Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89601 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The one characteristic that distinguishes mass concrete from the other concrete work is thermal behaviour. Since the cement-water reaction in exothermic by nature, the heat hydration rise within a large concrete mass, where the heat is not quickly dissipated, can be quite high. This volume of concrete with dimensions large enough requires control that being taken to cope with the development of heat of hydration and attendant change to minimize cracking. The main objective of this research, first, to find out the heat generation behaviour of concrete of recycled and natural aggregate. Secondary, this research aims to find out mathematical equations that used to predict heat hydration of these three concretes at certain dimensions of mass concrete. Results of this research show that the larger dimension of the mass concrete will increase the heat of hydration. The diffrerence of temperature between surface and interior that has been coorporated into European StandardENV 206:1992 exceeds 20°Ccan cause cracking of concrete. This reference and the mathematical equations result the minimal volume of mass concrete which need curing and control at early ages to avoid cracking due to heat of hydration."
624 CANT 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Amalia Hidayah
"Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan bahan dari alam menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang ada. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400 menggunakan bahan tambah superplasticizer Glenium C-316. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat dari kuat beton normal pada umur 7, 21 dan 28 hari. Tegangan lentur beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang mengalami penurunan sebesar 8.54% dari beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Almost all of the materials used for the manufacture of concrete using materials from nature, causes natural resources that exist decrease. Besides, there are a lot of concrete waste at a waste disposal. This study will use recycled fine aggregate in concrete. Composition of the test object consists of 0%, 20%, 40%, and 60% of fine recycled aggregate from waste concrete K350-K400 with addition superplasticizer Glenium C-316. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate increase compared to normal concrete at the age of 7, 21 and 28 days. Flexure strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate decreased by 8.54% compared to normal concrete. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage values compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang tidak terlepas dari peran
kita sebagai perancang. Limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang
cukup mempengaruhi kualitas hidup manusia. Jumlah limbah yang kian bertambah
setiap harinya ternyata tidak diimbangi dengan sistem pengolahan maupun
pembuangan yang baik. Hal ini merupakan fenomena lingkungan yang seringkali terjadi
dan dirasakan cukup mengganggu kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup adalah dengan melakukan daur ulang limbah tersebut. Limbah yang ada, diolah
sehingga menjadi unsur baru yang berguna dan dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan
hidup manusia. Salah satu jenis limbah yang banyak dijumpai di Indonesia dan
keberadaannya dirasakan cukup mengganggu lingkungan adalah limbah kelapa sawit.
Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi mengingat luasnya perkebunan kelapa sawit yang
dimiliki Indonesia serta belum adanya instansi/badan terkait yang memanfaatkan limbah
kelapa sawit ini. Adapun hasil daur ulang limbah kelapa sawit ini adalah terciptanya
material baru bagi bangunan, yaitu batu bata beton berlubang sawit. Kelebihan yang
dimiliki oleh bata beton berlubang sawit ini menjadikannya dapat diterapkan dalam
bangunan sebagai pembentuk dinding seperti batu bata beton berlubang pada umumnya.
Tanpa mengurangi karakteristik yang dihasilkan, saya akan meninjau kelayakan
penggunaan bata beton berlubang hasil daur ulang limbah sawit ini. Tinjauan dilakukan
dengan membandingkan bata beton berlubang sawit dengan batu bata beton berlubang
umumnya disertai pertimbangan ekonomisnya. Tinjauan dilengkapi pula dengan kajian
teori yang diperoleh melalui studi literatur, dilanjutkan dengan studi kasus bangunan
yang menggunakan bata beton berlubang sawit. Dari keseluruhan tinjauan, akan
didapatkan suatu hasil yang dapat menggambarkan bagaimana proses daur ulang,
komposisi campuran yang sesuai dalam pembuatan batu bata beton berlubang sawit
beserta kelebihan dan kekurangannya. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai penggunaan batu bata beton berlubang sawit yang
ternyata berkualitas baik dan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan.
Diharapkan penulisan ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pada bidang Teknologi
Bangunan (Building Technology), khususnya dalam informasi tentang bahan bangunan alternatif."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahrul Fuad
"ABSTRAK
Untuk meningkatkan mutu beton, disamping komposisi semen, agregat kasar, agregat halus, dan faktor air semen, juga diperlukan bahan tambahan.
