Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
James Jatmiko Oetomo
"Pada problem dua bangunan yang akan dibangun berdekatan biasanya dimiliki alternatif berupa pemberian dilatasi untuk mencegah benturan atau dengan melakukan penggabungan kedua struktur tersebut. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan elemen karet sebagai penahan benturan antar kedua struktur. Efektivitas penggunaan elemen karet menjadi objek utama dalam penelitian ini dengan parameter yang diamati antara lain peralihan titik, gaya dalam balok dan kolom, serta deformasi dan gaya dalam aksial pada karet. Pada penelitian ini, kinerja dari penggunaan elemen karet diamati dengan melakukan beberapa variasi simulasi, antara lain variasi model, variasi eksitasi beban gempa, variasi bukaan model non karet, variasi bukaan model karet, dan variasi dari kekakuan karet. Pengamatan dari respon parameter yang maksimum dilakukan pada setiap lantai struktur dimana dilakukan pembandingan antara beberapa model, yaitu pada: (1). Model gabungan dan model karet; (2). Model dengan dilatasi dan model karet; (3). Model karet dan model non karet. Permodelan non karet dalam penelitian ini dibuat dengan memberi kekakuan yang sangat besar pada elemen sambungan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan karet memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan dengan alternatif berupa dilatasi struktur maupun gabungan struktur. Efek benturan dari hasil simulasi tampak pada gaya dalam aksial balok. Penggunaan model gabungan menunjukkan pembesaran gaya dalam aksial yang utamanya ditunjukkan pada gaya dalam aksial balok bangunan rendah dari model berdampingan.
In structural design problem of two adjacent building, usually we usually use a dilatation as a gap between the structures or make the two structures as a compounded structure. Other alternative is by using an elastomeric rubber as a pounding resisting element between the joint of two structures. Effectiveness of applying elastomeric rubber component in adjacent structures is the main focus in this paper. We will consider following parameters: joint displacements, forces in beam and column, deformation and axial forces in elastomeric rubber. In this paper, effectiveness of an elastomeric rubber observed by using various simulation variations, there are: model variation, earthquake excitation variation, open of non elastomeric element, open of elastomeric rubber, and elastomeric rubber stiffness. Observation of maximum response parameters will be done in each story floor where this paper will compare those parameters between these models: (1). Compounded model and model with elastomeric rubber; (2). Model with dilatation and model with elastomeric rubber; (3). Model with elastomeric rubber and model with non elastomeric element. Modeling of non elastomeric element will be done by using a very high stiffness value in joint link element. Simulation results shows that using elastomeric rubber component as a pounding resisting element has various advantages as well as disadvantages compared to the other alternative. Pounding effect from the simulation showed by beam axial forces. Thus, using compounded model shows amplification in beam axial forces which is mainly affected lower story building from adjacent building model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Nathaniel
"Gedung olahraga merupakan struktur yang pada umumnya terdiri atas material baja. Selain itu gedung olahraga pada umumnya memiliki elevasi atap yang tinggi untuk menunjang kegiatan olahraga. Gedung olahraga Universitas Indonesia terletak pada elevasi yang berbeda serta dihubungkan dengan bangunan penghubung. Penelitian ini berfokus pada efek dari jenis sambungan pada bangunan penghubung yang menghubungkan kolom pada gedung olahraga dengan balok bangunan penghubung terhadap respons struktur terhadap gempa khususnya pada arah y. Selain itu juga terdapat penelitian tentang pemberian beda elevasi antar kedua bangunan serta pemodelan variasi jenis perletakan pada elevasi yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi jenis sambungan tidak mempengaruhi respons struktur secara signifikan. Adapun jenis sambungan yang paling efektif ialah pada sambungan rigid. Adanya variasi jenis perletakan lebih berpengaruh pada bangunan yang berada di elevasi lebih tinggi. Kombinasi antara variasi beda elevasi, jenis perletakan, dan jenis sambungan mempunyai dampak yang berbeda terhadap respons struktur. Pola respons dengan variasi jenis sambungan pada model dengan tidak ada beda elevasi dapat berubah ketika diberi perbedaan elevasi.

