Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sedikitnya penelitian tentang bata merah pejal (Solid Clay Brick) di Indonesia disebabkan oleh tingginya faktor kesulitan dalam menentukan parameter mekanik bata tersebut. Penelitian kali ini dilakukan untuk mencari parameter mekanik bata pejal Cikarang yaitu; Modulus Elastisitas Dinamis, Modulus Geser Dinamis, dan Nisbah Poisson dengan menggunakan metode Non Destructive Test. Alat non destructive yang digunakan adalah Ultra Sonic Scope dan Young's Modulus Rigidity Meter yang terdapat di Laboratorium Struktur Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kedua alat ini sangat mengandalkan kondisi fisik dari benda uji guna mendapatkan hasil yang akurat. Kehomogenan dan tingkat kepadatan menjadi faktor penentu utama. Bata pejal Cikarang memiliki sifat yang tidak homogen. Pengaruh kulit padi (sekam), sebagai bahan campuran sedikit banyak membawa andil terjadinya lubang di bagian dalam bata saat dibakar. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Ultra Sonic Scope didapat nilai-nilai parameter mekanik yang cukup logis dibandingkan dengan nilai referensi yang ada. Dari nilai rata-rata kasarnya dihasilkan Nisbah Poisson sebesar 0,17, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , Eo = 49.382 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 21.250 kg/cm_. Jika digunakan Young's Modulus Rigidity Meter dihasilkan nilai rata-rata kasar Nisbah Poisson sebesar 0,535, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , ED = 34.168 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 1.214 kg/cm_. Sedangkan dari referensi diketahui bahwa nilai Nisbah Poissonnya mencapai 0,20, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , ED = 100.000 - 240.000 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 41.667 - 100.000 kg/cm_. Dilihat dari hasil yang didapatkan, maka pada contoh kasus bata pejal Cikarang ini, alat Ultra Sonic Scope lebih akurat dibanding dengan Young's Modulus Rigidity Meter seningga nilai yang didapat dari Young's Modulus Rigidity Meter untuk bata pejal ini tidak dapat digunakan, Satu hal yang dapat digunakan sebagai hipotesis awal adalah meningkatnya kuat tekan bata sebanding dengan semakin besarnya cepat rambat gelombang Ultra Sonic Scope pada bata. Selain itu, melalui penggunaan Young's Modulus Rigidity Meter yang memang begitu peka, dapat disimpulkan bahwa ada ketidakhomogenan pada sebagian besar bata yang diuji. Dan dilihat dari berbedanya nilai parameter mekanik dari masing-masing bata dapat dikatakan bahwa pembuatan bata pejal Cikarang belum terstandard."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This multi-contributed volume provides a practical, applications-focused introduction to nonlinear acoustical techniques for nondestructive evaluation. Compared to linear techniques, nonlinear acoustical/ultrasonic techniques are much more sensitive to micro-cracks and other types of small distributed damages. Most materials and structures exhibit nonlinear behavior due to the formation of dislocation and micro-cracks from fatigue or other types of repetitive loadings well before detectable macro-cracks are formed. Nondestructive evaluation (NDE) tools that have been developed based on nonlinear acoustical techniques are capable of providing early warnings about the possibility of structural failure before detectable macro-cracks are formed. This book presents the full range of nonlinear acoustical techniques used today for NDE. The expert chapters cover both theoretical and experimental aspects, but always with an eye towards applications. Unlike other titles currently available, which treat nonlinearity as a physics problem and focus on different analytical derivations, the present volume emphasizes NDE applications over detailed analytical derivations. The introductory chapter presents the fundamentals in a manner accessible to anyone with an undergraduate degree in Engineering or Physics and equips the reader with all of the necessary background to understand the remaining chapters. This self-contained volume will be a valuable reference to graduate students through practising researchers in Engineering, Materials Science, and Physics."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509321
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widyadhana
"Perkembangan teknologi alat investigasi mutu struktur bangunan beton terus berkembang digunakan untuk melakukan pengujian dalam mengevaluasi tulangan dan ketebalan selimut beton dalam beton bertulang tanpa merusak struktur (Non Destructive Test). Alat yang umum digunakan yaitu Profometer dan Ultraportable Ground Penetrating Radar. Dengan perbedaan prinsip kerja, dalam penelitian ini dilakukan studi evaluasi ketebalan selimut beton, identifikasi tulangan dan material isolator, dengan membandingkan hasil pengujian alat profometer, ultraportable ground penetrating radar terhadap struktur pelat lantai ukuran 2x2 m, Hasil pengujian ground penetrating radar dapat divisualisasikan 3D dengan waktu singkat dan lebih diandalkan pendeteksian tulangan bertumpuk juga material isolator. Adapun alat untuk mengukur kecepatan rambat dalam beton menggunakan prinsip transmisi ultrasonik yaitu ultrasonic pulse velocity dan prinsip  pulsed echo method (PE) yaitu ultrasonic tomograph portable yang digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan pembacaan pancaran gelombang longitudinal dan transversal pada struktur pelat lantai beton. Tampilan pemrosesan data ultrasonic tomograph portable menggunakan teknologi SAFT (synthetic aperture focusing technique) sehingga selain dapat menghasilkan kecepatan shearwave alat ini dapat menentukan tulangan. Hasil pengujian ultrasonic tomograph portable menunjukkan kecepatan yang lebih konstan dibandingkan ultrasonic pulse velocity dengan konfigurasi indirect pada struktur pelat beton.

