Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulius
"Saat ini bangunan tinggi dan Iangsing seperti menara air, monumen, silo dan bangunan tinggi lainnya banyak mengundang perhatian orang-orang untuk menganalisanya. Biasanya analisa seismik struktur ini hanya dimodelisasi sebagai struktur terjepit, tetapi seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin banyak analisa seismik yang memperhitungkan interaksi antara tanah dengan bangunan struktur.
Dalam skripsi ini akan dianalisa pengaruh dari modelisasi tanah di dua titik, rasio antara lebar bangunan dengan tinggi bangunan dan pengaruh dari ketebalan pelat pondasi. Analisa akan dilakukan terhadap dua buah model struktur. Model yang pertama adalah struktur tanpa massa dipuncak dan massa pondasi, sedangkan struktur model kedua adalah struktur dengan massa dipuncak dan massa pondasi.
Perhitungan respons dinamik struktur dilakukan dengan menggunakan program GTSTRUDL dan dianalisa dengan analisa riwayat waktu (time history analysis) akibat percepatan gempa EI-Centro.(18 Mei 1940 komponen N-W) dengan durasi 30 detik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmud
"Analisa seismik dengan memperhitung interaksi antara tanah dan struktur saat ini sedang berkembang. Pada umumnya pada perencanaan bangunan, struktur dianggap terjepit pacia permukaan tanah sehingga pengaruh dari tanah diabaikan. Padahal pada struktur-struktur yang tinggi kemungkinan tanah memberikan pengaruh yang berarti terhadap kekakuan sistem.
Dalam skripsi ini akan dianalisa besar pengaruh tanah, ketinggian struklur dan tebai pelat terhadap respons dinamik struktur yang langsing. Analisa ini akan dilakukan terhadap dua buah model struktur yang mewakili kondisi perencanaan. Model yang pertama adalah struktur tanpa massa dipuncak dan massa pondasi, sedangkan struktur model kedua adalah struktur dengan massa dipuncak dan massa pondasi. Pengaruh tanah diperhitungkan pada kedua model dan tanah dimodelisasi sebagai spring konstan dan redaman yang tersebar merata dibawah pondasi.
Perhitungan respons dinamik struktur terhadap beban dinamik dilakukan dengan menggunakan program GTSTRUDL dan dianalisa dengan time history analysis (analisa riwayat waktu) akibat percepatan gempa EI Centro (18 Mei 1940) dengan durasi 50 detik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiantari Herdianti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S34325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Tasmica Izzatudina
"ABSTRAK

Bentuk struktur bangunan tinggi yang terus berkembang menuntut keberadaan loncatan bidang muka untuk meningkatkan efisiensi dan estetika bangunan. Loncatan bidang muka dapat dicapai dengan menggunakan sistem balok kantilever lepas yang tidak saling terhubung satu sama lain, atau sistem balok transfer di mana setiap balok kantilever di setiap tingkat dihubungkan dengan kolom transfer. Penelitian ini membahas perbandingan respons seismik dari variasi sistem dan panjang bentang kantilever, jumlah tingkat dan kelengkungan yang dianalisis menggunakan ETABS v16.2. Selanjutnya akan disimpulkan signifikansi sistem kantilever dan kelengkungan berdasarkan periode getar, gaya geser tingkat, drift dan displacement, serta gaya dalam kolom dan balok.


ABSTRACT
The development of highrise building structural shape requires vertical setback in order to enhance building efficiency and aesthetics. In this case, vertical setback can be achieved by using a system in which the cantilever beams are either not connected or connected to each other with a transfer column. The discussions of this study compare every seismic response of cantilever length and system, the number of stories and curvature to be varied. After being analyzed using ETABS v16.2, the significance of different cantilever system and curvature is concluded based on the vibration period, story shear force, drift and displacement, also the internal force of columns and beams.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond
"Pada perkembangan infrastruktural, pengaplikasian loncatan bidang muka (Setback Building) sudah lazim digunakan untuk meningkatkan estestika pada struktur bangunan tinggi. Salah caranya yaitu dengan menerapkan  beberapa jenis dari sistem balok kantilever, yaitu  sistem balok kantilever lepas (terpisah satu sama lain), terhubung satu sama lain, atau terhubung sampai ke podium sehingga muncul sistem balok transfer. Oleh karena itu, dalam skripsi ini akan berfokus pada respon seismik terhadap modelisasi struktur bangunan tinggi dengan memvariasikan ketinggian bangunan, struktur dan bentang kantilever pada tower dengan menggunakan software structure ETABS V.17.0.1, untuk mengetahui perilaku dari masing-masing strukturnya. Kemudian akan dibahas hasil perbandingan dari setiap model yang meliputi periode getar, gaya geser tingkat, drift dan perpindahan, serta gaya dalam dinding geser, kolom, maupun balok.