Bahan tambahan ini bertujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas, memperlambat terjadinya retak-retak.
Salah satu bahan tambahan beton adalah fiber. Pemikiran dasar pemakaian fiber ini adalah menulangi beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retak-retak pada beton yang terlalu dini, akibat panas hidrasi maupun akibat beban.
Dengan dicegahnya retak-retak yang telalu dini, mengakibatkan kemampuan bahan untuk mendukung tegangan-tegangan yang terjadi akan semakin lebih besar.
Bahan fiber ini ada beberapa jenis. Seperti baja, karbon, nilon, dan polypropylene. Sedangkan bentuknya, seperti oval, rektangular, bergantung pada proses pembuatan dan bahan mentahnya yang dipakai. Dalam penelitian ini dipakai dipakai polypropylene.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan, kuat tank talc langsung, kuat tank lentur, dan daya tahan abrasi pada beton.
Hasil pengujian menunjukkan, bahwa dengan tambahan 0,1%-0,3% fiber, kuat tekan, kuat tarik tak langsung, kuat tarik lenturnya meningkat dan abrasinya menurun.

ABSTRACT
To increase quality concrete, beside cement composition, coarse aggregate, fine aggregate, and water cement ratio, even if require admixtures.
These admixtures to aim at change one or more properties concrete at still fresh or hardened, increase soft paste, increase compressive strength, increase ductility, delaying the growth of ckracks.
One of admixtures for concrete are fibers. The basic idea use of fibers are the bones at concrete with ramdom orientate, until it can the restrain growth of very early ckracks at concrete, result both hydrated temperature and load. With the restrain growth of very ckracks, result in capability material to carry happened strength more bigger.
Fiber material have some type. As steel, carbon, nylon, polypropylene. At the time shape, as oval, rectangular, hang by activation process, and the use of crude material. In this research the polypropyline will be used.
The aim of this research is to find out the effect of the increase of Polypropylene fibers on concrete compressive strength, tensile strength, flexural strength, and abrasion.
The test result show that by adding 0,1% - 0,3% fibers, compressive strength, tensile strength, flexural strength are mounting and abrasion is reduce."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brain Harryanto
"Beam-column joint are is where transfer of axial, flexure, and shear forces occurs at the reinforced concrete frame. It makes this area important and designed carefully and precisely so that the structures of the building will not suffer total failure due to column failure.
The way lo avoid the total failure is by designing beam failure to occur first.
This concept is lmoim as Strong Column-Weak Beam which designs the column capacity stronger than the beam by multiplying the existing or proper capacity of the beam with a factor.
This experiment researchs the effect of steel addition at the reinforced concrete beam-column joint which designed with Strong Column-Weak Beam concept and Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung SK-SNl-T-15-1991-03.
The goal of the eaqaeriment is to transfer the location of the plastic joint from beam-column joint area (the edge of beam) to the beam area (225 mm from the edge of the beam). It will assure that the failure occurs at the beam and avoid the column faliure.
There are several conclusions after the experiment: beam-column joint area failure occured due to the lesser capacity of the column compare to the beam, Strong Column-Weak Beam mechanism did not occur, and transfer of the plastic joint did not occur.

Daerah pertemuan balok-kolom pada struktur portal atau frame beton berlulang merupakan tempat terjadinya transfer gaya-gaya yang bekerja yaitu gaya aksial, geser (shear), dan lentur (bending moment). Hal ini yang menyebabkan daerah ini panting dan perlu didesain dengan sebaik mungkin agar struktur beton bertulang pada bangunan gedung tidak mengalami kegagalan atau keruntuhan total (total failure) akibat keruntuhan kolom saat terjadi gempa. Salah satu cara untuk mencegah keruntuhan total tersebut adalah dengan mendesain agar keruntuhan balok terjadi Iebih dahulu daripada keruntuhan kolom. Konsep ini dikenal dengan Strong Column Weak Beam, yaitu konsep yang mendesain kolom lebih kuat dari balok dengan mengalikan sualu faktor dengan kapasitas atau kekuatan balok.
Pada skripsi ini penulis meneliti pengaruh penambahan tulangan pada pertemuan balok-kolom beton bertulang yang didesain dengan konsep Strong Column Weak Beam dan sesuai dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk bangunan Gedung, SK-SNI-T-15-1991-03.
