Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melania Eka WD
"ABSTRAK
Setiap komunitas pasti menghasilkan limbah, baik cair maupun padat. Limbah tersebut ada yang dapat dibuang langsung ke badan air terdekat, tetapi ada pula yang harus diolah terlebih dahulu agar pada saat dibuang ke badan air tidak membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah tentang baku mutu untuk mengontrol kualitas air limbah tersebut dibutuhkan instalasi pengolahan limbah cair. Tujuan dari sistem pengolahan limbah cair adalah untuk menghasilkan buangan yang memenuhi standar kualitas air limbah.
Penulisan ini dilakukan untuk mengevaluasi instalasi pengolahan limbah cair yang telah ada pada pabrik pemolesan kaca lensa kamera. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur, kajian terhadap instalasi pengolahan limbah cair dan membandingkan limbah olahan instalasi tersebut dengan standar baku mutu yang berlaku.
Dari hasil studi ini diperoleh hal-hal antara lain bahwa secara keseluruhan instalasi yang telah berjalan cukup baik sehingga hasil pengolahan limbah cukup memenuhi syarat untuk dibuand ke badan air terdekat. Endapan lumpur dan kolam pembuangan akhir harus dikuras setiap bulan agar tidak mengganggu lingkungan hidup aquatic dan lingkungan sekitarnya. Limbah endapan lumpur yang dikuras dari kolam pembuangan akhir dapat ditimbun dalam tanah karena tidak mengandung bahan yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Mengingat umur instalasi yang telah cukup lama, sebaiknya lebih diperhatikan lagi pemeliharaan alat yang berjalan agar instalasi tetap berjalan dengan lancar.

"
2001
S35029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Widhiyani
"
ABSTRAK
PT. Perkebunan Nusantara VII - Kedaton merupakan industri karet yang membuat produk berupa karet remah (crumb rubber) dan karet asap (ribbed smoke sheet). Karena mayoritas produknya adalah crumb rubber jadi seringkali disebut sebagai industri crumb rubber.
Karakteristik limbah yang dihasilkan ditandai dengan debit limbah yang cukup besar sekitar 750 m_/d. Sedangkan untuk karakterisitk kualitasnya terdiri dari kandungan TSS sebesar 90 mg/1 ,BOD sebesar 79,19 mg/1, COD sebesar 223,09 mg/1, Nitrate < 0,11 mg/1 dan pH 6,45. Berdasarkan rasio BOD/COD dan jenis limbah crumb rubber yang biodegradable maka pengolahan yang digunakan adalah fisik - biologi yang terdiri dari unit pengolahan rubber trap, kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam aerobik.
Untuk pengevaluasian maka diajukan altematif pengelolaan limbah ponding sistem seperti pada pengolahan yang sudah ada dengan memperhatikan kandungan alga pada effluen. Dari alasan tersebut diketahui perlunya penambahan unit rock filter pada kolam akhir (aerobik) agar didapat pemisahan alga, sedangkan untuk penyempumaan maka direncanakan kembali unit pengolahan limbah cair crumb rubber yang meliputi unit rubber trap, screening, grit chamber, bak ekualisasi, kolam fakultatif, kolam aerasi dan ditambah dengan earthen shallow sedimentation basin agar didapat effluen yang lebih baik lagi.
Untuk minimisasi limbah caimya maka dapat dilakukan sistem reduce dengan cara perbaikan sistim pemisahan fisik atau dengan kolom unggun desorbsi yang bekerja dengan arah beriawanan, pengadaan sistem untuk memperoleh karet kembali, kemudian sistem reuse dengan pembuatan kolam reuse yang berisi limbah cair dengan TSS rendah dan yang terakhir sistem recycle dengan pemanfaatan lumpur dari kolam fakultatifdan pemanfaatan effluen untuk digunakan kembali pada proses produksi.
