Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Yulianti
"Beton bertulang terdiri dari material beton dan tulangan baja. Perilaku beton bertulang dipengamhi oleh kombinasi sifat non-linier material yang dinyatakan dengan hubungan tegangan-regangan beton dan baja. Pada skripsi ini penulis melakukan analisa penampang balok beton bertulang dengan metode yang disebut analisa fiber model. Analisa ini dilakukan dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-linier material beton dan baja pada masing-masing serat, sedangkan sifat non-linier geometri penampang diabaikan. Empat asumsi dasar pada analisa ini yaitu penampang datar sebelum mengalami lentur akan tetap datar setelah mengalami lentur; hubungan tegangan-regangan tulangan baja diketahui, kuat tank beton diabaikan dan hubungan tegangan-regangan beton yang menggambarkan besar dan distribusi tegangan tekan diketahui. Analisa fiber model diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic.
Berdasarkan sifat material dan geometri penampang balok, dapat ditentukan distribusi regangan dan distribusi tegangan pada suatu nilai kurvatur. Dengan prinsip keseimbangan gaya internal beton, tulangan baja tekan dan tarik, dapat diperoleh nilai momen lentur penampang pada nilai kurvatur tersebut. Kombinasi sifat non-linier beton dan baja pada analisa ini menghasilkan penyelesaian analitis berupa non-linieritas hubungan momen-kurvatur yang menggambarkan perilaku penampang balok beton bertulang. Deformasi (rotasi dan lendutan) balok sangat penting untuk diketahui. Balok beton bertulang yang dibebani jenis pembebanan tertentu menghasilkan distribusi momen sepanjang bentang.
Berdasarkan kurva momen-kurvatur maka distribusi kurvatur dapat diketahui. Selanjutnya, rotasi dan lendutan balok dihitung dengan mengintegrasi kurvatur sepanjang bentang balok tersebut. Sebagai studi kasus, digunakan data pengamatan lendutan hasil penelitian balok beton ringan bertulang pumiced. Nilai lendutan yang dihasilkan program komputer analisa fiber model dibandingkan dengan data pengamatan lendutan hasil penelitian. Perhitungan lendutan secara teoritis menggunakan rumus yang ada dengan batasan-batasannya juga dilakukan dan dibandingkan dengan hasil penelitian.
Hasil perbandingan menunjukkan bahwa prosentase kesalahan analisa fiber model terhadap hasil penelitian lebih kecil daripada prosentase kesalahan hasil perhitungan teoritis terhadap hasil penelitian. Program komputer analisa fiber model dapat digunakan untuk mengetahui perilaku penampang balok beton bertulang.
Hasil penyelesaian analitis yang didapat berupa non-linieritas hubungan momen-kurvatur, memperlihatkan nilai momen lentur dan kurvatur saat tulangan tank leleh (yield moment and curvature). Analisa ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan prediksi awal perilaku balok beton bertulang sebelum dilakukan penelitian, khususnya perilaku beban-lendutan pada balok."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofa Perkasa
"Struktur beton bertulang merupakan material yang terdiri dari material beton dan baja tulangan. Pada struktur balok beton bertulang yang mengalami pembebanan, terjadi kombinasi tegangan tarik dan tekan. Berdasarkan sifat-sifat material beton dan tulangan baja, maka tegangan tekan yang timbul akan ditahan oleh beton, sedangkan tegangan tarik akan ditahan oleh tulangan baja tarik. Perilaku beton bertulang akibat pembebanan dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Dimana pada pendekatan laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenarnya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis merupakan perhitungan dengan menggunakan metode, rumus maupun teori-teori yang ada. Perilaku beban-lendutan balok beton betulang dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Penelitian di laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenarnya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumus dan teori yang ada. Salah satu analisa tentang periiaku penampang beton bertulang akan dilakukan dengan metode analisa fiber, yaitu pembagian penampang beton bertulang ke dalam serat-serat atau segmen-segmen, dengan memberikan sifat non-linier elastis pada material tersebut berdasarkan kurva hubungan tegangan-regangan material beton bertulang. Analisa tersebut dilakukan dengan suatu pemodelan numerik dan diterjemahkan kesuatu bahasa pemograman, yaitu bahasa Visual Basic, dimana untuk mengoptimasi program dari segi kecepatan dan keakuratan akan dilakukan optimasi terhadap berbagai metode numerik yang digunakan yaitu proses pencarian akar persamaan dan integrasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Baeha
"Pada gedung bertingkat, sambungan balok-kolom (joint) merupakan bagian penting yang tidak boleh mengalami kehancuran dalam menahan gaya-gaya luar, seperti beban mari, beban hidup, beban angin dan terutama beban gempa.
