Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daulay, Rasyid
"Pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat menjadi kenyataan jika menerapkan metode produksi yang menghasilkan lebih sedikit limbah dan emisi. Dengan pengurangan emisi dan limbah dapat menghemat biaya produksi dan bahan baku yang terbuang.
Timbulnya pencemaran sebagai dampak dari kegiatan pembangunan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Sebagian besar usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan melakukan kontrol pada pencemaran setelah timbul. Pendekatan ini mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat menyelesaikan masalah pencemaran. Pendekatan manajemen limbah lainnya adalah bagaimana mengurangi pencemaran dari sumbernya.
Konstruksi merupakan bagian penting dalam perkembangan infrastruktur dan industri. Industri konstruksi berusaha membangun struktur yang lebih tinggi, lebih panjang dan lebih dalam setiap tahunnya. Pembangunan tersebut menghasilkan lebih banyak limbah konstruksi jika metode konstruksi yang digunakan tidak direncanakan dengan baik. Dengan meningkatnya harga material kontraktor harus mengurangi limbah yang dihasilkan dengan melakukan pengurangan limbah pada sumbernya (source reduction), mendaur ulang dan menggunakan kembali material. Dengan meminimisasi limbah suatu proyek dapat menghemat sejumlah biaya.
Pada proyek Pembangunan Asrama Mahasiswa UI yany dijadikan studi kasus ini, mengindikasikan bahwa terdapat peluang-peluang untuk melakukan minimisasi limbah konstruksi yang dapat menghemat penggunaan material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Murti Wulandari
"Penggunaan koagulan tawas [Al2(SO4)3] dalam pengolahan air minum menghasilkan produk sampingan atau limbah berupa lumpur (lumpur alum). Lumpur alum yang tergolong limbah ini masih memiliki kemampuan untuk menghilangkan parameter pencemar seperti timbal (Pb) yang banyak terdapat di dalam air limbah misalnya air limbah industri aki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pemanfaatan lumpur alum sebagai solusi alternatif dalam menurunkan konsentrasi Pb. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan penurunan konsentrasi timbal (Pb) antara penggunaan koagulan komersil tawas [Al2(SO4)3] dan lumpur alum dengan mempertimbangkan parameter warna, turbiditas, elektrokonduktivitas, TDS dan biaya. Pada percobaan ini, lumpur alum dipanaskan dalam oven pada 105°C selama 24 jam. Kemudian lumpur kering disaring dengan menggunakan saringan 100 ASTM untuk selanjutnya diujikan dengan metode jartest. Percobaan dilakukan dengan variasi pH, dosis koagulan, dan dosis lumpur berturut-turut pada rentang pH 2-10, 70-110 mg/l dan 5-25gr/l. Dari hasil analisis, antara percobaan lumpur alum dan koagulan komersil diperoleh persentase removal timbal (Pb) sebesar 99,37% dan 99,23% serta perbandingan biaya per liter air limbah sebesar Rp.1.381 dan Rp.1.578 dengan selisih biaya 14,42%. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan lumpur alum dapat menurunkan konsentrasi timbal secara efektif dan terjangkau secara biaya.

The utilization of aluminium sulfate Al2(SO4)3 as coagulant in water treatment plant generates by-product in the form of sludge. The sludge contains coagulant residual (alum sludge) which are toxic if disposed without proper treatment. Meanwhile, alum sludge which are classified as waste still has the capacity in removing pollutant in industrial waste water such as lead (Pb). Therefore, this study becomes important in order to analyse the potential use of alum sludge as an alternative solution to decrease the lead concentration in waste water. A comparative study between commercial coagulant aluminium sulfate [Al2(SO4)3] and alum sludge are used to compare the decrease of concentration lead (Pb) while considering the parameters of color, turbidity, electroconductivity, TDS and cost. In the experiment, the alum sludges were dried at 105°C for 24 hours. Then the dried alum sludge was ground and filtered using a 100 ASTM sieve to further tested by jartest method. The experiments were conducted by variating pH, coagulant dosage, and alum sludge dosage in the range of 2-10, 70-110 mg/l and 5-25 gr/l. Then the analysis shows a comparative result between alum sludge and commercial coagulant in lead metal removal rate as 99,37% and 99,23%, the cost for both comparation Rp.1.381 dan Rp.1.578 with capital margin 14,42%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eckenfelder, William Wesley, 1926-
New York: McGraw-Hill , 2000
628.3 ECK i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Besselievre, Edmund Bulkley, 1887-
Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1976
628.54 BES t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Sherwood C.
New York: McGraw-Hill, 1988
628.4 REE n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eckenfelder, William Wesley, 1926-
New York: McGraw-Hill, 1989
628.3 ECK i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Dwiyanti Suryono
"Limbah domestik merupakan salah satu pencemar yang sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama limbah domestik yang berasal dari tangki septik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia sudah tercemar oleh buangan toilet (black Water), yang diperkirakan 70-80% dari limbah ini langsung mencemari air tanah dangkal.
Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah tangki septik harus diperhatikan, karena kualitas efluen hasil pengolahan di dalam tangki septik ternyata masih berpotensi untuk mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah tangki septik.
Penelitian pengaruh bahan starter terhadap efektivitas pengolahan limbah tangki septik ini dilakukan sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah pengolahan limbah tangki septik. Dengan penambahan bahan starter, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah tangki septik yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan starter M-Bio dan isi rumen terhadap efektivitas penurunan kadar parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli, serta untuk membandingkan pengaruh kedua bahan starter tersebut dalam berbagai variasi dosis.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, P043- N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli,
2. Penambahan bahan starter isi rumen dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap yang disusun secara faktorial, yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan, FTUI. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu pengamatan 8 jam, yaitu 0, 8, 16, 24, 32, 40, dan 48 jam, serta pengamatan dilakukan hingga 72 dan 96 jam. Variasi dosis bahan starter,yakni M-Bio dan isi rumen adalah 2,5 ml/L, 5 ml/L, dan 7,5 ml/L, kemudian setiap pengamatan dibandingkan terhadap kontrol. Sampel limbah tangki septik diambil dari asrama mahasiswa UI, Depok. Parameter utama yang diukur adalah COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA, dan rumus kinetika reaksi biokimia M-Bio dan isi rumen.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahan starter M-Bio meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan dengan penurunan bermakna terhadap konsentrasi parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Sedangkan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, bahan starter isi rumen hanya dapat meningkatkan efektivitas penurunan parameter E. coli.
Perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia M-Bio menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 6,7552-90,4693 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0852-0,4011 sel/jam. Sedangkan, perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia isi rumen menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 1,6735-10,6951 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0078-0,0852 sel/jam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan oleh penurunan terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
2. Penambahan bahan starter M-Bio memberikan tingkat efisiensi penurunan konsentrasi parameter COD sebesar 83,06%, P043- sebesar 86,76%, N03- sebesar 65,14%, N02- sebesar 73,40%, padatan tersuspensi sebesar 71,15%, dan E. coli sebesar 83,78%.
3. Penambahan bahan starter M-Bio pada dosis 5 ml/L menunjukkan tingkat penurunan yang paling tinggi dibandingkan dosis lainnya pada parameter COD, P043-, N03-, N02-, dan padatan tersuspensi, sedangkan tingkat penurunan parameter E. coli yang paling tinggi ditunjukkan oleh bahan starter M-Bio dosis 7,5 ml/L.
4. Penambahan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, tetapi hanya efektif untuk menurunkan jumlah E. coli.
5. Laju Pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ) dan laju penguraian substrat (rsu) pada pengolahan limbah tangki septik dengan dosis 5 ml/L adalah µ = 0,4011/jam dan rsu = 90,4693 mg/L/jam.

Starter Influence on Domestic Wastewater Treatment Affectivity (A Case Study on Septic Tank Wastewater of Indonesia University Dormitory, Depok) Domestic wastewater is one of the pollutants that caused environmental pollution, especially septic tank wastewater. The surveys show that some of city of Indonesia has been polluted by septic tank wastewater (black water), that estimated 70-80% polluted directly the ground water.
Based on this condition, the necessity of septic tank wastewater treatment facility should be attended, because the effluent quality as result of a treatment in septic tank still have chance to pollute the environment. So that, the solving alternative is needed to make septic tank wastewater effluent quality better. This research about starter influence on septic tank wastewater treatment affectivity was conducted as an alternative to solve septic tank wastewater treatment problem. By the starter addition, it means there are a number of microorganisms were added into septic tank wastewater treatment system to increase that treatment affectivity.
The aim of this research is to understand the starter influence of M-Bio and paunch manure on removal affectivity of parameters COD, P043 N03, N02-, suspended solid, and E. coil, and to compare the various dose of both of starter influence.
The hypotheses of this research are:
1. The addition of M-Bio starter increase the treatment affectivity of septic tank wastewater on parameters COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli
2. The addition of paunch manure starter increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, N03-, N02-, suspended solid, and E coli.
The experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with interval time of observation 8 hours, that is 0, 8,16, 24, 32, 40, and 48 hours, and the observation was still conducted until 72 and 96 hours. The various dose of both of starter, that is M-Bio and paunch manure is 2,5 ml/L, 5 ml/L, and 7,5 ml/L, and then each observation was compared with control. Septic tank waste samples were taken from Indonesia University dormitory, Depok. The main parameters that were measured were COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli. The data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and standard formula to find kinetic constants of M-Bio and paunch manure biochemical reactions.
The final result of both of starter influenced indicate, that M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, and E. coli. While, paunch manure starter not increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, paunch manure starter just can increase parameters E. coli. The calculation for kinetic constant of M-Bio biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 6,7552-90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0852-0,4011 cells/hour. While, the calculation for kinetic constant of paunch manure biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 1,6735-10,6951 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0078-0,0852 cells/hour.
The conclusions of this study are:
1. M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, N03-, NO2-, suspended solid, and E. coli.
2. The removal efficiency of COD result in 83,06%, PO43- = 86,76%, NO3- = 65,14%, N02- = 73,40%, suspended solid = 71,15%, and E. coli = 83,78%.
3. The most effective dose for parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid is 5 ml/L. And, the most effective dose for parameter E. coli is 7,5 ml/L.
4. The addition of paunch manure starter can not increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, but paunch manure effectively increase on E. coli.
5. The rate of decomposition of organic material (r) for dose 5 ml/L is 90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,4011 cell/hours. While, The rate of decomposition of organic material (rsu) for dose 7,5 ml/L is 6,7552 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,1582 cells/hour."
2001
T7118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niza Fitriani
"Industri dianggap sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan karena pencemaran yang ditimbulkannya. Limbah industri dapat berwujud gas, padat, cair, dan lumpur. Berdasarkan beberapa wujud limbah industri tersebut limbah cair merupakan jenis limbah yang perlu mendapatkan perhatian karena berpengaruh penting terhadap kerusakan lingkungan. Untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan akibat limbah industri, pemerintah mengharuskan pihak industri untuk membangun instalasi pengolahan limbah cair.
PT Procter & Gamble Indonesia (PT P&G) merupakan industri makanan (permen), kosmetik dan farmasi yang ada di Jakarta. Limbah cair dari PT P&G terutama mengandung bahan organik yang tinggi yang berasal dari produksi shampo (80 °/o dari total limbah), permen, obat-obatan, dan kosmetik. Sistem pengolahan limbah cair PT P&G dilakukan secara kombinasi fisik-kimia-biologis. Pengolahan kimia yang digunakan adalah proses koagulasilfiokulasi, sedangkan proses biologis yang digunakan adalah proses lumpur aktif (activated sludge).
Sejalan dengan jumlah produksi yang semakin meningkat dari jumlah limbah cair yang sangat fluktuatif maka kapasitas unit pengolah limbah saat ini mulai tidak sesuai dengan desain awal, sehingga kualitas limbah cair hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu. Instalasi pengolahan air limbah OPAL) didesain untuk mengolah limbah cair dengan debit 60 m3/hari dan beban COD 120 kg/hari, sedangkan kondisi debit yang ada sekarang rata-rata sebesar 100 m3/hari dengan beban COD' 700 kg/hari.
Penelitian dibatasi pada upaya untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi unit pengolah limbah yang sudah ada. Disamping itu dilakukan pengembangan terhadap unit proses biologis yang merupakan gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film. Kombinasi fisik-kimia dan fisik-biologi dilakukan dengan simulasi percobaan laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling optimal dari masing-masing kombinasi tersebut Efisiensi kombinasi proses pengolahan secara fisik-kimia-biologi dilakukan dengan perhitungan komputer berdasarkan efisiensi yang diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair industri permen, kosmetik, dan farmasi; untuk mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair industri dengan proses koagulasilf]okulasi, proses lumpur aktif, dan proses anaerob-aerob; dan untuk mendapatkan kombinasi pengolahan yang sesuai berdasarkan ketiga proses tersebut sehingga efisiensi yang diperoleh memenuhi baku mutu.
Pada penelitian ini metode ex post facto digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair dan efisiensi pengolahan limbah cair yang ada. Metode eksperimental dilakukan untuk mengetahui besarnya efisiensi proses koagulasi dan fiokulasi, proses Lumpur aktif, dan proses anaerobaerob dalam skala laboratorium.
