Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardi Andra Margusano
"ABSTRAK
Beton adalah salah satu bahan yang sering digunakan di dalam kebanyakan struktur dan keperluan lainnya, terutama di bidang sipil. Seiring dengan majunya jaman, penggunaan dan keperluan beton semakin meluas. Oleh karena itu pengetahuan tentang beton diharapkan mampu menangani kebutuhan akan beton yang semakin berkembang ini. Diharapkan banyak penemuan baru di dalam hal material, teknologi maupun pada metode pelaksanaannya.
Salah satu kelemahan beton adalah beton tidak dapat menahan tarik yang menyebabkan terjadinya retak secara mudah. Hal tersebut menjadi keinginan yang besar untuk dapat memonitor keretakan struktur beton dan mencegahnya dari perambatan kerusakan lebih lanjut. Usaha-usaha tersebut di atas penting untuk perbaikan berkala, keamanan dan ketahanan_dalam waktu yang lama dari struktur yang kritis. Evaluasi tak merusak seperti penempelan sensor pada struktur, telah banyak digunakan dengan bermacam-macam cara untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada, tetapi tes-tes tersebut masih sangat mahal.
Smart concrete merupakan beton dengan self sensing yaitu dengan membuat beton tersebut sensitif terhadap perubahan hambatan yang kemudian diketahui perubahan regangannya, untuk membuat beton bukan cuma sebagai material dari struktur tetapi juga sebagai sensor terhadap regangan, di dalam hal ini dilaksanakan penambahan campuran serbuk karbon. Perekayasaan yang dilakukan terhadap beton membuatnya dapat mensensor perubahan regangannya.
Beberapa keuntungan dengan penggunaan smart concrete antara lain: biaya yang lebih murah, struktur lebih kuat dibanding dengan beton konvensional serta pemonitoran dapat dilakukan pada real time dan dapat dilakukan terus-menerus.
Prinsip yang digunakan adalah hampir sama dengan strain gage, dimana rasio perubahan hambatan terhadap perubahan regangan dihubungkan dengan faktor yang disebut faktor gage F. Dengan menggunakan strain gage regangan kecil dapat dideteksi sehingga diperlukan hambatan yang kecil juga (umumnya sebesar 120 ohm).
Penelitian ini memanfaatkan karbon sebagai bahan yang diharapkan mampu memberikan sifat sensitif terhadap perubahan hambatan listrik pada beton, dengan kata lain beton diharapkan mempunyai hambatan listrik yang kecil sehingga perubahan hambatan yang terjadi lebih bisa diketahui perbedaannya. Salah satu sifat karbon yang dimanfaatkan adalah sifat listriknya yaitu sifat konduktivitas listrik.
Keretakan yang terjadi ada beton perlu dimonitor secara berkesinambungan sehingga saat keretakan telah mendekati batas keamanan, dapat dilakukan tindakan antisipasi yang lebih baik. Dengan smart concrete keretakan dicoba diidentifikasi dari perubahan hambatan listriknya.

"
2001
S34968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Satu parameter yang penting untuk menunjukkan akurasi GPS (Global
Positioning System) dalam penentuan posisi adalah UERE (User Equivalent Range
Error). Parameter ini akan lebih memberikan akurasi presisi tinggi yang signifikan
kepada pengguna GPS bila disertai dengan informasi geometri visible satellite yang
lebih dikenal dengan DOP (Dilution Of Precision). Salah satu komponen dari UERE
adalah galat yang disebabkan lapisan ionosfer. Dengan menggunakan data TEC
Bandung dan model DOP Bandung, dapat dilakukan perhitungan total galat GPS
untuk mengetahui UERE. Hasil perhitungan program error budget menunjukkan
bahwa ionosfer memberikan kesalahan terbesar terhadap UERE."
