Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surya Fahmi
"Limbah industri adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang berpotensi menimbulkan masalah terutama menyangkut dampak kandungan B3 pada lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu penelitian mengenai konsep pencegahan pencemaran untuk mengurangi volume limbah serta kemungkinan pemanfaatan limbah tersebut dalam bidang lain seperti halnya dalam bidang jasa konstruksi, dimana limbah padat tersebut dikomposisikan sebagai filler pada campuran aspal.
Analisis yang dilakukan adalah mempelajari sejauh mana pengaruh pencampuran material limbah padat terhadap properti aspal, Pada bagian ini dilakukan penelitian mengenai komposisi material penyusunnya untuk mengetahui cara mengkomposisikan material tersebut sehingga diperoleh komposisi campuran terbaik. Adapun pengaruh pencampuran tersebut dapat diketahui melalui pemeriksaan stabilitas terhadap kelelehan plastis ( Marshall Test ), Hal ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan terhadap kelelehan plastis dari campuran aspal. Selain itu, dianalisis pula kelarutan senyawa B3 yang kemungkinan terkandung dalam material limbah padat dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).
Analisa dengan tes Marshall menunjukkan bahwa limbah padat yang dikomposisikan pada campuran aspal tersebut memenuhi standar untuk kadar aspal 6,5 % dengan komposisi filler antara 0 % - 75 % limbah, sedangkan tes AAS menunjukkan bahwa kandungan B3 pada limbah padat berupa unsur Cr tidak larut dalam air.

Industrial disposal is discard yielded from an production process which have the potency to generate problem especially concerning obstetrical impact of B3 at environment. To overcome the problem, a research hit concept of prevention of contamination is needed to lessen volume of waste and also the possibility of exploiting of waste of mentioned in other area just as in area of construction service, where the solid waste is composited as filler at mixture pave.
Analyse taken is learning how far influence of mixing material of solid waste to the properti of pave, At this shares is conducted by a research hit composition material of its compiler to know the way of composition of the material so that obtained by composition of best mixture. As for influence of the mixing knowable through inspection of stability to discharge ( Marshall Test ), This Matter is intended to determine resilience to discharge from mixture pave. Others, analysed also condensation of compound of B3 which is the possibility of implied ining material of solid waste with Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method.
Marshall test indicate that solid waste which composited at mixture of the asphalt fulfill the standard with pave rate at 6,5 % with composition of filler around 0 % - 75 % waste, while AAS test indicate that the content of B3 at solid waste in the form of Cr element is insoluble in water.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Koestiawan Setiadi
"Beton merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan sebagai perkerasan jalan, karena bukan saja memiliki keandalan dalam hal kekuatan, keawetan serta kemudahan pelaksanaannya, tetapi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu, dengan perkembangan teknologi beton sekarang ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan kinerja beton menjadi lebih efektif dan efisien sebagai bahan perkerasan jalan yaitu dengan cara membuat struktur beton berpori yang memungkinkan aliran permukaan untuk infiltrasi ke dalam tanah. Perkerasan beton berpori merupakan salah satu bentuk pendekatan inovatif yang bersifat unik dalam pengelolaan air hujan dan efektif dalam menanggulangi permasalahan lingkungan serta mendukung pembangunan yang berdasarkan pendekatan ekosistem pada land development dan stormwater management. Peningkatan jumlah penggunaan beton dalam dunia konstruksi akan meningkatkan kebutuhan material beton dan mengakibatkan keterbatasan alam dalam menyediakan material pembentuk beton serta menyebabkan penurunan jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan pembetonan. Di lain pihak, limbah industri manufaktur dari sisa proses finishing body mobil telah mengalami peningkatan hingga 10 ton/tahun. Permasalahan biaya dan tempat pembuangan limbah tersebut serta kerusakan alam yang dapat diakibatkan oleh pembuangan limbah, mendorong pemanfaatan limbah finishing industri manufaktur sebagai agregat alternatif yang dapat menggantikan sebagian agregat alam di dalam campuran beton. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengujian permeabilitas, porositas, kuat tekan, kuat lentur dan leachate, maka beton berpori dengan pemanfaatan limbah finishing sebagai pelengkap atau pengganti agregat halus maka hasil optimum dicapai dengan pemanfaatan limbah sebesar 75% dari berat agregat halus. Dari hasil permeabilitas, beton berpori umur 28 hari dengan kandungan limbah 75% memiliki nilai kecepatan meluluskan air yang sangat bagus yaitu 0,378 cm/s dan berhasil meloloskan air sebanyak 83,42%, dapat menahan kuat tekan sebesar 3,243 MPa (umur beton 28 hari), kuat lentur sebesar 0,570 MPa serta pengaruh minimum terhadap lingkungan dengan memperhatikan subgrade soil properties dan kedalaman air tanah.