Sports building is a structure that generally consists of steel material. In addition, sports buildings generally have a high roof elevation to support sports activities. The University of Indonesia's sports building is located at a different elevation and is connected to the connecter building. This research focuses on the effect of the type of connection on the connecting building connecting the column in the sports building with the connecting building beam to the structural response to the earthquake especially in the y direction. In addition there are also studies on the provision of elevation differences between the two buildings as well as modeling variations in the types of placement at higher elevations. This study shows that variations in connection types do not significantly affect structural responses. The most effective type of connection is the rigid connection. The variation in the type of placement is more influential on buildings that are at higher elevations. The combination of variations in elevation differences, type of placement, and type of connection has a different impact on the response of the structure. The response patterns with variations in the connection types in models with no elevation difference can change when given elevation differences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Dwiputro Ryoko Laksono
"

Perkembangan gedung-gedung di Indonesia semakin hari semakin pesat. Struktur bangunan yang dibuatp memiliki ketinggian yang cukup tinggi. Gedung tersebut menjadi sasaran sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung. Sambaran petir langsung dapat berakibat pada kerusakan gedung hingga menyebabkan kebakaran. Dan akibat dari sambaran tidak langsung akan mengakibatkan tegangan induksi lebih yang dapat merusak peralatan elektronik yang ada di dalam gedung. Sehingga dibutuhkan sistem proteksi petir untuk mengurangi efek dari sambaran petir ini. Salah satunya adalah gedung i-CELL FTUI merupakan gedung laboratorium fakultas teknik yang terletak di Universitas Indonesia, Depok, Jakarta dengan tingkat hari guruh yang cukup tinggi. Kondisi gedung yang menjadi bangunan tertinggi dibandingkan bangunan disekitarnya menjadikan gedung i-CELL FTUI ini sasaran bagi sambaran petir. Terlebih gedung ini juga memiliki beberapa peralatan elektronik penting didalamnya. Sehingga dibutuhkanlah sebuah sistem proteksi petir pada gedung i-CELL FTUI ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai  Nd > Nc sehingga mengharuskan pemasangan sistem proteksi petir. Sitem proteksi petir yang terpasang pada gedung I-CELL FTUI belum sepenuhnya memenuhi standar NF C 17-102. Penggunaan terminasi udara sudah melindungi keseluruhan gedung tetapi untuk konduktor penyalur hanya terdapat satu buah saja sehingga diperlukan penambahan satu jalur konduktor penyalur lagi agar memenuhi standar yang ada. Dan sistem pembumian yang ada sudah memenuhi standar yang ada karena memiliki tahanan pembumian sebesar 8.3325 Ω. Selain itu terdapat pula rekomendasi pemasangan sistem proteksi petir eksternal secara konvensional mengacu pada standar SNI 03-7015-2004, IEC 62305, dan NFPA 780.


The development of buildings in Indonesia is increasing rapidly. The building structures that are made also have a high height. The building is subjected to lightning strikes both directly and indirectly. Direct lightning strikes can result in damage to buildings to cause fires. And the consequences of indirect strikes will result in more induced voltage that can damage electronic equipment in the building. So, a lightning protection system is needed to reduce the effects of this lightning strike. One of the buildings is the I-CELL FTUI building, a laboratory building of the Faculty of Engineering located at the University of Indonesia, Depok, Jakarta with a relatively high level of thunder days. The condition of the building is the highest structure compared to the surrounding buildings making the I-CELL FTUI building a target for lightning strikes. Moreover, this building also has some valuable electronic equipment in it. So, a lightning protection system is needed in the I-CELL FTUI building. The results showed that the value of N> NC requires the installation of a lightning protection system. The lightning protection system installed in the I-CELL FTUI building does not fully meet the NF C 17-102 standard. The use of the air terminal has protected the entire building, but only one conductor is available, so it is necessary to add one more conductor line to meet existing standards. And the current earthing system meets the existing standards because it has an earthing resistance of 8.3325 Ω. In addition, there are also recommendations for installing a conventional external lightning protection system referring to the SNI 03-7015-2004, IEC 62305, and NFPA 780 standards.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Anggraito
"Skripsi ini membahas evaluasi sistem keselamatan kebakaran menggunakan program computerized fire safety evaluation system (CFSES) disetiap bangunan Program Vokasi Universitas Indonesia. Penilaian dalam evaluasi ini didasarkan pada persyaratan NFPA 101: Life Safety Code dengan tahapan-tahapan evaluasi yang terdapat pada NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Terdapat 12 parameter utama yang menjadi penilaian dalam penelitian ini. Keduabelas parameter tersebut adalah konstruksi gedung, segregasi bahaya, bukaan vertikal, sprinkler, sistem alarm kebakaran, pendeteksi asap, penyelesaian interior, pengendalian asap, sistem jalur keluar, jalur evakuasi, kompartemen, dan program tanggap darurat bangunan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat semi kuantitatif. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa Gedung Bisnis, Gedung Administrasi dan Gedung Perkuliahan Vokasi UI belum ada yang memenuhi standar minimum nilai keselamatan yang dipersyaratkan NFPA 101.

