Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhika P. Anindyajati
"This final assignment explains about copperslag as one of construction material, especially in GRC (Glassfiber Reinforced Concrete). The optimum rate for copperslag as fine aggregate is 100% which was taken from Jabidi ST's final assigmnent. So the focuses of this final assignment are in flexural strength, compressive strength and tensile strength of GRC. The samples for flexural strength was done in PT.KN Warehouse in Cileungsi and samples for compressive and tensile strength was made in Material Laboratorium Civil Department University of Indonesia. The testing of all samples were using machines and tools from Material Laboratorium Variables which used in this test are copperslag rate from 0%, 50% and 100%, glassfiber rate from 3%, 35%, 4%, 4.5% and curing process which used two condition, dry condition and sea water condition. Final result from this experiment is new composition of GRC which used 100% copperslag as fine aggregate then the optimum rate of glassliber with spray-up method is 4% and optimum rate of glassiiber with premix method is 3.5%.

Skripsi ini memuat pembahasan mengenai pemanfaatan copperslag yang, dikategorikan sebagai Iimbah B3 untuk dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi khususnya digunakan pada komposit GRC (Glasgiber Reinforced Concrete). Penelitian ini menggunakan hasil dari penelitian Jabidi ST, yaitu menggunakan 100% copperslag sebagai material substitusi pasir sebagai kadar optimum. Selanjutnya skripsi ini memfokuskan pada pengaruh kadar glassfiber terhadap material GRC dilihat dari perilaku kuat lentur, kuat tekan dan kuat tarik. Pembuatan benda uji lentur dilakukan di pabrik GRC PT.KN di Cileungsi ssedangkan benda uji tekan dan tarik dilakukan di Laboratorium Bahan Departernen Sipil FT UI. Sementara itu pengujian terhadap benda uji tersebut menggunakan alat-alat yang ada di Laboratorium Bahan Departemen Sipil FT UI Berbagai variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kadar copperslag, kadar glassfiber dan proses perawatan (curing). Kadar copperslag yang digunakan 0%, 50%, dan 100% sedangkan kadar glassfiber dari 3%, 35%, 4%, dan 4.5%. Dari penelitian ini diperoleh komposisi baru dari material GRC dimana menggunakan kadar optimum 100 % copperslag sebagai pengganti agregat halus dan juga kadar optimum glassfiber 4% untuk metode spray-up process dan 3.5% untuk metode premix process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Prasetio
"Penerapan teknologi berbasis bahan komposit dewasa ini banyak berkembang. Berbagai macam aplikasi dibuat dan dikembangkan dengan bahan komposit yang memang memiliki kelebihan dari faktor kemudahan mendapatkan materialnya hingga proses produksinya. Dalam dunia kemaritiman yang dalam hal ini perkembangan riset dan teknologi di bidang perkapalan, bahan komposit memang sudah menjadi alternatif dalam hal bahan material pembuatan kapal, misalnya saja Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) serat kaca berpenguat resin (plastik) yang telah banyak digunakan kedalam pembuatan sebuah kapal. Namun adanya bahan material komposit baru seperti Glassfiber Reinforced Concrete (GRC) serat kaca berpenguat semen yang dijadikan pula sebagai bahan material pembuatan sebuah kapal atau perahu, menjadikan sebuah penelitian didalam skripsi ini.
Pengujian dalam penelitian ini juga dilakukan dengan penambahan zat aditif Flexible Concrete (Flexcon) dalam upaya menambahkan daya fleksibilitas dan kedap air. Faktor kuat lentur dari karakteristik material properties yang diuji dengan dilakukannya bending test dan hammer test, menjadi hal penting dalam menentukan layak tidaknya bahan material tersebut dijadikan sebuah kapal dan serta itu pula penentuan dimensi utamanya. Perbandingan dari hasil pengujian dengan standar rules dan regulasi Biro Klasifikasi yang ada merupakan hal penting guna mengetahui batasan nilai kekuatan material komposit yang telah diuji. Penentuan dimensi utama didapatkan pula dari nilai hasil pengujian dengan tujuan mendapatkan dimensi yang maksimal. Semoga pada akhirnya penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan teknologi bahan komposit yang diaplikasikan kedalam bidang perkapalan.

The implementation of composite-based technology has been grown nowadays. Various applications has been made and developed by using composite material because it is easy to be found and to be produced. In maritime, in this case the ship construction technology, composite has become an alternative material in ship construction. As an instance is Fiberglass Reinforced Plastic (FRP), fiberglass with resin (plastic) that is commonly used in ship construction. However, the existence of a new composite material such as Glassfiber Reinforced Concrete (GRC), fiberglass with cement that is also used as the material in ship or boat construction, has aroused this research.