Concretes are one of the most popular material that has been used as pavement surfaces, not only because its strength, durability and workability, but also for its high economical value. Therefore, with compilation of concrete technologies, in order to improve concrete performance to be more effective and efficient, qualified structural system of porous pavement are those that reflected in high infiltration rates. Porous pavement are innovative and unique approach in stormwater management, it can improve the environment in vital ways and overbalanced sutainable development based on land development and stormwater management. The increasing of concrete amount in construction will excess demand of concrete materials and result natural source supply deflation. in other side, manufacture industrial waste has extremely increase into number of 10 tons/year. Cost and land problems also environmental damage that caused by waste disposal had encouraged the usage of manufacture industrial waste from finishing process as mixture in fine aggregate material that can replace most of aggregat quantity in concrete. According to the research on several tests, such as permeability,porousity, compressive and flexural strength also leachate test, the optimal result if reached by mixture with 75 % finishing waste addition. From the permeability test, 28 days porous concrete using 75% finishing waste resulted high permeability rate, that is 0,378 cm/s and succeded to infiltrate water approximately to 83,42% , able to resist 3,243 Mpa load and flexural stretng within 0,570 Mpa. It also has minimum impact to environmental issues, with consideration of subgrade soil properties and water table level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrizal
"Limbah hasil industri merupakan persoalan yang penting, karena keberadaannya baik langsung atau tidak langsung mempengaruhi lingkungan. Lalu salah satu penyelesaian dari masalah ini adalah memanfaatkan limbah dari hasil industri. Penelitian ini diadakan untuk mencegah limbah tersebut mencemari lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah memanfaatkan limbah industri hasil pencetakan sebagai bahan pengisi dalam campuran aspal dan meneliti pengaruh limbah industri tersebut terhadap stabilitas campuran aspal, sehingga didapat campuran aspal dengan menggunakan limbah industri hasil pencetakan yang memiliki nilai stabilitas yang minimal sama dengan campuran aspal normal dan tidak mencemari lingkungan. Limbah yang digunakan berupa debu dari proses pencetakan sebagai bahan pengisi pada campuran aspal. Pengujian yang dilakukan terhadap campuran aspal berupa tes stabilitas dengan marshall test dan pengujian pengaruh limbah terhadap lingkungan berupa uji leachability test. Dari hasil penelitian didapat bahwa campuran aspal dengan menggunakan limbah memiliki nilai stabilitas yang bervariasi antara lebih besar ataupun dibawah nilai stabilitas campuran aspal normal.

