Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sudarta
"Bekisting adalah suatu susunan konstruksi yang bersifat sementara, yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor didalamnya atau diatasnya agar beton yang di cetak tersebut sesuai bentuk dan ukurannya dengan yang direncanakan.
Bekisting terdiri dari beberapa bagian yang dirangkai menjadi suatu kesatuan konstruksi tertentu dengan sistem yang praktis, artinya sesuai dengan sifatnya hanya sementara konstruksi bekisting harus mudah dikerjakan dan mudah pula untuk di bongkar.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan pekerjaan Acuan dan Perancah yaitu Kualitas, Keamanan dan Ekonomis. Karena pekerjaan Acuan dan Perancah merupakan konstrusi pembantu maka hal yang paling utama yang harus diperhatikan adalah faktor ekonomis dari nilai pekerjaan tersebut Acuan perancah yang ekonomis dimulai dari perencanaan jenis struktur belon, Serta pemilihan material yang digunakan untuk Acuan dan perancah seperti Plywood dengan ukuran standar, mutu dan dimensi kayu serta jenis-jenis material perancah yang sudah dipatenkan.
Di sini penulis akan rnencoba menghjtung daya dukung acuan dan perancah ordasarkan jenis daan tipe konstruksi belon khususnya pada balok dan pelat lantai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjito Jokosisworo
"Dalam pembangunan maupun reparasi kapal pekerjaan pengelasan adalah hal yang penting. Kapal rerupakan konstruksi terapung yang harus memiliki kekuatan, kecepatan dan stabilitas. Pada badan kapal bekerja gaya tekan air (hidrostatis), pada waktu berlayar mendapat gaya tekan dan tarik yang silih berganti akibat kapal di puncak gelombang(hogging) dan dilembah gelombang(sagging). Bahkan pada saat kapal bermuatan penuh atau pada saat di dok kapal harus dapat mempertahankan kekuatannya.
Berdasarkan hal di atas maka pengelasan pada badan kapal harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh suatu badan yang disebut biro klasifikasi yang mengeluarkan peraturan tentang badan dan las kapal. Submerged Arc Welding atau las busur rendant adalah salah satu pengelasan yang banyak digunakan di perkapalan saat ini.
Pada pengelasan ini di pakai kawat elektroda tidak terbungkus sedangkan serbuk pelindung(flux) ditaburkan. Pada pengelasan ini busur listrik terbentuk diantara logam inc[uk dengan ujung elektrode. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektrode tersebut mencair dan keraudian mecnbeku bersama. Proses pemindahan logam elektrode terjadi pada saat ujung elektrode mencair membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus listrik yang terjadi. Halus kasarnya butiran logam elektrode yang terbentuk, tergantung pada besar kecil arus listrik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Cahya Firdaus
"ABSTRAK
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia dan untuk mendukung pengembangan potensi laut Indonesia serta menghubungkan antar pulau satu dengan pulau yang lainnya maka diperlukan sebuah moda transportasi yakni kapal. Untuk mempermudah pembuatan kapal, maka berkembang ide pembuatan Kapal pelat datar (flat plate ship). Desain kapal pelat datar ini dari segi konstruksi mudah dibuat dan dapat diproduksi secara massal dengan harga yang lebih murah. Tetapi untuk mengetahui kelayakan dari kapal pelat datar diperlukan perhitungan kekuatan kapal itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi dimensi dan posisi diamond plate pada sambungan kapal pelat datar dan untuk mengetahui tegangan yang dihasilakan pada kapal dengan diamond plate dibandingkan dengan yang tidak menggunakan diamond plate dengan bantuan pemodelan Finite Element Analysis (FEA). Metode yang digunakan yaitu melakukan simulasi terhadap sample diamond plate dengan berbagai posisi dan dimensi. Kemudian melakukan simulasi gelombang sagging-hogging terhadap kapal pelat datar tanpa diamond dan kapal pelat datar ber-diamond plate. Dari hasil simulasi didapat bahwa kapal pelat datar ber-diamond plate menghasilkan stress yang lebih kecil sebesar 33.17% pada gelombang sagging dan 37.24% pada gelombang hogging dibandingkan dengan yang tidak menggunakan diamond plate.