Pengolahan kimia dengan proses koagulasi/flokulasi menggunakan bahan kimia Na2CO3 untuk pengaturan pH, PAC sebagai koagulan, dan polimer anionik sebagai koagulan pembantu. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan dosis optimum koagulan yang digunakan, yaitu Na2CO3 sebesar 600 ppm, PAC sebesar 4000 ppm, dan polimer anionik sebesar 1.5 ppm_ Efisiensi yang diperoleh adalah : zat padat tersuspensi (SS) tebesar 80,3% dan COD sebesar 80;8%. Pengolahan biologis baik dengan proses lumpur aktif maupun gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film dilakukan dengan menggunakan tiga variasi waktu tinggal (detention time), yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa proses iumpur aktif dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 52,01%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 68,29%, dan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 76,22% Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil secara umum menunjukkan perlakukan pemberian aerasi dan pengendapan dalam proses lumpur aktif berpengaruh nyata terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%. Pengolahan limbah cair dengan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film (AAFBR) dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 34,94%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 75,34%, sedangkan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 81,53%.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa persentase penyisihan COD pada proses aerob cenderung menurun dengan bertambahnya waktu tinggal. Sebaliknya dengan proses anaerob, persentase penyisihan COD pada proses aerob semakin meningkat dengan bertambahnya waktu tinggal. Persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses anaerob adalah 48% dengan waktu tinggal selama 16 jam (213 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 24 jam), sedangkan persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses aerob adalah 79,88% dengan waktu tinggal selama 12 jam (116 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 72 jam). Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil menunjukkan bahwa keseluruhan proses anaerob dan proses aerob memberikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan semua penelitian yang dilakukan, temyata efisiensi pengolahan Iimbah cair dengan proses koagulasi/flokulasi (proses fisik kimia), proses lumpur aktif dan proses anaerob-aerob (proses fisik-biologi) yang dilakukan secara terpisah belum dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu limbah yang berlaku. Untuk memperoleh efisiensi pengolahan yang dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu maka dilakukan penggabungan terhadap ketiga proses tersebut.
Berdasarkan beberapa alternatif kombinasi yang disusun, kombinasi proses koagulasi/flokulasi - proses lumpur aktif (td = 2 hari) - proses aerob dalam 'reaktor tipe fixed film (td = 12 jam) merupakan kombinasi yang dapat diterapkan dalam mengolah limbah cair PT P&G. Kombinasi tersebut dapat mengolah limbah cair dengan kadar lebih dari 7000 ppm (rata-rata kadar COD saat ini), dengan kadar maksimal yang dapat diolah sebesar 8170 ppm.

The Optimization Of Wastewater Treatment Through Physical, Chemical, And Biological Processes ( A Case Study of Candies, Cosmetics, and Pharmaceuticals Industries, PT Procter and Gamble Indonesia, Jakarta)Industry is considered as the main cause of environmental damage because it produces pollutants. Industrial waste can be divided into gaseous, solid, liquids, and sludge forms. Of these different forms, the liquid form or wastewater need special attention because it has potential adverse effects towards the environment. To anticipate the adverse effects towards the environment, the authorities endorse industries to install wastewater treatment plant.
Procter and Gamble Indonesia Ltd. (PT P&G) has a factory located in Jakarta and produce candies, cosmetics, and pharmaceuticals. Wastewater from P&G factory mainly contained high organic materials derived from shampoo production (80% of total wastewater), candies, cosmetics, and pharmaceutical. The system of wastewater treatment of PT P&G is a combination of physical-chemical-biological processes. Coagulation and flocculation processes are used to treat the wastewater chemically, while activated sludge process is used to treat the wastewater biologically.
In line with the increased productivity, thence, the production of wastewater has also increased. Therefore the present capacity of the treatment plant did not meet with the initial design. In addition the quality of the treatment process did not meet the required standard quality. The wastewater treatment plant is designed to treat wastewater with a debit of 60 m3lday and COD load of '120 kg/day, while the present debit and COD load is '100 m3/day and 700 kg/day respectively.
The study is confined to optimize and to increase the efficiency of the present processing unit. In addition, the processing unit is being developed with a biological process which is a combination of anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor. The combination of wastewater treatment by means of physical-chemical and physical-biological processes was conducted by a laboratory experimental simulation in order to achieve the most optimal results from each component of the treatment procedure. Whilst the combination efficiency of physical-chemical-biological processes was conducted by computer calculation based on the efficiency obtained from the experimental results in the laboratory.
The objectives of this research is to study about the characteristics of the wastewater of candies, cosmetics, and pharmaceuticals industries; to examine the efficiency of wastewater treatment with coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes; and to find out the appropriate combination of three treatment type in order to fulfill the required standard quality.