Industrial waste is an important thing, because its appearence direct or indirect influence the environment. Then the solution of this problem is to reuse the industrial waste. This research purposes to prevent the waste soiling the environment. The analysis is to reuse industrial waste from molding process as filler on asphalt mixing and to research the influence of usage the waste to asphalt mixing stability, with the result that asphalt mixing with usage the waste has minimum stability value with normal asphalt mixing and not soiling the environment. The waste that reuse is in ash form from molding process as filler on asphalt mixing. Examination of the asphalt mixing objects in are stability test with marshall test and examination the influence of usage the waste to the environment in the form of examination of leachability test. The result from this research can conlude that asphalt mixing with usage of the waste has stability value higher or lower than lower compressive strength than normal asphalt mixing stability value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Permatasari
"Kebutuhan energi listrik dan ketergantungan sumber energi batubara, sedangkan proses pembakaran batubara tidak terbakar habis sehingga menghasilkan limbah berupa fly ash. Kegiatan pemanfaatan limbah fly ash di industri semen dapat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan berupa pencemaran udara. Oleh sebab itu, diperlukan konsep keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash sebagai alternatif bahan baku di industri semen. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi dampak lingkungan pada pemanfaatan limbah fly ash menjadi semen, menganalisis manfaat finansial bagi industri semen, dan menentukan alternatif keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash berdasarkan konsep produksi bersih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode AHP. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi partikulat pada kegiatan pemanfaatan limbah fly ash di tidak melebihi baku mutu namun berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dengan sebaran periode 24 jam sebesar 219 µg/m3, sedangkan periode tahunan tertinggi sebesar 67,2 µg/m3. Pemanfaatan limbah fly ash dapat mengurangi penggunaan bahan baku gypsum dan trass hingga 3,2 %. Manfaat finansial yang diterima industri semen adalah efisiensi biaya material sebesar Rp6.052.872.369,02 pada tahun 2018 dan Rp32.730.142.087,09 pada tahun 2022. Konsep produksi bersih sebagai alternatif keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash di industri semen PT ABC adalah dengan menerapkan recycle partikulat yang ditangkap oleh DC dan EP.

The demand for electrical energy and dependence on coal energy sources, while the coal combustion process does not burn out, resulting in waste in the form of fly ash. The utilization of fly ash waste in the cement industry can potentially cause environmental impacts in the form of air pollution. Therefore, the concept of sustainability of fly ash waste utilization as an alternative raw material in the cement industry is needed. The objectives of this study are to analyze the potential environmental impacts on the utilization of fly ash waste into cement, analyze the financial benefits for the cement industry, and determine alternative sustainability of fly ash waste utilization based on the concept of clean production. The research method used is quantitative method with AHP method. The results showed that particulate concentrations in fly ash waste utilization activities did not exceed quality standards but had the potential to cause environmental impacts with a 24-hour period distribution of 219 µg/m3, while the highest annual period was 67.2 µg/m3. Utilization of fly ash waste can reduce the use of gypsum and trass raw materials by up to 3.2%. The financial benefits received by the cement industry are material cost efficiency of Rp6,052,872,369.02 in 2018 and Rp32,730,142,087.09 in 2022. The concept of clean production as an alternative to the sustainability of fly ash waste utilization in the cement industry of PT ABC is to implement the recycle of particulates captured by DC and EP."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mekkadinah
"Pembangunan dan pertambahan penduduk di Indonesia yang meningkat mendorong peningkatan kebutuhan listrik, yang saat ini masih didominasi pasokan dari sumber PLTU batubara hingga lebih dari 50%. Pengoperasian PLTU batubara menghasilkan limbah fly ash dan bottom ash (FABA) dengan volume timbulan yang sangat besar, namun pengelolaan limbah FABA ini belum sesuai dengan prinsip tingkatan pengelolaan limbah industri yang mengutamakan daur ulang (recycle). Pemanfaatan sudah dilakukan oleh PLTU, namun hanya mampu mengolah 0,11%. Penelitian ini menganalisis kandungan radionuklida dan komposisi kimia limbah FABA melalui analisis komparatif deskriptif dan analisis cost effectiveness, untuk mendapatkan jenis pemanfaatan dan biaya pengelolaan yang efektif dan mampu meningkatkan pemanfaatan dengan menerapkan circular economy. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan untuk aplikasi sederhana seperti paving block menjadi pilihan paling efektif, dengan biaya pengelolaan Rp295.488,00/ton limbah FABA. Kandungan radionuklida yang kecil dalam FABA, meyakinkan pemanfaatan aman untuk aplikasi konstruksi di masyarakat dengan melibatkan masyarakat, sehingga dapat mendorong pemanfaatan 3.240 ton limbah FABA pertahun yang dikelola oleh 1 kelompok usaha yang beranggotakan 6 orang sebagai penerapan circular economy, dan dapat membuka usaha baru juga peluang kerja bagi masyarakat sekitar PLTU batubara.