The testing in this research was done by adding additive substance, Flexible Concrete (Flexcon) to increase flexibility power and water proof characteristic. The bending factor of properties material that was tested with bending test and hammer test was an essential concern in determining the proper ness of that material to be used in ship construction and the determination of the principal dimension. The equivalence from test result of the standard rules and the regulation of classification bureau was essential to find the power percentage limit of composite material tested. The determination of the principal dimension was found from the result of the bending test to get the maximum dimension. Hopefully, this research may give contribution and development of composite-based technology that is implemented in ship construction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jabidi
""Skripsi dengan judul ""Pengaruh Pemanfaatan Copper Slag sebagai Material Substitusi terhadap Kuat Lentur Komposit GRC (Glassfrbre Reinforced Concrete)"", ini memuat pembahasan mengenai pemar faatan copper slag yang dikategorikan sebagai limbah B3 untuk dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi khususnya digunakan pada komposit GRC (Glassfibre Reinforced Concrete). Dalam penelitian ini, copper slag merupakan material limbah yang mempunyai sifat cementic akan dimanfaatkan sebagai fine aggregat untuk menggantikan pasir pada campuran komposit GRC sehingga diharapkan dapat memperbaiki sifat mekanis GRC terutama terhadap kuat lenturnya. Penelitian ini tidak dilakukan di lapangan, melainkan hanya dilakukan di laboratorium yaitu dengan Cara melakukan pengetesan terhadap benda uji yang telah didisain sesuai dengan komposisi yang direncanakan. Pengetesan benda uji hanya terbatas pada pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturaya saja karena tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh copper slag dalam campuran GRC dan mencari kadar copper slag yang menghasilkan kuat lentur optimum pada campuran komposit GRC. Selain dilakukan pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturnya, juga dilakukan analisa pada proses perawatan (curing) benda uji tersebut, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sensitifitas copper slag terhadap proses perkaratan. Kondisi-kondisi Proses perawatan yang dilakukan yaitu: benda uji ditutup dengan plastik yang lembab dan benda uji yang direndam pada air laut.""
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Wahyu Nugroho
"Pembangunan kapal telah rnelaiui berbagai macam perubahan, dimana material baru atau variasi dari yang ada membuat teknik baru menjadi praktis dan memungkinkan. Sejak diperkenalkannya komposit berpenguat serat secara cepat untuk memperoleh informasi dan metode penggunaan dari material baro tersebut. Suksesnya komposit berpenguat serat (FRC) menjadi material terpopuler dalam industry pembangunan kapal disebabkan oleh beberapa keuntungan yang dimilikinya jika dibandingkan dengan material lainnya.
Melihat banyaknya keuntungan yang ditawarkan dari penggunaan material FRC pada pembangunan kapal, maka alangkah baiknya jika materiaJ tersebut juga digunakan dalam pembuatan kapa! nelayan maupun kapai angkut tradisional di Indonesia. Narnun karena jenis serat sintetis yang umumnya: digunakan sebagai bahan dari komposit berpenguat serat pada pembangunan kapal harganya relatif leblh mahal jika digunakan dalam pembangunan kapal nelayan dan kapal angkut tradisional, maka dalam peneHtian ini akan dicoba untuk menggunakan senlt alam yang dinilai lebih ekonomis dan memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dari serat yang biasanya digunakan dalam industry pembangunan kapal.
