Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Haviv
"Dalam struktur balok beton bertulang, untuk meningkatkan atau memperbaiki kekuatan lenturnya dilakukan berbagai macam perkuatan. Baik itu yang merupakan perkuatan dalam maupun perkuatan luar. Salah satu bahan yang kini cukup diminati penggunaannya sebagai perkuatan luar ialah fiber aramid. Bahan ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan bahan retrofitting lainnnya antara lain kuat lentur yang cukup tinggi, murah dan pemakaiannya yang cukup mudah. Penelitian ini meneliti mengenai penggunaan lembaran fiber aramid (merupakan salah satu produk Fosroc International Limited dengan merek dagang Renderoc FR10) yang terbuat dari bahan Kevlar, dan akan menganalisa sejauh mana kinerja fiber aramid ini dapat meningkatkan kekuatan lentur suatu struktur balok beton bertulang dengan kondisi tertentu. Penelitian ini menganalisa balok beton bertulang dengan kondisi menggunakan kuat ekan lebih rendah dari kapasitas desain (balok C), menggunakan jumlah luas tulangan tarik lebih kecil dari kapasitas desain (balok D) dan balok beton tanpa tulangan (balok A) yang ketiganya telah mendapatkan perkuatan oleh bahan fiber aramid, kemudian membandingkan kekuatan lentur maksimumnya dengan kekuatan lentur maksimum benja uji pembanding (balok B). Dari penelitian ini secara umum disimpulkan bahwa penambahan perkuatan pada ketiga benda uji secara signifikan memberikan kenaikan kekuatan lentur maksimum pada balok C (52,4%) dan balok D (52,4%) dibandingkan dengan balok B. Sedangkan balok A dengan perkuatan dapat dengan baik melewati batas hancur balok beton tanpa tulangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Permono
"Beton merupakan material yang paling sering digunakan dalam konstruksi saat ini. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh struktur beton, aka tetapi beton juga memiliki kekurangan Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan beton mengalami keretakan, salah satunya adalah overloading. Beton yang telah runtuh akan mengalami pengurangan kekuatan, dengan demikian haruslah dilakukan suatu proses perbaikan guna mengembalikan atau bahkan meningkatkan kekuatan beton. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai salah satu metode perbaikan beton yang telah runtuh akibat overloading. Perbaikan yang dilakukan akan menggunakan bahan perbaikan Concresive 1438 dan Injection Resin LPL dan ditambah bahan perkuatan M-Brace CF 130. Penelitian lebih lanjut mengenai bahan perbaikan ini diperlukan, karena bahan perbaikan tersehut harus memenuhi seluruh persyaratan mutu pelaksanaan pekerjaan, syarat kekuatan dan keandalan struktur. Parameter yang diamati adalah perilaku balok beton pada kondisi sebelum diperbaiki yang menyangkut kuat lentur, kuat tarik, kuat geser, tegangan-tegangan, defleksi, pola keruntuhan dibandingkan dengan balok beton yang telah diperbaiki dengan material tersebut.

Nowadays, concrete is the most used material in Construction. There are so many advantages using this material, but on the other hand, concrete also has some weaknesses. Some kind of factors can cause crack, for example is overloading. The strength of damaged/failed concrete stmcture will be decreased. So repairment process is needed to retum or even increase its strength. In this final assignment will represent one of repairment method of concrete structure which had been suffered failure caused by overloading. Repairment is using repair material Concresive 1438 and Injection Resin LPL and strengthening material M-Brace CF 130. This experiment is needed to approve that these materials should fulfill all ofthe criterias, such as quality, strength, and structures reliability. Parameter noticed are the perfomtanoes of the concrete beam before and alter repairment, including flexural strength, tensile strength, shear strength, stress-strain, deflection,and crack pattern."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S35234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Johnson Fernando
"Daerah sambungan balok kolom pada struktur gedung beton bertulang merupakan bagian sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur. Pada saat terjadinya gempa bumi daerah joint balok-kolom akan mengalami tegangan geser yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan yang pada akhirnya dapat menyebabkan keruntuhan struktur secara keseluruhan. Pada pertemuan balok-kolom dibagian tepi luar portal kekuatan sambungan sangat dipengaruhi oleh penjangkaran tulangan. Agar suatu sambungan balok-kolom dapat bertahan selama terjadinya gempa bumi, untuk perencanaan bangunan pada daerah rawan gempa digunakan metode perencanaan dengan konsep desain kapasitas, dimana kerusakan bangunan pada saat terjadinya gempa bumi terjadi terlebih dahulu pada balok. Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh penjangkaran tulangan lentur pada bagian joint balok-kolom terhadap kekuatan dengan suatu pendetailan khusus pada bagian balok, pendetailan khusus yang dimaksud adalah dengan merancang suatu balok dengan perbedaan nilai momen nominal yang mampu dihasilkan segmen balok pada jarak h (tinggi balok) dengan segmen pada daerah yang terletak pada jarak h - 2h, dengan ini diharapkan daerah yang potensial mengalami sendi plastis bergeser dari muka kolom menuju daerah yang terletak pada jarak h - 2h di depan muka kolom. Dari eksperimen yang sudah dilaksanakan disimpulkan bahwa untuk mengeser daerah yang potensial mengalami sendi plasits, dari daerah yang terletak di depan muka kolom menuju daerah yang terletak pada jarak h (tinggi balok) di depan muka kolom, balok perlu dirancang dengan memberikan pendetailan yang menghasilkan perbandingan nilai momen nominal antara daerah yang teletak pada jarak h di depan muka kolom dengan daerah yang terletak pada jarak h - 2h dengan nilai > 2. Sambungan balok-kolom mengalami retak geser bersamaan dengan timbulnya keretakan pada balok, retak pada sambungan balok-kolom mengalami pertambahan yang tidak berarti ketika balok telah mencapai momen lelehnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Baeha
"Pada gedung bertingkat, sambungan balok-kolom (joint) merupakan bagian penting yang tidak boleh mengalami kehancuran dalam menahan gaya-gaya luar, seperti beban mari, beban hidup, beban angin dan terutama beban gempa.
Pada gempa besar, gaya yang ditimbulkan seringkali melebihi kapasitas leleh dari beberapa bagian struktur terutama di daerah joint, yang menyebabkan deformasi yang besar dan inelastis. Ditambah lagi, daerah ini berfungsi sebagai transfer gaya-gaya akibat beban luar. Momen lentur (bending momen) yang besar menyebabkan lelehnya tulangan dan Geser (shear) yang besar menimbulkan retak diagonal (diagonal cracks). Kedua hal di atas mengakibatkan tulangan baja di daerah joint memanjang (slippage in reinforcement) dan terjadinya rotasi di joint (fixed-end rotations). Sedangkan dalam pelaksanaan sehari-hari hal ini kurang mendapatkan perhatian, joint diasumsikan kaku (rigid) dan tidak terjadi rotasi, padahal rotasi yang terjadi cukup besar, sehingga joint tidak bersifat kaku sempurna.
Kehancuran pada joint akan sangat berbahaya karena menyebabkan bangunan runtuh secara prematur. Oleh karena itu penelitian di daerah joint, baik pendetailan, penjangkaran maupun sifat-sifat materialnya dilakukan untuk mencari bentuk yang paling ideal.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode pendekatan numerik dengan menggunakan perangkat lunak DRAIN-2DX untuk menganalisa perilaku dari sambungan balok-kolom yang diuji di laboratorium.
Hasil analisa dengan pendekatan numerik ini kemudian dikalibrasikan dengan hasil percobaan di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati hasil percobaan di laboratorium, dan diharapkan mendapat suatu parameter model sambungan dengan perilaku yang baik dan mewakili keadaan sambungan balok-kolom beton bertulang sesungguhnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam mendirikan suatu bangunan dengan struktur beton bertulang, perlu suatu analisa dan proses yang teratur dan tepat mulai dari proses awal perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada sistem pemeliharaannya. Semua proses tersebut harus berkaitan satu sama lainnya sehingga bangunan tersebut tetap sesuai dengan fungsinya. Jika terjadi suatu kegagalan pada saat pelaksanaan pembangunan struktur, maka kegagalan tersebut dapat menyebabkan kondisi struktur yang dibangun tidak sesuai dengan yang direncanakan dan dapat mengakibatkan perubahan kelakuan struktur. Oleh karena itu, kondisi seperti ini harus dianalisa dan dicari solusi perbaikannya. Setelah didapat solusi perbaikan, maka periu dilakukan analisa terhadap kemampuan struktur beton bertulang yang telah diperbaiki tersebut. Diharapkan dengan perbaikan struktur yang mengalami kegagalan, fungsi struktur tersebut kembali sesuai dengan yang direncanakan. Di dalam skripsi ini, dilakukan peninjauan terhadap suatu kasus kegagalan pada waktu pelaksanaan pembangunan struktur beton bertulang yang terjadi pada suatu proyek bangunan, dimana hal-hal yang dilakukan adalah menganalisa kasus yang terjadi, mencari solusi perbaikannya, dan menganalisa kemampuan struktur yang telah diperbaiki. Dalam prosesnya, digunakan program komputer ETABS (Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems) versi 6.0 untuk menghitung gaya-gaya dalam yang dihasilkan oleh struktur secara 3 dimensi. Hasil dari analisis dan sistem perbaikan yang dilakukan adalah terjadinya peningkatan kemampuan pada struktur yang diperbaiki, sehingga fungsi struktur kembali sesuai dengan yang direncanakan dan kekuatan struktur bangunan secara keseluruhan masih aman."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Badri
"Perencanaan struktur beton bertulang di daerah rawan gempa seperti Indonesia, konsep desain kapasitas sudah lazim digunakan. Pada struktur portal harus direncanakan merupakan struktur yang cukup daktail, biasanya apabila struktur portal tersebut sudah didesain berdasarkan konsep desain kapasitas, dianggap mekanisme sendi plastis dapat terjadi dengan daktilitas yang cukup (g=4).