Population growth and increased development in Indonesia encourages increased demand of electricity, which is currently still dominated by supply from coal-fired power plants, reaching 50%. The operation of a coal-fired power plant produces fly ash and bottom ash (FABA) waste with a very large volume of generation, but the management of this FABA waste is not in accordance with the principles of industrial waste management that prioritizes recycling. PLTU has recycle the FABA waste, but it is only able to process 0.11%. This study analyses the radionuclide content and chemical composition of FABA waste through descriptive comparative analysis and cost-effectiveness analysis, to obtain the types of utilization and management costs that are effective and able to increase usage by implementing a circular economy. This research reflects the fact that utilization for simple applications such as paving blocks is an effective option, with a management cost of Rp295,488.00/tonne of FABA waste. The small radionuclide content in FABA ensures safe use for construction applications in the community by involving the community, so that it can encourage the use of 3.240 ton per year of FABA with a circular economy and can open new businesses as job opportunities for the community around coal fired power plant. "
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Kalmapuspita Imas
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan komposit abu terbang/TiO2 dengan TiO2 P25, abu terbang dari PT Pupuk Kaltim, dan surfaktan kationik Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . Komposit dikarakterisasi SEM EDX serta diuji coba untuk mendegradasi amonia dalam fotoreaktor. Perbandingan massa abu terbang dan TiO2 yang optimum adalah 2:1 sebanyak 1 gram dalam 250 ml limbah cair amonia dan dapat mengeliminasi amonia cair sebesar 93 selama 180 menit. pH optimum untuk mendegradasi amonia adalah pH 11 dengan persen eliminasi sebesar 79 selama 180 menit. Kinetika reaksi degrasai amonia mengikuti model kinetika Langmuir-Hinshelwood.

ABSTRACT
In this experiment, the Fly Ash TiO2 composite will be produced using TiO2 P25, fly ash from PT Pupuk Kaltim, and also a cationic surfactant, Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . The catalyst characterized by SEM EDX and tested for ammonia degradation at photoreactor. The optimum mass ratio of fly ash and TiO2 is 2 1 1g 250ml liquid waste , allowing reduction of aqueous ammonia concentration up to 93 for 180 minutes of reaction. Optimum pH for ammonia degradation is 11, which decreases ammonia concentration up to 79 for 180 minutes of reaction. Reaction kinetics for ammonia degradation using fly ash TiO2 catalyst follow Langmuir Hinshelwood kinetics."