In the part of infrastructure development, the application of vertical setback is commonly used to increase esthetics in high-rise structures. It can be achieved by using kinds of cantilever beam systems, such as loose cantilever beam systems (separated from each other), connected from each other, or connected to the podium so that beam beam system transfers appear. Therefore, this paper will be focus in seismic response to the modelization of high-structure buildings by varying the height of buildings, cantilever structures and spans of the cantilever on the tower using the ETABS V.17.0.1 software structure, to find out the trait of each structure. Then the results of each model will be analyze which includes the vibration period, story shear, story drift and displacement, and the force in the shear walls, columns, and beams."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Nathaniel
"Gedung olahraga merupakan struktur yang pada umumnya terdiri atas material baja. Selain itu gedung olahraga pada umumnya memiliki elevasi atap yang tinggi untuk menunjang kegiatan olahraga. Gedung olahraga Universitas Indonesia terletak pada elevasi yang berbeda serta dihubungkan dengan bangunan penghubung. Penelitian ini berfokus pada efek dari jenis sambungan pada bangunan penghubung yang menghubungkan kolom pada gedung olahraga dengan balok bangunan penghubung terhadap respons struktur terhadap gempa khususnya pada arah y. Selain itu juga terdapat penelitian tentang pemberian beda elevasi antar kedua bangunan serta pemodelan variasi jenis perletakan pada elevasi yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi jenis sambungan tidak mempengaruhi respons struktur secara signifikan. Adapun jenis sambungan yang paling efektif ialah pada sambungan rigid. Adanya variasi jenis perletakan lebih berpengaruh pada bangunan yang berada di elevasi lebih tinggi. Kombinasi antara variasi beda elevasi, jenis perletakan, dan jenis sambungan mempunyai dampak yang berbeda terhadap respons struktur. Pola respons dengan variasi jenis sambungan pada model dengan tidak ada beda elevasi dapat berubah ketika diberi perbedaan elevasi.

Sports building is a structure that generally consists of steel material. In addition, sports buildings generally have a high roof elevation to support sports activities. The University of Indonesia's sports building is located at a different elevation and is connected to the connecter building. This research focuses on the effect of the type of connection on the connecting building connecting the column in the sports building with the connecting building beam to the structural response to the earthquake especially in the y direction. In addition there are also studies on the provision of elevation differences between the two buildings as well as modeling variations in the types of placement at higher elevations. This study shows that variations in connection types do not significantly affect structural responses. The most effective type of connection is the rigid connection. The variation in the type of placement is more influential on buildings that are at higher elevations. The combination of variations in elevation differences, type of placement, and type of connection has a different impact on the response of the structure. The response patterns with variations in the connection types in models with no elevation difference can change when given elevation differences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Diskarani
"Bangunan tinggi harus memiliki sistem keamanan terhadap resiko kebakaran, salah satunya dengan menggunakan refuge floor. Perkembangan selanjutnya, untuk evakuasi dibutuhkan jembatan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan bangunan lain yang berdekatan. Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh letak jembatan pada dua bangunan tinggi yang dihubungkan dengan perletakan fleksibel dimana kedua bangunan 30 lantai dengan variasi jembatan di lantai 10, 20 atau 30.
Analisis dilakukan secara respon spektrum, time history linier dan nonlinier dengan metode FNA (Fast Non-linear Analysis) akan dievaluasi dengan program Etabs. Sumber gempa menggunakan gempa Chichi yang diskalakan ke kota Jakarta dengan tanah lunak menggunakan program Seismo Match. Gempa Chichi sebelum diskalakan memiliki puncak percepatan 0,361 g, lalu setelah diskalakan memiliki puncak percepatan 0,323 g. Pada analisis time history nonlinier, isolator pada jembatan dimodelkan nonlinier sedangkan bangunan tetap linier namun dengan pembesaran gempa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum respon bangunan ganda dapat diwakili bangunan tunggal, namun perlu diperhatikan pada elemen lokal dekat jembatan. Semakin tinggi letak jembatan atau semakin tinggi kekakuan perletakannya maka semakin besar efeknya pada elemen lokal tersebut. Sifat nonlinier dari isolator hanya berpengaruh pada elemen jembatan tidak pada elemen lokal bangunan. Analisis riwayat waktu nonlinier lebih konservatif dalam analisis elemen jembatan.

