Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pengelolaan limbah oleh kontraktor di Jakarta dilakukan dengan beberapa cara antara lain: membayar truk untuk mengangkut, menjual limbah, digunakan kembali dalam proyek atau memberikan dengan cuma-cuma. Metode ini berbeda-beda tergantung pada proyek konstruksi sebagai penghasil limbah dan perusahaan kontraktor sebagai pengelola limbah. Adanya faktor-faktor internal maupun eksternal sangat mempengaruhi kontraktor untuk mengelola limbah proyeknya. Faktor-faktor tersebut bisa saja faktor yang mendorong, memudahkan, ataupun penghambat. Namun pada akhirnya tergantung faktor mana yang lebih mendominasi sehingga mewujudkan suatu upaya tidaklanjut oleh pihak kontraktor dalam upaya penanganan limbah konstruksi, khususnya upaya penggunaan kembali material bekas pada proyek konstruksi. Analisa data yang digunakan yaitu analisa pembobotan, pengelompokkan (cluster), non parametik, korelasi. Dari hasil analisa tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam upaya perngelolaan limbah konstruksi, dan faktor kualitas material bekas merupakan faktor yang menentukan limbah dapat digunakan kembali, sedangkan faktor pengaturan bangunan/building code merupakan faktor yang paling menghambat. Namun dengan tujuan untuk mendapatkan biaya yang lebih murah, maka kontraktor masih mengusahakan untuk menggunakan kembali material bekas, tetapi hanya meterial bekas tertentu seperti kayu/papan yang memiliki peluang terbesar karena masih memadai untuk menggantikan material baru. Kata kunci : pengelolaan, penggunaan kembali, limbah konstruksi, kontraktor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Callista Putri
"Jumlah penduduk di Jakarta mencapai 10,56 juta jiwa pada bulan September 2020. Maka dari itu, dibutuhkan gedung-gedung bertingkat sebagai pemenuh kebutuhan dari masyarakat. Dengan banyaknya limbah konstruksi yang dihasilkan oleh proyek konstruksi gedung tingkat tinggi, diperlukan adanya pengelolaan limbah konstruksi untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan. Melalui fakta tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kondisi eksisting di Indonesia dan beberapa negara luar serta hambatan yang dihadapi oleh kontraktor terkait penerapan sistem pengelolaan limbah konstruksi oleh di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis arsip, serta survei wawancara dan kuisioner kepada para ahli kontraktor proyek konstruksi bangunan tingkat tinggi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan pengelolaan limbah konstruksi yang paling banyak diterapkan di Indonesia adalah tindakan pembuangan dan yang cukup minim diterapkan adalah tindakan pemulihan. Penerapan sistem pengelolaan limbah konstruksi di Indonesia lebih baik daripada Malaysia, akan tetapi masih kurang apabila dibandingkan dengan negara Hongkong dan Spanyol. Hambatan yang dihadapi oleh kontraktor selama penerapan sistem pengelolaan limbah konstruksi di Indonesia dilihat melalui aspek ekonomi, aspek organisasi, aspek kebijakan, dan aspek teknis.

The population in Jakarta reached 10.56 million people in September 2020. Therefore, high-rise buildings are needed to meet the needs of the community. With the large amount of construction waste generated by high-rise building construction projects, it is necessary to have construction waste management to minimize the negative impacts. Based on these facts, this research was conducted with the aim of analyzing the existing conditions in Indonesia and several foreign countries as well as the obstacles faced by contractors regarding the implementation of construction waste management systems in Indonesia. The research method used is archive analysis, as well as interview surveys and questionnaires to experts in high-rise building construction project contractors in Indonesia. The results of this study indicate that the most widely applied construction waste management action in Indonesia is a disposal and the least applied is recovery action. The implementation of the construction waste management system in Indonesia is better than in Malaysia, but still lacking when compared to Hong Kong and Spain. The obstacles faced by contractors during the implementation of the construction waste management system in Indonesia are seen through economic aspects, organizational aspects, policy aspects, and technical aspects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Agustine Putri
"Pada tahun 2011 jumlah timbulan limbah padat di DKI Jakarta mencapai 5.598 ton/hari (BPS DKI Jakarta, 2012), di mana 35% limbah padat berasal dari industri dan perkantoran. Gedung Menara Prima belum memiliki pengelolaan limbah padat terpadu, sehingga diperlukan upaya pengurangan limbah padat dari sumber melalui rekomendasi pengelolaan limbah padat pada aspek teknis operasional berdasarkan timbulan dan komposisi limbah padat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 19-3964-1994 dengan pengukuran selama 8 hari dan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
Hasil penelitian menunjukkan total rata-rata berat timbulan limbah padat Gedung Menara Prima adalah 449,8 kg/hari dengan total rata-rata volume 3459 L/hari dan berat jenis limbah padatnya adalah 0,15 kg/L. Laju timbulan yang dihasilkan pada area basement adalah 0,062 L/m2/hari, area gedung (aktivitas administrasi kantor) 0,700 L/orang/hari, area kantin 0,089 L/orang/hari, area taman dan sapuan jalan 0,048 L/m2/hari. Komposisi limbah padat Gedung Menara Prima yang dihasilkan dari setiap sumber limbah padatnya mempunyai 3 komponen utama yaitu area gedung terdiri dari 32,9% organik, 50,4% kertas, 9,25% plastik; area kantin terdiri dari 90,0% organik, 4,55% kertas, 4,22% plastik; area taman dan sapuan jalan terdiri dari 79,0% organik, 5,20% kertas, 4,79% kaca.
