Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lydia Tjahaja
"Fenomena lendutan yang terjadi pada material struktur beton dapat dikategorikan dalam dua jenis lendutan, yaitu lendutan sesaat dan lendutan jangka panjang. Lendutan sesaat adalah lendutan elastis akibat beban yang dapat dihitung dengan perhitungan mekanika teknik, di mana lendutan yang terjadi bersifat tinier terhadap pertambahan beban. Sementara lendutan jangka panjang adalah lendutan yang terjadi sebagai fungsi waktu walaupun beban tidak ditambah. Lendutan ini dipengaruhi oleh dua hal yang utama yaitu creep (rangkak) dan shrinkage (susut). Pemodelan sifat beton dalam menghitung lendutan yang telah ada selama ini merupakan model yang menggambarkan secara terpisah tingkah laku beton pada pembebanan cepat dan pembebanan jangka panjang sementara pada kenyataannya kedua jenis lendutan ini terjadi secara simultan sehingga perhitungannya tidak dapat dipisahkan, sehingga diperlukan perhitungan yang mampu menggambarkan tingkah laku beton secara lengkap. Dalam skripsi ini, Penulis akan melakukan perhitungan lendutan jangka panjang dengan pendekatan yang berbeda. Pendekatan yang digunakan oleh Penulis adalah Pemodelan Rheologis Beton oleh Dr. Ir. F.X. Supartono yang didasarkan pada sifat-sifat dasar bahan beton dalam menginterpretasikan sifat beton baik pada pembebanan cepat maupun pembebanan jangka panjang. Nilai lendutan jangka panjang didapatkan dengan mengalikan faktor pengaruh lendutan jangka panjang (?) dengan lendutan sesaat akibat beban luar yang bersifat tetap. Dalam menghitung nilai faktor pengaruh lendutanjangka panjang (?), kita menggunakan tiga peraturan untuk diperbandingkan: 1. ACI209R-12danACI435R-95 2. CEB-FIP 3. SKSNI-1991. Pada ACI dan CEB-FIP, kita harus memperhitungkan faktor-faktor koreksi akibat kondisi beton dan lingkungan yang tidak sama dengan kondisi standard yang digunakan oleh ACI dan CEB-FIP. Perhitungan dengan ACI dan CEB-FIP menggunakan beberapa pendekatan : 1. Analogi pendekatan Dan Earle Branson mengenai transformasi faktor pengaruh akibat kombinasi rangkak dan susut, di mana asumsi yang digunakan adalah pengaruh rangkak pada lendutan jangka panjang sebesar 85% sedangkan pengaruh susut sebesar 15%. 2. Dalam mencari faktor ketergantungan waktu untuk lendutan jangka panjang, kita melakukan perhitungan dengan pemodelan rheologis beton (model Fxs). Pada model Fxs faktor tersebut adalah berupa persamaah eksponensial sebagai fungsi waktu. Sementara pada SKSNI nilai faktor ketergantungan waktu untuk lendutan jangka panjang (?) berupa suatu konstanta yang langsung dapat dikalikan dengan lendutan sesaat akibat beban tetap. Hasil perhitungan menunjukkan perbedaan hasil perhitungan dengan ACI dan CEB-FIP dengan konstanta yang diberikan SKSNI. Hal ini dikarenakan batasan_faktor konstanta ketergantungan waktu untuk lendutanjangka panjang (?) yang diberikan oleh SKSNI-1991 relatif sederhana dan tidak memperhatikan faktor lingkungan yang ada. Skripsi ini juga menunjukkan bahwa pendekatan model rheologis beton (Model Fxs) temyata dapat menghasilkan hasil perhitungan yang baik dan lebih mendetail, di mana model Fxs mampu menjelaskan fenomena terjadinya lendutan pada beton dan mendapatkan nilai fungsi pengaruh ketergantungan waktu untuk lendutan jangka panjang yang kontinu. Model Fxs juga mampu menjelaskan fenomena deformasi elastis tidak dapat dipisahkan dengan deformasi rangkak dan dapat dimodelkan sebagai satu model kesatuan sehingga deformasi yang dihitung merupakan total dari deformasi jangka pendek dan deformasi jangka panjang.