"
1997
S35055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Santoso
"Air adalah sumberdaya yang terbaharui dengan daur hidrologi dan proses pemurnian, selama alam untuk membersihkan air tidak terlampaui. Mengacu pada Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982,i ndustri tekstil salah satu car a yang di tempuh adalah dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara rinci desain, karakter, serta kemampuan instalasi pengolah limbah PT. Uni teas . Lokasi penelitian terletak di 01. Paya Tajur No. A, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan mengamati dan mempelajari cara kerja Instalasi Pengolah Air Limbah, kemudian dengan menggunakan, data sekunder PT. Unit dapat dihitung biaya pengolahan limbah cair per m3nya. Dan dari data sekunder laboratoriurn BBIHP diketahui kadar parameter air limbah. Hipotesis pertama mengatakan bahwa kualitar air limbah akan mejadi lebih baik setelah menjalani pengolahan. Uji terhadap rata-rata kadar sebelum dan setelah pengolahan menunjukkan perbedaan untuk nilai padatan tersuspensi, DOD, COD, minyak dan lemak. Sedangkan untuk parameter lain secara statistik tidak berbeda. Hipotesa kedua menyatakan: bahwa semakin besar biaya pengolahan limbah, semakin baik limbah yang dibuang sekitar pabrik. Dari pengamatan langsung di lapangan hal ini terbukti sebab, air limbah yang diolah sama sekali tidak mengganggu masyarakat. Alat pengol ah limbah cair ini telah bekerja sesuai perencanaan yaitu untuk menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS. Akhirnya perhi tungan analisis biaya menunjukkan bahwa pengeluaran pengolahan limbah saat ini hanya 1% dari nilai produk.

Water pollution in water bodies is caused by industrial waste. It could damage the water for its usage. Properly, water serve as renewable resources under going hydrology cycles and purifying processes} if the natural purifying capability of the water has not been exceed. The environmental Law number 4} 1982, compels each industry to control its waste. One method that could be implemented is the construction of a waste control instrument. This study was conducted to evaluate the performance of the waste water control instrument, owned by PT. Unite. This plant is located in 01. Paya Tajur No. A, Bogor, West Java. The study was conducted reach and studying how to operate waste water control instrument. By secondary data from PT. Unitex can be calculate cost of purifying waste water per m3. The first hypothesis states that quality of the waste water improved after treatment. The T-test conducted for ' the average concentration before and after treatment, showed a significant- difference for suspended solids, ROD, COD, and detergent. Other parameters observed, showed no statistically significant differences. The second hypothesis states that higher cost of waste treatment, higher good for liquid waste. The waste water treatment instrument performed according to its specifications, i.e. reducing the concentration of ROD, COD, and TSS. Finally from calculated cost analysis due for instrument water treatment is only 10/10 from price."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niza Fitriani
"Industri dianggap sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan karena pencemaran yang ditimbulkannya. Limbah industri dapat berwujud gas, padat, cair, dan lumpur. Berdasarkan beberapa wujud limbah industri tersebut limbah cair merupakan jenis limbah yang perlu mendapatkan perhatian karena berpengaruh penting terhadap kerusakan lingkungan. Untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan akibat limbah industri, pemerintah mengharuskan pihak industri untuk membangun instalasi pengolahan limbah cair.
PT Procter & Gamble Indonesia (PT P&G) merupakan industri makanan (permen), kosmetik dan farmasi yang ada di Jakarta. Limbah cair dari PT P&G terutama mengandung bahan organik yang tinggi yang berasal dari produksi shampo (80 °/o dari total limbah), permen, obat-obatan, dan kosmetik. Sistem pengolahan limbah cair PT P&G dilakukan secara kombinasi fisik-kimia-biologis. Pengolahan kimia yang digunakan adalah proses koagulasilfiokulasi, sedangkan proses biologis yang digunakan adalah proses lumpur aktif (activated sludge).
Sejalan dengan jumlah produksi yang semakin meningkat dari jumlah limbah cair yang sangat fluktuatif maka kapasitas unit pengolah limbah saat ini mulai tidak sesuai dengan desain awal, sehingga kualitas limbah cair hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu. Instalasi pengolahan air limbah OPAL) didesain untuk mengolah limbah cair dengan debit 60 m3/hari dan beban COD 120 kg/hari, sedangkan kondisi debit yang ada sekarang rata-rata sebesar 100 m3/hari dengan beban COD' 700 kg/hari.
Penelitian dibatasi pada upaya untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi unit pengolah limbah yang sudah ada. Disamping itu dilakukan pengembangan terhadap unit proses biologis yang merupakan gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film. Kombinasi fisik-kimia dan fisik-biologi dilakukan dengan simulasi percobaan laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling optimal dari masing-masing kombinasi tersebut Efisiensi kombinasi proses pengolahan secara fisik-kimia-biologi dilakukan dengan perhitungan komputer berdasarkan efisiensi yang diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair industri permen, kosmetik, dan farmasi; untuk mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair industri dengan proses koagulasilf]okulasi, proses lumpur aktif, dan proses anaerob-aerob; dan untuk mendapatkan kombinasi pengolahan yang sesuai berdasarkan ketiga proses tersebut sehingga efisiensi yang diperoleh memenuhi baku mutu.