This thesis discusses the evaluation of the fire safety system using a computerized program fire safety evaluation system (CFSES) to each building in Vocational Program, Universitas Indonesia. Assessment in this evaluation are based on the requirements of NFPA 101: Life Safety Code with the stages of evaluation contained in NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. There are 12 main parameters that becomes assessment in this study. The results of this evaluation indicate that the Vocational Business Building UI has met the minimum standars required safety value while the Administration Building and Vocational Class UI indicator are not met the assessment of the value of the minimum standars."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brain Harryanto
"Budaya keselamatan di Indonesia belum ideal sehingga diperlukan suatu evaluasi penerapan kebijakan K3 konstruksi mengacu pada PerMen05/PRT/2014. Dari Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), kebijakan SMK3 konstruksi di Indonesia baru memiliki Norma dan Prosedur. Sedangkan Standard dan Kriteria masih dalam tahap perancangan. Tujuan dari penelitian ini: i. Mengetahui kebijakan K3 yang berkaitan dengan NSPK di Indonesia yang dapat meningkatkan budaya keselamatan, ii. Mengetahui hubungan antara implementasi kebijakan K3 NSPK dengan budaya keselamatan pada proyek konstruksi, iii. Melakukan perbaikan kebijakan K3 pada konstruksi bangunan gedung, perumahan, bangunan air, jalan dan jembatan yang dapat meningkatkan budaya keselamatan. Metodologi penelitian yang digunakan melalui studi literature, survey responden pada proyek konstruksi bangunan gedung, perumahan, bangunan air, jalan dan jembatan di lingkungan Kementerian PUPR dan Dinas PU. Metode Analisa mengunakan software statistik SPSS dan software Structural Equation Modelling (SEM) Smart Partial Least Square/PLS. Hasil penelitian menjelaskan hubungan atau relasi signifikan antara dimensi penerapan kebijakan (Pengawasan dan Sanksi) dengan dimensi budaya keselamatan (Perilaku, Biaya K3, Kebijakan, Kepemimpinan, Pekerja, dan Strategi). Rekomendasi perbaikan kebijakan untuk meningkatkan budaya keselamatan dengan melakukan peningkatan pada pengawasan dan pemberian sanksi yang jelas dan tegas.

Unideal Safety culture in Indonesia requires an evaluation of policy implementation refers to the construction safety regulation, PerMen05/PRT/2014. Out of Norms, Standards, Procedures and Criteria (NSPK), we only have Norms and Procedur. As for Standard and Criteria are still being planned. This research on building, housing, water resource, roads and bridges construction at the Ministry of General Works and Housing resulted in having significant relation between safety policy implementation dimension (Monitoring and sanction/penalty) and safety culture dimensions (behaviour, safety cost, policy, leadership, man, and strategy). Recommendations for policy improvement are obtained from review and implementation strategy of the significant relation between safety policy implementation dimension and safety culture dimensions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Wisnu Andhika Pranidhia
"