Indonesia is the largest archipelago in the world and to support the
development potential of the sea between the islands of Indonesia and connect one
with the other islands will require a mode of transportation that ship. To facilitate
the shipbuilding, then evolved the idea of making a flat plate ship. This flat plate
ship design in terms of construction are easy to make and can be mass produced at
a price to be cheaper. However, to determine the feasibility of a flat plate ship, it
required the strength calculations of the ship itself.
The purpose of this study is to
optimize the dimensions and position of the diamond plate in flat plate ship and to
determine the stress generated on the ship using diamond plate compared with
those not using diamond plate with the help of modeling of Finite Element
Analysis (FEA). The method used is to simulate the sample of diamond plate with
a variety of positions and dimensions. Then simulate the sagging-hogging wave
on the flat plate ship without the diamond plate and flat plate ship with diamond
plate. From the simulation results obtained that flat plate ship with diamond plate
produces less stress on the tides by 33.17% on the sagging wave and 37.24% on
hogging wave compared with those not using diamond plate."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Applied Science Publishers, 1983
624.182 1 PLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amon, Rene
Jakarta: Pradnya Paramita, 1988
624.182 AMO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Agus Kurniawan
"Berdasarkan peraturan terbaru mengenai peraturan perancangan baja yaitu AISC 2010 telah mengalami beberapa koreksi dari peraturan sebelumnya yaitu AISC 2005. Hal ini juga merupakan perubahan utama yang diterapkan pada SNI 1729:2015 .Salah satu perubahan utama yang terjadi adalah perubahan metode utama perancangan stabilitas baja, dari metode panjang efektif menjadi metode analisa langsung. Penelitian ini akan mempelajari batasan-batasan yang berlaku untuk kedua metode dengan menggunakan advanced analysis sebagai metode pembanding. Advanced analysis adalah analisa orde ke 2 inelastis yang mewakili keruntuhan sebenarnya dari struktur yang akan divalidasi melalui beberapa rangka kalibrasi. Metodologi penelitian ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap pertama melakukan validasi untuk hasil advanced analysis dengan menyamakan hasil dengan hasil ekperimental atau numerikal yang telah dipublikasi sebelumnya dan tahap kedua adalah membandingkan stress ratio dan hasil desain dari metode ELM dan DAM pada beberapa variasi bangunan serta melakukan pengecekan performa hasil desain dengan menggunakan analisa pushover. Untuk tahap validasi, menggunakan analisa pushover untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing metode dan dengan variasi 3 zona gempa di Indonesia dan 3 jenis tanah untuk mengetahui metode apa yang paling dapat mengakomodir beban gempa di area Indonesia. Lalu tahap kedua adalah membandingkan beberapa variasi bangunan dengan kondisi bangunan berada pada zona Padang, tanah lunak.

Based on the latest standard of the guidance of steel design AISC 2010 had many corrections from the previous standard AISC 2005 . This is the main reason of the existence of SNI 1729 2015 .One of the main difference is the changing of analysis on steel rsquo s stability, called effective length method and direct analysis method. This research will study what limitation that are applied to the both method with advanced analysis as a comparison. Advanced analysis is second order inelastic method that represent the real collapse mechanism of structure that will be validated through some calibration frames. The metodology of this research is divided into 2 steps, the first is doing validation for get advanced analysis result through previous experimental or numerical rsquo s result that had been published and the second is comparing the stress ratio and the design both ELM and DAM through some variations of building then doing performanced based design of both methods using pushover analysis. For validation, it is using pushover analysis to know the characteristic of each methods and in addition to compare it with 3 different seismic zones in Indonesia Samarinda, Jakarta and Padang and 3 different type of soils to get the result of which method suits most of the seismic load in spesific area in Indonesia. Then the second phase is comparing some variations of building with condition that the building is located in Padang whose soft soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendro
"ABSTRAK
Berdasarkan penelusuran literatur, terdapat beberapa kekurangan isolator pada dasar bangunan, sehingga posisi penempatan isolator perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini akan membahas kinerja isolator yang ditempatkan di lantai dua pada struktur kombinasi kolom beton kantilever dan rangka baja bresing konsentrik dengan analisa respon spektrum Padang terhadap variasi ukuran kolom, ketinggian struktur, dan kekakuan isolator. Parameter yang ditinjau berupa respon struktur dan isolator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kolom kantilever yang kaku, isolator akan lebih efektif. Untuk variasi ketinggian, bertambahnya jumlah tingkatan akan meningkatkan respon pada isolator dan kolom beton. Untuk variasi kekakuan isolator, kekakuan isolator yang rendah lebih efektif dalam mereduksi gaya gempa pada struktur atas.