Pada penelitian ini metode ex post facto digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair dan efisiensi pengolahan limbah cair yang ada. Metode eksperimental dilakukan untuk mengetahui besarnya efisiensi proses koagulasi dan fiokulasi, proses Lumpur aktif, dan proses anaerobaerob dalam skala laboratorium.
Pengolahan kimia dengan proses koagulasi/flokulasi menggunakan bahan kimia Na2CO3 untuk pengaturan pH, PAC sebagai koagulan, dan polimer anionik sebagai koagulan pembantu. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan dosis optimum koagulan yang digunakan, yaitu Na2CO3 sebesar 600 ppm, PAC sebesar 4000 ppm, dan polimer anionik sebesar 1.5 ppm_ Efisiensi yang diperoleh adalah : zat padat tersuspensi (SS) tebesar 80,3% dan COD sebesar 80;8%. Pengolahan biologis baik dengan proses lumpur aktif maupun gabungan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film dilakukan dengan menggunakan tiga variasi waktu tinggal (detention time), yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa proses iumpur aktif dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 52,01%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 68,29%, dan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 76,22% Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil secara umum menunjukkan perlakukan pemberian aerasi dan pengendapan dalam proses lumpur aktif berpengaruh nyata terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%. Pengolahan limbah cair dengan proses anaerob-aerob dalam reaktor tipe fixed film (AAFBR) dengan waktu tinggal 24 jam dapat menurunkan COD maksimum sebesar 34,94%, dengan waktu tinggal 48 jam sebesar 75,34%, sedangkan dengan waktu tinggal 72 jam sebesar 81,53%.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa persentase penyisihan COD pada proses aerob cenderung menurun dengan bertambahnya waktu tinggal. Sebaliknya dengan proses anaerob, persentase penyisihan COD pada proses aerob semakin meningkat dengan bertambahnya waktu tinggal. Persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses anaerob adalah 48% dengan waktu tinggal selama 16 jam (213 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 24 jam), sedangkan persentase penyisihan COD maksimal yang dicapai dengan proses aerob adalah 79,88% dengan waktu tinggal selama 12 jam (116 dari waktu tinggal keseluruhan di dalam reaktor selama 72 jam). Uji statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil menunjukkan bahwa keseluruhan proses anaerob dan proses aerob memberikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai COD pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan semua penelitian yang dilakukan, temyata efisiensi pengolahan Iimbah cair dengan proses koagulasi/flokulasi (proses fisik kimia), proses lumpur aktif dan proses anaerob-aerob (proses fisik-biologi) yang dilakukan secara terpisah belum dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu limbah yang berlaku. Untuk memperoleh efisiensi pengolahan yang dapat menurunkan beban COD sampai memenuhi baku mutu maka dilakukan penggabungan terhadap ketiga proses tersebut.
Berdasarkan beberapa alternatif kombinasi yang disusun, kombinasi proses koagulasi/flokulasi - proses lumpur aktif (td = 2 hari) - proses aerob dalam 'reaktor tipe fixed film (td = 12 jam) merupakan kombinasi yang dapat diterapkan dalam mengolah limbah cair PT P&G. Kombinasi tersebut dapat mengolah limbah cair dengan kadar lebih dari 7000 ppm (rata-rata kadar COD saat ini), dengan kadar maksimal yang dapat diolah sebesar 8170 ppm.

The Optimization Of Wastewater Treatment Through Physical, Chemical, And Biological Processes ( A Case Study of Candies, Cosmetics, and Pharmaceuticals Industries, PT Procter and Gamble Indonesia, Jakarta)Industry is considered as the main cause of environmental damage because it produces pollutants. Industrial waste can be divided into gaseous, solid, liquids, and sludge forms. Of these different forms, the liquid form or wastewater need special attention because it has potential adverse effects towards the environment. To anticipate the adverse effects towards the environment, the authorities endorse industries to install wastewater treatment plant.
Procter and Gamble Indonesia Ltd. (PT P&G) has a factory located in Jakarta and produce candies, cosmetics, and pharmaceuticals. Wastewater from P&G factory mainly contained high organic materials derived from shampoo production (80% of total wastewater), candies, cosmetics, and pharmaceutical. The system of wastewater treatment of PT P&G is a combination of physical-chemical-biological processes. Coagulation and flocculation processes are used to treat the wastewater chemically, while activated sludge process is used to treat the wastewater biologically.
In line with the increased productivity, thence, the production of wastewater has also increased. Therefore the present capacity of the treatment plant did not meet with the initial design. In addition the quality of the treatment process did not meet the required standard quality. The wastewater treatment plant is designed to treat wastewater with a debit of 60 m3lday and COD load of '120 kg/day, while the present debit and COD load is '100 m3/day and 700 kg/day respectively.