Pada gempa besar, gaya yang ditimbulkan seringkali melebihi kapasitas leleh dari beberapa bagian struktur terutama di daerah joint, yang menyebabkan deformasi yang besar dan inelastis. Ditambah lagi, daerah ini berfungsi sebagai transfer gaya-gaya akibat beban luar. Momen lentur (bending momen) yang besar menyebabkan lelehnya tulangan dan Geser (shear) yang besar menimbulkan retak diagonal (diagonal cracks). Kedua hal di atas mengakibatkan tulangan baja di daerah joint memanjang (slippage in reinforcement) dan terjadinya rotasi di joint (fixed-end rotations). Sedangkan dalam pelaksanaan sehari-hari hal ini kurang mendapatkan perhatian, joint diasumsikan kaku (rigid) dan tidak terjadi rotasi, padahal rotasi yang terjadi cukup besar, sehingga joint tidak bersifat kaku sempurna.
Kehancuran pada joint akan sangat berbahaya karena menyebabkan bangunan runtuh secara prematur. Oleh karena itu penelitian di daerah joint, baik pendetailan, penjangkaran maupun sifat-sifat materialnya dilakukan untuk mencari bentuk yang paling ideal.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode pendekatan numerik dengan menggunakan perangkat lunak DRAIN-2DX untuk menganalisa perilaku dari sambungan balok-kolom yang diuji di laboratorium.
Hasil analisa dengan pendekatan numerik ini kemudian dikalibrasikan dengan hasil percobaan di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati hasil percobaan di laboratorium, dan diharapkan mendapat suatu parameter model sambungan dengan perilaku yang baik dan mewakili keadaan sambungan balok-kolom beton bertulang sesungguhnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Nina O.E.
"Sebagai negara yang teletak pada pertemuan lempengan-lempengan tektonik dunia, Indonesia merupakan negara yang beresiko tinggi terhadap ancaman gempa. Oleh karena itu studi mengenai perilaku struktur perlu mendapat perhatian khusus sehingga perilaku struktur akibat gaya gempa yang kemungkinan akan dialami selama masa penggunaannya dapat dikontrol. Sambungan balok-kolom merupakan bagian yang sangat penting dalam mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur. Apabila sambungan balok-kolom ini tidak sempurna dan terjadi kegagalan di daerah ini akibat beban lateral, maka akan mengakibatkan keruntuhan prematur dari struktur tersebut. Pada umumnya pelaksanaan sambungan balok-kolom pada bangunan bertingkat kurang memperhatikan detail dari penjangkaran tulangan dan confinement dari joint, terutama pada daerah sambungan tepi portal.
