Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Ohmen S. O.
"Berbeda dengan material konstruksi lainnya, kekuatan geser tanah bukanlah suatu nilai yang tetap. Kemampuan tanah dalam menahan tegangan yang mengakibatkan pergeseran pada tanah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah derajat kejenuhan (koefisien B), kandungan mineral yang terdapat pada tanah tersebut dan juga metode pengujian yang dilakukan. Berdasarkan Craig (1987), tanah divisualisasikan sebagai suatu kerangka partikel padat (solid skeleton) yang membatasi pori-pori dimana pori-pori tersebut mengandung air dan/atau udara. Sehingga pada prinsipnya tanah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian padat tanah dan bagian pori/rongga. Jika bagian pori diisi seluruhnya oleh air maka tanah dikatakan berada dalam kondisi jenuh sempurna (koefisien B = 1). Sebaliknya jika bagianpori diisi oleh udara maka tanah dikatakan dalam keadaan kering sempurna (koefisien B = 0). Dari penjelasan di atas dapat didefinisikan bahwa derajat kejenuhan (koefisien B) adalah perbandingan antara volume air dengan volume pori dari suatu tanah. Meningkatnya jumlah air yang dikandung oleh suatu tanah (derajat kejenuhannya meningkat) akan menyebabkan volume tanah meningkat namun kepadatan tanah tersebut akan menurun. Fenomena tersebut dikenal sebagai swelling. Terjadinya penurunan kepadatan tanah akan menyebabkan gaya tarik antara partikel-partikel padat tanah semakin berkurang dan kecendreungan partikel-partikel padat untuk tergelincir dan terguling akan semakin meningkat. Fenoma swelling terjadi hampir pada seluruh jenis tanah. Namun fenomena itu terlihat dengan jelas pada tanah lempung ekspansif. Tanah ekspansif adalah bagian dari tanah lempung yang banyak mengandung mineral lempung montmorilonit. Mineral lempung montmorilonit inilah yang menyebabkan faktor swelling pada tanah lempung. Semakin banyak mineral montmorilonit yang dikandung oleh suatu tanah lempung maka faktor swellingnya akan semakin besar. Mineral lempung montmorilonit adalah mineral lempung yang mempunyai struktur dasar sebuah lembaran alumina oktahedron yang diapit oleh dua lembaran silika tetrahedron yang mana ruangan diantara kombinasi-kombinasi lembaran diisi oleh molekuk air dan kation-kation (dapat diganti) selain potassium. Kekuatan ikatan antara kombinasi-kombinasi lembaranini sangat lemah. Pada montmorilonite dapat terjadi swelling bila ada penambahan air yang terserap di antara kombinasi-kombinasi lembaran tersebut. Untuk mengetahui pengaruh dari derajat kejenuhan (koefisien B) terhadap parameter kekuatan geser tanah lempung ekspansif Karawang, Jawa Barat dilakukan pengujian Triaksial Consolidated Undrained (sesuai ASTM D4767-88). Pada metode pengujian dalam kondisi consolidated undrained ini, pengaliran pada contoh tanah diperbolehkan di bawah tekanan sel tertentu hingga proses konsolidasi selesai. Kemudian dilakukan proses kompresi hingga contoh mengalami keruntuhan. Pada pengujian ini, derajat kejenuhan tanah (nilai koefisien B) dibuat berbeda-beda yaitu mendekati 0,5; 0,7 dan 1. Dan untuk setiap nilai koefisien B, setiap contoh tanah (3 contoh tanah) diberi tekanan konsolidasi isotropis masing-masing sebesar 20, 40 dan 60 kPa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Dany Eviliana
"Tanah merupakan elemen dasar dari suatu struktur pada dunia konstruksi. Segala bentuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan dunia teknik sipil memerlukan daya dukung tanah yang cukup guna mendukung beban struktur yang bekerja diatasnya. Karakteristik tanah berbeda - beda sesuai dengai mineral penyusunnya. Salah satu jenis tanah yang memiliki karakteristik unik dan memerlukan perhatian yang lebih yaitu tanah ekspansif. Jenis tanah ini memiliki perilaku yang unik dan khusus dikarenakan potensi kembang-susut yang begitu besar sebagai akibat dari besarnya fluktuasi perubahan kadar air lapangan pada perubahan musim.