The study is confined to optimize and to increase the efficiency of the present processing unit. In addition, the processing unit is being developed with a biological process which is a combination of anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor. The combination of wastewater treatment by means of physical-chemical and physical-biological processes was conducted by a laboratory experimental simulation in order to achieve the most optimal results from each component of the treatment procedure. Whilst the combination efficiency of physical-chemical-biological processes was conducted by computer calculation based on the efficiency obtained from the experimental results in the laboratory.
The objectives of this research is to study about the characteristics of the wastewater of candies, cosmetics, and pharmaceuticals industries; to examine the efficiency of wastewater treatment with coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes; and to find out the appropriate combination of three treatment type in order to fulfill the required standard quality.
The ex post facto method was used to acquired the proper illustration of wastewater and the the efficiency of the wastewater treatment plant. The experimental method was used to measure the efficiency of coagulation/flocculation processes, activated sludge process, and anaerobic-aerobic processes in laboratory scale.
Chemical treatment by coagulation and flocculation processes used bicarbonate sodium (Na2CO3) to regulate pH (acidity), PAC (poly aluminium chloride) as coagulant and anionic polymer as adjunction coagulant. It was found that the optimal dose was 600 ppm for bicarbonate sodium, 4000 ppm for PAC and 1.5 ppm for anionic polymer. Whereas, the acquired efficiency was 80.3% for suspended solid (SS) and 80.8% for COD. Biological treatment processes both by way of activated sludge and or anaerobic-aerobic processes were conducted with three detention times, i.e. : 24, 48, and 72 hours.
The results showed that activated sludge process at a 24 hours detention time could reduce the maximum COD by 52.01 %. At a 48 hours detention time the maximum COD could be lowered by 68.29% and at 72 hours detention time up to 76.22%. Statistical test with ANOVA followed by the least significance difference (lsd) test, showed that the aeration treatment and sedimentation in activated sludge contributed significantly towards the COD at the 95% confident level. Wastewater treatment with anaerobic-aerobic processes within a fixed film type reactor at a detention time 24, 48 and 72 hours could reduce maximum COD up to 34.94%, 75.34% and 81.53% respectively.
It was observed that the proportion of COD removal in anaerobic process tend to decrease with an increase in detention time. On the other hand, the proportion of COD removal inaerob process has a propensity as the detention time increased. The proportion of maximal COD removal that can be accomplished by anaerobic process was 48 % at a detention time as long as 16 hours (213 of 24 hours total detention time in the reactor), while the proportion of maximal COD removal achieved by aerobic process was 78.88% at a detention time of 12 hours (116 of a total 72 hours detention time in the reactor). Statistical test with ANOVA, followed by the least significance difference (1sd) test indicated that the whole processes of anaerobic-aerobic treatment contributed significantly towards the COD values at the 95 % confidence level.
Of all the studies undertaken, it revealed that the combination of wastewater treatment by coagulation/flocculation processes, activated sludge process, anaerobic-aerobic processes in fixed film type reactor which were conducted separately turned out to be in efficient in reducing COD load meet the required standard of wastewater treatment.
Of the various combination alternatives formulated, the combination of coagulation/flocculation processes -- activated sludge process (Td = 48 hours) - aerobic process in fixed film type reactor (Td =12 hours) is considered as the best combination that can be applied in wastewater treatment at PT P&G. The combination can treat wastewater with a concentration of 7000 ppm (present average concentration of COD); the maximal concentration that could be processes is 8170 ppm.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Supriyanto
"ABSTRAK
Selaras dengan laju pembangunan nasional, pembangunan di sektor industri pun maju dengan pesat. Pembangunan di sektor ini dianggap mampu memberikan nilai tambah secara nasional serta mampu menciptakan lapangan kerja dan mendorong peningkatan teknologi bagi kehidupan manusia. Sebagai realisasi dan konsekuensi kegiatan pembangunan di sektor industri, muncul pula berbagai masalah lingkungan secara langsung maupun tidak langsung berupa pengotoran perairan oleh limbah cair.
Pengamatan menunjukkan bahwa dari berbagai jenis industri, ternyata industri kecil dan industri rumah tangga sangat berpotensi memberikan kontribusi besar pada pengotoran perairan, seperti pabrik tahu. Kondisi yang demikian itu disebabkan oleh berberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan pengusaha tentang pencemaran lingkungan, teknologi proses produksi, serta tidak adanya unit sarana pengolahan limbah cair.