2017
S68224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanni Wiziarti
"Terak nikel dan abu terbang adalah hasil sampingan produksi dari pengolahan feronikel dan batubara. Penggunaan kembali dan daur ulang material tersebut dalam skala besar untuk proyek yang berhubungan dengan geoteknik, seperti pada fondasi perkerasan jalan, akan menjadikan lebih ekonomis dan mendukung kelestarian lingkungan. Dalam penelitian ini, campuran terak nikel dan abu terbang tipe F diteliti untuk dijadikan alternatif material perkerasan jalan. Penggunaan abu terbang tipe F digunakan sebagai material pengisi dan stabilisasi. Pengujian laboratorium direncanakan untuk komposisi campuran 0%, 5%, 8%, 11%, 14%, 17%, dan 20% FA dengan 5% tanah yang memiliki indeks plastisitas kurang dari 5% dalam kriteria desain berupa pengujian pemadatan (modified proctor), uji CBR, potensi pengembangan (swelling), permeabilitas dan uji DCP. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi 11% abu terbang dipilih sebagai campuran optimum (CBR unsoaked 47.97%) dengan hasil kecenderungan nilai DCP yang diperoleh. Nilai karakteristik tersebut hanya memenuhi nilai CBR minimum timbunan pilihan yaitu 10%. Pengaruh abu terbang yang bersifat pozzolan dapat meningkatkan nilai kepadatan (2.35 gr/cm3 hingga 2.395 gr/cm3), menurunkan porositas (0.184 hingga 0.171) dan permeabilitas (dari 7.5 x 10-5 m/s hingga 3.9 x 10-5 m/s), menurunkan nilai pengembangan (0.38% hingga 0.28%), menambah daya rekat antar partikel agregat, dan menjadikan campuran lebih keras (nilai CBR 35.21% hingga 47.97%) dan kaku.

Nickel slag and fly ash are by-products of ferronickel and coal processing. Reusing and recycling these materials on a large scale for geotechnical-related projects, such as road pavement foundations, will make it more economical and support environmental sustainability. In this study, a mixture of nickel slag and fly ash type F was investigated to be used as an alternative road pavement material. The use of fly ash F-type is used as a filler and stabilization material. Laboratory testing is planned for the composition of the mixture of 0%, 5%, 8%, 11%, 14%, 17%, and 20% FA with 5% soil having a plasticity index of less than 5% in the design criteria in the form of compaction testing (modified proctor), CBR test, swelling potential, permeability, and DCP test. The study results showed that the composition of 11% fly ash was chosen as the optimum mixture (CBR unsoaked 47.97%) with the tendency of the obtained DCP values. The characteristic value only meets the minimum CBR value for the selected embankment, which is 10%. The effect of pozzolanic fly ash can increase the density value (2.35 gr/cm3 to 2.395 gr/cm3), decrease porosity (0.184 to 0.171) and permeability (from 7.5 x 10-5 m/s to 3.9 x 10-5 m/s ), reduce the swelling value (0.38% to 0.28%), increase the adhesion between the aggregate particles, and make the mixture harder (CBR value 35.21% to 47.97%) and stiffer"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adith Hazaini Rachman
"Industri menghasilkan beberapa produk yang berguna dalam menunjang kegiatan manusia dan produk yang tidak dapat digunakan atau disebut limbah. Beberapa industri menghasilkan limbah hasil produksi dan kegiatan sumber daya manusia berupa limbah cair dan padat. Untuk mengatasi permasalahan limbah tersebut, perlu diadakannya penelitian baik yang bersifat jangka panjang atau jangka pendek tentang pemanfaatan limbah tersebut. Penelitian ini diadakan untuk mencegah limbah tersebut mencemari lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah memanfaatkan limbah industri berupa pasir sebagai bahan konstruksi dengan menggunakannya bersamaan dengan pasir dan semen dalam campuran beton dan meneliti pengaruh limbah tersebut terhadap kekuatan beton sehingga didapat beton dengan menggunakan limbah yang berkekuatan sama dengan beton normal dan tidak mencemari lingkungan. Limbah yang digunakan berupa pasir dari proses finisihing dan pencetakan sebagai campuran pasir dan semen pada campuran beton. Pengujian yang dilakukan terhadap beton yang menggunakan pasir limbah adalah pengujian sifat mekanis beton berupa uji tekan dan uji lentur dan pengujian pengaruh limbah terhadap lingkungan berupa uji leachate. Dari hasil penelitian didapat bahwa beton dengan menggunakan limbah memiliki kuat tekan yang lebih rendah dibanding beton normal.