The deformation phenomenon occurred in the concrete structure material can be categorized into two kind of deformation those are short-term deformation and long term deformation. The short-term deformation is an elastic deformation caused by the load that calculated with the technic mechanic calculation, where the deformation occurred is considered to be linear with the increasing of the load. While the long term deformation is a deformation that considered as a time function neglecting the increasing of the load. This deformation is affected by two main factors, the Creep and Shrinkage. The existing modeling of the concrete properties to calculate the deformation is the model that describe separately between short term and long term deformation while in the real situation, the deformations occurred simultaneously, therefore the calculation cannot be made separately. Here we require a calculation method that can make a simultaneous calculation of both deformations. This mini thesis will conduct a calculation of a long-term deformation with a different approach. The approach used in this mini thesis is Concrete Rheologic Modeling by Dr. Ir. F.X. Supartono based on the properties of the basic materials of the concrete to interpret the concrete characteristic in short term and long term loading. The value of the long-term deformation is obtained by multiplying the influence factor of long term deformation (?) with the short-term causes by the constant load. To calculate the value of the influence factor (?), there are three regulations to be compared: 1. ACI 209R -12 and ACI 435R -95 2. CEB-FIP 3. SKSNI-1991. In the ACI and CEB-FIP, we have to consider the correctional factors due the condition of the concrete and the environmental that do not match the standard condition used in ACI and CEB-FIP. The calculation using ACI and CEB-FIP conducted by several approaches: 1. The approach analogy by Dan Earle Branson concerning the influence factor transformation due to combination of the creep and shrinkage, assuming that the creep influence to the long term deformation is 85% while the shrinkage influence is 15%. 2. To obtain the dependence factor for the long-term deformation, we make a calculation with the concrete rheologic modeling (Fxs model). In the Fxs model, this factor takes form of an exponential equation as a time function. The SKSNI stated that the value of the time dependence factor for the long-term deformation (?) is a constant that can be directly multiplied with the short-term deformation due to the constant load. The result of the calculations indicates a difference between the ACI and CEB-FIP value with the SKSNI constant. This happens because the limits of the time dependence factor for the long-term deformation (?) given by SKSNI-1991 is relatively simple and do not considering the existing environmental factors. This mini thesis will also show that the concrete rheologic model (Fxs model) approach is able to make a good and detailed calculation, where the Fxs model can explain the phenomenon of concrete deformation and to obtain a continues value of time dependency factor for the long term deformation. The Fxs model can also explain an elastic deformation that cannot be separate with the creep deformation and can be modeled as an entity to obtain a calculation of the deformation as a total of a short term and long term deformation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titovianto Widyantoro
"Sektor ketenagalistrikan merupakan bagian penting dalam pembangunan energi, disamping menghasilkan energi final yang sangat dibutuhkan, dilain pihak dalam pembangkitannya membutuhkan energi fosil yang cukup dominan. Pertumbuhan sektor ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan pendapatan perkapita yang semakin meningkat pula. Pemakaian listrik ini tahun 1997/1998 meningkat lebih 44 kali dibanding tahun 1969/1970 sedangkan pertumbuhan kapasitas terpasangnya meningkat lebih 63 kali pada tahun yang sama. Pertumbuhan konsumsi dan kapasitas yang sangat tinggi serta masalah jenis industri ini yang menganut prinsip supply follow demand sangat membutuhkan peramalan permintaan yang tepat, sehingga diharapkan akan tersedia listrik yang andal sekaligus efisien. Hal ini sesuai dengan tujuan utama sektor ketenagalistrikan di Indonesia yaitu untuk mengembangkan listrik pedesaan dan memperkuat pasokan listrik untuk masyarakat serta mengembangkan sistem kelistrikan nasional yang efisien dengan pengembalian investasi yang memadai.