Pada perkembangan yang sangat pesat di Indonesia, kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat, lahan yang ada di Indonesia pun akan sedikit demi sedikit terpakai untuk membangun bangunan-bangunan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin sedikitnya ketersediaan lahan, bangunan yang dibuat pun akan semakin tinggi untuk menyetarakan kebutuhan manusia. Namun, Indonesia termasuk negara yang kepadatan sambaran petirnya sangatlah tinggi sehingga dapat mengganggu aktivitas-aktivitas manusia. Hal ini membuat bangunan-bangunan yang semakin tinggi akan menjadi sasaran sambaran petir. Gedung Sarana Olahraga (SOR) UI yang terletak di Universitas Indonesia, Depok merupakan tempat yang sering dipakai oleh para mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga. Oleh karena itu, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem proteksi petir eksternal yang dipasang sudah sesuai dengan standar yang ada agar proteksi petir berfungsi dengan baik dan keamanan akan tetap terjaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gedung SOR UI telah terpasang sistem proteksi petir eksternal bertipe non-konvensional yaitu menggunakan ESEAT sebagai terminasi udaranya. Namun radius proteksi dari terminasi udara tersebut masih belum memenuhi standar karena belum sepenuhnya dapat melindungi Gedung SOR UI. Sistem konduktor penyalur sudah memenuhi standar yang ada. Sistem terminasi bumi memiliki nilai yang kurang dari 10 Ω namun kondisi kotak inspeksi pembumian yang digunakan masih belum memenuhi standar yang ada karena terkubur sehingga mempersulit akses untuk melakukan pemeliharaan. Selain evaluasi sistem proteksi petir yang ada, penulis juga melakukan evaluasi sistem proteksi petir secara konvensional yaitu dengan membuat desain yang sesuai dengan standar yang ada apabila sistem proteksi petir yang digunakan menggunakan tipe konvensional.


Rapid developments are currently happening in Indonesia. Because of it, human needs are increasing, land in Indonesia will gradually be used to build buildings to meet the needs. With the availability of land becoming less and less, the buildings that are made will be even higher to equalize human needs. However, Indonesia is a country with a very high density of lightning strikes that can disrupt human activities. This makes taller buildings the target of lightning strikes. The UI Sports Facility Building (SOR) located at the University of Indonesia, Depok is a place often used by college students to carry out various sports activities. Therefore, an evaluation is carried out to find out whether the installed external lightning protection system is in accordance with existing standards so that lightning protection functions properly and securely. The results showed that the SOR UI Building had a non-conventional type of external lightning protection system installed, namely using ESEAT as the air termination. However, the protection radius from the air termination is still not up to standard because it has not fully protected the SOR UI building. The down-conductor system has met the existing standards. The earth termination system has a value of less than 10 Ω but the condition of the earthing inspection pit used still does not meet the existing standards because it is buried, making access difficult for maintenance. In addition to evaluating existing lightning protection systems, the author also evaluates conventional lightning protection systems, namely by making a design that is in accordance with existing standards if the lightning protection system used uses a conventional type.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rayhan Adhari Nugroho
"Petir merupakan fenomena alam yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari. Sambaran petir pada suatu bangunan memiliki dampak yang merusak baik bagi mahluk hidup, bangunan, maupun peralatan listrik. Sistem proteksi petir pada suatu bangunan diperlukan untuk mengurangi resiko kerusakan akibat sambaran petir. Sitem proteksi petir terbagi menjadi dua jenis yaitu sistem proteksi petir eksternal dan internal. Sistem proteksi internal berfungsi untuk melindungi peralatan listrik yang berada di dalam gedung. Berdasarkan perhitungan menggunakan beberapa standar proteksi petir yaitu IEC 62305, SNI 03-7015-2004, NFPA 780, dan PUIL 2011, Gedung i-CELL membutuhkan sistem proteksi petir dengan tingkat proteksi petir I. Sistem proteksi petir tingkat I memiliki arus petir puncak sebesar 200 kA. Arus petir puncak tersebut dapat mengalir pada panel distribusi dengan nilai arus yang bervariasi mulai dari 0,132 kA hingga 33,3 kA. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi surge protection device berupa circuit breaker dan arrester pada panel distribusi. Selain itu, terdapat medan elektromagnetik akibat induksi pada tulangan struktur ataupun akibat sambaran petir tidak langsung. ZPP1 pada Gedung i-CELL dapat mereduksi 20% medan elektromagnetik dari ZP 0. Ikatan penyama potensial dibutuhkan pada peralatan yang dapat menyimpan muatan akibat induksi medan elektromagnetik untuk menghindari sparks antar peralatan. Peralatan pada Gedung i-CELL yang tidak dapat dipasang IPP harus diberi jarak sebesar 6.32 meter dari konduktor penyalur. Pembagian zona proteksi petir (ZPP) pada Gedung i-CELL terbagi menjadi ZPP 1 dan ZPP 2.

