Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. Rasmoro P.
"Dewasa ini, penggunaan material komposit sebagai elemen dalam struktur bangunan berkembang dengan pesat. Pada kesempatan ini kami meneliti penggabungan antara kayu dengan baja menjadi komposit kayu-baja yang diimplementasikan sebagai elemen balok. Balok kayu yang digunakan berpenampang rectangular, sedangkan profil bajanya dari siku yang diletakkan terbuka pada sisi atas dan bawah balok kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh manfaat dari pemberian tambahan material baja ternadap kekuatan kayu. Kesulitan yang timbul selama penelitian adalah mendapatkan data yang cukup lengkap tentang sifat fisik dari jenis kayu yang digunakan dalam studi eksperimen, oleh sebab itu dilakukan serangkaian uji awal temadap sampel yang akan digunakan dalam eksperimen untuk mendapatkan data sifat fisiknya, dan melakukan beberapa asumsi untuk melengkapi kebutuhan data.
Metode numerik yang digunakan untuk melakukan perhitungan kekuatan penampang adalah dengan membagi penampang menjadi serat-serat dengan ketebalan yang tipis, atau disebut fiber model. Dari serat-serat ini kemudian dihitung tegangannya berdasarkan hubungan tegangan-regangan material. Hubungan tegangan-regangan kayu dan baja diasumsikan sebagai kurva bilinier dengan adanya penambahan kekuatan setelah kayu melewati titik lelehnya. Pendistribusian regangan diambil asumsi bahwa regangan akan terdistribusi secara linier dan sifat non-linearitas penampang diabaikan. Dari hasil perhitungan ini, kemudian didapatkan hubungan antara momen kapasitas penampang dengan kurvatur. Selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan hubungan antara momen gaya dalam dengan kurvatur. Setelah mendapatkan hubungan ini, maka dapat dihitung berapa rotasi dan defleksi yang terjadi pada balok.
Hasil dari perhitungan numerik ini adalah kurva beban-lendutan untuk balok kayu non-komposit dan komposit. Dari hasil analisis numerik, maka kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil eksperimen. Berdasarkan hasil eksperimen, pada tiap sampel yang diuji, ternyata terdapat bentuk keruntuhan yang berbeda dari asumsi awal, yaitu adanya kegagalan geser pada kayu, local buckling pada profil baja atas, serta slip pada shear connector. Oleh karenanya, dilakukanlah perhitungan reduksi kekuatan pada baja agar lendutan dari perhitungan numerik yang didapatkan lebih sesuai dengan hasil eksperimen. Hasil akhir dari analisis tersebut adalah kurva beban-lendutan yang sudah tereduksi yang dibandingkan dengan hasil eksperimen serta kesimpulan terhadap hasil penelitian balok komposit kayu-baja ini.

Nowadays, the use of composite material is growing rapidly. In this opportunity, we study the combination of wood and steel to become the wood - steel composite which implemented as a beam element, the wood beam that is used in this study is a rectangular profile, and for the steel is an L type profile. This studies objective is to know the advantage that can be obtain by using additional steel material to the strength of wood beam. There are some difficulties that happened in this research; some of those are that we don't have enough literate material that we need to know about the physical characteristic of wood, and the lack of data about wood - steel composite. Because of that, we have to make some assumptions based from the experimental studies.
The numerical methods that is used to count the strength of the profile is by dividing the profile into a thin fiber, this method is known as the FIBER MODEL. From this fiber, we then calculate the strain using the strain - stress relation of the material. From this calculation we now have the profile's axial force and moment capacity. And then, we make an interpolation between the moment capacity, curvature, and moment form loading. After we have the relation of moment and curvature, then we can calculate the rotation and deflection which happened in the beam.