Karakteristik yang khusus dari limbah cair tahu itu adalah suhunya melebihi suhu normal badan air penerima (60-80° C), warna limbah putih kekuningan dan keruh, pH < 7, COD dan padatan tersuspensi tinggi. Padatan tersebut sebagian berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Limbah cair ini di perairan selain berpotensi menimbulkan bau busuk karena proses anaerob pada perombakan protein, lemak, dan karbohidrat oleh mikroorganisme, serta menambah beban pencemaran air.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran limbah cair pabrik tahu pada skala laboratorium. Selain itu secara khusus penelitian ini bertujuan: (1) Menemukan konsentrasi dan waktu kontak yang optimum dari EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (2) Menghitung laju penguraian materi organik dan pertumbuhan mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tabu secara anaerob; (3) Mengamati respirasi endogen mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (4) Menghitung secara kasar biaya pemakaian bahan EM4 untuk penguraian limbah cair pabrik tahu dihubungkan dengan biaya produksi tahu secara keseluruhan.
Menyimak segi pemakaian bahan baku dikaitkan dengan kuantitas limbah, ternyata 1 kg kedelai menghasilkan limbah cair 43,33 kg atau ekivalen dengan 40 liter (kalau BJ limbah = 1,1 kg/dm3). Dengan mempertimbangkan faktor kualitas dan kuantitas limbah cair tahu (60.000 liter/14 jam), penelitian ini dilakukan dengan memberikan EM4 (Effective Microorganisms 4) sebagai aktivator dalam proses penguraian limbah. Berdasarkan uraian tersebut, disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) pemberian EM4 mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (2) waktu kontak mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (3) interaksi antara konsentrasi EM4 dan waktu (kontak) pengamatan mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu.
Penelitian eksperimental yang disusun secara faktorial ini menggunakan rancangan acak lengkap dan dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Percobaan dilakukan dengan 50 kombinasi perlakuan antara waktu pengamatan (t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8, t9, t10) dengan konsentrasi EM4 (0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml). Sampel limbah tahu diambil dari pabrik tahu Desa Kukusan, Depok. Tempat percobaan berupa stoples gelas ukuran 3 liter lengkap dengan tutup. Sampel limbah cair tahu sebanyak 3 liter sebelum dimasukkan ke dalam stoples, terlebih dahulu disaring menggunakan saringan dengan diameter saringan 0,125 mikron supaya seragam. Sesudah itu EM4 ditambahkan ke dalam substrat menggunakan pipet ukur dan stoples ditutup rapat. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan dengan interval 6 jam selama 60 jam pada suhu kamar. Adapun parameter pokok yang diamati dan diukur adalah COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), suhu, pH, dan DO. Data dianalisis dengan menggunakan rumus baku untuk menghitung konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4, sebagai pembantu data dianalisis pula menggunakan anova 2 faktor, regresi berganda menurut Backward, analisis korelasi jenjang menurut Spearman, serta penghitungan biaya pengolahan limbah cair secara kasar.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi dan waktu kontak sangat nyata mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Bahkan interaksi antara konsentrasi dan waktu kontak bersamasama mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Uji lainnya membuktikan bahwa konsentrasi COD berkorelasi positif dengan konsentrasi TSS pada a = 0,05. Hal ini memberikan makna bahwa setiap peningkatan maupun penurunan konsentrasi COD berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi TSS. Korelasi positif juga ditunjukkan antara konsentrasi VA dengan MLVSS pada a = 0,05. Jadi setiap peningkatan dan penurunan konsentrasi VA berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi MLVSS.
Hasil uji statistik dengan regresi berganda menurut Backward dilakukan untuk parameter VA, COD, dan MLVSS. Hasil regresi VA menunjukkan bahwa nilai R2 = 0,9274 dengan persamaan regresi Y = 1770,12 - 211,3 X1 (DO) + 0,03 X2 (Waktu) - 261,96 X3 (pH) - 7,18 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 3 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Pengujian untuk parameter COD diperoleh hasil nilai R2 = 0,9299 dengan persamaan regresi Y = -18163,62 - 13,40 X1 (DO) + 89,67 X2 (Waktu) - 4357,94 X3 (pH) + 1224,87 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 4 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Sedangkan hasil regresi untuk MLVSS diperoleh nilai R2 = 0,9357 dengan persamaan regresi Y = 56,78 - 10,85 X1 (DO) + 0,55 X2 (VVaktu) - 18,83 X3 (pH) - 1,14 X4 (suhu).
