar Pumice dan agregat halus pasir alam. Agregat kasar Pumice memiliki kekuatan yang relatif kecil, di mana prosentase keausannya mencapai tingkat 48.37 %. Untuk beton ini digunakan semen Cap Rumah yang termasuk ke dalamjenis Mixed Cement.
Penelitian ini dibagi menjadi dua subtopik, yaitu penelitian panjang penjangkaran dan penelitian distribusi tegangan lekat. Prosedur yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pull-out Test (uji cabut) dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dengan penulangan monoaksial.
Penelitian panjang penjangkaran bertujuan untuk mendapatkan panjang penjangkaran yang paling optimum. Keragaman panjang penjangkaran yang dibuat untuk penelitian ini adalah 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Untuk tulangan dengan diameter 8, 10, 12, dan 16 mm diperoleh harga panjang penjangkaran optimum sebesar 20 cm, sedangkan untuk tulangan berdiameter 19 mm adalah 25 cm.
Penelitian distribusi tegangan lekat melihat hubungan dari beban luar yang diberikan dengan regangan baja yang didapat dari pembacaan Steel Strain Data Logger, pada titik-titik sejarak 7.5, 15 dan 22.5 cm dari sisi yang tidak terbebani masing-masing untuk tulangan baja diameter 10, 12 dan 16 mm yang dijangkarkan sedalam 30 cm ke dalam silinder beton.
Dari penelitian distribusi tegangan lekat diperoleh bahwa tegangan lekat mencapai suatu harga maksimum di dekat sisi yang terbebani dan penurun secara nonlinier menuju sisi yang tidak terbebani. Besar tegangan lekat yang teriadi dan hubungannya dengan slip yang dihasilkan menunjukkan suatu nilai yang cukup baik, relatif terhadap penelitian sebelumnya yang menggunakan beton normal. Keruntuhan lekatan yang teriadi pada penelitian ini berupa keruntuhan cabut (diameter < 19 mm) dan keruntuhan retak-pecah pada tulangan berdiameter 19 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
"Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama.
Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah.
Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah.
Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%.
Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya.
Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sugiarto
"Beton merupakan komponen penting dalam dunia konstruksi, yang teknologinya terus berkembang dan menghasilkan bermacam-macam jenis beton. Salah satunya adalah beton ringan yang berserat.
Pemakaian beton ringan ini bertujuan untuk memperkecil berat sendiri beton, yang berupa beban man, sehingga diharapkan dapat memperkecil biaya bangunan secara keseluruhan.
Untuk penelitian ini, dibentuk beton ringan dcngan agregat kasar batu apung pumice, dan untuk meningkatkan mutu digunakan serat kawat binddraad yang mudah diperoleh. Karena dalam penggunaan beton ringan lersebut perlu juga diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka periu diteliti dan dipahami mengenai perilaku beton tersebut terhadap pengaruh temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan kawat binddraad pada persentase berat kawat tertentu yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tank belah, modulus elastisitas, dan Poisson's ratio, serta kuat lentur dari beton ringan tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200°C, 300°C, dan 500°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfadhli
"
ABSTRAK
Beton, sebagai salah satu bahan dalam pembangunan sarana dan prasarana semakin dirasakan manfaatnya, seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan yang semakin pesat. Bahan pembentuknya berupa semen, air, agregat kasar dan halus dapat bersatu menjadi massa yang kompak dan kuat. Kebutuhan beton yang banyak menyebabkan konsumsi semen melonjak naik sehingga harga semen pun beranjak naik. Gejala ini dapat menghambat pertumbuhan perumahan-perumahan sederhana dan sangat sederhana yang dikembangkan oleh pengembang yang diwajibkan oleh pemerintah dewasa ini. Saat ini P.T. Indocement Tunggal Perkasa sebagai salah satu produsen mengeluarkan jenis semen baru yaitu Semen Cap Rumah yang diperuntukkan bagi pembangunan perumahan sederhana dan sangat sederhana bagi penduduk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan semen Portland lainnya.
Penelitian tentang Semen Cap Rumah dengan agregat kasar Pumice mengenai kekuatan dan sifat-sifat mekanisnya telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Puslitbang Pemukiman Departemen PU Bandung dan peneliti mahasiswa lainnya. Penelitian ini berupa kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang menitikberatkan pada pengaruh kenaikan temperatur terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan Pumice yang menggunakan Semen Cap Rumah.
Penelitian ini terdiri dari pengujian terhadap kuat tekan, kuat tank belah, kuat tank lentur, modulus elastisitas dan angka perbandingan Poisson pada beton yang dibakar maupun yang tidak dibakar. Pembakaran dilakukan pada variasi temperatur 200ºC, 300ºC, 500ºC dan 800ºC.