Penulis ingin memindahkan letak sendi plastis yang terjadi pada pertemuan balok-kolom, dari muka kolom ke daerah balok, sejarak h (balok) dari muka kolom Dengan demikian dapat dijamin bahwa kerumuhan terjadi pada balok sehingga tidak keruntuhan kolom atau keruntuhan balok.
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menurgiukkan bahwa tidak terjadi mekanisme Strong Column Weak Beam dan tidak terjadi pemindahan sendi plastis. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penulangan geser vertikal sambungan balok-kolom sehingga kolom hancur terlebih dahulu daripada kolom."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Fara Norita
"ABSTRAK
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki potensi terjadi gempa bumi yang tinggi. Dilansir dari (BBC News, 2018), wilayah Indonesia berpotensi mengalami gempa kuat terimplikasi dari adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif. Bencana alam selalu menyisakan puing-puing bangunan yang telah hancur dan rusak. Peneliti Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), M. Edi Nur, mengatakan bahwa puing bangunan sisa bencana bisa saja menjadi sampah, tetapi ada juga yang masih dapat dimanfaatkan. Menurut (Haryanti, 2018), dalam satu rumah bertembok sederhana terdapat unsur beton sebanyak 22%, lalu unsur tembok, lantai, serta genteng sebesar 60%, dan masih ada unsur kayu atau bambu sekitar 18%. Limbah beton tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi agregat daur ulang penyusun beton. Penulis melakukan penelitian mengenai karakteristik beton dengan material subtitusi agregat kasar daur ulang mengenai kuat tekan dan homogenitasnya pada umur muda hingga optimum. Terdapat dua metode pengujian yang dilakukan terhadap beton daur ulang ini, yaitu metode destruktif dan non-destruktif. Dimana pengujian destruktif yang dilakukan ialah crushing test untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan pengujian non-destruktif yang dilakukan ialah Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) test untuk mendapatkan nilai kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada beton daur ulang. Selain menganalisis karakteristik beton daur ulang dari nilai kuat tekan dan nilai kecepatan rambat gelombangnya, dilakukan pengolahan untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel tersebut. Penelitian ini mendapatkan persamaan hubungan kuat tekan dengan kecepatan rambat gelombang yaitu dengan koefisien determinasi sebesar R2 = 0,6985272443.Selanjutnya karakteristik homogenitas beton daur ulang akan dilihat tingkat homogenitasnya melalui nilai kecepatan rambat gelombang dimulai dari empat atau lima jam setelah proses pengadukan.

ABSTRACT
Indonesia is located at the confluence of three major plates of the world, the Eurasia Plates, Indo-Australia, and the Pacific. This makes Indonesia has the highest potential for earthquakes to happen. Reported by (BBC News, 2018), Indonesias region has the potential to encounter a strong earthquake implicated by, at least six active plates collision. Natural disaster always left ruins of buildings which have been ruined. Researcher at the Research and Development Agency, Ministry of Public Works and Public Housing, M. Edi Nur, conveyed that ruins of buildings remained from natural disaster could become trash, but some could also be used as something useful. According to (Haryanti, 2018), in a simple walled house usually has as many as 22% of concrete elements, wall elements, floor, and roof as many as 60%, and the other 18% are wood or bamboo elements. The concrete waste can be reused into recycled concrete complier aggregates. The writer did research about concrete characteristics with coarse recycled aggregate substitution material regarding the compressive strength and its homogeneity at early age to optimum age. There are two testing methods done for this recycled concrete, destructive methode and non-destructive methode. The destructive methode is done by crushing test to achieve the compressive strength value and the non-destructive method is done by Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) test to gain ultrasonic pulse velocity value of the recycled concrete. Aside from analizing the characteristics of the recycled concrete from compressive strength value and the ultrasonic pulse velocity value, a process is done to acknowledge the relation between the two variables. This research gained the equation of the relation between compressive strength and ultrasonic pulse velocity, which is with coefficient of determination in the amount of R2 = 0,6985272443. Hereafter, the characteristics of recycled concrete homogeneity will be seen from the level of its homogeneity through the amount of ultrasonic pulse velocity starting from four or five hours after casting process.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Fara Norita