Untuk mengetahui bagaimana sifat sambungan sesungguhnya di daerah balok-kolom beton bertulang dilakukan penelitian dengan eksperimental dan pendekatan numerik, dalam hal ini dilakukan pada sambungan balok-kolom beton bertulang bagian sisi luar portal dengan penonjolan balok pada sisi luar. Analisa numerik yang dilakukan menggunakan program komputer Drain-2DX versi 1.10 dengan menggunakan element type 15 (fiber beam-column element). Struktur didiskritisasi menjadi elemen balok dan kolom dengan menggunakan element type 15 di atas, dan setiap elemen dibagi menjadi segment yang didiskritisasi dengan pendekatan fiber. Untuk setiap fiber pemodelan dilakukan dengan menggunakan kurva tegangan-regangan masing-masing 2 untuk pemodelan sifat tekan material beton (kurva Hognestad dan Kent dan Park), 1 untuk pemodelan sifat tarik material beton (kurva dengan tension stiffening), 1 untuk pemodelan sifat tarik dan tekan material baja (kurva bilinear dengan strain hardening). Selain itu dalam analisa numerik digunakan nilai pullout dan gap fiber properties untuk memperoleh hasil kurva beban vs lendutan yang mendekati hasil eksperimen di laboratorium. Mengingat eksperimental dilakukan dengan semi cyclic, maka analisa numeruk dilakukan dengan displacement control untuk fase loading dan load control untuk fase unloading.
Dari hasil analisa numerik yang dilakukan, baik dengan kurva tegangan-regangan Hognestad maupun Kent dan Park, serta penggunaan pullout dan gap fiber properties diperoleh kurva beban vs lendutan dan pola retak yang dapat mewakili eksperimen di laboratorium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
"Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama.
Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah.
Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah.
Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%.
Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya.
Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
""Keuntungan menggunakan beton yang lebih ringan dapat menghemat berat dan memperkecil dimensi struk-wr secara keseluruhan. yang berarti akan lebih hemat dan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan beton normal. Penggunaan beton ringan vans, dapat digunakan untuk smile-tur telah dirintis oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Hutama Karya - Divisi Produksi dengan memproduksi agregat ringan HakagribW _ dimana dibuat untuk beton ringan struktur sebagai alternatif pengganti agregat alam dalam pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui periiaku runtuh dalam specimen balok ukuran t '3x20,,,--""30 em menggunakan agregat kasar ringan buatan Hakagribb* dengan membuat grafik hubungan antara beban dengan regangan beton_ grafik hubungan antara beban dengan lendutan balok dan disamping itu diadakan pula pengamatan terhadap keretakan yang dipolakan pads balok terhadap beban yang thalami. yang kemudian diambil kesimpulan mengenai basil pengupan. Benda uji berbentuk balok dengan ukuran 13x20x230 cm dengan asumsi tulangan rangkap yang akan diarWisa menggunakan metode Ultimate Stress Design menggunakan beban bertaktor (factored service load) dengan asumsi Under Reintorced (tulangan tarhk lebih dahulu meleleh ). Desain campuran beton menggunakan metoda Current British Methode (DUE) Iuggris_ kuat tekan rencana yang akan dicapai 45 - 55 Mpa dengan faktor air semen 40% dengan kegiatan pengujian pendukung berupa kuat tekan uniaksial (Compressive Strenght test) pads urnur 7_ 14. 21 dan 28 hari menggunakan specimen silinder ukuran cp = 13 cm dengan t = 30 cm.. Beton nngan yang dibuat terdiri dari campuran pasir Bangka. agregat kasar Hakagribb* dan semen portland upe I yang berdasarkan standar ASTM dengan memperhatikan peraturan serta standar yang lainnya. Dari hasil penelithan ini diharapkan dapat diambil kesimpulan bahwa beton rhngan dengan agregat rhngan buatan RakagribV tersebut dapat digunakan sebaaai aplikasi dari beton ringan structural.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Erlangga
