Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ginas Alvianingsih
"Tingginya pemanfaatan dan eksploitasi energi fosil memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan mengganti bahan bakar fosil dengan minyak kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Dengan latar belakang dan potensi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menganalisis penggunaan sistem pemanas untuk campuran minyak kelapa sawit dan minyak solar untuk bahan bakar generator set diesel skala kecil.
Metode yang digunakan yaitu merancang sistem yang terdiri dari pemanas bahan bakar, pengatur aliran bahan bakar, sistem kontrol, dan beberapa komponen pendukung berdasarkan studi literatur serta melakukan eksperimen pengukuran indikator kinerja generator set diesel saat diintegrasikan dengan sistem pemanas.
Hasil dari penelitian ini adalah sistem pemanas bahan bakar dengan hasil panas bahan bakar maksimum sebesar 70oC. Generator set diesel dapat bekerja dengan bahan bakar minyak kelapa sawit sampai dengan persentase 50. Implementasi untuk sistem ini memiliki keluaran daya listrik dan tingkat kebisingan yang tidak berbeda jauh dengan keluaran bakar bakar solar, sedangkan konsumsi bahan bakar dan suhu gas buangnya lebih tinggi dari bahan bakar solar karena nilai kalor minyak kelapa sawit yang lebih rendah. Analisis kerja sistem dapat menjadi acuan pengembangan teknologi selanjutnya.

High utilization and exploitation of fossil fuels have adverse environmental impacts. One effort to overcome this problem is to replace fossil fuels with palm oil. Indonesia is the biggest producer of palm oil in the world, with production that continues to increase in every year. Because of this background, this study aims to design and analyze the heater system usage to palm oil and diesel oil mixture as fuel for small scale diesel power plant.
The methods are design a system that consist of a fuel heater, fuel flow regulator, control system, and several supporting components based on study literature and do some measurement experiments the performance indicator of diesel generator when integrated with heater systems.
The results of this study is a fuel heater system with a maximum temperature of output fuel is 70oC. Generator set diesel runs with palm oil as fuel up to 50 in concentration. Implementation of this system has electrical power output and noise level that not too different with diesel oil output. Fuel consumption and exhaust gas temperature of the matchine when it use palm oil as fuel are higher than diesel oil because of their value of heat. The analysis of system rsquo s performance can be a reference for further technological development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lunardi Rusli
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Kurniawan
"Indonesia merupakan produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia dengan produksi sebesar 26,5 juta ton (55,5%) pada tahun 2013 (GAPKI, 2014). Pusat-pusat produksi CPO berada di pulau Sumatera dan Kalimantan yang juga merupakan penghasil minyak bumi dan gas. Namun demikian pada kedua pulau tersebut justru mengalami defisit listrik selama satu dekade terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter uji berupa efisiensi thermal, daya, tegangan, frekuensi, dan respon terhadap perubahan beban untuk komposisi bahan bakar CPO murni (CPO100) maupun campuran (CPO25 dan CPO75) terhadap solar tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga CPO layak menggantikan peran solar sebagai bahan bakar generator set diesel pada komposisi dan suhu tertentu.
Konsumsi bahan bakar berturut-turut Solar100 (414,85 gr/kWh), CPO25 (495,19 gr/kWh), CPO100 (522,24 gr/kWh) dan CPO75 (528,41 gr/kWh). Biaya perolehen energi listrik dihitung melalui Unit Cost of Electricity (COE) berturut-turut CPO100 (Rp. 5.772,17/kWh), CPO75 (Rp. 6.615,52/kWh), Solar100 (Rp. 7.158,43/kWh) dan CPO25 (Rp. 7.754,26/kWh). Hasil analisa sensitivitas COE menunjukkan Fuel Price memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perubahan nilai COE

Indonesia is a crude palm oil (CPO) producer in the world with a production of 26.5 (55.5%) million tonnes in 2013 (GAPKI, 2014). CPO production centers located on the island of Sumatra and Kalimantan, which is also a center of oil and gas production. However, the two islands had power deficit during the last decade.
Based on the research, the test parameters such as thermal efficiency, power, voltage, frequency, and response to changes in the composition of the fuel load for pure CPO (CPO100) or mixed (CPO25 and CPO75) against solar does not have significant differences, so that the CPO worthy of replacing the role diesel as fuel for diesel generator sets for certain composition and temperature.
SFC value respectively Solar100 (414,85 gr/kWh), CPO25 (495,19 gr/kWh), CPO100 (522,24 gr/kWh) and CPO75 (528,41 gr/kWh). The cost for producing electrical energy is calculated by Unit Cost of Electricity (COE) respectively CPO100 (Rp. 7.689,47/kWh), CPO75 (Rp. 8.532,82/kWh), Solar100 (Rp. 8.847,41/kWh) and CPO25 (Rp. 9.291,03/kWh). The sensitivity analysis shows that the Fuel Price has a very strong influence on the change in value of COE.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raden Wahyu Senoaji
"ABSTRAK
Insinerator adalah alat pengolah Iimbah Cara pengolahannya dengan membakar Iimbah tersebut. Dalam membakar Iimbah, insinerator harus mengikuti standar kesehatan, agar hasil dari pembakaran tidak membahayakan Iingkungan.
Untuk mencapai standar kesehatan tersebut, dalam pengolahannya, insinerator mempunyai cara tersendiri. Gas hasil pembakaran tidak langsung dibuang ke Iingkungan, melainkan diolah dulu di dalam insinerator tersebut.
Cara pengolahannya, gas hasil pembakaran tersebut dipanaskan kembali hingga 1000 ° C. Pada suhu ini, senyawa berbahaya yang masih dikandung oleh gas hasil pembakaran diharapkan terurai, sehingga tidak berbahaya Iagi.
Setelah dipanaskan hingga 1000 ° C , gas tadi kemudian didinginkan, kemudian dibuang melalui cerobong asap. Di sini kita melihat, bahwa energi yang dikandung gas hasi\ pembakaran tidak dimanfaatkan kembali.
Kemudian juga melihat bahwa Iimbah yang rnasuk ke dalam ruang bakar untuk dibakar, tidak mengalami proses apapun_ Seperti pengeringan misalnya.
Oleh karena itu dibuat suatu rancangan berupa alat penukar kalor di mana hasil energi tersebut dimanfaatkan untuk pengeringan Iimbah sebelurn masuk ke dalam ruang bakar.
Alat penukar kalor dirancang dengan menggunakan tabung_ Di mana di dalam tabung tersebut dialirkan udara Iingkungan, dan di harapkan setelah keluar tabung, udara tersebut menjadi panas dan bisa dimanfaatkan untuk pengeringan

