Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buntarto Hadi Rakhmanto
"PT. Nagamas Sakti Perkasa merupakan industri cold storage yang mengolah bahan baku udang menjadi produk udang beku. Proses produksi pada industri ini meliputi: pembongkaran dan penerimaan bahan baku, sampling dan penimbangan, pemotongan kepala, pencucian, sortasi, koreksi dan sortasi, penimbangan, perendaman, penimbangan produk, pembilasan, pemberian air dingin, penyusunan inner pan, pembekuan, packing, dan penyimpanan/cold storage. Hingga saat ini, industri ini belum mempunyai instalasi pengolahan limbah cair yang memadai. Limbah cair hanya ditampung pada bak penampungan sementara seterusnya limbah dipompa dan dibuang ke laut.
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan, ditandai dengan tingginya nilai parameter-parameter limbah cair cold storage seperti: TSS = 200, 58 mg/l, BOD = 403,13 mg/l, COD = 855,35 mg/l dan amoniak = 269,035 mg/l dengan debit 135 m_/hari. Konsentrasi dari parameter-parameter yang ada, umumnya berada di atas baku mutu Keputusan Gubemur KDKI Jakarta No. 582 Tahun 1995.
Berdasarkan atas data kualitas dan kuantitas limbah di atas maka perencanaan unit pengolah limbah cair PT. Nagamas Sakti Perkasa yang direncanakan mencakup: screening, oil catcher, bak ekualisasi, bak prasedimentasi, CMAS, bak sedimentasi, sludge thickener, filter press dan sand filter. Dari hasil analisa perhitungan diketahui, untuk membangun instalasi pengolahan limbah diperlukan lahan seluas 80 m dari luas lahan yang tersedia sebesar 2500 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Sri Futsy Yama
"Rumah sakit Pusat Pertamina Jakarta 'dalarn perkembangannya hendak meningkatkan kapasitas layan, yaitu dari 333 bed menjadi 501 bed. Dengan demikian tentunya akan meningkatkan debit Iimbah cair yang dihasilkannya pula.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan Studi evaluasi mengenai Unit Pengolahan Limbah (UPL) Cair di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta serta merencanakan pengernbangan dari UPL yang ada untuk mendapatkan effluen yang memenuhi baku mutu sesuai dengan SK Gubemur KDKI Jakarta no 1502 tahun 1995. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pengambilan sample buangan cair dan juga mengambil garnbar yang sekiranya diperlukan.
Karakteristik limbah dari RSPP-Jakarta ini tergolong pada limbah domestik yang mengandung bakteri patogen yang berkosentrasi tinggi. Pengolahan limbah dilakukan secara biologis. Perencanaan Pengembangan UPL di RSPP-Jakarta ini mencakup comminutor, screening, bak ekualisasi, grit chamber, bak prasedimentasi, CMAS, bak sedimentasi, desinfeksi dan Hltcr press."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri tapioka termasuk salah satu jenis industri di Indonesia yang cukup pesat perkembangannya. Penyebaran industri ini terdapat di daerah-daerah sentra produksi ubi kayu, seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari data yang ada, diketahui bahwa produksi tapioka Indonesia mencapai 17.177.249 ton pada tahun 1989 dan 12.987.891 ton pada tahun 1982 (terjadi peningkatan sebesar _ 5 % per tahun. Dengan pesatnya perkembangan industri tapioka, maka semakin besar pula debit limbah cair yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah tapioka dan mengevaluasi serta merencanakan suatu sistem pengolahan limbah yang paling tepat, ditinjau dari segi kualitas efluen yang dihasilkan, pertimbangan ekonomis dan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar. Pelaksanaan penelitian meliputi studi literatur, peninjauan lapangan ke PT. Langgeng Cakra Lestari, sebuah industri tapioka yang berada di propinsi Lampung, untuk mengambil sampel limbah dari lokasi, yang kemudian diteliti di laboratorium Sucofindo, dan evaluasi serta analisa sistem pengolahan limbah tapioka yang paling tepat berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa limbah tapioka bersifat organic biodegradable dan mempunyai beberapa parameter kunci, yaitu BOD, COD, TSS dan sianida (CN) dengan konsentrasi yang tinggi, serta pH yang rendah. Jenis pengolahan yang paling tepat untuk limbah tapioka adalah pengolahan fisika-biologis, yaitu berupa saringan kasar (bar racks), bak pengumpul (yang berfungsi sebagai bak ekualisasi sekaligus bak prasedimentasi) dan kombinasi antara kolam kolam aerasi (aerated lagoon) dengan sistem kolam (pond system), yang berupa rangkaian kolam anaerob (anaerobic pond), kolam fakultatif (facultative pond) dan kolam maturasi (maturation pond). Penurunan konsentrasi sianida dapat dilakukan dengan pembubuhan gas klor (Cl?>2) dan natrium hidroksida (NaOH), yang sekaligus berfungsi untuk menaikkan pH limbah. Perhitungan dimensi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) didasarkan pada debit limbah rata-rata PT. Langgeng Cakra Lestari, yaitu sebesar 860 m_/hari. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa untuk pembuatan IPAL dibutuhkan lahan seluas _ 1,6 hektar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Widhiyani
"
ABSTRAK
PT. Perkebunan Nusantara VII - Kedaton merupakan industri karet yang membuat produk berupa karet remah (crumb rubber) dan karet asap (ribbed smoke sheet). Karena mayoritas produknya adalah crumb rubber jadi seringkali disebut sebagai industri crumb rubber.