"Daerah sarnbungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton bertulang merupakan bagian yang sangat penting karena sarnbungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekerja. Pada saat terjadinya gempa bumi daerah joint balok-kolom akan mengalami gaya geser yang cukup besar yang dapat mengakibatkan keruntuhan struktur secara keseluruhan. Dengan demikian daerah sarnbungan balok kolom perlu mendapat perhatian khusus mengingat besarnya gaya momen dan geser yang diterima. Pada perteinuan balok dan kolom dibagian tepi luar portal, kekuatan sarnbungan sangat dipengaruhi oleh penjangkaran tulangan. Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh penjangkaran dengan perkuatan pada pangkal balok terhadap kekuatan sambungan dan mengetahui sifat sendi plastis pada sarnbungan balok-kolom beton bertulang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku struktur sambungan balok-kolom beton bertulang dengan perkuatan pada pangkal balok pada saat mengalami pembebanan. Pemodelan spesimen yang diteliti diusahakan semaksimal mungkin dapat mewakili kondisi yang yang terjadi di lapangan. Model sambungan dalam penelitian ini didesain dengan metode desain kapasitas dimana diperbolehkan terjadi keruntuhan yang dikontrol dengan merencanakan letak sendi plastis pada struktur balok, di dekat muka kolom. Dari eksperimen yang dilakukan dapat diketahui perilaku struktur dengan mengacu pada grafik beban-lendutan yang dihasilkan serta pengamatan pola retak yang terjadi. Dari grafik beban-lendutan dapat diketahui kekakuan, daktilitas dan kekuatan dari spesimen, selain itu dari pola retak yang terjadi dapat dikatakan semua spesimen gagal mendemonstrasikan konsep strong column-weak beam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Johnson Fernando
"Daerah sambungan balok kolom pada struktur gedung beton bertulang merupakan bagian sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur. Pada saat terjadinya gempa bumi daerah joint balok-kolom akan mengalami tegangan geser yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan yang pada akhirnya dapat menyebabkan keruntuhan struktur secara keseluruhan. Pada pertemuan balok-kolom dibagian tepi luar portal kekuatan sambungan sangat dipengaruhi oleh penjangkaran tulangan. Agar suatu sambungan balok-kolom dapat bertahan selama terjadinya gempa bumi, untuk perencanaan bangunan pada daerah rawan gempa digunakan metode perencanaan dengan konsep desain kapasitas, dimana kerusakan bangunan pada saat terjadinya gempa bumi terjadi terlebih dahulu pada balok. Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh penjangkaran tulangan lentur pada bagian joint balok-kolom terhadap kekuatan dengan suatu pendetailan khusus pada bagian balok, pendetailan khusus yang dimaksud adalah dengan merancang suatu balok dengan perbedaan nilai momen nominal yang mampu dihasilkan segmen balok pada jarak h (tinggi balok) dengan segmen pada daerah yang terletak pada jarak h - 2h, dengan ini diharapkan daerah yang potensial mengalami sendi plastis bergeser dari muka kolom menuju daerah yang terletak pada jarak h - 2h di depan muka kolom. Dari eksperimen yang sudah dilaksanakan disimpulkan bahwa untuk mengeser daerah yang potensial mengalami sendi plasits, dari daerah yang terletak di depan muka kolom menuju daerah yang terletak pada jarak h (tinggi balok) di depan muka kolom, balok perlu dirancang dengan memberikan pendetailan yang menghasilkan perbandingan nilai momen nominal antara daerah yang teletak pada jarak h di depan muka kolom dengan daerah yang terletak pada jarak h - 2h dengan nilai > 2. Sambungan balok-kolom mengalami retak geser bersamaan dengan timbulnya keretakan pada balok, retak pada sambungan balok-kolom mengalami pertambahan yang tidak berarti ketika balok telah mencapai momen lelehnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Bonar
"The beam-column joint in a reinforced concrete structure is an area with great attention, because of it's important function of transferring the forces from the beam to the column. As the transferring agent, reinforced concrete consisted of concrete and steel reinforcement that must work together to hold and transfer loads. We can examine the cooperation of these two elements from their bonding mechanism. The anchorage length of tensile steel is the determining factor to the quality of the bonding mechanism. The small dimension of column will contribute to the limited length of the anchorage, which is under the prescribed length of the governing rules. Therefore to increase the length of the anchorage, a hump is made on the outer side of the exterior joint. In this experimental study we will examine the bonding quality and the cracking pattern on the specimen's joint which is modelled from a 5 story office building which is scaled to 1 : 2 size. This experimental study will be held in a laboratory using a hydraulic jack to pull the steel reinforcement from the concrete structure, so that the strain and bonding mechanism can be examined. From experiment conducted, a number of conclusions can be drawn; The bonding quality, which is numerically gauged by the average bond stress, it's value rises linearly and reach their yielding point. While the failure pattern on the specimen is considered to be splitting mechanism which started from the loaded end of column to the outside of the joint.