Dari hasil pembahasan dan penelitian dalam Tesis ini diketahui bahwa mekanisme sendi plastis yang merupakan keruntuhan global dari struktur tidak selalu terjadi tetapi sudah didahului oleh keruntuhan lokal yang berarti kapasitas rotasi pada suatu penampang balok sudah dilewati. Untuk itu kapasitas rotasi balok merupakan suatu parameter yang penting untuk diketahui sehubungan dengan perilaku keruntuhan struktur dan sekaligus dapat diketahui besarnya faktor keamanan pembebanan yang merupakan angka keamanan terhadap beban gempa rencana. Dalam hal daktilitas struktur terlalu besar yang dapat menyebabkan kapasitas rotasi balok terlewati dapat diatasi dengan memperbesar kekakuan kolom sedangkan apabila faktor keamanan pembebanan ingin diperbesar maka momen kapasitas balok harus ditingkatkan. Dengan demikian perilaku keruntuhan struktur dapat dikendalikan.

The design of reinforced concrete structures at high-risk seismic area like in Indonesia, the concept of capacity design should be used. The frame structure must be designed to have enough ductility and usually if the design has already done following the concept of capacity design, it is assumed that the mechanism of plastic hinges occurred within the ductility g=4 of the structure.
The result from the analysis and investigation in this Thesis can be concluded that the mechanism of plastic hinges which means the global failure mechanism of structure not always happened caused by the occurrence of local collapse mechanism due to the excessive sectional rotation capacity. That is why the beam rotation capacity is an important parameter to know concerning to the behavior of structure collapse mechanism and also can be detected the value of the load safety factor which means the value of margin safety against the design earthquake load. In case of excessive structure ductility which caused the exceed of beam rotation capacity could be overcome by increase the column stiffness but in increasing the load safety factor, the moment capacity of the beam should be increased. Thus, the behavior of structure failure mechanism could be controlled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Phil Moss, 1899-
Jakarta: Erlangga, 1986
624.183 41 FER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Phil Moss, 1899-
Jakarta: Erlangga, 1991
693.183 FER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Kolom pada konstruksi beton bertulang merupakan elenien struktur yang utama dalam menahan beban gravitasi maupun beban gempa, untuk itu perlu ditingkatkan kekuatannya. Seperti yang telah diketahui bahwa material beton bertulang merupakan material yang mempunyai hubungan kurva tegangan-regangan yang non-linier. Banyak yang mengabaikan daerah inelastik dari beton bertulang, karena pada saat beton bertulang mencapai daerah inelastik tersebut akan terjadi pengurangan akibat adanya retak dan lelehnya tulangan. Oleh sebab itu dilakukan usaha untuk meningkatkan tingkah laku di daerah inelastik dari kolom beton bertulang tersebut , cara yang cukup berhasil adalah dengan menggunakan pengekangan ( confinement ) pada penampang beton bertulang tersebut. Suatu metode baru telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, selain dengan adanya pengekangan juga dengan cara penggunaan kombinasi baja mutu biasa dengan baja mutu ultra tinggi. Dengan upaya ini diharapkan terjadi peningkatan kekuatan kolom beton bertulang tersebut di daerah inelastik dengan tetap mempertahankan daktilitasnya.
Studi ini akan menggunakan beban monoton yang diaplikasikan pada struktur kolom beton bertulang tersebut. Untuk memperoleh hubungan beban lendutan dari kolom beton bertulang bersengkang yang menerima beban eksentris tersebut, sebelumnya hubungan momen kelengkungan dari penampang kolom tersebut harus didapatkan. Beberapa parameter yang akan divariasikan adalah susunan dari kombinasi penulangan baja mutu biasa dan baja mutu ultra tinggi serta perbandingannya, juga pengaruh kelangsingan dan eksentrisitas beban pada struktur kolom tersebut.