Melalui rekomendasi pengelolaan limbah padat pada aspek teknis operasional, yaitu pemilahan dan pewadahan di sumber; pengumpulan; pengolahan; pemindahan dan pengangkutan; serta pembuangan akhir; limbah padat yang diangkut berpotensi dikurangi sebesar 28,6% dengan penerapan pengomposan dan penjualan limbah padat anorganik laku jual ke lapak yang menerima limbah padat dari kawasan kantor. Untuk memberikan gambaran keefektifan sistem yang direncanakan, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek lainnya yaitu aspek hukum, lembaga, biaya dan peran serta masyarakat di mana dalam hal ini pengelola dan penghuni/karyawan Gedung Menara Prima dalam menerapkan rekomendasi tersebut.

In 2011, the amount of solid waste generated in Jakarta reached 5.598 tons/day (BPS Jakarta, 2012), in which 35% of solid waste is from industrial and office. Menara Prima Office Building, has yet to implement an integrated solid waste management, thus a recommendation of solid waste management on technical aspect is required based on waste generation and composition. The method used in this research is based on SNI 19-3964-1994 for 8 days measurement and SNI 19-2454-2002 about the technical aspect.
The results found from the measurements are as followed: the average weight of total solid waste generation of Menara Prima is 449.8 kg/day, the average of total volume is 3459 L/day, and the density of solid waste is 0.15 kg/L. Generation rates measured from the basement area is 0.062 L/m2/day, building area (office administration activities) is 0.700 L/person/day, canteen area is 0.089 L/person/day, parks and street sweeping area is 0.048 L/m2/day. Each solid waste source in Menara Prima Office Building has 3 main components which make up their solid waste composition, the building area consist of 32.9% organic, 50.4% paper, 9.25% plastic; the canteen area consists of 90.0% organic, 4.55% paper, 4.22% plastic; and the parks and street sweeping area consists of 79.0% organic, 5.20% paper, 4.79% glass.
Solid waste management recommendation on the technical aspect that is separation at the source; collection; processing; transfer and transport; and disposal; can potentially reduce solid waste transported up to 28.6% by the implementation of solid waste composting and sale of salable inorganic solid waste from the office area. Further research regarding the other aspects such as law, institution, cost, and the role and participation of the community, in this particular case the managers, occupants/employees of Menara Prima Office Building, is needed to provides an overview of the effectiveness of the proposed system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Lestari
"Tahun 2022, PT. X, perusahaan lokal dibidang konstruksi Migas menghasilkan sampah per bulan rata–rata 32,12 ton. Namun demikian, permasalahannya adalah sampah-sampah yang dibuang tercampur dalam satu wadah karena tidak dipilah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, niat, perilaku, dan pengetahuan sebagai dasar penyusunan strategi peningkatan perilaku pemilahan sampah yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan analisis korelasi dan metode SWOT. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa peningkatan perilaku pemilahan sampah dapat dilakukan dengan (1) meningkatkan pengelolaan sampah melalui konsep 3R dan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar; (2) mengoptimalkan kinerja dan keahlian SDM dalam upaya meningkatkan sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, niat, perilaku dan pengetahuan karyawan dalam kegiatan memilah sampah; (3) meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah; (4) menggunakan teknologi yang ramah lingkungan; dan (5) melakukan pengurusan izin terkait lingkungan secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) semakin tinggi sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku maka semakin tinggi niat seseorang untuk memilah sampah; (2) semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang memilah sampah maka semakin baik perilaku orang tersebut untuk memilah sampah; (3) semakin tinggi niat seseorang untuk memilah sampah maka perilaku memilah sampahnya juga semakin baik.