Daerah pertemuan balok-kolom beton bertulang merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian khusus, karena fungsinya yang penting sebagai tempat penyaluran gaya dari balok ke kolom. Sebagai sarana penyalur, beton bertulang yang terdiri atas beton dan baja hams dapat bekerjasama dengan baik dalam menahan dan menyalurkan beban, keriasama ini dapat kita lihat kinerianya dari mekanisme lekatan antara tulangan baja dengan beton. Panjang penjangkaran tulangan tank adalah faktor yang menentukan terhadap kualitas lekatan yang diperoleh. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Oleh sebab itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom. Pada studi eksperimen ini akan dilihat kualitas lekatan dan pola keruntuhan yang terjadi pada spesimen berbentuk sambungan yang didapat dari pemodelan gedung perkantoran 5 lantai. yang berskalakan 1:2. Studi eksperimen yang dilakukan di laboratorium ini menggunakan hydraulic jack untuk menarik tulangan baja dari beton bertulang, sehingga didapat tegangan lekat serta regangan tulangan yang terjadi. Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, kualitas lekatan yang besamya diukur secara numerik oleh satuan tegangan lekat rata-rata, trend nilainya bertambah secara linier dan mencapai konstan saat tulangan tersebut mengalami leleh, sedangkan pola keruntunan yang terjadi pada spesimen berjenis splitting yang dimulai dari ujung kolom yang dibebani menuju keluar joint."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Donny Ari
"Pada bangunan teknik sipil sering terjadi kerusakan, terutama pada bagian strukturnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada struktur yang rusak tersebut juga mengingat mahalnya biaya suatu bangunan. Bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan banyak ditemui pada daerah yang lingkungannya bersifat korosif seperti pada daerah pantai hal ini disebabkan karena air laut atau uap air pada daerah tersebut mengandung ion klorida yang sangat bersifat korosif. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki struktur tersebut dengan cara membongkar bagian bangunan yang rusak lalu memberikan perkuatan dengan sambungan pada tulangannya dan pengecoran kembali dengan mutu beton yang lebih tinggi. Sambungan yang biasa diterapkan pada tulangan adalah sambungan las atau Wga sambungan mekanik. Akibat perbaikan pada tulangan maka akan timbul perilaku yang berbeda terhadap struktur dibandingkan dengan struktur awal. Oleh karena itu diperlukan analisis pengaruh sambungan tersebut terhadap struktur. Berdasarkan hasil eksperimen dan data-data yang diperoleh dilakukan analisis dengan memperhatikan lendutan yang terjadi pada struktur terhadap penambahan beban yang berangsur-angsur. Dalam analisis ini digunakan asas Bemuoilli yaitu dengan cara memperhatikan pengaruh momen terhadap kelengkungan pada sebuah elemen kecil dari balok. Kemudian berdasarkan sifat dari elemen kecil tersebut dapat dicari lendutan di tengah bentang balok dengan cara mengintegralkan setiap elemen pada balok yang telah dibagi menjadi elemen-elemen kecil. Hasil analisis membuktikan bahwa balok perbaikan masih dapat menerima beban kerja mendekati beban kerja struktur awalnya, menurut peraturan SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.15. Perilaku lendutan yang terjadi apabila dilihat dari kurva beban-lendutan adalah untuk balok perbaikan kurvanya lebih landai dibandingkan balok standar. Ini berarti untuk besar beban yang sama balok perbaikan berdeformasi lebih besar daripada balok standar. Pengaruh kelandaian kurva beban-lendutan balok perbaikan dikarenakan pada sambungan tulangan terjadi slip yang mengakibatkan balok perbaikan lebih tidak kaku dibandingkan balok standar. Fenomena terjadinya pengecilan luasan tulangan di sambungan juga mempengaruhi kekakuan struktur."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S34958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>