The result of this numerical calculation is the load - displacement curve, where we can compare it to the result from the experimental studies. Using this comparison, then we can make analysis of the composite material. Composite beam structure is approved to be the reason of the increasing number of strength, stiffness, and ductility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Irawan
"Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dan gabungan dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban. Struktur komposit tersebut dapat berupa komposit baja-beton, beton-kayu, yang dapat digunakan untuk kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan lain sebagainya. Skripsi ini membahas khusus mengenai penampang komposit dengan material baja-beton. Analisa fiber model dilakukan terhadap penampang komposit beton dengan profil baja / dan profil baja C, dibatasi sampai mendapatkan perilaku momen-kurvatur. Dimana terdapat hubungan diferensial dan integral antara kurvatur dan deformasi yang berupa rotasi dan lendutan. Perilaku beban-lendutan balok komposit dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Penelitian di laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenarnya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumus yang ada dengan batasan-batasannya atau dengan membuat suatu bentuk pemodelan numerik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan analisa penampang balok komposit dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-Iinier material pada masing-masing serat. Analisa ini disebut sebagai analisa fiber model. Analisa ini diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Dengan analisa ini diharapkan hasil penyelesaian analitis yang diperoleh dapat menjadi parameter untuk kondisi yang sebenarnya terjadi baik pada elemen struktur di lapangan maupun saat penelitian di laboratorium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purwanto
"Sifat material yang digunakan pada suatu struktur akan sangat mempengaruhi perilaku dari struktur dalam menahan beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sifat non linier dari material beton dan baja perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur karena perilaku elemen struktur pada daerah plastis sampai kondisi runtuhnya dapat menggambarkan perilaku ductile yang dimiliki oleh struktur.
Pada skripsi ini akan dibahas struktur balok komposit baja-beton dengan pembebanan tiga titik. Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dari gabungan dua material atau lebih, yang bekerja sebagai satu kesatuan untuk menahan beban. Perilaku struktur komposit baja-beton dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material beton dan profil baja. Beton memiliki kemampuan menahan tekan jauh lebih baik dibandingkan kemampuannya menahan tarik. Sedangkan baja memiliki kemampuan menahan tarik sangat baik. Dengan menggabungkan kedua sifat material tersebut, maka struktur balok komposit akan mempunyai keuntungan antara lain kekakuan yang lebih besar sehingga memiliki kemampuan menahan beban yang lebih besar, dapat digunakan dimensi balok yang lebih kecil dan bentang yang lebih besar. Balok komposit yang dibebani akan mengalami deformasi berupa rotasi dan lendutan. Besarnya deformasi, khususnya lendutan yang terjadi, sangat penting untuk diketahui karena dalam perencanaan struktur harus terpenuhi syarat kekuatan dan syarat lendutan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan studi analisa penampang balok komposit baja-beton dengan membagi balok menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan kondisi stress-strain dari setiap segmen pada setiap kenaikan beban diamati pada cross section pada pertengahan dari segmen. Cross section dari setiap segmen tersebut dibagi menjadi serat-serat (fiber model) dan sifat non linier material diberikan pada masing-masing serat. Profil baja yang digunakan pada analisa ini adalah Rectangular Hollow Section (RHS). Analisa ini diselesaikan secara numerik dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab.
Hasil yang diperoleh dari studi analisa fiber model ini adalah kuat lentur balok komposit yang lebih baik bila dibandingkan balok baja, kenaikan kuat lentur balok yang cukup signifikan dengan memperbesar dimensi profil baja Rectangular Hollow Section (RHS), dan daktilitas balok komposit yang cukup besar seperti yang terlihat pada nilai curvatur ductility factor dan displacement ductility factor sehingga balok komposit ini sesuai digunakan pada daerah rawan gempa. Selain itu dari hasil perbandingan terhadap hasil eksperimen dapat diketahui adanya perbedaan hasil terutama pada dial 1 dan 3 (berjarak 10 cm dari tepi kiri dan kanan perletakan). Oleh karena itu pengaruh geser pada balok dan slip antara permukaan profil baja Rectangular Hollow Section (RHS) dan beton (bond slip) harus diperhatikan pada perhitungan secara teoritis. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Juarisman
"Balok komposit adalah balok yang terbentuk dari dua material atau lebih, yang bekeria bersama-sama untuk menahan beban terutama beban lateral dan lentur. Struktur komposit yang dibahas pada skripsi ini menggunakan material dari baja dan beton. Material baja dan beton masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan penggabungan kedua material dalam suatu struktur maka diharapkan struktur tersebut dapat bekeria maksimal dalam menahan beban luar, yaitu dapat menahan beban lebih besar dengan deformasi yang kecil. Hal ini disebabkan karena perilaku dari struktur komposit baja-beton sangat dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material baja dan beton. Dengan mengetahui sifat material baja dan beton, dapat dibuat suatu pendekatan teoritis untuk mengetahui pengaruh pembebanan struktur balok komposit terhadap deformasi yang terjadi. Untuk material baja dipakai profil rectangular hollow section (RHS). Profil komposit ini disebut Concrete-Filled Tubular (CFT).