The development of technology for investigating the quality of concrete structures continues to develop and used to evaluate reinforcement and thickness of the concrete cover in reinforced concrete without damaging the structure (Non Destructive Test). Commonly used tools are Profometer and Ultraportable Ground Penetrating Radar. With different working principles, in this research, a study of the thickness evaluation of the concrete cover, identification of reinforcement and insulating material was carried out, by comparing the results of the profometer, GPR to the 2x2 m floor slab structure. The results of the GPR can be visualized in 3D in a short time and more reliable in detecting stacked reinforcement as well as insulating material. The tool to measure the propagation speed in concrete uses the ultrasonic transmission principle, ultrasonic pulse velocity and the pulsed echo method principle, the ultrasonic tomograph portable used in this study to compare the readings of longitudinal and transverse waves on the concrete floor slab structure. Ultrasonic tomograph portable data processing uses SAFT technology, in addition producing shearwave speed, this tool can determine reinforcement. The results of the ultrasonic tomograph portable show more constant speed than the UPV with indirect configuration on the concrete slab structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soca Fahreza Isma'i
"PT. SBI (Solusi Bangun Indonesia) merupakan salah satu anak perusahaan induk pabrik produksi semen se-Indonesia yang memiliki bisnis utama dalam produksi semen. Pabrik milik Owner/Client ini terletak di garis pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur dan terletak sekitar 30 km ke arah barat Kota Tuban. Owner/Client sudah memiliki pabrik produksi yang mengoperasikan 2 tungku pembakar produksi yang masing-masing berkapasitas 1.7 juta semen ton per tahun (total produksi sekitar 3.4 juta semen ton per tahun) yang terdiri dari beberapa type semen yaitu PPC (Portland Pozzolona Cement), OPC (Ordinary Portland Cement), dan RFP (Recycled Fine Powder). Pabrik milik Owner/Client juga memiliki berbagai infrastruktur pendukung produksi semen diantaranya adalah existing jetty & trestle dengan kapasitas 15.000 DWT dengan berbagai sistem peralatan yang ada. Dengan adanya peluang bisnis untuk ekspor semen tipe V dengan volume 500.000 tpa (ton per tahun) pada tahun 2023 maka Owner/Client memerlukan pembagunan fasilitas infrastruktur baru untuk menunjang hal tersebut. Kontraktor PT. Hutama Karya telah memenangkan tender proyek tersebut dengan nilai kontrak total sebesar 1.1 Trilliun Rupiah yang mana terdiri dari beberapa paket pekerjaan antara lain yaitu; a. pembagunan struktur/penambahan jetty & trestle kapasitas 50.000 DWT dengan dimensi trestle yang sudah ada adalah 13 x 260 m2 serta dimensi penambahan platform jetty 30 x 250 m2, b. bangunan pendukung operasional untuk penambahan platform jetty berupa 1 (satu) compression room, 1 (satu) electrical room, 1 (satu) operator room, dan 1 (satu) office building, c. berbagai bagunan silo yaitu 1 (satu) blending silo kapasitas 1 x 8.000 tons, 1 (satu) clinker silo kapasitas 1 x 15.000 tons, 2 (dua) cement silo kapasitas 2 x 18.000 tons, d. bangunan pendukung di dalam pabrik termasuk 1 (satu) ruang kompresor blending silo area, 1 (satu) ruang kompresor cement silo area, 1 (satu) ruang elektikal di cement silo area. e. berbagai transport system termasuk tube conveyor dan air slide, f. berbagai instalasi peralatan control instrument dan elektrikal. Pada Laporan Praktek Keinsiyuran dengan judul “Analisis dan Evaluasi Perbandingan Desain Struktur Bottom Air Slide Cement Silo Dan Top Air Slide Cement Silo Pada Proyek Perluasan Cement Production Plant” penulis hendak menjabarkan dan akan menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut.