Untuk mengantisipasi daya dukung tanah ekspansif yang rendah maka dilakukan upaya perbaikan tanah. Salah satu upaya perbaikan tanah dapat dilakukan dengan stabilisasi tanah menggunakan bahan stabilisasi berupa kapur. Kadar kapur yang digunakan dalam percobaan laboratorium adalah 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil pengujian Batas Atterberg terjadi kenaikan nilai batas susut dan batas plastis. Ketika nilai batas plastis bertambah, maka nilai batas cair akan mengalami penurunan seiring dengan penambahan variasi kadar kapur, hingga nilai indeks plastisitasnya semakin berkurang. Dari berbagai kadar kapur diatas, digunakan kadar kapur 10% sebagai bahan tambahan untuk pengujian analisa saringan butiran, pemadatan dan triaksial terkonsolidasi takterdrainasi.
Pengujian pemadatan dengan standard proctor menunjukan kadar air optimum mengalami kenaikan dari tanah asli (31,97%) dengan tanah yang diberi kapur 10% (36%). Berbanding terbalik dengan nilai kerapatan kering tanah maksimum.  dry mengalami penurunan seiring dengan penambahan 10% kapur sebesar 12,88 kN/m3 menjadi 12,45 kN/m3. Pengujian triaksial terkonsolidasi takterdrainasi dilakukan dengan variasi derajat saturasi B = 1; 0,8 dan 0,6. Tekanan sel efektif yang diberikan adalah 100 KPa, 150 KPa dan 200 KPa. Pengujian dilakukan pada tanah asli dengan variasi B = 1 dan B = 0,8 serta tanah dengan tambahan 10% kapur dengan variasi B = 1; 0,8 dan 0,6.
Hasil pengujian pada tanah asli diketahui bahwa semakin jenuh tanah maka nilai sudut tahanan gesernya akan semakin besar dan berbanding terbalik dengan nilai kohesi yang didapatkan. Pada tanah dengan tambahan 10% kapur, nilai sudut tahanan geser semakin berkurang sedanngkan nilai kohesi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya derajat kejenuhan.

Land is the basic element of a structure in the construction world. All the construction related to the world of civil engineering require good soil bearing capacity to support structural loads are working on it. The Differences of soil characteristics according to their constituent minerals. One type of soil that has unique characteristics and requires the attention is an expansive soil. This type of soil has a unique and special behavior because of potential losses are so large as a result of fluctuations in ground water level changes.
In anticipation of expansive soil bearing capacity is low, the soil improvement efforts is used. One of soil improvement efforts can be done by using a soil stabilization materials such as lime stabilization. Levels of lime used in laboratory experiments is 5%, 10%, 15% and 20%. The results of atterberg limits test increased value of shrinkage limit and plastic limit. When the plastic limit value increased, the values of liquid limit will be decrease with the addition of lime variation, up to the value of plasticity index decreases. From the various levels of lime above, lime 10% is used as an additive for sieve analysis, compaction and triaxial consolidated undrained test.
Compaction test showed optimum water content increased from the original soil (31,97%) with soil 10% lime (36%). Inversely proportional to the value of maximum soil dry density.  dry decrease with the addition of 10% lime at 12,88 kN/m3 to 12,45 kN/m3. The test of triaxial consolidated undrained did by the variation of the degree of saturation B = 1; 0,8 and 0,6. The effective cell pressure is given 100 KPa, 150 KPa and 200 KPa. Trixial consolidated undrained tested on the original soil with variation B = 1 and 0,8 and the soil 10% lime with variation B = 1; 0,8 and 0,6.