"
1996
S36266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Achmad Kosasih
"Penulisan ini menggunakan metode beda hingga secara implisit, yang dituliskan dalam bentuk Persamaan Differensial Parsial {PDE), Hasil akhir dari penyelesaian persamaan differensial parsial di atas memberikan distribusi temperatur dan koefisien perpindahan kalor di silinder bagian dalam alat penukar kalor air ke udara-aliran Lawan arah. Pada tulisan ini juga akan diberikan langkah-langkah perhitungan untuk menyelesaikan permasalahan. Dari perhitungan numerik yang diperoleh akan dibandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen. Sehingga dapat diberikan beberapa kesimpulan pada bagian akhir tulisan ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Agustinus Adam
"Setiap mesin membutuhkan sistem pendingin untuk mempertahankan kinerja mesin. Dalam hal ini sistem pendingin yang diterapkan di kapal laut dengan pertukaran air tawar dan air laut. Karena air laut mengandung fouling biologis maka itu biofouling akan menumpuk dalam alat penukar panas sehingga kinerja penukar panas menurun dari waktu ke waktu. Hal ini membuat laju perpindahan panas dalam pendingin kurang efisien sehingga untuk menjaga BHP mesin yang dibutuhkan mesin mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar. Hasilnya menunjukkan bahwa efeknya bisa mengalami kerugian sekitar 644 24 jam x 24 jam x 30 hari = $ 463,852.8 Kondisi ini membuat pentingnya pemeliharaan sistem pendingin untuk menjaga suhu mesin kapal laut dan untuk meminimalkan biaya bahan bakar tambahan. Untuk sistem itu sendiri untuk menjaga dingin dalam kondisi baik pendinginan perlu nyamembersihkan pendingin untuk setiap 720 jam atau per 1 bulan.

Every engine needs a cooling system in order to maintain the perfomance of engine. In this case the cooling system is applied in naval ship with the exchange of freshwater and seawater. Since the seawater contains biological fouling, then it is scaled in the heat exchanger so that the perfomance of heat exchanger is decreasing from time to time. This makes the heat transfer rate in cooler is less efficient so that to maintain the brake horse power of the engine it needs to consume more fuel. The result shows that the effect could incur a loss of about $ 644.24/hour x 24 hour x 30 days = $ 463,852.8. This condition makes the importance of cooling system maintenance in order to keep the temperature of the naval ship engine and to minimize the additional fuel cost. For cooling system itself, to keep the cooler in a good condition, it needs to clean the cooler for every 720 hours or per 1 month.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S27895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purnomo
"Alat penukar kalor dikenal mempunyai banyak tipe yang dalam aplikasinya disesuaikan dengan kondisi operasi yang dlkehendaki. Dalam tulisan ini akan dlbahas kinerja dan karateristik alat penukar kalor dengan dua Fluida dingin jenis shell and tubes, aliran silang Iawan arah satu fluida (panas) bercampur (shell) sedang fluida lainnya (dingin) tidak (tubes), dengan banyak laluan (multipass cross flow one fluid is mixed and the other unmixed).
Kita akan mempelajari pengaruh empat konfigurasi aliran terhadap karateristik dan kinerja alat penukar kalor ini. Dipelajari pula pengaruh parameter aliran fluida panas dan fluida dingln, Serta Iuas permukaan perpindahan panas (simulasi) terhadap kinerja dan karateristik alat penukar kalor pada keempat kofiigurasl aliran tersebut serta mendapatkan nilai mass flow gas (Mg) transisi. Metoda yang dltempuh dalam penelitian ini adalah dengan simulasi melalui bahasa program Turbo Pascal dan uji eksperimental
Dari penelitian ini dikeetahui bahwa ada dua kondisi yang sangat berpengaruh terhadap kinerja dan karateristlk alat penukar jenis ini.
Jika temperatur kedua fluida dingin sama, konfigurasi aliran mempunyai kinerja terbaik, perubahan parameter aliran tidak berpengaruh terhadap karakteristik ini.
Jika temperatur dingin 1 dan dingin 2 berbeda, pada peningkatan mass flow gas, kontigurasi IV memiliki kinerja terbaik, namun jika mass flow terus dinaikkan akan menyebabkan terjadinya penurunan kinerja konfigurasi IV, mass flow gas pada kondisi ini disebut Mg transisi. Peningkatan temperatur gas menyebabkan Mg transisi bergeser turun. Sedangkan peningkatan temperatur dan mass flow fluida dingin sebaliknya.
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil eksperimental dengan hasil simulasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan signifikasi antara uji simulasi dengan eksperimental.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>