Karakteristik limbah yang dihasilkan ditandai dengan debit limbah yang cukup besar sekitar 750 m_/d. Sedangkan untuk karakterisitk kualitasnya terdiri dari kandungan TSS sebesar 90 mg/1 ,BOD sebesar 79,19 mg/1, COD sebesar 223,09 mg/1, Nitrate < 0,11 mg/1 dan pH 6,45. Berdasarkan rasio BOD/COD dan jenis limbah crumb rubber yang biodegradable maka pengolahan yang digunakan adalah fisik - biologi yang terdiri dari unit pengolahan rubber trap, kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam aerobik.
Untuk pengevaluasian maka diajukan altematif pengelolaan limbah ponding sistem seperti pada pengolahan yang sudah ada dengan memperhatikan kandungan alga pada effluen. Dari alasan tersebut diketahui perlunya penambahan unit rock filter pada kolam akhir (aerobik) agar didapat pemisahan alga, sedangkan untuk penyempumaan maka direncanakan kembali unit pengolahan limbah cair crumb rubber yang meliputi unit rubber trap, screening, grit chamber, bak ekualisasi, kolam fakultatif, kolam aerasi dan ditambah dengan earthen shallow sedimentation basin agar didapat effluen yang lebih baik lagi.
Untuk minimisasi limbah caimya maka dapat dilakukan sistem reduce dengan cara perbaikan sistim pemisahan fisik atau dengan kolom unggun desorbsi yang bekerja dengan arah beriawanan, pengadaan sistem untuk memperoleh karet kembali, kemudian sistem reuse dengan pembuatan kolam reuse yang berisi limbah cair dengan TSS rendah dan yang terakhir sistem recycle dengan pemanfaatan lumpur dari kolam fakultatifdan pemanfaatan effluen untuk digunakan kembali pada proses produksi.
"
1997
S35055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda Rusli
"
ABSTRAK
Kelapa sawit yang termasuk komoditas non-migas andalan di Indonesia, telah berkembang pesat selama Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I). Dengan bertambahnya areal tanaman kelapa sawit akan menambah jumlah industri pengolahannya. Hal ini dapat berdampak negatif bagi lingkungan sebagai akibat dari limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan.
Tujuan penelitian mi adalah melakukan studi evaluasi mengenai Unit Pengolahan Limbah (UPL) Cair industri minyak kelapa sawit yang bertempat di PT. Perkebunan Nusantara Vn-Bekri, Lampung Tengah, merencanakan suatu altematif pengolahan limbah untuk mendapatkan effluen yang memenuhi baku mutu sesuai dengan Kep.03/MENKLH/n/1991, serta mengupayakan kemungkinan adanya usaha untuk minimisasi limbah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pengambilan sample air limbah danjuga mengambil gambar yang sekiranya diperlukan. Karakteristik limbah dari industri minyak kelapa sawit ini tergolong pada limbah yang mengandung limbah organik yang mudah terurai (biodegradable organic) yang berkonsentrasi tinggi. Pengolahan limbah dilakukan secara biologis.
Perencanaan altematif pengolahan limbah industri minyak kelapa sawit ini mencakup saringan (screening), flotasi, bak ekualisasi, prasedimentasi, anaerobic digestion, kolam aerasi (aerated lagoon), sludge thickener dan filter press.
"
1997
S34899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhud Yudha Mahayana
"Air limbah pada suatu daerah kawasan industli merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial dan dapat menyebabkan turunnya kualitas air, sehingga dibutuhkan suatu sistem pengolahan yang sesuai dengan karateristik air limbah. Proses pengolahan limbah secara biologis yaitu dengan menggunakan Iumpur aktif merupakan salah satu altematif yang dapat digunakan dalam mengatasi pencemaran air limbah pada suatu kawasan industri.