Dalam tesis ini digunakan analisis permintaan dengan model sistem dinamik yang bersifat deduktif dan mampu menghilangkan kelemahan-kelemahan dalam asumsi-asumsi, sehingga kesepakatan asumsi dapat diperoleh agar dapat diperkirakan permintaan listrik mendekati kenyataan yang ada. Dalam model ini dipilih faktor-faktor yang paling mempengaruhi permintaan tenaga listrik yaitu pertumbuhan ekonomi (PDB), harga listrik dan jumlah pelanggan/cakupan listrik (rasio elektrifikasi). Mengingat banyaknya faktor lain yang juga mempengaruhi seperti inflasi, nilai tukar, konservasi energi dll., yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi maka dalam analisis dibuat skenario dasar, pesimis dan optimis dengan mengubah skala pertumbuhan PDBnya.
Dari hasil regresi ekonometrinya secara umum terlihat variabel PDB, cakupan listrik menunjukkan elastisitas positif, sedangkan untuk harga menunjukkan elastisitas negatif baik untuk Jawa-Bali maupun Indonesia. Hasil regresi juga menunjukkan adanya persamaan koefisien antara Jawa-Bali dan Indonesia, selain itu koefisien LR term cukup besar (dibanding koefisien lain) sehingga menunjukkan adanya masalah stok dan delay permintaan yang cukup besar. Selain itu terlihat bahwa dampak perubahan dari harga, pendapatan dan ketersediaan listrik terhadap permintaan listrik tidak cepatllangsung (terlihat dari koefisien yang relatif kecil). Dari hasil uji statitistik memperlihatkan tidak adanya penyimpangan baik multikolinearitas, otokorelasi maupun heteroskedasitas.
Dari seluruh skenario permintaan tahun 1998 -2000 terlihat pertumbuhan permintaan naik cukup tinggi untuk Indonesia pertumbuhan optimis 6.41 %, dasar 5.73 % dan pesimis 4.9 %. Sedangkan untuk Jawa-Bali pertumbuhannya lebih tinggi yaitu pertumbuhan optimis 7.14 %, dasar 6.27 % dan pesimis 5.54 %. Secara kuantitatif kenaikan permintaan adalah 3 s/d 4 kali lipat, demikian juga konsumsi per kapitanya naik sekitar 2 s/d 3 kali walaupun relatif masih rendah dibanding negara maju. Walaupun terjadi peningkatan pertumbuhan permintaan cukup tinggi akan tetapi permintaan listrik tersebut masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB, intensitas konsumsi terhadap PDB masih diatas 1, yang menunjukkan penggunaan energi belum efektif dan efisien. Dari segi komposisi terlihat bahwa komposisi pangsa permintaan listrik rerata baik Jawa-Bali maupun Indonesia sektor lndustri terbesar masih sangat dominan yaitu sekitar 61 %, kemudian diikuti oleh sektor Rumah tangga 25 %, sektor Komersial 10 % dan sektor Publik 4 %.
Dibandingkan dengan skenario permintaan studi atau penelitian yang sudah ada, maka skenario dalam tesis ini lebih realistis sesuai dengan kondisi krisis ekonomi dan kemampuan negara. Diharapkan dengan skenario yang realistis ini prinsip supply follow demand dapat diterapkan dengan baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T10045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Niken Dwi Wahyuni Setya Budi Utami
"Penelitian susut dan rangkak di daerah tropis lembab ini dilakukan pada beton berkinerja tinggi fc' 60 MPa dengan campuran tanpa abu terbang (TAT) dan dengan abu terbang (DAT). Spesimen susut berukuran 150x150x600 mm3 (3 buah) dan spesimen rangkak 200Ñ…600Ñ…2700 mm3 (1 buah). Pemberian beban dilakukan dengan cara pratekan sebesar 0.3 fc' pada umur 15 hari, tulangan sebatas emberian beban tersebut. Ruang dikondisikan pada temperature 28±3°C dan kelembaban 72±5%. Model dibuat berdasar pengamatan 800 hari dan 1000 hari. Data diolah dengan metode outlying ASTM E178-02 untuk nilai ekstrim dengan tingkat signifikansi 5%.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model rheologi susut dan rangkak beton berkinerja tinggi di daerah tropis lembab.