Berdasarkan latar belakang di atas, pada skripsi ini penulis melakukan analisa fiber model pada balok komposit baja RHS-beton dengan pembebanan empat titik, yaitu dengan cara membagi penampang menjadi serat-serat arah tinggi balok, sehingga terdapat sifat non linear material. Sedangkan untuk menghitung rotasi dan lendutan, dipergunakan rumus Mekanika yaitu Moment-Area Method. Untuk keperluan analisa maka penulis memakai program MATLAB 5.3. Dari hasil analisa yang didapat kemudian dibandingkan dengan hasil experimen.
Pada studi ini, hasil yang didapat adalah bahwa perilaku Concrete-filled tubular element sangat baik dalam melakukan deformasi daktail, yaitu mempunyai curvature ductility factor dan displacement ductility factor yang besar, sehingga cocok untuk digunakan pada daerah rawan gempa. Analisa fiber model yang dilakukan memberikan hasil yang mendekati dengan hasil experimen. Dan type keruntuhan yang teriadi pada penampang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu keruntuhan lentur, keruntuhan geser, keruntuhan akibat bond slip, dan keruntuhan akibat local buckling (pada profil yang tidak diisi beton). Sehingga perhitungan deformasi melalui kurvatur harus memperhatikan beberapa efek tambahan, yaitu akibat kuat tarik beton, efek kuat tarik beton di antara dua retak lentur, penambahan deformasi akibat retak tarik diagonal geser dan bond slip."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul
"Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dan gabungan dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban. Struktur komposit tersebut dapat berupa komposit baja-beton, beton-kayu, yang dapat digunakan untuk kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan lain sebagainya. Pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus penampang komposit dengan material baja-beton. Perilaku penampang komposit baja-beton dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material beton dan profil baja. Akibat pembebanan, eiemen struktur komposit berdeformasi sehingga penampangnya mengalami tegangan tank dan tegangan tekan. Perilaku beban-lendutan balok komposit dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Penelitian di laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenamya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumus yang ada dengan batasan-batasannya atau dengan membuat suatu bentuk pemodelan numerik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan analisa penampang balok komposit dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-linier material pada masing-masing serat. Analisa ini disebut sebagai analisa fiber model. Analisa ini diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Dengan analisa ini diharapkan hasil penyelesaian analitis yang diperoleh dapat menjadi parameter untuk kondisi yang sebenarnya terjadi baik pada elemen struktur di lapangan maupun saat penelitian di laboratorium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Penggunaan material untuk struktur tidak lagi hanya sejenis saja, tapi pada perkembangannya digunakan beberapa gabungan dari material yang bekerja bersama-sama dalam menahan beban. Struktur ini lebih dikenal dengan struktur komposit. Pada kesempatan ini akan dibahas kolom komposit baja square hollow section dan beton. Penampang komposit dengan material baja dan beton lebih umum digunakan, kombinasi sifat material beton dan sifat material baja akan meningkatkan kekuatan penampang. Sifat material baja dan beton diambil dengan memakai model yang terdapat di literatur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pada skripsi ini penulis akan melakukan analisa kolom komposit baja-beton dengan mengembangkan model sederhana secara analitis untuk mempelajari tingkah lakunya. Model yang dikembangkan adalah berdasarkan pendekatan layer (Fiber Model). Prinsip analisa ini adalah pembagian penampang kolom menjadi segmen segmen yang lebih kecil. Tiap segmen tersebut dibagi atas sejumlah layer yang terdiri dari layer baja dan beton. Untuk membantu menyelesaikan analisa ini secara numerik akan digunakan bahasa pemrograman MATHLAB 5.3. Dengan menganalisa setiap potongan tersebut maka sebagai keluaran akhir akan didapatkan hubungan antara lendutan dengan beban yang diberikan.