High rise building should have an evacuate system for an emergency situation such as fire. Refuge floor is one of that system. Further development, to evacuate the occupant, we need a bridge that connects to nearby building. Thus, this thesis will analyzed the seismic response of two high buildings connected by a bridge at certain floor with nonlinear flexible support. Two buildings with 30 floors will be connected by a bridge at certain level of 10th, 20th or 30th.
This research will be analyzed by spectrum response, linear time history and nonlinear time history using Fast Nonlinear Analysis (FNA) method and will be evaluated with Etabs program. The earthquake source is Chichi earthquake that is scaled to Jakarta soft clay using Seismo Match program. Before being scaled, the peak acceleration is 0,361 g and after being scaled is 0,323 g. In time history nonlinear analysis, base isolation is modeled as nonlinear link, but the structure is assumed to be linear with scale-up earthquake.
The result shows that the global response of two buildings that connected by a bridge can be represented with a single building but for the local elements near the bridge must be concerned. The higher location of the bridge or the higher stiffness of isolator gives the larger effect on local elements. Nonlinear properties of isolator only effects element of bridge, but not for local element of the building. Analysis of nonlinear time history is more conservative on elements of bridge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Leviyani
"Di dalam perancangan bangunan tinggi, pondasi biasanya dimodelkan sebagai perletakan jepit. Akibatnya, perbedaan jenis pelat lantai dasar yang digunakan tidak mempengaruhi respons struktur dan gaya geser dasar dianggap bekerja serentak. Padahal, terdapat dua jenis pelat lantai dasar (suspended slab dan slab-on-ground) yang dapat memberi kekakuan yang berbeda pada perletakan bangunan. Ditambah lagi, kekakuan perletakan berperan besar dalam memberi kekakuan pada bangunan tinggi. Dengan demikian, pengaruh pemodelan perletakan terhadap respons seismik struktur perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons bangunan tinggi akibat beban gempa dan menganalisis pengaruh variabel-variabel yang ada (tinggi bangunan, Ly/Lx bangunan, asumsi diafragma lantai tingkat, jenis diafragma lantai dasar, dan pemodelan perletakan) terhadap karakteristik dinamik dan respons struktur dengan analisis spektrum respons menggunakan ETABS berlisensi Laboratorium Struktur UI. Hasilnya, suspended slab memperbesar gaya geser dasar dinding geser. Selain itu, perbedaan jenis diafragma lantai dasar menyebabkan perbedaan distribusi: gaya geser tingkat gedung dan dinding geser, drift antarlantai, gaya tarik cord, serta gaya tekan kolektor. Perbedaan gaya tarik cord tersebut membesar jika Ly/Lx bangunannya membesar. Kemudian, perletakan lentur memperbesar gaya geser dasar gedung, sedangkan perletakan kaku memperbesar gaya geser dasar dinding geser. Selain itu, perbedaan jenis perletakan, khususnya perbedaan kekakuan pegas, menyebabkan perbedaan distribusi: gaya geser tingkat gedung, dinding geser, dan portal, drift antarlantai, gaya tekan kolektor, serta gaya tarik cord.