Namun sebelum disosialisasikan kepada pemakainya, diperlukan analisa tegangan dan regangan terhadap lamina material FRC untuk memperoleh desain bentuk dan struktur geometri laminat yang optimum agar mampu menahan beban aplikasi yang akan diterimanya. Untuk memperoleh data sekunder dan pengujian laboratorium untuk memperoleh data dari objek penelitian secara langsung. Setelah menganalisa data yang diperoleh dari penelitian, kita dapat menentukan apakah serat alam dapat digunakan sebagai material alternatif dalam pembanguan kapal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Febby Fitratama
"

Baterai Lithium-Ion merupakan salah satu media yang efektif untuk meyimpan energi. Baterai ini pun terus diteliti lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan kekuatan baterai. Pada saat ini. Anoda LTO merupakan material yang sedang dikembangkan sebagai pengganti anoda grafit. LTO atau litium titanat memiliki beberapa kelebihan seperti sifat zero strain yaitu tidak terjadi perubahan volume atau perubahan volume yang sangat rendah saat charge dan discharge. Sintesis LTO dilakukan dengan menggunakan metode solid state dengan proses mekanokimia dan sintering pada suhu 850o C selama 6 jam. Kadar Zn yang ditambahkan sebesar 3 wt%, 7wt% dan 11 wt%. dan grafit sebesar 3 wt%. Penambahan doping Zn pada LTO meningkatkan konduktifitas elektronik dan kapasitas spesifik dari baterai. Komposit LTO-Grafit/Zn dilakukan karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDS. Uji performa baterai dilakukan menggunakan pengujian EIS, CV dan CD. Hasil pengujian EIS didapatkan nilai konduktifitas tertinggi pada komposit LTO-grafit/Zn 3%. Kapasitas spesifik tertinggi hasil uji CV didapatkan LTO-grafit/Zn 11% sebesar 154.3 mAH/g. Kapasitas chage discharge tertinggi didapatkan LTO-grafit/Zn 11% pada current rates 0.5 C sampai 15C


Lithium-Ion batteries are one of the effective media for storing energy. This battery continues to be investigated further to increase the efficiency and power of the battery. At this time. LTO anode is a material that is being developed as a substitute for graphite anode. LTO or lithium titanate has several advantages, such as the zero strain characteristic, that is, there is no change in volume or volume changes that are very low during charge and discharge. The LTO synthesis was carried out using a solid state method with a mechanochemical process and sintering at a temperature of 850o C for 6 hours. Zn content added is 3 wt%, 7wt% and 11 wt%. and graphite at 3 wt%. Addition of Zn doping to LTO increases the electronic conductivity and specific capacity of the battery. LTO-Graphite/Zn composites were characterized using XRD and SEM-EDS. Battery performance test is carried out using EIS, CV and CD testing. The EIS test results obtained the highest conductivity value on 3% LTO-graphite / Zn composites. The highest specific capacity CV test results obtained LTO-graphite/Zn 11% of 154.3 mAH / g. The highest chage discharge capacity is obtained by LTO-graphite/Zn 11% in the current rates of 0.5 C to 15C.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koresy Mangaraja Yanpieter
"ABSTRAK
Perbedaan konsentrasi yang ditambahkan pada baja karbon rendah mempengaruhi perilaku inhibisi ekstrak ubi ungu dalam larutan NaCl kadar 3,5% pada temperatur 500C telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kehilangan berat. Ekstrak ubi ungu sebagai green inhibitor digunakan karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi. Pada penelitian ini, waktu perendaman sampel baja karbon rendah untuk semua konsentrasi sama, yaitu selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan ubi ungu sebagai inhibitor korosi efektif untuk baja karbon rendah dalam larutan NaCl kadar 3,5% pada temperatur 500C, karena dapat menghambat laju korosi secara cukup baik dengan efisiensi sebesar 21,3-31,27 % dengan penambahan konsentrasi ekstrak ubi ungu sebesar 4-6 ml.

ABSTRACT
The differences of concentration were added on low carbon steel affecting the behavioral inhibition of purple sweet potato in NaCl solution levels of 3,5% has been investigated using weight loss method. Purple sweet potato extract as green inhibitor is used because contains of antioxidant compounds that can be inhibiting the corrosion rate. In this experiment, the immersion time of low carbon steel for all the conditional concentrations are equal, it?s about 4 days. Results of this experiment showed that purple sweet potato extract as corrosion inhibitor is effective for low carbon steel in NaCl solution levels of 3,5% at temperature 500C because can be inhibiting corrosion rate fairly with an efficiency of 21,3-31,27% with addition concentration of purple sweet potato are 4-6 ml. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S882
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Christian Reza
"Energi pada umumnya dibagi menjadi 2, yaitu energi terbarukan dan energi tidak terbarukan. Energi terbarukan menjadi solusi untuk mengatasi efek negatif energi tak terbarukan karena emisi karbon yang sangat rendah serta ketersediaan sangat melimpah di bumi. Indonesia memiliki tujuan untuk menggunakan energi terbarukan dengan maksimal untuk mengurangi ketergantungan dengan energi tak terbarukan. Hal ini mendorong penemuan yang mengarah kepada pembentukan dan penggunaan sumber energi baru.
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari proses sintesis Li4Ti5O12 (LTO) dengan metode solid state dan pembuatan komposit dari anoda LTO dengan penambahan unsur Sn nano dan grafit dengan tujuan menaikkan performa anoda LTO. Penambahan Sn nano dan grafit dilakukan sebanyak masing-masing dengan variasi 10 wt%, 15 wt%, 20 wt% dan 5 wt%.