In 2022, PT. X, a local oil&gas construction company produces on an average 32.12 tons of waste per month. However, problem in this study is that the amount of waste that is disposed of is mixed in one waste bin since it is not sorted. The purpose of this study is to analyze attitude toward behavior, subjective norms, perceived behavioral control, intentions, behavior, and knowledge as a basis for a strategy development in order to improve a sustainable waste sorting behavior. The method used is a combination of quantitative and qualitative by statistical correlation and SWOT analysis. In order to improve waste sorting behavior, the SWOT results showed that (1) improving waste management with the 3R concept and increasing the economy of the surrounding community; (2) optimizing the performance and expertise of human resources in an effort to improve the attitudes of subjective norms, perceived behavior control, intentions, behavior and knowledge of employees in waste sorting activities; (3) improving waste management facilities and infrastructure; (4) using environmentally friendly technology; and (5) routinely arrange permits related to the environment in accordance with applicable regulations. The conclusions of this study are (1) the higher the attitude, subjective norms and perceived behavior control, the higher a person's intention to sort waste; (2) the higher the knowledge level of a person in sorting waste, the better the behavior of that person in sorting waste; (3) the higher a person's intention to sort waste, the behavior of sorting waste is also getting better."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Djunaidi
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Hidayat Andrianto
"Volume sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia jumlahnya lebih banyak daripada jumlah sampah yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh SMP Negeri 230 Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan The One Group Pre-Test and Post-Test Design. Intervensi yang diberikan berupa sosialisasi tentang sampah dan pembuatan lubang resapan biopori. Pengukuran data dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap responden. Adapun responden di dalam penelitian ini ada sebanyak 101 orang siswa. Hasilnya menunjukkan terdapat kenaikan rata-rata tingkat pengetahuan siswa dari 8,01 (sebelum sosialisasi) menjadi 9,04 (setelah sosialisasi). Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan (p<0,001) antara sebelum dan sesudah intervensi. Volume rata-rata timbulan sampah sekolah mengalami penurunan dari 395,275 Liter (sebelum sosialisasi dan pembuatan lubang biopori) menjadi 325,545 Liter (setelah sosialisasi dan pembuatan lubang biopori. Disimpulkan bahwa intervensi berupa sosialisasi dan pembuatan lubang biopori meningkatkan tingkat pengetahuan responden dan menurunkan volume timbulan sampah sekolah.

The volume of waste produced by human activities is higher than the amount of waste that can be transported to landfills. This study aims to determine the level of knowledge and volume of waste produced by SMP Negeri 230 Jakarta. The method of this research is a quasi-experiment using the design of The One Group Pre-Test and Post-Test Design. The intervention given was the socialization about waste and making biopori infiltration holes. Data measurements were carried out twice, namely before and after treatment of respondents. The respondents in this study were 101 students. The results indicate an increase in the average level of student knowledge from 8.01 (before socialization) to 9.04 (after socialization). Statistical test results showed a significant increase in the level of knowledge (p <0.001) between before and after the intervention. The average volume of school solid waste has decreased from 395.275 liters (before socialization and biopori hole making) to 325.545 liters (after socialization and biopori hole making) It was concluded that interventions in the form of socialization and making biopori holes increased respondents knowledge level and decreased the volume of school waste generation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angka M. Yusuf
"Limbah konstruksi merupakan konsekuensi dari berkernbangnya industri konstruksi di Indonesia Dengan adanya limbah konstruksi maka dalam suatu proyek perlu mengeluarkan biaya pengelolaan. Sehingga Iimbah konstruksi selain dapat menurunkan kualitas lingkungan di dalam proyek maupun di sekitar proyek, juga dapat menambah biaya tidak perlu yang menjadi beban kontraktor.
Penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi dapat menangani masalah limbah konstruksi. Strategi minimisasi limbah konstruksi dapat diterapkau dalam 4 area konstruksi yaitu: perencanaan pengelolaan proyek, pra konstruksi, kegiatan luar Iokasi proyek, kegiatan di dalam Iokasi proyek. Dengan studi kasus yang dilakukan dapat diketahui sejauh mana penerapan yang telah dilakukan kontraktor dan manfaat dari penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi pada area perencanaan pengelolaan proyek dan kegiatan di dalam lokasi proyek konstruksi bagi kontraktor.
Penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi pada proyek berbeda-beda tergantung dari kebijakan kontraktor itu sendiri. Melalui penelitian ini telah diketahui bahwa penerapan strategi minimasi limbah konstruksi yang dilaksanakan beberapa kontraktor BUMN sudah baik. Namun strategi minirnasi limbah konstruksi akan dapat berjalan lebih baik lagi apabila didukung oleh suatu sistim manajemen khusus, seperti housekeeping management pada PT PP dan environmental management system pada PT WASKITA. Karena dengan penerapan strategi minimasi yang baik dapat mengurangi total biaya pengelolaan limbah di proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Larasati Saleh
"Limbah cangkang kerang dihasilkan dari budidaya kerang setiap harinya mencapai 2 ton dan dibuang ke pinggir laut di Kampung Nelayan, Kalibaru. Masalah dalam penelitian ini terdapat Tim Cangkring, kelompok masyarakat yang mencoba mengolah limbah cangkang kerang menjadi produk bernilai namun menemui banyak tantangan dan keterbatasan pada keterampilan dalam usaha. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan konsep pengolahan limbah cangkang kerang berkelanjutan di Kampung Nelayan. Metode yang digunakan meliputi regresi linear berganda, NPV, IRR, dan BCR. Analisis SOAR-AHP digunakan untuk menentukan konsep pengolahan limbah cangkang kerang yang berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan O1 (Opportunity1) yaitu sebagai penyedia utama produk olahan limbah cangkang kerang bagi projek setempat memiliki skor bobot kriteria tertinggi (0,134). Alternatif yang terpilih adalah Target 1 yaitu sebagai penyedia utama produk paving block pada projek setempat (3,281). Kesimpulan penelitian ini adalah penyedia paving block pada projek setempat diutamakan agar terjadi pemasukan, diikuti oleh peningkatan kapabilitas tim dan penjualan masif produk kerajinan.

Mussel shell waste generated from mussel cultivation reaches 2 tons daily and is disposed of by the seaside in Kampung Nelayan, Kalibaru. Problem addressed in this research involves Tim Cangkring, a community group attempting to process shellfish waste into valuable products but facing many challenges and limitations in their business skills. The objective of this study is to develop a sustainable shellfish waste processing concept in Kampung Nelayan. The methods used include multiple linear regression, NPV, IRR, and BCR. SOAR-AHP analysis is employed to determine a sustainable shellfish waste processing concept. The results show that O1 (Opportunity 1), being the main provider of processed shellfish waste products for local projects, has the highest criteria weight score (0,134). The selected alternative is Target 1, which is to be the main provider of paving block products for local projects (3,281). The conclusion of this study is that being the provider of paving blocks for local projects is prioritized to generate income, followed by improving team capabilities and massively increasing the sales of craft products."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Darmawan
"Setiap industri konstruksi pasti menghasilkan limbah. Umumnya limbah tersebut hams dibuang karena tidak dipakai lagi walaupun ada sebagian yang masih bisa digunakan kembali. Limbah konstruksi membawa beberapa dampak. Dari segi ekonomi limbah rnerupakan biaya yang terbuang yang berarti pemborosan biaya, sedangkan bagi lingkungan berpengaruh pada menurunnya kelestarian lingkungan Upaya pengelolaan limbah perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah di atas.
Pengelolaan limbah yang baik dapat mengurangi limbah yang teljadi yang berarti akan menghemat biaya, dan kelestarian lingkungan akan lebih terjaga. Untuk mendapatkan metode pengelolaan limbah yang baik diperlukan langkah awal yaitu pengidentifikasian limbah konstruksi tersebut. Apa saja sumber-sumber limbah konstruksi dan apa penyebab terjadinya limbah tersebut.
Data untuk penelitian ini diperoleh dengan survey lapangan, baik dengan pengamatan langsung maupun dengan kuisioner disertai wawancara. Pengamatan dilakukan pada proyek pekerjaan rumah di daerah selatan Jakarta.
Proses pemotongan material merupakan kegiatan yang paling sering rnenimbulktn limbah berupa potongan-potongan material. Jika dilihat dari sisi penyebab terjadinya limbah, perubahan-perubahan desain merupakan faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya limbah. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh faktor penyebab terjadinya limbah terhadap kegiatan konstruksi, maka faktor manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya limbah.

Each construction industry surely yield the waste. Generally the waste have to be thrown because unused although there are some which still can be re-used. Construction waste bring some impact. From economic side waste represent the expense which castaway meaning expense extravagance, while for environment have an effect decreasing environmental continuity. Strive the waste management require to be done to solve the problem above.
Good waste management can lessen the waste that happened that will cost effective, and environmental continuity will be more be preserved. To get the good waste management method needed early step V that is the construction waste identifying. What are source of construction waste and what cause the happening ofthe waste.
Data for the research is obtained by field survey , wheter by the direct perception and also by lruisioner with the interview. Observation is committed at house work project in southem Jakarta.
Process the material cut represent the most activity often generate the waste in the form of materials cutting. From cause side the happening of waste, changes of desain represent the most factor often cause the happening of waste. While from influence of cause factor of the happening of waste to construction activity, hence factor of human being represent the most influencing factor the happening of waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>