Lightning is a natural phenomena that occur frequently in our daily life. Lightning strike on a building can cause several damage to living creatures, structures, and electronic equipments. Lightning protection system is needed to reduce the damage risk from the lightning strike. There are two kind of lighting protection system, external protection system and internal protection system. The purpose of lightning internal system is to protect electronic equipments inside the building. Based on several standards such as IEC 62305, SNI 03-7015-2004, and NFPA 780, and PUIL 2011, i-CELL building need a level I lightning protection system. Peak current at level I lightning protection system can reach up to 200 kA. These current can flow through the distribution panel with various current level from 0.132 kA to 33.3 kA. Therefore, coordination of surge protection device such as circuit breaker and arrester are needed in the distribution panel. There are also an electromagnetic fields cause by induction from the structure and indirect lightning strike. The LPZ 1 in i-CELL building can reduce up to 20% of the electromagnetic field. Equipments that can have electric charge from electromagnetic induction must be connected to an equipotential bonding to prevent sparks. For equipments that can’t be connected to an equipotential bonding must have 6.32 meter of safety distance from down-condcutor. Lightning protection zone in i-CELL building are divided into LPZ 1 dan LPZ 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Hapsari Budi Utami
"Gedung XYZ merupakan gedung perkantoran yang terletak di pusat kota Jakarta yang memiliki jumlah hari guruh yang cukup tinggi. Kondisi struktur bangunan yang cukup tinggi cenderung berbahaya apabila tidak dilengkapi dengan sistem proteksi petir yang memadai.
Pada skripsi ini penulis membahas tentang pengevaluasian sistem proteksi petir yang telah terpasang pada gedung meliputi radius proteksi terminal udara dengan menggunakan metode bola bergulir meninjau sistem pentanahan serta memeriksa apakah seluruh komponen sistem proteksi petir sudah memenuhi standar yang diberlakukan.
Hasil evaluasi sistem proteksi pada gedung XYZ ini sudah cukup memadai untuk melindungi gedung dan bangunan sekitar sejauh radius 130 71 m dengan menggunakan komponen komponen yang telah memenuhi syarat minimum Besarnya tahanan pentanahan berdasarkan perhitungan pada gedung adalah 12 02 yang berarti tidak memenuhi standar yakni nilai maksimal 5 namun dengan menambahkan elektroda pada sistem pentanahan dapat diperoleh resistansi pentanahan yang ideal.

XYZ Building is an office building located in the center of the city which has a quite high number of thunderdays. The structure of the building that reaches a height of 98 meters tends to be dangerous if not equipped with an adequate lightning protection system.
In this paper the author discusses about the evaluation of lightning protection system that have been installed in the building which included a radius of protection of the air terminal by using the rolling sphere method review the grounding system and check if all components of the lightning protection system are appropiate to the standards imposed.
Evaluation results on this lightning protection system on XYZ building is adequate to protect the building and surrounding objects as far as 130 71 meters and all the used components have met the minimum requirements Based on calculation grounding resistanceof the building is 2 12 which is high above the standard that said the maximum value of grounding resistance is 5 but the ideal grounding resistance can be obtained by adding grounding electrodes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Juan Petrus
"Iluminasi cahaya atau tingkat pencahayaan pada suatu ruangan merupakan salah satu hal yang penting untuk mendukung manusia melakukan aktivitasnya. Iluminasi cahaya yang baik dapat mempermudah penglihatan manusia untuk melihat objek pada ruangan dan menjaga kesehatan mata manusia. Skripsi ini membahas tentang evaluasi sistem pencahayaan ruangan gedung Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Universitas Indonesia. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kuantitatif melalui alat ukur lux meter. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai iluminasi cahaya aktual pada ruangan gedung Pusgiwa. Pengukuran yang dilakukan mengikuti standar SNI 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi iluminasi cahaya, densitas cahaya, efikasi cahaya, dan konsumsi energi listrik sistem pencahayaan pada ruangan. Evaluasi terhadap densitas cahaya pada ruangan bertujuan untuk menilai penggunaan daya lampu untuk ruangan yang digunakan sehingga daya yang digunakan tidak berlebihan. Evaluasi terhadap efikasi cahaya bertujuan untuk menilai seberapa efisien sistem pencahayaan yang digunakan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan data aktual pengukuran dengan nilai standar yang berlaku pada SNI 6197:2020. Apabila nilai iluminasi cahaya hasil pengukuran belum memenuhi standar, maka sistem pencahayaan baru dirancang untuk memenuhi nilai standar iluminasi cahaya. Perancangan sistem pencahayaan baru dilakukan dengan simulasi melalui perangkat lunak DIALux Evo.