Hasil analisa program didapatkan besarnya hubungan antara beban dengan lendutan pada kolom komposit baja square hollow section di sepanjang bentang. Kemudian hasil ini dianalisa dan dibandingkan dengan eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dari kekuatan penampang kolom komposit tersebut dilakukan variasi terhadap mutu beton , model beton , tebal profil dan ukuran profil. Model beton tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan penampang sedangkan peningkatan mutu beton akan meningkatkan kekuatan penampang. Selain itu dianalisa faktor tekuk yang terjadi pada kolom komposit. Lendutan yang terjadi ternyata sangat berpengaruh terhadap kekuatan penampang kolom komposit karena timbulnya momen lentur sekunder atau terjadinya efek P-Delta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ign. Benny Puspantoro
Yogyakarta: ANDI, 2005
694.6 IGN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nusa Setiani Triastuti
"For the last two decades, national development has been growing rapidly by 6-8% per annum. Nevertheless, gaps between regions and between sectors are still found which need to be taken care of for the future sustainable development, especially in construction industry. The average national growth of 8% has not been followed by the contribution increase to GDP, which is about 4-6% for the same period. Endeavor in support of raising contribution value to GDP through the development of wood technology application in strategically sector, in housing sub sector, in particular of construction industry would have important meaning for the development in general.
This research is directed to evaluate the potential of the application of wood technology using metal connector on housing roofs in large scale so that it can be used to provide value added by those sectors that can take benefit of the techno economic value of wood to the optimum. To this end the research will also be carried out to the upstream through downstream, especially those related to and influencing the supply and demand sides of the potential of the application of wood technology.
A survey in literature shows Indonesia as having about 4000 kinds of wood of which 268 kinds are recorded as spreader and only 62 kinds or 179 botanical species are traded with economic value is needed in the development. In addition, this research will take stock of and evaluate the outcome of applying wood construction technology that has been developed and well tested in other countries, such as Australia. Research is also carried out on the potential of mass production by fabrication system or manufacturing and on the value added of the technology and various controls needed to achieve the intended objective. Various quantitative methods, including mathematical and statistical ones, have been used with regression for house supply analysis and wood contribution for roof frame, comparison of wood use against the metal connector and hypothetical try out needed.
The result of the analysis is evaluated on statistical standard level regarding its validity, trustworthiness and forecasting. The data have been used in representing and describing the current conditioning of construction industry, especially in Indonesia.
The research result hopefully:
1. Can provide additional information to increase the value added of wood material for the development of construction industry at its downstream sector and specially in agricultural sector to provide indication of the kinds of wood in the upstream sector needed in the upstream sector needed in the future.
2. Provides the picture of natural resource of Indonesia in the frame of its maximum utilization and development.
3. Gives indication of how much of wood economizing scale is needed for the increase in construction value added that can be achieved by the application of wood technology know how, especially in housing sector.
4. Increases the awareness of those related parties to the objective of construction industry development in general and housing sector in particular so that it can :
i. Support the government program in developing wood resource potential from the development program of. Industrial Forest Plantation.
ii. Drive construction industry to achieve more profitable value added for development through the use of wood material efficiently.
iii. Provide required training and information for the application of wood technological know-how of highly beneficial usage to those related sectors, construction industry in particular."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinto Wiryoto
"Penggunaan kayu sebagai salah satu material pada konstruksi bangunan Sipil, cukup banyak dijumpai di Indonesia, akan tetapi penelitian tentang penggunaannya sebagai komponen struktur komposit tidak terlalu banyak ditemukan. Maka pada penelitian kali ini, dikembangkan sebuah model balok komposit kayu-baja dengan harapan dapat memperbaiki kemampuannya dalam menerima beban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dominan dari balok kayu yang dibebani secara vertikal empat titik hingga hancur dan membandingkan hasil yang didapat terhadap penggunaan komposit dengan baja tipe terbuka pada balok tersebut.