Penelitian ini akhirnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat-sifat beton ringan Pumice dengan Semen Cap Rumah ini akibat kenaikan suhu pada struktur, apakah masih kuat dalam menerima beban setelah mengalami pembakaran. Hasil tes yang didapatkan dari benda uji yang telah dibakar selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil tes benda uji yang tidak mengalami pembakaran.
"
1997
S34648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatif yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°C kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar.
Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat-sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balal Besar Industri Keramik Departermen Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum.
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c =0,45
2. Beton type-2, dengan w/c =0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarito
"Material seperli semen, agregat kasar, agregat halus dan air merupakan bahan utarna pembentuk beton. Beton mempunyai peranan yang begitu besau' dalam menopang beban pada slruktm bangunan, sehingga diluntut mum kekuatan yang memadahi. Perkembangan teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton, perhatian khusus perlu diberikan terhadap sifat-sifat beton yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan. Perhatian yang harus dilakukan berupa perbaikan sifat-sifat beton segar dengan :menambahkan bahan tambah (additive) jenis terta1tu.
Demikian halnya dengan bahan tambah campuran beton (admixture) yang perkembangannya sejalan dengan perkembangan semen dan makin berkembang sesuai dengan makin beragamnya masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Sehingga muncul berbagai macam bahan tambah campuran baton sesuai dengan fungsinya masing-masing, yang salah satunya adalah Superplasticizer sebagai bahan tarnbah campuran beton yang berfungsi unluk mereduksi air.
Dalam kegiatan ini peneliti mencoba menggunakan salah sal-u jenis produk Super-plasticizer dengan merk dagang Tricosa! sebagai obyek penelitian, admixlure tersebut dicampurkan kedalam beton rnutu sedang (mulu K200, KBDO dan k400) dengan berbagai prosentase Tricosal Superplasticizer terhadap berat semen masing-masing mulai dari 0,25; 0.50; 0.75 : 1.00 dan 1.25%.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan superplasticizer tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workabilily), pengikatan (setting time) kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya pada baton rnutu sedang. Setelah dilakukan percobaan-percobaan dan pengujian yang selanjulnya dilakukan evaluasi, dari hasil evaluasi nantinya dapat dislmpulkan sejauh mana pengaruhnya terhadap sifat - sifatbeton tersebut.
Dengan bertambahnya kadar superplasticizer ternyata akan bertambah pula nilai slump yang berarti workabilitas semakin meningkat Beton dengan mutu yang lebih linggi (K400) mendapat pengaruh yang lebih besar berupa kenaikan slump terutama pada kadar mulai 0.75 hingga 1.25 %, namun pada mutu yang lebih rendah pengaruhnya lebih kecil pula.
Begitu juga terhadap waktu pengikatan dapat mengurangi atau mempersinglcat waktu pengikatan awal dan akhir, namun yang sangat berpengaruh adalah saat beton mendapat pengaruh admixture tersebut sekalipun kadar terendah.
Terhadap kuat tekan clengan bertambahnya kadar superplasticizer akan meningkatkan kuat tekan seiring bertambahnya kadar admixture, dalam hal ini terjadi titik optimum pada kadar 0.75% untuk ketiga mutu, yang mendapat pengaruh paling besar berupa kenaikan kuat tekan pada beton mutu K200 dan yang mendapat pengaruh paling kecil pada beton mutu K400, bahkan pada kadar 1.00 dan 1.255 kuat tekannya dibawah kuat tekan beton nqrmalnya.
Pengaruhnya terhadap modulus elastisitas, pada kadar adrnixture 0,25% - 0.50% rnemberikan nilai yang lebih tinggi dan untuk kadar yang lebih tinggi berikutnya semakin menurun nilai modulus elastisitasnya, dan prosentase kenaikan terbesaruntuk berbagai kadar texjadi pada beton mutu K300. Jika dibandingkan dengan nilai Modulus Elastisitas standar SK SNI T-15-1991-03, maka dari mutu beton yang diuji nilai modulus elastisitasnya masih dibawah standar, namun yang nilainya mendekati standar terjadi pada beton mutu K300.
Pada bagian akhir tulisan ini berupa kesimpulan yang menyajikan rangkuman dari hasil penelitian ini, inti temuanyang cukup selama pelaksanaan penelitian dari gejala yang timbul akibat salah satu atau lebih kondisi yang dibuat akan tercermin pada bagian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin
"ABSTRAK
Seiring dengan upaya untuk menjajaki kemungkinan penggunaan semen Cap Rumah sebagai bahan untuk pembuatan komponen stmktur khususnya balok beton, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan kapasitas dan pola keruntuhan balok khususnya peninjauan terhadap gesernya_ mengingat keruntuhan akibat geser cenderung terjadi secara tiba-tiba.