Untuk mengembangkan hubungan beban lendutan struktur kolom beton bertulang tadi, digunakan modelisasi untuk masing-masing material kemudian formulasi penampangnya dan formulasi dari lendutannya. Untuk menganalisa penampang kolom beton bertulang digunakan cara pendekatan lapis ( layer ), sehingga dapat memperhitungkan hubungan tegangan-regangan material beton yang non-linier. Analisa ini akan menggunakan metode numerik, yang mempermudah perhitungan. Hasil perhitungan akan diperoleh diagram hubungan beban lendutan kolom beton bertulang tersebut akibat penggunaan kombinasi baja mutu biasa dengan baja mutu ultra tinggi.
Dari hasil analisa yang diperoleh dengan metode yang telah dijelaskan menunjukkan adanya peningkatan kekuatan struktur kolom dengan mutu pembesian yang berbeda dalam menerima beban aksial maupun lentur ( beban maksimum ). Struktur kolom yang memiliki kombinasi tulangan ini juga menunjukkan kemampuan mengalami deformasi atau lendutan yang lebih besar. Dengan tetap memperhitungkan prosentase baja mutu biasa yang lebih dominan, struktur kolom dapat tetap mempertahankan daktilitasnya.
Adanya peningkatan ini jelas terlihat dengan besarnya penyerapan energi regangan oleh struktur kolom dengan mutu pembesian berbeda, sehingga dipastikan bahwa perilaku kolom dengan kombinasi pembesian baja mutu ultra tinggi dan baja mutu biasa di daerah inelastik ( pada regangan besar ) akan lebih baik. Tetapi harus diperhatikan pengekangan pada kolom dengan baja mutu ultra tinggi ini, karena lebih mudah terjadi tekuk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto
"Dalam perencanaan hangman tahan gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka struktur bangunan harus direncanakan pada tingkat daktilitas tertentu. Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur atau elemen struktur untuk mengalami simpangan-simpangan inelastis secara berulang dan bolak batik diatas titik leleh pertama dan mempertahankan sebagian besar dari kemampuan awalnya dalam menahan beban gempa.
Pemilihan tingkat daktilitas itu akan menentukan faktor jenis struktur K. Faktor jenis struktur K ini merupakan suatu konstanta yang menumjukkan kemampuan respons inelastik struktur terhadap beban gempa dan disamping itu jugs tergantung type strukturnya.
Prosedur perencanaan yang umumnya dilakukan adalah dengan menganggap struktur masih berperilaku elastis dalam analisa struktur keseluruhan dan pada perencanaan penampang elemen struktur dilakukan secara inelastis yaitu dengan aswnsi bahwa pada beban gempa besar akan terbentuk beberapa sendi plastik yang memungkinkan terjadinya pemencaran energi letas terlihat adanya suatu perbedaan konseptual antara analisa struktur dan analisa elemen struktur. Dan dalam perencanaan tidak dilakukan pengontrolan apakah daktilitas perlu (ductility demand) dan gaya dalam yang terjadi masih memenuhi dan sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam penelitian ini dilakukan suatu evaluasi terhadap struktur bangunan yang direncanakan mengikuti standard prosedur perencanaan yang umum dipakai dengan melakukan perhitungan clang berdasarkan perhitungan analisa riwayat waktu sistim nonlinier. Perhitungan dilakukan berdasarkan pembesian yang ada dengan memanfaatkan sofrware DRAIN 2 DX (Dynamic Response Analysis Of Inelastic 2 Dimensional Structure).
Program ini berdasarkan step by step integration method dan percepatan rata rata. Penelitian yang dilakukan terbatas pada bangunan sistim dua dimensi untuk portal beton bertulang 10 lapis.
Evaluasi yang dilakukan adalah daktilitas perlu sepanjang tinggi bangunan meliputi displacement ductility dan momen-rotation ductility. Disamping itu juga dievaluasi gaya -gaya dalam yang terjadi pada elemen-elemen struktur padakondisi inelastis.
Dalam penelitian ini juga dilakukan studi pengaruh varaiasi redaman Rayleigh, pengaruh reduksi kapasitas momen tumpuan balok, pengaruh penurunan mutu baton dan efek P delta Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh redaman kekakuan lebih dominan dibanding redaman masa, pengaruh reduksi momen tumpuan balok mengurangi gaya dalam dan simpangan maksimum yang terjadi sedang penurunan mutu baton kolom akan berpengaruh besar bila tulangan terpasang lebih kecil dibanding tulangan yang diperlukan, pengaruh P delta menjadi inkonsisten pada pemakaian redaman kekakuan yang sangat kecil dan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perencanaan struktur beton berdasarkan desain kapasitas memberikan respon inelastis yang masih memenuhi persyarat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>