Metodologi penelitian adalah dengan melakukan pengujian laboratorium terhadap kekuatan, kekakuan dan perilaku balok kayu dan struktur balok komposit kayu-profil baja siku. Percobaan dilakukan dengan menggunakan profil kayu berukuran 6x15 cm2 dengan menambahkan masing-masing dua buah profil baja siku ukuran 30.30.3 mm dibagian atas dan bawah profil kayu, dengan posisi salah satu sisi siku bersinggungan dengan sisi atas / bawah profit kayu sementara sisi siku lainnya berdiri vertikal. Interaksi yang diharapkan terjadi pada bidang kontak antara baja-kayu adalah Rigid Connection, untuk itu dipasang penyambung geser berupa paku-paku beton di sepanjang bentang balok. Balok tersebut selanjutnya dibebani dengan beban vertikal terpusat pada dua titik dengan tiga variasi jarak pembebanan relatif terhadap kedua perletakan pada kondisi balok sederhana yaitu L/4, L/3 dan 2L/5 untuk mendapatkan pola kehancuran geser dan lentur. Pembebanan dilakukan secara semi siklik monoton dengan nilai lendutan sebagai variabel terikatnya.
Secara umum hasil yang didapatkan dari eksperimen laboratorium memperlihatkan bahwa pola keruntuhan balok dengan kondisi pembebanan L/4 dan L/3 sangat getas akibat kekuatan geser dari kayu rendah, dengan disertai ledskan yang cukup kuat, balok terpocah pada arah memanjang yang dimulai pada salah satu ujung perietakan menuju ke daerah lentur mumi. Namun pada pembebanan 2L/5 pola keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan lentur dengan keretakan pada serat tank kayu. Pemberian komposit pada balok kayu terbukti memperbesar kekuatan, kekakuan, serta daktilitas sampel. Penampang balok komposit yang digunakan pada eksperimen ini, akan lebih efektif jika digunakan pada bentang besar, sehingga kehancuran geser tidak dijumpai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abubakar Fahmi
"Struktur kolom komposit adalah struktur kolom yang terbentuk dari dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban terutama beban aksial dan momen akibat beban aksial eksentris. Pada skripsi ini secara khusus akan dibahas struktur kolom komposit yang terdiri dari material square hollow steel dan beton dengan 2 macam mutu. Material baja dan beton masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dengan melakukan penggabungan kedua material dalam suatu struktur maka diharapkan struktur tersebut dapat bekerja maksimal dalam menahan beban luar, yaitu dapat menahan beban lebih besar dengan deformasi yang kecil. Hal ini disebabkan karena perilaku dari struktur komposit baja-beton sangat dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material baja dan beton. Dengan mengetahui sifat material baja dan beton, dapat dibuat suatu eksperimen kolom untuk mencari hubungan antara gaya yang diberikan dengan lendutan yang terjadi, kemudian menganalisis tipe keruntuhan yang terjadi serta perbandingan dengan perhitungan teoritis (dengan Ad Code).
Berdasarkan latar belakang di atas, pada skripsi ini penulis melakukan eksperimen pada kolom komposit baja-beton dengan cara penyediaaan bahan bahan eksperimen yaitu baja test dan campuran beton 2 macam mutu fc'= 32.4 MPa dan fc' = 46 MPa. Untuk keperiuan test diperiukan perhitungan awal untuk mendapatkan profil SHS yang sesuai dengan kapasitas alat laboratorium (hydraulic jack 20 ton), perhitungan awal itu menggunakan diagram interaksi sebagai pembantu untuk mendapatkan dimensi profil kolom.
Hasil yang didapat dari test ini berupa hubungan antara gaya ber eksentrisitas yang diberikan dengan lendutan yang terjadi pada titik-titik tertentu serta tipe keruntuhan dari kolom tersebut. Tipe keruntuhan kolom tersebut adalah tipe buckling akibat kelangsingan kolom bukan hancur karena penampang. Serta analisis yang didapatkan dimana makin tipis (nilai b/t rasio besar) suatu profil serta makin meningkat mutu beton maka faktor keruntuhan model beton (keruntuhan getas) akan terjadi pada struktur komposit tersebut, demikian juga sebaliknya. Dari hasil ini dapat dijadikan referensi dari perhitungan analisa kolom komposit baja beton dengan menggunakan berbagai program komputer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>