620 DIR 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan geser batu bata asal Cikarang, kemudian mencari hubungan antara kuat geser dan regangan. Pengujian laboratorium terhadap batu bata asal Cikarang dilakukan dengan menggunakan suatu percobaan uji geser sederhana dengan pembebanan manual. Hubungan antara tegangan geser dan regangan dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, dilakukan penelitian terhadap penempatan bata dalam tungku pembakaran. Kedua dilakukan penelitian dengan menggunakan cepat rambat gelombang ultrasonik dalam batu bata untuk mengelompokannya. Kemudian metode yang ketiga, dilakukan dengan mengelompokkan bata berdasarkan atas selisih rentang kecepatan yang sama."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ignatius Andre Setiawan
"ABSTRACT
Paduan memori bentuk berbasis tembaga adalah bahan alternatif untuk menggantikan paduan Ni-Ti komersial karena paduannya ekonomis dan mudah dibuat. Penggunaan paduan memori bentuk berbasis tembaga seperti paduan terner Cu-Zn-Al biasanya memiliki beberapa kendala seperti stabilisasi fase yang dapat dihindari dengan menggunakan metode pendinginan alternatif. Oleh karena itu, penelitian ini mempelajari efek metode pendinginan pada karakteristik martensit dan pemulihan regangan paduan Cu-28Zn-3.5Al (wt.%). Plat as-cast dihomogenisasi pada 850 oC selama 2 jam sebelum larutan diperlakukan pada 850 oC selama 30 menit diikuti dengan pendinginan menggunakan direct quench (DQ), up quench (UQ) dan metode step quench (SQ). Karakterisasi pada paduan dilakukan dengan menggunakan uji komposisi OES, pengamatan struktural menggunakan mikroskop optik dan SEM, analisis mikro EDS, uji XRD, uji kekerasan, uji DSC, dan uji tekuk untuk mengamati pemulihan regangan. As - cast dan as - homogenisasi terdiri dari α [A1] dan β [D03] fase biner dengan α [A1]: β [D03] rasio 46:54, bersama dengan kekerasan fase α [A1] dari 106.73 HV dan β [D03] kekerasan fase 195,82 HV. Perlakuan panas langsung (DQ) dan naik (UQ) menghasilkan β ′ [M18R] dengan jarak interlamelar 9,08 dan 6,08, masing-masing, sedangkan pendinginan langkah menghasilkan fasa β [D03] dan α [A1] dengan β [D03]: α [ A1] dari 94: 6. Kekerasan paduan pada pendinginan langsung, pendinginan naik dan pendinginan adalah 175,46 HV, 186,90 HV, dan 195,49 HV. Sedangkan regangan pemulihan quench langsung, quench dan step quench adalah 52,76, 58,4 dan 5,86%. Up quench memiliki suhu transformasi austenit dan martensit yang selesai dalam periode yang lebih pendek daripada pendinginan langsung yang karenanya mengakomodasi sifat memori bentuk yang lebih baik.

ABSTRACT
Copper-based form memory alloys are an alternative material to replace commercial Ni-Ti alloys because they are economical and easy to make. The use of copper-based form memory alloys such as the Cu-Zn-Al ternary alloy usually has several constraints such as phase stabilization which can be avoided by using alternative cooling methods. Therefore, this study studies the effects of the cooling method on the characteristics of martensite and strain recovery of Cu-28Zn-3.5Al alloys (wt.%). As-cast plates were homogenized at 850 oC for 2 hours before the solution was treated at 850 oC for 30 minutes followed by cooling using direct quench (DQ), up quench (UQ) and step quench (SQ) methods. Characterization of the alloy was carried out using the OES composition test, structural observations using optical microscopy and SEM, EDS micro analysis, XRD test, hardness test, DSC test, and buckling test to observe strain recovery. As-cast and as-homogenization consist of α [A1] and β [D03] binary phase with α [A1]: β [D03] ratio of 46:54, along with α [A1] phase hardness of 106.73 HV and β [D03 ] 195.82 HV phase hardness. Direct heat treatment (DQ) and rise (UQ) produce β ′ [M18R] with interlamatic distances of 9.08 and 6.08, respectively, whereas cooling steps produce phases β [D03] and α [A1] to β [D03] ]: α [A1] of 94: 6. Hardness of the alloy in direct cooling, rising cooling and cooling is 175.46 HV, 186.90 HV, and 195.49 HV. While the direct recovery quench strain, quench and step quench are 52.76, 58.4 and 5.86%. Up quench has austenitic and martensitic transformation temperatures that are completed in a shorter period than direct cooling which therefore accommodates better shape memory properties."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prasetyowati
"Pendahuluan: Data epidemiologi menunjukkan tingginya angka kejadian nyeri punggung bawah non spesifik akibat duduk pada kursi yang tidak sesuai ukuran antropometri tubuh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial mengikutsertakan 80 pelajar perempuan di 3 SMU negeri di Jakarta Pusat. Hasil randomisasi terdapat 40 subjek kelompok kursi ergonomis dan 40 subjek kelompok kontrol. Kelompok kursi ergonomis mendapat kursi baru sesuai dengan antropometri tubuh yaitu kursi kecil, sedang dan besar, sedangkan kelompok kontrol mendapat kursi lama yang selama ini digunakan. Derajat nyeri, perubahan kinematika dan tegangan otot selama 12 minggu. Hasil: Prevalensi nyeri punggung bawah non spesifik sebanyak 68 %. Cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU yang menggunakan patokan Minimal 2 Sama. Pasca pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu terdapat perbedaan derajat nyeri (VAS), perubahan kinematika (fleksi lutut, plantar fleksi pergelangan kaki) dan tegangan otot para lumbal (algometer, EMG Biofeedback) yang bermakna antara kelompok kursi ergonomis dan kelompok kontrol. (p = 0,000 untuk kelompok kursi ergonomis). Simpulan: Didapatkan cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu dapat menurunkan derajat nyeri, meningkatkan perubahan kinematika fleksi lutut, menurunkan perubahan kinematika pergelangan kaki dan tegangan otot para lumbal.