Lighting illumination or lighting level in a room is one important aspect to support humans' activities. Good lighting can support humans' sight to see objects in a room and maintain human's eyes health. This research discusses the evaluation of lighting system on rooms at Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa), Universitas Indonesia. The evaluation was done through quantitative measurement with a lux meter instrument. Measurements were done to obtain actual scores of lighting illumination on rooms at Pusgiwa. The measurement followed SNI standard no. 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluations done included lighting illumination evaluation, lighting density, lighting efficacy, and the electrical energy consumption of the lighting system on rooms. Evaluation of lighting density on rooms was aimed to assess usage of lamps which were used on rooms used so that power usage was not excessive. Evaluation of light efficacy was aimed to assess how efficient the lighting system used is. Evaluation was done by comparing actual data of measurements with standardized scores according to SNI 6197:2020. If the measured lighting illumination values ​​do not meet the standard, then a new lighting system is designed to meet the standard light illumination values. The design of a new lighting system was done using simulation through DIALux Evo software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Purwono
"Risiko kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan pada gedung institusi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran yang ada di gedung-gedung Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Metodologi menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatifdan dibantu dengan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES)yang mengacu pada 12 parameter keselamatan yang ada pada NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Sampel gedung yang dievaluasi terdiri dari tiga gedung yaitu gedung Dekanat, Gedung Pascasarjana, dan gedung Perpustakaan. Penentuan gedung tersebut didasarkan karena gedung lainnya memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai gedung administrasi dan gedung perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan pada gedung Dekanat mendapatkan nilai -12,7 untuk keselamatan kebakaran umum, sistem jallur keluar -7,75, dan kontrol penyebaran api -8,45. Gedung Pascasarjana mendapatkan nilai -10,9 pada keselamatan kebakaran umum, sistem jalur keluar -7,95, dan kontrol penyebaran api -7,95. Gedung perpustakaan mendapatkan nilai -23,4 pada keselamatan kebakaran umum, sistem jalur keluar -19,25, dan kontrol penyebaran api -14,65. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gedung-gedung di FEUI belum memenuhi persyaratan minimal NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah memasang sistem proteksi kebakaran seperti sprinkler dan pemasangan pompa hidran, menutup semua bukaan vertikal, membuat gudang khusus penyimpanan barang, dan mengadakan pelatihan tanggap darurat secara berkala.

Fire risk can be happened in everywhere, eventhough on educational institution buildings. Purpose this study is to evaluate implementation of fire safety in Faculty of Economic University of Indonesia (FEUI) buildings. Methodology of this study is using observational design with semiquantitatives approaches and assisted with Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) software that refers to 12 of parameters in NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Building sample that evaluated consist of three buildings, Dean building, Graduate building, and Library Building. Determination of these sample based simillar building function that are as administration building and classrooms. Result of this study showed in Dean building got score -12,7 for general fire safety, -7,75 for egress, and -8,45 for fire control. Graduate building got score -10,9 for general fire safety, -7,95 for egress, and -7,95 for fire control. Library got score -23,4 for general fire safety, -19,25 for egress, and -14,65 for fire control. Based these result, it can be concluded that the FEUI?s building didn?t meet minimum requirement of NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Recomendation are could be instaled fire protection systems such as sprinkler and hydrant pump, close all of vertical openings, make a warehouse to save any useless properties, and conduct periodical fire emergency response training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>