Model rheologi susut sampai jangka waktu 1000 hari adalah (H|N)-(H|N), sedangkan untuk rangkak (H|N)- (StV|N). Faktor koreksi susut untuk rasio air terhadap semen (w/cm) 0.26, 0.30, 0.34, dan 0.38 dalam jangka pendek (7-15 hari) berturut-turut adalah 1, 1.1, 2.1 dan 2.3, serta untuk jangka panjang 1, 1.13, 1.54 dan 1.65. Faktor koreksi jumlah semen sama dengan faktor koreksi ACI 209R.
Daerah tropis lembab menyebabkan suhu maximum 24 jam pertama untuk skala penuh dapat mencapai 2 kali suhu maximum di daerah non tropis lembab. Pencapaian suhu maximum tersebut setengah waktu pencapaian suhu maximum di daerah non tropis.
Dengan mengacu ACI 209 R, maka laju regangan susut di daerah tropis lembab pada jangka pendek TAT adalah 1.1 dan jangka panjang 4.1 kali laju regangan ACI 209R dan bila dengan abu terbang 1.6 dan 2.4. Laju rangkak kedua campuran terhadap ACI adalah 0.8 untuk jangka pendek dan 1.8 untuk jangka panjang. Regangan susut jangka panjang terhadap ACI 209 untuk TAT 1.7 dan DAT 1.4; sedang rangkak 1.3 dan 1.

The research of shrinkage and creep in humid tropical weather area was done in high performance concrete HPC fc' of 6MPa mixed with composition without fly ash called TAT and within fly ash called DAT. Three shrinkage specimens are 150x150x600 mm3 and one creep speciments is 200x600x2700 mm3. Loading was applied by prestressing of 0.3 fc' in 15th day, the reinforcement was limited by that prestressing. Room was set in 28 ± 3°C temperature and 72 ± 5% humidity. Rheological models were created based on 800 days and 1000 days observation. Datas were processed by using ASTM E178-02 outlying methode for extreme value with 5% significant level.
The objective of this research is to create rheological models of shrinkage and creep of high performance concrete in humid tropical weather.
Shrinkage rheological model until the age of 1000 days is (H|N)-(H|N), while for creep is (H|N)- (StV|N). Shrinkage correction factors for water ratio to cement (w/cm) of 0.26, 0.30, 0.34, and 0.38 (7-15 days) are 1, 1.1, 2.1 and 2.3 respectively, and for long term are 1, 1.13, 1.54 dan 1.65. Correction factors of cement amount was similar with correction factor of ACI 209R.
Humid tropical area caused maximum temperature in first 24 hours could reach 2 times of maximum temperature in non humid tropical area (full scale). The maximum temperature achievement was much faster, that was a half of maximum temperature achievement in non humid tropical area. Reffered to ACI 209 R, the rate of shrinkage in humid tropical area in short term is 1.1 and for long term is 4.1 times rate ACI 209R for TAT, 1.6 and 2.4 for DAT. Creep rate of the both mixture was compared with ACI 209R: 0.8 for short term and 1.8 for long term. Long term shrinkage strain of TAT and DAT was 1.7 and 1.4 times ACI 209R, while for creep was 1.3 and 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D2015
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan kointergrasi model pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Indonesia.. hasil emperiis studi ini menunjukan bahwa variabel- variabel pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian yang diamati tersebut berintegrasi pada derajat integrasi dua dan berkointtegrasi."