PT. SBI (Solusi Bangun Indonesia) is a company entity under holding company of the biggest cement production which its core business is producing cement. Owner/Client’s production plant is located at north java coastal line precisely at Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur located at about 30 kilometers toward west side of Tuban City. Owner/Client’s production plant has existing production plant that operating 2 production kiln and having capacity reaching 1.7 milion cement tonne per annum (total production of 3.4 million cement tonne per annum) and producing several type of cement incl. PPC (Portland Pozzolona Cement), OPC (Ordinary Portland Cement), dan RFP (Recycled Fine Powder). Owner/Client’s production plant has several existing infrastructures for supporting cement production including existing jetty & trestle with capacity of 15.000 DWT with various equipment system. There is a business opportunity for exporting cement type V within 500.000 tpa (tonne per annum) capacity in year 2023, thus Owner/Client need to build new facilities to achieve production target. Contractor PT. Hutama Karya had won the tender project for amount IDR 1.1 Trillion consist of several job packages including; a. constructing jetty & trestle extension capacity 50.000 DWT with dimension extension trestle of 13 x 260 m2 and dimension extension jetty platform of 30 x 250 m2 , b. supporting building for operational of extension jetty platform consist of 1 (one) compression room, 1 (one) electrical room, 1 (one) operator room, and 1 (one) office building, c. various silos building consist of 1 (one) blending silo capacity 1 x 8.000 tons, 1 (one) clinker silo capacity 1 x 15.000 tons, 2 (two) cement silo capacity 2 x 18.000 tons, d. supporting building for operational inside plant consist of 1 (one) compressor room blending silo area, 1 (one) compressor room cement silo area, 1 (one) electrical room cement silo area. e. transport system incl. tube conveyor system, f. electrical installation & process control. In this field report titled “Analisis dan Evaluasi Perbandingan Desain Struktur Bottom Air Slide Cement Silo Dan Top Air Slide Cement Silo Pada Proyek Perluasan Cement Production Plant” author would like to explain detailed about those subjects. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asterina Zarnia
"ABSTRAK

Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.


ABSTRACT

Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kartini
"Dalam upaya pengendalian harga dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan pasokan semen di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada kondisi dimana produksi semen di dalam negeri masih terbatas dalam memenuhi kebutuhan nasional, pasokan semen impor cukup berperan untuk mensupply kebutuhan tersebut. Guna pengamanan ketersediaan stok semen di dalam negeri sehingga tidak terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga semen telah dikeluarkan beberapa kebijakan Pemerintah dalam penentuan harga (harga eceran tertinggi/HET dan kernudian Harga Pedoman Setempat/HPS) menurut wilayah pemasaran tertentu serta diatur dan diawasi pelaksanaan ekspor semen yang dapat mengakibatkan terganggunya stok semen dalam negeri.
Semakin berkembangnya industri semen dengan didirikannya pabrik semen baru baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah di beberapa wilayah, peranan semen impor semakin berkurang dan terjadi pergeseran produksi semen selain memenuhi kebutuhan dalam negeri juga dipasarkan ke luar negeri dengan tingkat harga yang cenderung lebih menguntungkan.