The ex post facto method was used to acquired the proper illustration of wastewater and the the efficiency of the wastewater treatment plant. The experimental method was used to measure the efficiency of coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes in laboratory scale.
Chemical treatment by coagulation and flocculation processes used bicarbonate sodium (Na2CO3) to regulate pH (acidity), PAC (poly aluminium chloride) as coagulant and anionic polymer as adjunction coagulant. It was found that the optimal dose was 600 ppm for bicarbonate sodium, 4000 ppm for PAC and 1.5 ppm for anionic polymer. Whereas, the acquired efficiency was 80.3% for suspended solid (SS) and 80.8% for COD. Biological treatment processes both by way of activated sludge and or anaerobic-aerobic processes were conducted with three detention times, i.e. : 24, 48, and 72 hours.
The results showed that activated sludge process at a 24 hours detention time could reduce the maximum COD by 52.01 %. At a 48 hours detention time the maximum COD could be lowered by 68.29% and at 72 hours detention time up to 76.22%. Statistical test with ANOVA followed by the least significance difference (lsd) test, showed that the aeration treatment and sedimentation in activated sludge contributed significantly towards the COD at the 95% confident level. Wastewater treatment with anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor at a detention time 24, 48 and 72 hours could reduce maximum COD up to 34.94%, 75.34% and 81.53% respectively.
It was observed that the proportion of COD removal in anaerobic process tend to decrease with an increase in detention time. On the other hand, the proportion of COD removal inaerob process has a propensity as the detention time increased. The proportion of maximal COD removal that can be accomplished by anaerobic process was 48 % at a detention time as long as 16 hours (213 of 24 hours total detention time in the reactor), while the proportion of maximal COD removal achieved by aerobic process was 78.88% at a detention time of 12 hours (116 of a total 72 hours detention time in the reactor). Statistical test with ANOVA, followed by the least significance difference (1sd) test indicated that the whole processes of anaerobic-aerobic treatment contributed significantly towards the COD values at the 95 % confidence level.
Of all the studies undertaken, it revealed that the combination of wastewater treatment by coagulation/flocculation processes, activated sludge process, anaerobic-aerobic processes in fixed film type reactor which were conducted separately turned out to be in efficient in reducing COD load meet the required standard of wastewater treatment.
Of the various combination alternatives formulated, the combination of coagulation/flocculation processes -- activated sludge process (Td = 48 hours) - aerobic process in fixed film type reactor (Td =12 hours) is considered as the best combination that can be applied in wastewater treatment at PT P&G. The combination can treat wastewater with a concentration of 7000 ppm (present average concentration of COD); the maximal concentration that could be processes is 8170 ppm.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : McGraw-Hill, 2009
R 628.162 NAL
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Buntarto Hadi Rakhmanto
"PT. Nagamas Sakti Perkasa merupakan industri cold storage yang mengolah bahan baku udang menjadi produk udang beku. Proses produksi pada industri ini meliputi: pembongkaran dan penerimaan bahan baku, sampling dan penimbangan, pemotongan kepala, pencucian, sortasi, koreksi dan sortasi, penimbangan, perendaman, penimbangan produk, pembilasan, pemberian air dingin, penyusunan inner pan, pembekuan, packing, dan penyimpanan/cold storage. Hingga saat ini, industri ini belum mempunyai instalasi pengolahan limbah cair yang memadai. Limbah cair hanya ditampung pada bak penampungan sementara seterusnya limbah dipompa dan dibuang ke laut.
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan, ditandai dengan tingginya nilai parameter-parameter limbah cair cold storage seperti: TSS = 200, 58 mg/l, BOD = 403,13 mg/l, COD = 855,35 mg/l dan amoniak = 269,035 mg/l dengan debit 135 m_/hari. Konsentrasi dari parameter-parameter yang ada, umumnya berada di atas baku mutu Keputusan Gubemur KDKI Jakarta No. 582 Tahun 1995.
Berdasarkan atas data kualitas dan kuantitas limbah di atas maka perencanaan unit pengolah limbah cair PT. Nagamas Sakti Perkasa yang direncanakan mencakup: screening, oil catcher, bak ekualisasi, bak prasedimentasi, CMAS, bak sedimentasi, sludge thickener, filter press dan sand filter. Dari hasil analisa perhitungan diketahui, untuk membangun instalasi pengolahan limbah diperlukan lahan seluas 80 m dari luas lahan yang tersedia sebesar 2500 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>