The results on origin soils are known that more saturated the soil shear resistance angle values will be increase and inversely proportional to the value obtained cohesion. Inversely with the addition of 10% lime.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zaki Abdulghani
"Kuat geser tanah ekspansif merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan sehingga penggunaan pasir dan semen sebagai bahan stabilisasi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan geser tanah ekspansif. Dalam tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah terganggu di daerah Cikarang, Jawa Barat yang dicampur dan tidak dicampur dengan pasir dan semen yang kemudian dipadatkan kembali pada kadar air optimum sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari penambahan bahan stabilisasi diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; tegangan deviatorregangan; perubahan tekanan air pori-regangan; dan volume spesifik-tegangan efektif kemudian akan dibandingkan hasilnya antara kedua kondisi. Penambahan bahan stabilisasi membuat kekuatan geser tanah ekspansif menjadi cenderung meningkat karena semen membuat ikatan antar partikel tanah semakin menguat dan pasir membuat tanah menjadi semakin padat.

The shear strength of expansive soil is one of the factor that important to know in foundation engineering and road construction subgrade, then using sand and cement as a stabilization material is hopefully can can improve the shear strength of expansive soil. In this final assignment, method of research used disturbed soil sample from Cikarang, Jawa Barat that will be mixing and not mixing with sand and cement that compacted in the optimum water content condition before triaxial CU test. Effect of stabilization matter will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; deviatory stress-strain; excess pore water pressure-strain; and specific volume- effective stress, finally the result for each condition will be compared. Stabilization matter addition make increasing on shear strength of expansive soil because cement make the bond between soil particle become stronger and sand make the soil become denser."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triyunita Utami
"Kolom semen merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kekuatan geserpada tanah dengan daya dukung rendah, kompresibilitas tinggi, atau kekuatan geser rendah. Untuk mengetahui pengaruh kolomsemen pada tanah, dilakukan pengujian di Laboratorium menggunakan alat Triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi (TriaksialCU). Contoh tanah yang digunakan adalah tanah kaolin yang telah mengalami tekanan prakonsolidasi 100 kPa. Contoh tanahdilubangi pada bagian tengahnya dengan diameter 5 mm,sedalam 50 mm. Lubang ini kemudian dimasukkan cairan semen dengan w/c = 0,5 dan dilakukan pemeraman selama 7, 14, dan 21 hari.Setelah masa pemeraman selesai, dilakukan pengujian TriaksialCU.Hasil pengujian menunjukkan bahwa contoh tanah dengan kolomsemen mengalami peningkatan kekuatan geser dibandingkan dengan contoh tanah asli. Lamanya waktu pemeraman kolomsemen juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kekuatan geser tanah kaolin.

Cement columnisone effortfor improving theshearstrengthofsoilwithlowbearing capacity, highcompressibility, or lowshearstrength. Todetermine the effectof cement column in soil, a laboratorytest was conducted using Triaxialapparatus under consolidated undrained (Triaxial CU)condition. Soil sampleused waskaolinethat has pra consolidation pressure100 kPa. Soil samples werehole atits centerwith adiameter of 5mm, 50mmdeep. The holeistheninsertedcement withw/c=0.5andcuringfor 7, 14, and21 days. Afterthecuringis done, the TriaxialCU testingcan be impelmented. The test resultsshowedthatsoilsampleswith cement columnhas an increasedshearstrengthcomparedwiththe soil sampleswithout cement column. The length ofcuring timeof cementcolumnsalsogivean effectto theincreasedinshear strength of kaoline soil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50601
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dibuat seimogram sintetik pantul yang melibatkan faktor kualitas Q dalam ragam CDP atau CMP (CDP or CMP gather) untuk model dua lapis beserta estimasi Q baliknya. Hasil estimasi dengan menggunakan Vnmo memberikan nilai Q model dengan kesalahan relatif kurang dari 5%, dan estimasi dengan menggunakan Vmodel memberikan kesalahan relatif sekitar 10 %. Dalam simulasi ini tampak adanya gejala ketidakpastian antara besaran kecepatan V dengan besaran faktor kualitas Q yang masih perlu dikaji lebih jauh."