Background: Epidemiological evidence showed the higher insidens of non specific low back pain that is caused by sitting on the mismatch chair with junior high school antropometric. Objective: This study objective to obtain determining the size of the ergonomic chair on non specific low back pain in female student of junior high school. Methods: A randomized control trial was conducted on 80 female students of the 3 junior high schools in central of Jakarta. The subject were randomized to the ergonomic group receiving the ergonomic chair are small, medium and large, and the control group receiving the mismatch chair that used in everyday. The number of subjects in the ergonomic group were 40 subjects and the control group 40 subjects. The degree of pain, kinematics altered and para lumbal muscle tension were measured in 12th weeks. Results: The prevalence of the non specific low back pain is 68 %. Determining the size of an ergonomic chair high school female students who use the benchmark of at least 2 equal. After 12 weeks the degree of pain (VAS), kinematics altered (knee flexion, ankle plantar flexion) and para lumbal muscle tension (algometer, EMG Biofeedback) were significantly difference between the ergonomic group and the control group (p = 0,000 for the ergonomic group). Conclusion: This study demonstrates that using of the ergonomic chair for 12 weeks has an effects by reduction of the degree of pain, increasing knee flexion, decreasing ankle plantar flexion and reduction of para lumbal muscle tension."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiles
"ABSTRAK
SS 304 adalah material yang saat ini banyak digunakan sebagai pipeline
dan juga material coloumm vessel. Namun, pada pengaplikasiannya material ini
banyak mengalami kegagalan SCC dalam lingkungan NaCl.Pengaruh tegangan
terhadap kerentanan korosi retak tegang SS 304 dalam Lingkungan NaCl
dilakukan dengan metode bent beam dengan variasi tegangan 30%, 40%, dan 50%
dari tegangan luluh ( yield stress ). Pengujian dilakukan dengan salt spray selama
4 minggu dan dilakukan dye penetrant test untuk melihat keberadaan retak.
Pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk verifikasi hasil pengujian dye
penetrant test. Perilaku korosi diamati melalui polarisasi linear dan metode weight
loss. Retak tidak terjadi pada setiap aplikasi tegangan. Namun, kerentanan
terhadap korosi retak tegang ditentukan dengan densitas pitting pada setiap
tegangan aplikasi. Semakin besar tegangan aplikasi maka densitas pitting akan
semakin meningkat dan kerentanan terhadap korosi retak tegang juga semakin
meningkat. Korosi yang terjadi pada SS 304 adalah pitting corrosion yang
ditandai dengan hasil polarisasi linear dan weight loss yang laju korosinya sangat
kecil.Pengamatan struktur mikro menunjukkan terdapatnya pitting pada setiap
tegangan aplikasi.

ABSTRACT
SS 304 is material that mostly used as pipeline and coloumn vessel. This
material mostly failed because SCC when it is aplicated in NaCl environment.
Effect of applied stress on stress corrosion cracking susceptibility can be
examined with two point loaded bent beam method with variation of applied
stress are 30%, 40%, and 50% of yield stress. Sample is examined in salt spray for
4 weeks and dye penetrant test is done to see existance of retak. Beside that,
microstructure examination is done to verificate the result of dye penetrant test.
Corrosion behavior can be observed with linear polarisation and weight loss
method.Based on examination result, crack is absence in each applied stress.
Susceptibility of stress corrosion cracking can be determined with density of
pitting. Pit morfology show high density when SS 304 subject to high applied
stress. Type of corrosion in SS 304 is pitting corrosion. Linear polarisation and
weight loss show low corrosion rate. Microstructure observation show existence
of pitting in each applied stress."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>