330 JMM 4:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faraday
"Material beton sebagai salah satu bahan yang sangat umum dipakai dalam dunia teknik sipil telah banyak mengalami berbagai kemajuan baik dalam pendekatan-pendekatan teorinya maupun kualitas yang dapat dihasilkannya. Pendekatan teori terhadap beton dilakukan meliputi berbagai hal seperti: hubungan tegangan-regangan, modulus elastisitas, rangkak dan susut dengan faktor-faktomya, beton pratekan, beton komposit dan sebagainya. Kemajuan kualitas beton terutama peningkatan kuat tekan beton yang disebabkan oleh pengenalan lebih mendalam terhadap material pembentuknya, metode-metode yang semakin baik, perkembangan teknologi terutama bahan-bahan baru dan alat-alat yang semakin canggih. Model Fxs merupakan salah satu model dari pengembangan teori terhadap tegangan dan regangan yang terjadi pada beton, di mana bagian dari model yang akan digunakan terutama pada kondisi pembebanan sesaat. Dengan menggunakan model Fxs maka akan dicari besar dan perilaku dari kapasitas momen suatu balok pratekan yang mempunyai posisi gaya pada titik berat penampang. Hal ini untuk menghindari keadaan penambahan kapasitas momen akibat adanya efek load balancing dari gaya pratekan. Analisis secara fiber digunakan untuk membagi penampang balok menjadi suatu elemen-elemen kecil, untuk kemudian dilanjutkan perhitungannya dengan hubungan tegangan-regangan pada model Fxs. Hasil simulasi yang didapat menunjukan adanya penambahan kapasitas momen dan balok pratekan walaupun balok telah mengalami keretakan.

Concrete as building material is widely used in civil engineering has been progressing both in theoretical approach and quality product. Theoretical approach covers: stress strain relationship, elasticity modulus, creep and shrinkage with their affecting factors, pre-stressed beam, composite beam etc. Progress in concrete quality mainly increase in compression strength which has been obtained through deeper knowledge regarding aggregate material, better methods, technology development particularly new material and sophisticated equipment. Fxs model is one of theoretical development model regarding stress strain relationship which occurred in concrete mainly on rapid loading. By using Fxs model, quantity and behavior of moment capacity on pre-stressed beam which has external force position on its center of weight could be obtained. This case is to avoid increment of moment capacity due to the effect of load balancing from the pre-stressed force. Fiber analysis is being used to divide cross section of the beam into finite elements, later followed by its calculation and its stress strain relationship on Fxs model. The simulation results obtained, shows incremental moment capacity pre-stressed beam even though the beam is cracking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Wilayah Kabupaten Lumajang adalah termasuk daerah tropis yang mempunyai perbedaan geografi, topografi, dan orografi di masing-masing lokasi. Maka kondisi cuaca/iklim di wilayah ini tidaklah selalu sama antara daerah satu dengan daerah lainnya. Dengan demikian perlu dibuat pewilayahan tipe iklim pada skala meso(kabupaten) yang sesuai dengan kondisi karakteristik iklim di daerah tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan pengelompokan pola hujan (tipe iklim) di Kabupaten Lumajang dengan menggunakan metoda statistik, yaitu : Analisis Komponen Utama (AKU) dan Metode Pengelompokan (Clustering). Data yang digunakan adalah curah hujan harian dari 25 stasiun tahun 1988 sampai dengan 2004 dan diolah menjadi jumlah curah hujan dasarian. Dari hasil pengolahan tersebut diperoleh tiga kelompok pola hujan (tipe iklim) di wilayah Kabupaten Lumajang kemudian sebagai dasar prakiraan musim.
Prakiraan jangka panjang (musim) yang dibuat adalah Prakiraan Musim Kemarau 2004 dan Prakiraan Musim Hujan 2004/2005 serta materi yang diprakirakan adalah awal (permulaan) musim dan sifat hujan selama musim yang bersangkutan. Prakiraan musim tersebut dibuat berdasarkan analisis model ARIMA. Dengan menggunakan series data hujan dasarian mulai 1988 hingga 2003, pada setiap tipe iklim di daerah Lumajang.
Verifikasi hasil prakiraan musim kemarau 2004 dan musim hujan 2004/2005 dengan model ARIMA baik prakiraan permulaan dan prakiraan sifat musim, umumnya kurang menunjukkan hasil yang optimal.