Hasil akhir proses penguraian materi organik yang dinyatakan dalam konsentrasi COD (mg/l) pada waktu kontak 60 jam dengan metode batch (tumpak) konvensional adalah antara 2140-2820 mg/l. Meskipun persentase penyisihan COD secara keseluruhan berkisar antara 64,66 % - 73,18 %, namun nilai itu masih berada di atas ambang baku mutu lingkungan air buangan industri golongan III (500 mg/l) di Jawa Barat.
Perhitungan untuk konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada berbagai perlakuan diperoleh hasil bahwa laju penguraian materi organik (pemakaian substrat = rsu) adalah antara 2,3451 - 100,3035 mg/I/jam; laju pertumbuhan mikroorganisme (rg) adalah 2,9630 - 9,2787 mg/I/jam; laju koefisien kematian sel mikroorganisme (kd) adalah antara 0,014-0,036 sel per jam; sedangkan laju pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ') pada penguraian limbah cair pabrik tahu antara 0,0088 - 0,0179 sel per jam.
Perhitungan kasar biaya pemakaian EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu berdasarkan hasil penelitian ini (skala laboratorium) adalah Rp 60.000,- atau 7,5 % dari keuntungan (Rp 798.000,-) per hari.
Akhirnya berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa EM4 (Effective Microorganisms 4) dapat dipakai untuk membantu memecahkan permasalahan limbah cair tahu, yaitu menggunakan metode batch (tumpak) konvensional pada kondisi anaerob. Konsentrasi paling tepat untuk keperluan proses pengolahan limbah cair pabrik tahu pada proses tersebut di atas adalah 1 ml EM4 dalam 1 liter substrat atau setara dengan 1 liter EM4 untuk beban organik limbah 273,6 kg/m3/hari COD.

ABSTRACT
In line with the overall advance of national development, the rate of development in the industrial sector has been rapid. Development in this sector is thought to be able to add value nationally, as well as create jobs and stimulate the appropriate use of technology to enhance the lives of the nation's citizens. As a consequence of activities in this sector, direct and indirect environmental problems have emerged, one form of which is the contamination of water by liquid wastes.
The surveys show that, of the various types of industry, small and home industries, including tofu factories, are the ones that have potential most to water pollution. This is a result of several factors, including a lack of knowledge on the part of the entrepreneurs about environmental pollution, the technology used in the production process, as well as the lack of waste treatment facilities.
Tofu waste has unique characteristics, such as a higher temperature than the water into which it is thrown; a dirty yellowwhite color and a pH of less than 7 with high COD and TSS. This sludge comprises proteins, fats and carbohydrates. Such liquid waste can have a putrid smell due to the anaerobic process of microorganisms, leading to decomposition of the proteins, fats and carbohydrates. The addition of this liquid waste increases also the water pollution levels.
In general, the aim of this study is to understand and suggest solutions for water pollution problems caused by liquid waste from tofu factories, at the laboratory level. In addition, the study has the following objectives: (1) To discover optimum concentration and contact time of EM4 on the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (2) To calculate the rate of decomposition of organic material- and the growth of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (3) To observe the endogen respiration of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (4) To roughly calculate the cost of using EM4 for the decomposition of liquid wastes from tofu factories, related to the overall production cost of tofu.
If we examine the amount of EM4 needed in relation to the quantity of waste, it appears that 1 kg of soy beans results in 43.33 kg of liquid waste, or the equivalent of 40 litres (if the BJ of waste = 1.1 kg/dm3). By considering factors related to the quantity and quality of the liquid wastes from tofu factories, this study undertakes to test EM4 (Effective Microorganisms 4) as an activator in the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories. The hypotheses of the research are as follows: (1) the addition of EM4 influences the rate of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (2) the contact time influences the speed of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (3) The interaction between EM4 concentration and contact time influences the rate of composition of the tofu wastes.
This experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of the Faculty of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with 50 treatment combinations, with contact times ranging from t' to t10 and EM4 concentrations of 0 to 4 ml. Tofu waste samples were taken from the tofu factory in Kukusan Village, Depok. Three-litre stoppered glass jars were used to store the samples. Before being placed in the jars, the three-litre samples were filtered through a filter with a diameter of 0.125 microns for uniformity. The EM4 was added to the concentrate using a measuring pipette and stoppered jars. Observation and sample taking were done at six hour intervals for 60 hours at room temperature. The main parameters that were measured were COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), temperature, pH and DO. The data were analyzed using two-factor variance analysis, Backward multiple regression, Spearman rank correlation analysis, standard formula to find the kinetic constants of the EM4 biochemical reactions and rough calculations of the cost of liquid waste treatment.