Sintesis LTO diawali dengan metode solid state kemudian di lakukan proses sintering selama 6 jam pada temperature 850 oC. Pencampuran grafit dan Sn nano pada anoda LTO dilakukan secara mekanokimia. Fabrikasi baterai dilakukan dengan diawali proses pembuatan slurry kemudian dilanjutkan proses coating yang selanjutnya di masukkan ke dalam coin cell.
Berdasarkan hasil karakterisasi baterai didapatkan kristalinitas terbaik pada anoda LTO/C-Sn nano 10 wt%. Pada pengujian performa baterai untuk nilai kapasitas spesifik (CV) dan retensi kapasitas (CD) pada anoda LTO/C-Sn nano 10 wt% wt memiliki nilai paling baik yaitu sebesar 207 mAh/g dan 1,5%. Nilai konduktivitas terbaik yatu anoda LTO/C-Sn nano 15 wt% dengan resistivitas sebesar 46,97 Ohm.

Energy is generally divided into 2, namely renewable energy and non-renewable energy. Renewable energy is the solution to overcome the negative effects of non-renewable energy because of very low carbon emissions and abundant availability on earth. Indonesia has a goal to use renewable energy to the maximum to reduce dependence on non-renewable energy. This encourages findings that lead to the formation and use of new energy sources.
This research is aimed at studying the synthesis process of Li4Ti5O12 (LTO) with solid state method and making composites from LTO anodes with the addition of Sn nano and graphite elements with the aim of increasing the performance of LTO anodes. Addition of Sn nano and graphite was carried out as many as each with variations of 10 wt%, 15 wt%, 20 wt% and 5 wt%.
The LTO synthesis begins with a solid state method and then sintering for 6 hours at 850oC. Mixing graphite and Sn nano on the LTO anode is carried out mechanochemically. Battery fabrication is carried out by starting the process of making slurry and then continuing with the coating process which is then put into a coin cell.
Based on the results of the battery characterization the best crystallinity was obtained at the 10 wt% nano LTO/C-Sn anode. On battery performance testing for specific capacity values (CV) and capacity retention (CD) on nano 10 wt% LTO/C-Sn anode the best value was 207 mAh/g and 1.5%. The best conductivity value is nano 15 wt% LTO/C-Sn anode with a resistivity of 46.97 Ohm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Arista Nia
"Austenite sisa bersifat metastabil dan mudah bertransformasi menjadi fresh martensite jika diberikan tegangan mekanik atau disimpan dalam kurun waktu tertentu. Transformasi austenite sisa menimbulkan tegangan sisa yang menginiasi terjadinya delayed crack. Penelitian ini berfokus pada optimalisasi kecepatan pendinginan saat proses quenching, yang menghasilkan mikrostruktur lebih seragam dan sifat mekanik yang sesuai dengan standar. Penelitian ini mencoba menggunakan media quenching berbasis polimer dengan varian kadar yang berbeda, yaitu sebesar 1%, 5%, 10%, dan 15%. Penambahan PAG pada rentang 1-5% menghasilkan penurunan pada koefisien perpindahan panas di permukaan, dibandingkan quenching air. Namun, peningkatan kadar PAG dari 5% hingga 25% memberikan efek yang berlawanan, dimana koefisien perpindahan panas cenderung meningkat, dengan nilai tertinggi koefisien sebesar 5950 W m-2 K-1 pada kadar 25%. Disimpulkan bahwa penambahan kadar 1-5% PAG ke dalam air dapat menurunkan koefisien perpindahan panas di permukaan baja, sehingga tegangan termal dapat tereduksi dan menghasilkan pendinginan yang lebih terkontrol. Hasil penelitian menunjukkan kadar PAG sebesar 1%, 5%, 10%, hingga 15% memberikan laju pendinginan masing-masing sebesar 52.7℃/s, 40.1℃/s, 23.1℃/s, dan 17,8℃/s. Terlihat bahwa semakin tinggi kadar PAG dalam air, maka laju pendinginan akan semakin melambat, membuat transformasi mikrostruktur tidak sempurna, sehingga jumlah austenite sisa dalam mikrostruktur semakin banyak, yang memberikan potensi delayed crack lebih tinggi. Laju pendinginan juga memberikan efek signifikan pada sifat mekanik, yaitu penurunan kekerasan. Semakin lambat laju pendinginan, maka waktu difusi karbon akan semakin panjang, sehingga karbon yang terperangkap dalam kisi kristal akan semakin rendah, yang berdampak pada penurunan kekerasan. Nilai kekerasan memilki hubungan yang liniear dengan kekuatan tarik, sehingga penurunan kekerasan juga menyebabkan penurunan kekuatan tarik. Namun, penurunan laju pendinginan dapat menurunkan tegangan termal saat proses quecnhing, sehingga potensi terjadinya quenching crack akan menurun