"
[Universitas Indonesia, ], 2006
S29228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Kolom pada konstruksi beton bertulang merupakan elenien struktur yang utama dalam menahan beban gravitasi maupun beban gempa, untuk itu perlu ditingkatkan kekuatannya. Seperti yang telah diketahui bahwa material beton bertulang merupakan material yang mempunyai hubungan kurva tegangan-regangan yang non-linier. Banyak yang mengabaikan daerah inelastik dari beton bertulang, karena pada saat beton bertulang mencapai daerah inelastik tersebut akan terjadi pengurangan akibat adanya retak dan lelehnya tulangan. Oleh sebab itu dilakukan usaha untuk meningkatkan tingkah laku di daerah inelastik dari kolom beton bertulang tersebut , cara yang cukup berhasil adalah dengan menggunakan pengekangan ( confinement ) pada penampang beton bertulang tersebut. Suatu metode baru telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, selain dengan adanya pengekangan juga dengan cara penggunaan kombinasi baja mutu biasa dengan baja mutu ultra tinggi. Dengan upaya ini diharapkan terjadi peningkatan kekuatan kolom beton bertulang tersebut di daerah inelastik dengan tetap mempertahankan daktilitasnya.
Studi ini akan menggunakan beban monoton yang diaplikasikan pada struktur kolom beton bertulang tersebut. Untuk memperoleh hubungan beban lendutan dari kolom beton bertulang bersengkang yang menerima beban eksentris tersebut, sebelumnya hubungan momen kelengkungan dari penampang kolom tersebut harus didapatkan. Beberapa parameter yang akan divariasikan adalah susunan dari kombinasi penulangan baja mutu biasa dan baja mutu ultra tinggi serta perbandingannya, juga pengaruh kelangsingan dan eksentrisitas beban pada struktur kolom tersebut.
Untuk mengembangkan hubungan beban lendutan struktur kolom beton bertulang tadi, digunakan modelisasi untuk masing-masing material kemudian formulasi penampangnya dan formulasi dari lendutannya. Untuk menganalisa penampang kolom beton bertulang digunakan cara pendekatan lapis ( layer ), sehingga dapat memperhitungkan hubungan tegangan-regangan material beton yang non-linier. Analisa ini akan menggunakan metode numerik, yang mempermudah perhitungan. Hasil perhitungan akan diperoleh diagram hubungan beban lendutan kolom beton bertulang tersebut akibat penggunaan kombinasi baja mutu biasa dengan baja mutu ultra tinggi.
Dari hasil analisa yang diperoleh dengan metode yang telah dijelaskan menunjukkan adanya peningkatan kekuatan struktur kolom dengan mutu pembesian yang berbeda dalam menerima beban aksial maupun lentur ( beban maksimum ). Struktur kolom yang memiliki kombinasi tulangan ini juga menunjukkan kemampuan mengalami deformasi atau lendutan yang lebih besar. Dengan tetap memperhitungkan prosentase baja mutu biasa yang lebih dominan, struktur kolom dapat tetap mempertahankan daktilitasnya.
Adanya peningkatan ini jelas terlihat dengan besarnya penyerapan energi regangan oleh struktur kolom dengan mutu pembesian berbeda, sehingga dipastikan bahwa perilaku kolom dengan kombinasi pembesian baja mutu ultra tinggi dan baja mutu biasa di daerah inelastik ( pada regangan besar ) akan lebih baik. Tetapi harus diperhatikan pengekangan pada kolom dengan baja mutu ultra tinggi ini, karena lebih mudah terjadi tekuk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Johanuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral dalam jangka panjang.
Berdasarkan tujuan ini maka dilakukan analisis dengan metode kointegrasi dan granger kausalitas yang menggunakan data harian periode 2 Januari 2002 sampai dengan 30 Juni 2005. Ada tiga model yang akan diuji yaitu model l hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saharn gabungan (IHSG), model 2 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor finance dan model 3 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor basic industry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dianaJisis tidak sta:sioner pada Jevel akan tetapi stasioner pada first difference. Selanjutnya, walaupun terintegrasi pada orde yang sama tetapi ternyata kerlua variabel untuk masing-masing model tidak terkointegrasi menurut rnetode Engle Granger akan tetapi terkoin egrasi menurut metode Johansen's Coinregralion Test. Dari ketiga model yang terkointegrasi diketahui bahwa untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham terdapat hubungan satu arah (cateris paribus). Hasil ini diperkuat oleh Granger Causalily Test yang menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar merupakan variabel dependen dan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral maupun variabel independen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T31978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>