Berkenaan dengan penulisan tesis ini, akan dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan semen dan ekspor semen yang dapat berakibat terganggunya pengadaan semen di dalam negen serta upaya pencapaian efektifitas dan efisiensi distribusi semen. Pengumpulan data diperoleh melalui instansi terkait dan lembaga-lembaga lainnya yang turut terlibat dalam distribusi semen. Sedangkan alat analisis data yang digunakan antara lain analisis regresi berganda dengan bantuan komputer melalui Program Statistical Package Social Science (SPSS) dan Program Linier (Model Tranportasildengan bantuan komputer melalui Program Quantitative System for BusinessPlus (QSB+). Dari hasil analisis dalam penelman ini disimpulkan bahwa permintaan semen seoara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi nasional antara lain perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), investasi Nasional dan Nilai Tambah Bruto sektor konstruksi. Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang semakin membaik dan bagi para produsen atau peiaku niaga semen diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Disamping itu guna tercapainya efisiensi dan efektifitas distribusi semen, hendaknya ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam menunjang kelancaran distribusi semen agar pemasaran semen dapat terlaksana sesuai mekanisme pasar yang mengarah pada persaingan bebas."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oktavianus Ardhian Nugroho
"ABSTRAK
Teknik untuk mengetahui RFL remaining fatigue life memiliki beberapa cara antara lain dengan teknik thermography. Dalam studi ini telah dilakukan completely rotating bending fatigue testing sesuai dengan standart JIS Z2274 untuk mengukur nilai Nf Fatigue Life dan untuk mengestimasi nilai RFL dengan teknik thermography. Selama pengujian dengan teknik thermography, perubahan temperature benda uji pada titik kritis diukur dengan menggunkan infrared kamera. Dari hasil pengukuran perubahan temperature tersebut telah dilakukan estimasi nilai RFL. Material yang dipakai adalah S45C. Pengujian dilakukan dalam putaran 1600 rpm dengan kondisi suhu lingkungan 25 C. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa nilai RFL hasil estimasi dengan teknik thermograpy sangat mendekati dengan nilai RFL hasil pengujian.

ABSTRACT
There are several techniques to estimate the RFL remaining fatigue life such as thermography techniques. In this study, rotating bending fatigue testing has been done completely with the standard JIS Z2274 to measure the value of Nf Fatigue Life and to estimate the value of the RFL using thermography techniques. During the testing with the techniques, the positive of temperature gradient of the specimen at the critical point is measured by using the infrared camera. From the result of temperature change, the RFL value can be estimated. The material used is S45C. The test is carried out in 1600 rpm with ambient temperature of 25 C. Finally, it can be concluded that the estimated RFL value with thermograpy technique is very close to the value of RFL test result."
2017
T49151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah
"Kolom merupakan salah satu elemen struktur terpenting, dimana selain berfungsi sebagai penyangga, kolom juga mempunyai fungsi untuk menyalurkan beban dari atap dan lantai ke pondasi. Selain dinding, kolom pada bangunan perumahan terbuat dari pasangan batu bata. alasan pemakaian material batu bata antara lain harga yang lebih murah dan karena segi arsitektur.
Walaupun banyak kolom yang terbuat dari pasangan batu bata namun penelitian mengenai karakteristik struktur kolom pasangan batu bata masih jarang dilakukan. Peraturan yang terdapat di Indonesia yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia) yang membahas mengenai struktur yang terbuat dari pasangan batu bata hanya berupa struktur dinding, sedangkan struktur kolom belum dibahas.
Kolom yang digunakan terdiri dari 4 tipe yaitu : kolom biasa dimana batu bata penyusunannya tidak mengalami pemotongan terlebih dahulu, kolom biasa dimana batu bata telah mengalami pemotongan terlebih dahulu, kolom yang diberi plesteran dan kolom yang diberi kamprot sebelum diplester. Kolom-kolom tersebut diberi beban tekan secara monotonik dan siklik. Pada penelitian ini, mortar yang digunakan memiliki perbandingan berat 1 air : 1 semen : 4 pasir.
Dari hasil pengujian kolom selain diperoleh pola retak dan perubahan bentuk pada benda uji juga diperoleh parameter-parameter mekanik kolom pendek pasangan batu bata antara lain: nilai kuat tekan, nilai Poisson rasio, nilai displacement, nilai regangan arah lateral maupun aksial, nilai modulus elastisitas dan modulus geser.
Model pembebanan siklik mempunai beban maksimum lebih besar dibandingkan beban monotonik. Kondisi batu bata penyusun kolom mempengaruhi parameter mekanik kolom itu sendiri, kolom yang tersusun dari batu bata yang belum dipotong terlebih dahulu dapat memikul beban maksimum lebih besar dibandingkan dengan kolom yang tersusun dari batu bata yang telah mengalami pemotongan terlebih dahulu. Kamprot dan plesteran memberikan sumbangan kekuatan pada kolom pasangan batu bata, namun pola retak yang terjadi pada kolom yang hanya diberi plesteran tidak teratur dan berpetak-petak. Mortar dengan perbandingan berat 1 : 1 : 4 dapat dikategorikan dalam mutu K-200."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>