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kapasitas geser dan pola keruntuhan alcibat geser pada balok beton benulang yang menggunakan semen Cap Rumah_
dengan menggunakan bentang geser dan penggunaan sengkang sebagai variabel penelitian, yakni pengujian dilakukan pada halok yang menggunakan sengkang dan balok yang tidak menggunakan sengkang serta penempatan beban pada jarak l.2h dan 2h dari perletakan.
Pengujian geser dilakukan pada balok yang berukuran 15 x 25 x 250 cm dengan mutu beton fc'350 kg/cm: dan tulangan Ientur BJTP 24 diameter 22 mm. Pala pembebanan diberil-can dengan melakukan penambahan secara monoton sampai terjadi I-cerunluhan.
Tes yang dilakukan melipuli tes material. tes kuat tekan silinder, ter larik baja, serta uji geser balok. Kapasilas dan pcrilaku kenuntuhan geser balok diamati dari tegangan dan regangan yang lenjadi pada beton dan tulangan Serta pengamatan terhadap lendutan yang tcrjacIi. Ana|isa terhadap hasil penelitian dilakukan dengan memhandingkan hasil penelitian lerhndap perhilungan secara teoritis berdasarkan peraturan SK-SNL-1991.
Hasil penelirian menunjukkan bahwa kapasitas geser dan pola kerumuhan yang terjadi pada balok beton bernulang yang menggunakan semen Cap Rumah sama dengan kapasftas geser pada balok belon yaang menggunakan semen tipe satu dengan mutu beton yang sama.

"
1996
S34565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Rahmanto
"Teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton. Dalam perkembangannya hal yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat pada semen adalah dengan menggunakan bahan tarnbahan (additive). Demikian halnya dengan bahan campuran (admixture) yang berkembang sejalan dengan perkembangan seamen dan makin berkembang sesuai dengan masalah yang timbul berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Salah satu bahan campuran yang sangat membantu dalam pemakaian beton adalah Retarder, bahan ini dapat memperlambat pengikatan dan perkerasan beton. Retarder sangat membantu dalam hal pengiriman yang menggunakan waktu tempuh yang cukup lama dan temperatur udara yang tinggi (musim panas).
Dalam penyusunan materi untuk Tugas Akhir ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan salah satu jenis produk Ratarder yang diberi nama Tricosal sebagai obyek penelitian.
Kemudian dalam penelitian ini akan dilakukan manipulasi terhadap obyek penelitian terseb ut dengan cara membuat campuran beton dengan karakeristik yang berbeda yang diberikan tingkatan kadar bahan tambah rerarder tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan retarrier tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workability), kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya.
Sehingga dari hasil evaluasi nantinya dapat ditentukan kadar optimum retarder dalam campuran beton yang menghasilkan kuat tekan yang maksimum dan tingkat kemudahan pengerjaan serta besarnya nilai modulus elastisitas yang dihasilkan.
Dari hasil kesimpulan yang didapatkan, diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan informasi yang berarti pada dunia teknologi beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andiska
"Pengamatan sifat mekanik mortar semen yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, absorpsi, density dan modulus elastisitas. Dalam penelitian ini digunakan dua tipe semen PCC yang dihasilkan dari dua buah industri yang berbeda. Semen PCC yang digunakan dalam campuran mortar akan ditambahkan dengan PSB dan ASP dengan proporsi campuran 30% PCC-15% ASP-55% PSB yang disebut sebagai mortar campuran E. Mortar E untuk PCC tipe 1 disebut sebagai mortar E1 dan mortar yang menggunakan PCC tipe 2 disebut sebagai mortar E2. Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan maksimum mortar campuran E1 dan E2 sebesar 20,97 MPa dan 18,29 MPa, absorpsi maksimum untuk campuran mortar E1 dan E2 sebesar 164 gram/100 cm2 dan 165,6 gram/100 cm2, density rata-rata mortar campuran E1 dan E2 sebesar 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 dan modulus elastisitas sebesar 15858,8 MPa dan 11440 MPa. Menurut SNI 03-6882-2002 mortar campuran E1 dan E2 digolongkan kedalam mortar tipe M.

Mechanichal properties tested in the labolatory were compressive strength, absorption, density and modulus of elasticity of mortar cement. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC-15% ASP-55% PSB (mixture E1 and mixture E2). From the research test, the maximum compressive strength of mixture E1 and E2 are 20,97 MPa and 18,97 MPa, maximum absorption of mixtrure E1 and E2 are 164 gram/100 cm2 and 165,6 gram/100 cm2, average density of mixture E1 and E2 are 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 and modulus of elasticity of mixture E1 and E2 are 15858,8 MPa dan 11440 MPa. From SNI 03-6882-2002 mixture E1 an E2 can be used to mortar mixed in mortar type M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>