In design of high-rise building, foundations are usually modeled as fixed supports. As a result, different type of ground slabs does not affect structure response and base shear is assumed to work together. In fact, there are two types of ground slabs (suspended slab and slab-on-ground) which can give different stiffness to the supports. In addition, supports’ stiffness have a big role in giving stiffness to high-rise building. Therefore, effects of supports modelling to structure’s seismic response need to be investigated. This research aims to analyze high-rise building’s response due to seismic load and analyze effects of variables (building’s height, Ly/Lx of building, assumption of story diaphragm, types of ground slabs, and supports modelling) on structure’s dynamic characteristic and response using response spectrum analysis by ETABS with a license belonging to Universitas Indonesia Laboratory of Structure. The result is that suspended slabs increase shearwalls’ base shear. Furthermore, different type of ground slabs cause differences of distribution of: building and shearwalls’ story shear, story drift, cords’ tension force, and collectors’ compression force. The differences of distribution of cords’ tension force will increase if Ly/Lx of building increase. Then, flexible supports increase building’s base shear whreas rigid supports increase shearwalls’ base shear. Furthermore, different type of supports, especially different stiffness of springs, cause differences of distribution of: building, shearwalls, and frames’ story shear, story drift, cords’ tension force, and collectors’ compression force."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Achmad
"Kebanyakan perencana struktur bangunan cenderung memodelkan struktur atas dengan menganggap pondasi sebagai sistem yang sangat kaku sehingga pada umumnya menghasilkan respon struktur yang lebih konservatif, sementara perencana pondasi memodelkan pondasi tanpa mempertimbangkan pengaruh dari struktur atas. Kenyataannya, struktur atas dan struktur bawah saling berinteraksi tergantung pada kekakuan dari kedua sistem struktur ini.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh jenis perletakan struktur bangunan yaitu perletakan jepit, sendi, dan fleksibel terhadap karakteristik dinamik struktur, respon seismik struktur serta berat tulangan yagn diperlukan oleh komponen utama struktur dengan bantuan software ETABS 9.7. Sistem struktur atas menggunakan sistem ganda yang merupakan kombinasi sistem dinding geser dan sistem struktur portal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinding geser pada tingkat-tingkat bawah bangunan dengan perletakan jepit atau sendi menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih besar (overdesign) dibandingkan terhadap bangunan dengan perletakan fleksibel, sebaliknya struktur portal pada tingkat-tingkat bawah bangunan akan menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih kecil (underdesign).

In modeling the upper structure, most of the building structure engineers tend to assume the foundationas a very rigid systemthat produces more conservative structural responses while in modeling the foundation, the foundation modeled without considering the effect of the upper structure. In fact, upper and lower structures are interacting depend on the stiffness of both the upper and lower structures system.
This research discusses the influence of the type of building structures supports namely fixed support, hinged support and flexible support to the dynamic characteristics of the structure, the seismic response of the structure and the weight of the reinforcement needed by the main structure`s components using ETABS 9.7.The upper structure use a dual system which is a combination of shearwall system and the frame system.
The results show that the shearwall at the lower levels of fixed support building or hinged support buildingprovide larger shear force and heavier reinforcement (overdesign)compared to the flexible support building. Otherwise, the frame structuresat lower levels of the building providesmaller shear force and lighter reinforcement (underdesign).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Iriani
"Penelitian ini membahas analisa faktor- faktor penyebab terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tanah dan pondasi serta bagaimana tindakan koreksi dan pencegahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan penyebaran kuisioner dan wawancara terhadap pakar untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi terhadap permasalahan yang terjadi. Analisa yang digunakan untuk menguji variabel didalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy process (AHP) dan analisa untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi adalah metode Delphi. Hasil dari penelitian ini didapatkan factor dominan penyebab terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tanah dan pondasi dan rekomendasi tindakan pencegahan serta tindakan koreksi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

This research talk about how to analyze cause factor the delay of foundation and land or ground work and also how to preventive and corrective action which applied to overcome problems that happened. Research method which used in this research is case study method with spreading of interview to expert to get corrective action recommendation to problems that happened. Analysis used to test variable in this research is method of Analytical Hierarchy process (AHP) and analysis to get corrective action recommendation is method of Delphi. Result of this research is got by dominant factor cause the delay of foundation and land or ground work and precaution recommendation and also corrective action to overcome problems that happened."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>