The results of the statistical tests indicated that the concentration and contact time significantly influenced the kinetics of EM4 biochemical reactions in the decomposition of liquid tofu wastes, with a = 0.01. The interaction between concentration and contact time also influenced the kinetics of the EM4 biochemical reactions on the liquid tofu wastes, with a = 0.01. The correlation analysis showed a positive correlation between COD and TSS concentrations, with a = 0.05. This means that every increase or decrease in COD concentration is related to a concurrent increase or decrease of TSS concentration. There was also a positive correlation between VA and MLVSS concentrations, with a = 0.05. So every increase or decrease of VA concentration is accompanied by an increase or decrease of MLVSS concentration.
The findings on COD, VA and MLVSS parameters were analyzed with Backward multiple regression. The analysis showed the value of R2 = 0.9274 with the regression equation:
Y = 1770.12 - 211.3 XI (DO) + d.03 X2 (time) - 261.96 X3 (pH) - 7.18 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 3 ml of EM4 to 3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The second finding, for COD, obtained R2 = 0.9299 with a regression equation of Y = -18163.62 - 13,40 X, (DO) + 89.67 X2 (time) - 4357.94 X3 (pH) + 1224.87 X4 (temperature).
This represented the best result for the addition of 4 ml of EM4 to 3 liters of tofu liquid waste concentrate.
The regression analysis of MLVSS obtained a result of R2 = 0.9357 with a regression equation of Y = 56.78 - 10.85 X, (DO) + 0.55 X2 (time) - 18.83 X3 (pH) - 1.14 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 4 ml of EM4 to.3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The final result of the process of decomposition of organic material indicated in the concentration of COD (mg/I) with a contact time of 60 hours, using a conventional batch method, was between 2140 mg/I and 2820 mg/I. Although the percentage of overall COD isolation was in the range 64.66 to 73.18 %, this level is still above the threshold of the environmental quality standard for industrial liquid wastes (category II!).
The calculations for the kinetic constants of EM4 biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (using concentrate rsu) was between 2.3451 and 100,3035 mg/I/hour; the coefficient rate of the decomposition of microorganism cells was between 0.014 to 0.036 cells per hour; while the net growth rate of microorganisms in the decomposition of tofu factory liquid wastes was between 0.0088 and 0.0179 cells per hour.
The rough calculation of the cost of EM4 utilization in the decomposition process of tofu factory liquid wastes was Rp. 60,000 per day, or 7.5% of the daily profit (Rp. 798,000).
Based on this study, it can be concluded that EM4 can be used to ameliorate the tofu liquid waste, that is, using the conventional batch method in anaerobic condition. The most effective concentration for tofu liquid waste treatment is 1 ml EM4 in 1 litre substrate or equivalent to 1 litre EM4 for organic loading of waste 273.6 kg/m3/day COD.;The Kinetics of the Biochemical Reaction of EM4 to Elements of Liquid Waste from a Tofu Factory (A Case Study of Tofu Factory in Kukusan, Depok, West Java)
Number of references: 72 (1977 - 1997)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buntarto Hadi Rakhmanto
"PT. Nagamas Sakti Perkasa merupakan industri cold storage yang mengolah bahan baku udang menjadi produk udang beku. Proses produksi pada industri ini meliputi: pembongkaran dan penerimaan bahan baku, sampling dan penimbangan, pemotongan kepala, pencucian, sortasi, koreksi dan sortasi, penimbangan, perendaman, penimbangan produk, pembilasan, pemberian air dingin, penyusunan inner pan, pembekuan, packing, dan penyimpanan/cold storage. Hingga saat ini, industri ini belum mempunyai instalasi pengolahan limbah cair yang memadai. Limbah cair hanya ditampung pada bak penampungan sementara seterusnya limbah dipompa dan dibuang ke laut.
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan, ditandai dengan tingginya nilai parameter-parameter limbah cair cold storage seperti: TSS = 200, 58 mg/l, BOD = 403,13 mg/l, COD = 855,35 mg/l dan amoniak = 269,035 mg/l dengan debit 135 m_/hari. Konsentrasi dari parameter-parameter yang ada, umumnya berada di atas baku mutu Keputusan Gubemur KDKI Jakarta No. 582 Tahun 1995.
Berdasarkan atas data kualitas dan kuantitas limbah di atas maka perencanaan unit pengolah limbah cair PT. Nagamas Sakti Perkasa yang direncanakan mencakup: screening, oil catcher, bak ekualisasi, bak prasedimentasi, CMAS, bak sedimentasi, sludge thickener, filter press dan sand filter. Dari hasil analisa perhitungan diketahui, untuk membangun instalasi pengolahan limbah diperlukan lahan seluas 80 m dari luas lahan yang tersedia sebesar 2500 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda Rusli
"
ABSTRAK
Kelapa sawit yang termasuk komoditas non-migas andalan di Indonesia, telah berkembang pesat selama Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I). Dengan bertambahnya areal tanaman kelapa sawit akan menambah jumlah industri pengolahannya. Hal ini dapat berdampak negatif bagi lingkungan sebagai akibat dari limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan.