ABSTRACT
Based on literature, there are several deficiencies of base isolation, in which the position of isolator placement needs to be investigated further. This study will discuss the performances of isolator placed on the second floor on combination structure of cantilever concrete column and concentric bracing frame with Padang response spectrum analysis of column size variation, structure height, and stiffness of isolator. The parameters reviewed are structural and isolator responses. The results showed the use of rigid cantilever column, isolator will be more effective. For height variation, increasing the number of stories will increase the response to the isolator and concrete column. For the variation in stiffness isolator, the lower stiffness is more effective in reducing the seismic forces in the superstructure"
2017
S70001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Asmarani
"Perencanaan bangunan tahan gempa yang banyak dilakukan saat ini adalah performance based seismic design (PBSD), namun pada PBSD, parameter batas kerusakan bangunan hanya didasarkan pada drift maksimum dan pendefinisian kerusakan secara kualitatif, belum ada kriteria kerusakan secara kuantitatif selain dari besar drift. Sehingga pada penilitian ini akan dikaji mengenai penilaian kuantitatif kerusakan struktur selan drift, yaitu dengan memperhitungkan nilai damage index. Nilai damage index berkisar antara 0-1, dimana 0 menyatakan bahwa kondisi struktur tidak rusak dan 1 menyatakan keruntuhan struktur. Damage index ini nantinya dapat digunakan untuk merumuskan optimasi desain untuk mencapai desain yang lebih aman dan ekonomis. Selain itu, damage index dapat juga digunakan untuk penilaian kerusakan pasca gempa, untuk memberikan pertimbangan dalam perkuatan struktur, dan mengevaluasi kinerja struktur.
Pada penilitian ini digunakan damage index Park&Ang yang berbasis pada eksperimental dan telah mendapatkan pengakuan luas dibidang earthquake engineering. Indeks kerusakan Park&Ang merupakan kombinasi dari deformasi maksimum dan energi siklik yang diserap. Pada penelitian ini akan dianalisa besarnya damage index untuk beberapa variasi bangunan baja dengan sistem moment resistin frame, dan nilai damage index akan dibandingkan dengan nilai frekuensi alami dari struktur. Parameter yang akan digunakan dalam menghitung damage index Park&Ang akan didapatkan dari kurva pushover dan kurva semicyclic.
Hasil dari penilitian ini menunjukan bahwa semakin besar deformasi yang terjadi pada struktur, maka nilai damage index akan semakin meningkat mendekati 1, dan nilai damage index berbanding terbalik dengan besarnya nilai frekuensi alami, karena frekuensi alami akan berkurang seiring bertambahnya deformasi pada struktur, karena deformasi sendiri menyebabkan kekakuan struktur berkurang.

The current code on structural seismic design focuses on the performance based seismic design (PBSD) method. However, in this method, damage assessment is based only on qulitative measurements. The only quantitative mean to evaluate damage on structures is based on drift. This research studies on an alternative approach to quantitative assessment of structures, which is by estimating the structure's damage index. Damage index values range between 0 and 1, where 0 represents no failure at all while 1 represents total structural failure. This value can later be used to optimize designs. Another use of the damage index is that it can be used to assess post-earthquake structural damage and allow improvements on various aspects of the structure.
This research will use the damage index formula as defined by Park & Ang, which is based on a vast number of experimental results and is widely accepted by professionals. The Park & Ang damage index is a function of the maximum deformation of 1 cycle and the amount of dissipated energy during 1 cycle of a cyclic loading. This research will evaluate the damage indices of several steel moment resisting frames, and those values will be compared with the natural frequencies of the structures for the trend to be analyzed. The parameters for the calculation of the damage index will be acquired through monotonic and semicyclic pushover analyses.
Results of the research shows that with increasing load application on the structures, their damage index values increase. The trend is opposite of the trend of the structures' natural frequencies, which decreases with increasing load application, due to it being a function of stiffness where with increasing amounts of structural damage, the structure's stiffness will decrease.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>