"Indoaustralia, dan Pasifik. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki potensi terjadi gempa bumi yang tinggi. Dilansir dari (BBC News, 2018), wilayah Indonesia berpotensi mengalami gempa kuat terimplikasi dari adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif. Bencana alam selalu menyisakan puing-puing bangunan yang telah hancur dan rusak. Peneliti Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), M. Edi Nur, mengatakan bahwa puing bangunan sisa bencana bisa saja menjadi sampah, tetapi ada juga yang masih dapat dimanfaatkan. Menurut (Haryanti, 2018), dalam satu rumah bertembok sederhana terdapat unsur beton sebanyak 22%, lalu unsur tembok, lantai, serta genteng sebesar 60%, dan masih ada unsur kayu atau bambu sekitar 18%. Limbah beton tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi agregat daur ulang penyusun beton. Penulis melakukan penelitian mengenai karakteristik beton dengan material subtitusi agregat kasar daur ulang mengenai kuat tekan dan homogenitasnya pada umur muda hingga optimum. Terdapat dua metode pengujian yang dilakukan terhadap beton daur ulang ini, yaitu metode destruktif dan non-destruktif. Dimana pengujian destruktif yang dilakukan ialah crushing test untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan pengujian non-destruktif yang dilakukan ialah Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) test untuk mendapatkan nilai kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada beton daur ulang. Selain menganalisis karakteristik beton daur ulang dari nilai kuat tekan dan nilai kecepatan rambat gelombangnya, dilakukan pengolahan untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel tersebut. Penelitian ini mendapatkan persamaan hubungan kuat tekan dengan kecepatan rambat gelombang yaitu 𝑓𝑐= 0,0381827741𝑒1,5376800300𝑉𝑐 [𝑘𝑚 𝑠⁄ ] dengan koefisien determinasi sebesar R2 = 0,6985272443.
Selanjutnya karakteristik homogenitas beton daur ulang akan dilihat tingkat homogenitasnya melalui nilai kecepatan rambat gelombang dimulai dari empat atau lima jam setelah proses pengadukan.

Indonesia is located at the confluence of three major plates of the world, the Eurasia Plates, Indo-Australia, and the Pacific. This makes Indonesia has the highest potential for earthquakes to happen. Reported by (BBC News, 2018), Indonesias region has the potential to encounter a strong earthquake implicated by, at least six active plates collision. Natural disaster always left ruins of buildings which have been ruined. Researcher at the Research and Development Agency, Ministry of Public Works and Public Housing, M. Edi Nur, conveyed that ruins of buildings remained from natural disaster could become trash, but some could also be used as something useful. According to (Haryanti, 2018), in a simple walled house usually has as many as 22% of concrete elements, wall elements, floor, and roof as many as 60%, and the other 18% are wood or bamboo elements. The concrete waste can be reused into recycled concrete complier aggregates. The writer did research about concrete characteristics with coarse recycled aggregate substitution material regarding the compressive strength and its homogeneity at early age to optimum age. There are two testing methods done for this recycled concrete, destructive methode and non-destructive methode. The destructive methode is done by crushing test to achieve the compressive strength value and the non-destructive method is done by Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) test to gain ultrasonic pulse velocity value of the recycled concrete. Aside from analizing the characteristics of the recycled concrete from compressive strength value and the ultrasonic pulse velocity value, a process is done to knowledge the relation between the two variables. This research gained the equation of the relation between compressive strength and ultrasonic pulse velocity, which is 𝑓𝑐= 0,0381827741𝑒1,5376800300𝑉𝑐 [𝑘𝑚 𝑠⁄ ] with coefficient of determination in the amount of R2 = 0,6985272443. Hereafter, the characteristics of recycled concrete homogeneity will be seen from the level of its homogeneity through the amount of ultrasonic pulse velocity starting from four or five hours after casting process. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kelapa merupakan komodotas penting bagi Indonesia.Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri,kelapa juga merupakan komoditas ekspor penghasil devisa. Sebagian besar pertanaman kelapa rakyat belum memenuhi standar budi daya....."
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Biodiesel is an alternative fuel that can be produced from coconut oil through transesterification process using methanol and sodium hydroxide (NaOH) as catalyst. Nowadays , the development of biodiesel is urgently required to reduce people people burden due to the price and the uncertain supply of diesel fuel in small and remote island...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>