Tujuan penelitian mi adalah melakukan studi evaluasi mengenai Unit Pengolahan Limbah (UPL) Cair industri minyak kelapa sawit yang bertempat di PT. Perkebunan Nusantara Vn-Bekri, Lampung Tengah, merencanakan suatu altematif pengolahan limbah untuk mendapatkan effluen yang memenuhi baku mutu sesuai dengan Kep.03/MENKLH/n/1991, serta mengupayakan kemungkinan adanya usaha untuk minimisasi limbah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pengambilan sample air limbah danjuga mengambil gambar yang sekiranya diperlukan. Karakteristik limbah dari industri minyak kelapa sawit ini tergolong pada limbah yang mengandung limbah organik yang mudah terurai (biodegradable organic) yang berkonsentrasi tinggi. Pengolahan limbah dilakukan secara biologis.
Perencanaan altematif pengolahan limbah industri minyak kelapa sawit ini mencakup saringan (screening), flotasi, bak ekualisasi, prasedimentasi, anaerobic digestion, kolam aerasi (aerated lagoon), sludge thickener dan filter press.
"
1997
S34899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Tissa Azura Putri
"Industri tahu adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar, dan umumnya limbah cair tersebut langsung dibuang kebadan air sungai. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan data primer dengan pengambilan sampel limbah cair pabrik tahu, air bersih yang ada di pabrik tahu, dan disekitar pabrik tahu, dan juga badan air sungai yang berada di sekitar pabrik tahu yang dijadikan tempat pebuangan hasil limbah cair untuk dianalisis. Berdasarkan analisis kualitas limbah cair pabrik tahu memiliki nilai BOD dan COD yang tinggi, sehingga perlu dibuat sisitem pengolahan limbah yang mudah dan murah, sedangkan untuk kualitas air bersih layak digunakan oleh penduduk.

Tofu Industry is one of the industry that produces large amounts of waste water, and the waste water is generally discharged directly into river. This study is an observational study using primary data by sampling tofu waste water, cleanwater at the plant, and near the plant out, and alsor iver water bodies in the vicinity of the plant are used as a waste theresults of effluent to be analyzed. Based on the analysis of the quality of the plant tofu effluent has a BOD and COD values are high, so it needs tobe made easier and cheaper system waste treatment, while the quality of the potable water used by residents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Magdalena Ersan
"PT Perfect Victory Engraving Manufacture merupakan industri elektroplating (lapis Iistrik) yang membuat produk berupa silinder untuk ?rom gravur-e?, dimana di dalamnya terdapat beberapa proses pelapisan yaitu pelapisan nikel, pelapisan tembaga dan pelapisan krom.
Karakteristik air limbah yang dihasilkan secara kualitas, umurnnya ditandai dengan pH yang rendah, boinl suspendid solid tinggi, BOD dan COD tinggi, serta kandungan logam berat seperti nikel, tembaga, dan krom. Konsentrasi dari konstituen pencemzu' umumnya berada di atas ambang batas. Dilakukan proses pengolahan secara fisik-kirnia berdasaxkan rasio BOD/ COD.
Alternatif pengelolaan Iimbah yang mungkin dilakukan adalah dengan modifikasi disain dan operasi pada proses produksi untuk meminimisasi rnasalah yang tirnbul dari limbah yang dihasillcan clan pembuatan unit pengolah limbah secara batch (individual treatment system) dengan proses dasar reduksi-presipitasi. Kemungkinan minimisasi ljmbah di1al
Adapun sistem batch yang dilaksanakan terdiri dari unit bak pengumpul (merangkap bak penangkap minyak dan lemak), tangki batch, sludge filter Serta tangki dosing. Bahan kimia yang digunakan yaitu HzSO4, FeSO4 heknis, Ca(OI-I); heknis dan polimer. Pengolahan sistem batch ini dapat diterapkan karena : kuantiins air limbah yang dihasilkan kecil, adanya keterbatasan lahan, serta murah dan mudah dalam konstruksi, operasional maupun pemeliharaannya. Pembangunan unit pengolah limbah ini dapat diberapkan setelah dilakukan evaluasi anbara unit pengolah Iimbah baru dengan unit pengolah limbah eksisting."
1996
S34632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>