Industry produce useful product that support human activity and useless product or named waste. Some industry produce liquid waste and solid waste from industry process and human resources activity. In order to accomplish waste problem, it is necessary to have research in long period of time and short period of time about reuse industry waste. This research purposes to prevent the waste pollute the environment. This paper describe the research to reuse industrial waste in sand form as construction material and used together with cement and sand on concrete mixing and the influence of usage the waste to concrete strength as a result conrete with usage the waste has same strength with normal concrete and not pollute the environment. The waste that reuse is waste in sand form from finishing and molding process as cement and sand mixing on conrete mixing. Examination of the test objects in the form of examination of mechanical characteristic test like compressive strength and flexural strength and examination the influence of usage the waste to the environment in the form of examination of leachate test. The result from this research can conlude that conrete with usage of the waste has lower compressive strength than normal concrete."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2006;2006;2006, 2006]
S35158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Zhahirah Dadona
"Teknologi pengolahan air limbah wine terdapat banyak alternatif dan menggunakan berbagai kombinasi pengolahan untuk menghasilkan kualitas air yang lebih baik. Pada penelitian ini, dilakukan kombinasi pengolahan menggunakan Fenton heterogen dengan katalis fly ash serta membran ultrafiltrasi. Penelitian berorientasi pada performa membran ceramic UF sebagai teknologi pengolahan filtrasi. Performa yang ditinjau khususnya pada mekanisme serta efisiensi penyisihan COD, warna, UV274, dan besi serta pengaruhnya terhadap variasi fluks (80 LMH, 100 LMH, 120 LMH). Eksperimen yang dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan membran UF berbentuk flat sheet material ceramic dengan luas permukaan sebesar 13,1 cm2 yang akan difiltrasi dengan konsep multicycle sebanyak 8 siklus. Mekanisme fouling yang terbentuk dan keterkaitannya terhadap efisiensi penyisihan parameter menunjukkan hasil yang optimal pada fluks yang lebih tinggi. Pada keseluruhan eksperimen, didapatkan penurunan performa yang diindikasikan dari penurunan normalized permeability serta peningkatan besar energi (tekanan pompa) yang tidak lebih dari 35%. Sedangkan itu, didapatkan penurunan penyisihan keseluruhan eksperimen pada parameter warna >79%, COD >66%, dan besi >77%. Sedangkan itu, untuk parameter UV274 tidak efektif tersisihkan oleh membran ceramic UF, dengan maksimal penyisihan hanya berkisar pada 13%. Penggunaan fluks 100 LMH cenderung lebih optimal dengan mempertimbangkan besar tekanan (pompa) yang tepat serta mekanisme fouling yang lebih stabil dengan efisiensi penyisihan yang lebih baik.

There are many alternative wine wastewater treatment technologies and various treatment combinations are used to produce better water quality. In this study, a combination of treatment using heterogeneous Fenton with fly ash catalyst and ultrafiltration membrane was conducted. The research was oriented towards the performance of ceramic UF membrane as filtration treatment technology. The performance reviewed was specifically on the mechanism and efficiency of COD, colour, UV274, and iron removal and its effect on flux variations (80 LMH, 100 LMH, 120 LMH). Experiments were conducted on a laboratory scale using a UF membrane in the form of a flat sheet of ceramic material with a surface area of 13.1 cm2 which will be filtered with the concept of multicycle for 8 cycles. The fouling mechanism formed and its relationship to the parameter removal efficiency showed optimal results at higher fluxes. In all experiments, there was a decrease in performance indicated by a decrease in normalised permeability and an increase in energy (pump pressure) of no more than 35%. Meanwhile, a decrease in the overall experimental removal was obtained for colour parameters >79%, COD >66%, and iron >77%. Meanwhile, the UV274 parameter was not effectively removed by the ceramic UF membrane, with a maximum removal of only around 13%. The use of 100 LMH flux tends to be more optimal by considering the right amount of pressure (pump) and a more stable fouling mechanism with better removal efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>