JURFIN 2:7 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Teguh Prasojo
"Tanah ekspansif memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi kembang susut yang besar. Untuk tugas akhir ini, proses stabilisasi dilakukan dengan mencampur kapur dan pasir pada tanah lempung ekspansif. Bahan stabilisator kapur merupakan bahan yang umum dipakai dalam stabilisasi tanah untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan. Kedua bahan ini juga termasuk material murah dan mudah didapat. Beberapa penelitian serupa sudah pernah dilakukan, namun tidak menggabungkan dua jenis bahan stabilisasi yaitu pasir dan kapur yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Komponen kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dan kohesi akan diamati melalui uji triaksial CU yang akan dianalisis dengan metode Critical State Concept.
Uji Unconfined dilakukan untuk melihat pengaruh lama pemeraman terhadap kuat geser tanah campuran. Penelitian dilakukan di laboratorium mekanika tanah FTUI dengan menggunakan contoh tanah yang diambil dari Cikarang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap tanah ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasi dengan pasir dan kapur yang meliputi pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah dan perilaku kuat geser. Perilaku yang ditunjukkan oleh tanah campuran yaitu penurunan indeks plastisitas, kenaikan sudut geser dan penurunan nilai kohesi.

Expansive soils have a relatively low carrying capacity and potential for developing large shrinkage. For this final report, the process of stabilization was done by mixing lime and sand on expansive clay. Lime stabilizer material is a material commonly used in soil stabilization for improving basic soil properties. Both materials also include cheap and easily obtainable materials. Several similar studies have been done, but do not combine the two types of materials are sand and lime stabilization, each of which has different characteristics. Components of shear strength of the shear angle and cohesion will be observed through the CU triaxial tests to be analyzed with Critical State Concept method.
Unconfined test was conducted to observe the effect of curing time on the shear strength of soil mixture. Research conducted at the University of Indonesia soil mechanics laboratory using soil samples taken from Cikarang, West Java. Research carried out on expansive soil before and after stabilization with sand and lime that includes testing of soil physical properties and shear behavior. The behavior shown that soil plasticity index decrease, increase in friction angle and cohesion impairment.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50584
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vandemora
"Penelitian ini merupakan studi awal mengamati pengaruh siklus basah kering terhadap potensi mengembang dan kuat geser tanah lempung ekspansif Cikarang, Jawa Barat dengan dan tanpa campuran semen dan pasir. Sampel tanah uji dipadatkan pada kadar air optimum standard proctor, kemudian dilakukan uji One Dimension Swelling Method dan uji triaksial CU. Untuk satu siklus, dilakukan proses pembasahan selama 4 hari dan pengeringan 3 hari udara tanpa pengecekan kadar air optimum awal. Efek dari siklus basah kering adalah terjadi penurunan potensi mengembang dan meningkatnya kuat geser baik untuk kondisi tanah asli dan tanah campuran.

This research was a preliminary study that investigated the effect of drying-wetting cycle on the swelling potential and the shear strength of the expansive clay sample, which had been taken from Cikarang, West Java, with and without adding the mixture of cement and sand. The expansive clay sample was compacted at the standard proctor optimum moisture content and tested by using the one dimension swelling method and triaxial CU test afterwards. One cycle consists of 4 days of wetting process and 3 days of natural drying process, without the initial optimum moisture content being considered. The effect of drying-wetting showed the decreasing potential of the clay to swell and the increasing shear strength of the expansive clay on both the original expansive clay and the expansive clay with the cement and sand mixture."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50678
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Comite National Francais De Geologie
Paris : Louis Jean, 1994,
R 550.501 6 Com i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Beiser, Arthur
New York: McGraw-Hill Irwin, 1975
550 BEI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>