Retained austenite is metastable and easily transforms into fresh martensite, give rise in crystal volume, and generate some residual stresses that might initiate a delayed crack. This research focuses on optimizing the cooling rate during the quenching process, which results in a more uniform microstructure and mechanical properties that comply with the standard. This study tries to give polymer-based quenchant at various percentages, which are 1%, 5%, 10%, dan 15%. Adding a small amount of PAG (ie 1% dan 5%) reduces the heat transfer coefficient at the surface, compared to conventional water quenching. However, an increase in PAG content from 5% to 25% has the opposite effect, where the heat transfer coefficient increases, with the highest coefficient value of 5950 W m-2 K-1 at 25% content. It was concluded that the addition of 1-5% PAG to water can reduce the heat transfer coefficient on the steel surface, so that the thermal stress can be reduced and produce more controlled cooling. The results showed PAG percentage of 1%, 5%, 10%, up to 15% gave a cooling rate of 52.7 ℃ / s, 40.1 ℃ / s, 23.1 ℃ / s, and 17.8 ℃ / s, respectively. It appears that the higher the PAG content in water, the slower the cooling rate. A slow cooling rate increases the potential for incomplete transformation, so that the amount of retained austenite in the microstructure increases, Thus the amount received in the microstructure is increasing, giving a higher potential for delayed crack. The cooling rate also has a significant effect on mechanical properties such as hardness. The slower the rate of cooling, the longer the diffusion time of carbon, so that the carbon trapped in the crystal lattice will be lower, which results in a decrease in hardness. The value of hardness has a linear relationship with the tensile strength, so the decrease in violence also causes a decrease in tensile strength. However, a decrease in the cooling rate can reduce thermal stress during the queching process, so the potential for a quenching crack will decrease."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Pasha
"Komposit aluminium dewasa ini umum digunakan untuk berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah untuk kampas rem kereta api yang umumnya terbuat dari besi tuang kelabu. Substitusi ini terjadi dikarenakan komposit aluminium yang lebih ringan dan aman. Studi literatur dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh dari variasi temperatur artificial aging terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur komposit AC4B/mikro-SiC. Temperatur yang optimum akan membentuk presipitat Mg2Si dan Al2Cu yang akan berdampak pada peningkatan kekuatan mekanik dari komposit. Disimpulkan bahwa tren Ultimate Tensile Strength (UTS) meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur artificial aging sampai pada temperatur optimum tertentu. Setelahnya nilai UTS akan berangsur menurun. Nilai kekerasan juga akan dipengaruhi oleh variasi temperatur artificial aging, dimana nilai kekerasan maksimum akan dicapai dengan temperatur yang optimum, lalu setelahnya menurun jika temperatur ditingkatkan. Ketahanan impak komposit AC4B/mikro SiC akan meningkat sampai nilai peak aging dikarenakan adanya perubahan morfologi butir yang menjadi lebih bulat sehingga mudah untuk menyerap energi. Temperatur artificial aging juga akan mempengaruhi ketahanan aus komposit yang berbanding lurus dengan nilai kekerasan. Diambil kesimpulan bahwa komposit AC4B/mikro SiC dapat digunakan sebagai material alternatif besi tuang kelabu pada aplikasi brake shoe kretea api.

Aluminium composites are widely used in many applications such as train brake shoe to replace grey cast iron, because of its light weight and safety. A literature study is conducted to identify the effects of artificial aging temperature variation on the mechanical properties and the microstructure of AC4B/SiC. The optimum artificial aging temperature will assist the formation of the Mg2Si and Al2Cu precipitates which will have an effect on increasing the mechanical properties of AC4B/SiC composite. The ultimate tensile strength showed that there was an increasing trend of UTS until it reaches peak aging prior to decreasing afterwards. Artificial aging temperature also affects the material hardness, where the data trend is likely has the peak hardness where the sample exceeds its maximum hardness number, after reaching its peak, the hardness number decreased with increasing temperature. Impact toughness is one of the mechanical properties that affected by the artificial aging, one of the factors is the change in grain morphology to a more rounded shape, which will make the impact toughness better. Optimum aging temperature is needed to maximize the impact toughness of the composite. Wear is also affected by variation in artificial aging temperature and in line with the hardness of the material, with increasing temperature to a certain point, the optimum wear resistance will be obtained. It was concluded that AC4B/micro SiC composite is a suitable alternative material for train brake shoe application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>