Proses lumpur aktif ( activated sludge ) adalah proses penumbuhan mikroba dalam media tersuspensi. Proses ini pada dasamya merupakan proses pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjacli C02 dan HgO, NI-I4 dan sei biornassa baru. Proses ini menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa blower ( diifused ) sehingga sel miktroba membentuk flok yang akan mengendap ditangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan dalam keberhasilan pengolahan limbah secara biologis, karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah.
Karakteristik limbah cair pada Kawasan Industri PT. Surya Cipta Swadaya di daerah Teluk Jambe Kabupaten Karawang sesuai dengan Surat eputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No 6 tanggal 13 Maret 1999, tergolong pada Golongan Baku Mum Limbah Cair Kelas [I (dna). Sistem pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem Lumpur aktif pada kawasan industri PT. Surya Cipta Swadaya ini mampu mengolah limbah cair sebesar 3.670 m 3 per hari. Proses pengelolahan limbah cair ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu:
- Proses penyaringan kasar 0 Proses penyaringan halus dengan menggunakan Grit Chamber.
- Proses pencampuran limbah cair (penghomogenan) di Equalization Tank.
- Proses Penetralisasian limbah cair di Netralization Tank.
- Proses penguraian bahan organik yang terkandung didalam limbah denan sistem lumpur aktif di Aeration Tank.
- Proses pemisahan air yang telah bersih dengan lumpur aktif yang berasal dari Aeration Tank dan penambahan zat kimia pada proses desinfeksi.
- 0 Proses pengendapan lumpur alctif yang tidak digunakan lagi, yang kemudiaii dipress dengan flter press.
Unit pengolahan limbah cair ini di evaluasi dan rancang untuk mengatasi peningkatan debit limbah cair yang berada dikawasan industri PT. Surya Cipta Swadaya. Debit limbah cair ini meningkat dikarenakan bertambahnya pabrik-pabrik yang akan dibangun serta mengantisifikasi perluasan daerah kawsan industri.
Pengumpulan data-data meliputi data.-data primer, yaitu data-data yang berada dilapangan meliputi kunjungan kelokasi unit pengolahan limbah, penga.rnatan,, wawancara, pengambilan sample buangan air limbah dan pengambilan gambar-gambar yang diperlukan dan data-data sekunder yang dapat diperoleh dengan menanyakan langsung kepada karyawan yang bersangkutan Serta studi literatur-literatur yang berhubungan dengan masaiah yang akan dibahas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S48778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romanus Anugrah Jalil Budipatmana
"Industri penyamakan kulit ( tannery ) cukup berkembang di Indonesia. Industri ini merupakan penghasil bahan baku bagi industri yang mengolah kulit menjadi bahan jadi seperti: sepatu, koper, tas, jaket, kerajinan tangan dan lain-lain.
Perkembangan industri penyamakan kulit harus diimbangi dengan perkembangan teknologi pengolahan limbah, terutama limbah cairnya. Hal ini disebabkan karena limbah cair yang dihasilkan oleh industri penyamakan kulit mempunyai beban pengolahan yang besar, yaitu: 144,9 kg/ton BOD, 351,9 kg/ton COD, 48,3 kg/ton TSS; 3,45 kg/ton krom total, 3,45 minyak dan 12,42 kg/ton amoniak serta debit limbah cair sebesar 191,3 m / hari.
Berdasarkan data kualitas limbah cair industri penyamakan kulit di atas, maka unit pengolahan limbah cair disarankan agar limbah cair tersebut memenuhi baku mutu yang ditetapkan adalah : pengolahan fisik (oil-catcher, fine-screen, comminutor, bak ekualisasi), pengolahan kimia (presipitasi krom.oksidasi sulfida, netralisasi, koagulasi-flokulasi-sedimentasi) dan pengolahan biologi (activated-sludge).
Dengan menggunakan unit pengolahan tersebut diharapkan kualitas limbah yang keluar dari unit pengolahan ini adalah : BOD = 60 mg/L, COD = 204 mg/L dan TSS = 42 mg/L. Industri PT. Budi Makmur Jayamumi yang dievaluasi pada prinsipnya juga menggunakan unit pengolahan limbah cair seperti di atas. Limbah cair yang dihasilkan instalasi pengolahan limbah cair juga masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan, sehingga instalasi pengolahan limbah cair tersebut layak digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Berry Hasudungan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>