Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbar
"ABSTRAK
Pengeringan beku diakui sebagai metode pengeringan terbaik tetapi sangat intensif energi yang disebabkan dua hal yaitu proses pembekuan pada tekanan yang berbeda dengan pengeringan dan perambatan panas yang lambat selama sublimasi. Proses pembekuan dalam hal ini dihasilkan dari perubahan tekanan dalam suatu tabung vakum yang mengacu pada diagram fasa air dimana seiring dengan penurunan tekanan maka akan terjadi penurunan temperatur dalam suatu ruang sehingga jika suatu produk yang dijadikan sebagai eksperimen diletakkan didalamnya maka akan terjadi proses pembekukan. Seiring dengan pembekuan produk kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan untuk mencapai titik sublimasi sehingga terjadi proses pengeringan. Untuk mengatasi perambatan panas yang lambat selama sublimasi maka diusulkan penyelesaian dengan penggunaan pemanas yang memanfaatkan panas buang dari kondensor. Dengan demikian diharapkan pemakaian energi pada proses pengeringan beku berkurang. Pemakaian pemanas yang terdiri dari pemanas atas dan bawah divariasikan pada temperatur tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pemanas mengakibatkan meningkatnya beban pendinginan yang diterima evaporator dan pengaturan pemanas yang dilakukan secara manual mengakibatkan terjadinya fluktuasi temperatur evaporator pada saat awal pengoperasian pemanas.

ABSTRACT
Freeze drying is recognized as the best drying method but it is highly energy intensive due to two things: the freezing process at different pressures with heat drying and slow propagation during sublimation. Freezing process in this case resulting from the change in pressure in a vacuum tube which refers to the phase diagram along with the decrease of water where there will be a decrease in pressure in a room temperature so that if a product is used as an experiment placed in it there will be a process pembekukan. Along with the freezing of the product is then followed by a heating process to achieve sublimation point resulting in the drying process. To overcome the slow heat propagation during sublimation, the proposed settlement with the use of heaters that utilize waste heat from the condenser. Thus the expected power consumption in the process of freeze drying is reduced. Usage of heater which consists of upper and lower heater was varied in temperature. The result showed that the use of heater resulted in the increased cooling load received by the evaporator and heater settings are done manually resulting in temperature fluctuations at the beginning of the operation of the heater."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Win Alfalah
"Penelitian ini adalah tentang proses pengeringan semprot dengan fluida air. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah debit maksimum bahan dengan suhu pengeringan, debit udara pengeringan, dan suhu dehumidifier sebagai variabel kontrol pada tekanan nozzle sprayer 2 bar. Kondisi yang divariasikan tersebut adalah suhu udara 60°C, 90°C, dan 120°C, laju pengeringan aliran udara dari 150, 300 dan 450 (LPM), suhu dehumidifier udara pengering sekitar 20°C, 15°C, 10°C, dan tanpa dehumidifier . Hasil penelitian ini adalah perbandingan kinerja kondisi pengeringan semprot aliran pada pengeringan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari pemanfaatan dehumidifier dan panas kondensor pada pengering semprot terhadap laju aliran air maksimum yang dapat dikeringkan dan terhadap konsumsi energi spesifik.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah RH pengeringan udara diturunkan dengan dehumidifier sehingga penguapan maksimum cairan bahan meningkat seiring dengan menurunnya kelembaban udara. Sementara itu, penggunaan panas kondensor untuk menurunkan konsumsi energi pengeringan.

This experiment was about water spray drying process. Variables observed in this study were the maximum discharge of materials with drying temperature, flow of drying air, dehumidifier temperature as controlled variables at 2 bars sprayer nozzle pressure. Conditions those were varied are drying air temperature 60 °C, 90 °C, and 120 °C, drying air flow rate of 150, 300 and 450 (LPM), drying air dehumidifier temperature about 20 °C, 15 °C, 10 °C, and without dehumidifier. Results of this experiment are comparison of the performance of the material flow spray drying conditions for drying water, etc. The result of this study is a comparison of the performance of spray drying conditions on the drying of water flow.
The purpose of this study was to observe the effect of the use of a dehumidifier and heat spray dryers condenser at the maximum water flow rate that can be dried and the specific energy consumption.
Results obtained from this research are the RH drying air with a dehumidifier that lowered the maximum evaporation of the liquid material increases with decreasing air humidity. Meanwhile, the use of condenser heat to reduce drying energy consumption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ricardi
"ABSTRAK
Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek pengkombinasian pendinginan internal dari sistem refrijerasi dengan vacuum freezing pada proses penurunan tekanan material uji pada pengeringan beku vakum.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan hingga 0,0035 kg/m2s . Selain itu, proses pendinginan awal dengan pendinginan internal dapat membantu material untuk mencapai solid region tanpa mengalami evaporasi terlebih dahulu.

ABSTRACT
Vacuum freeze drying is the best drying method but very energy-intensive due to relatively long drying time. This thesis investigates the effect of utilization of condenser heat waste to sublimation process as a way to accelerate the drying rate. In addition, this undergraduate thesis also investigates the effect of combination of internal cooling and vacuum cooling in the pressure reduction process.
The result shows that the utilization heating by condenser heat waste can accelerate the drying rate until 0,0035 kg/m2s. In addition, the pre-freezing process by internal cooling could help the specimen to transforms into solid phase without evaporating first."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo
"Sistem pengkondistan udara telah meniadi suatu komoditi yang sangat penting pada zaman modern ini. Sistem tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu evaporator, kompresor, kondensor, serta katup ekspansi untuk berlangsungnya suatu siklus komproesi uap. Proses pengkondisian udara pada intinya adalan proses pertukaran kalor yang melibatkan sualu alat penukar kalon yaitu kondensor dan evaporator, dimana kalor diserap di evaporator selanjutnya dibuang di kondensor. Kenyataan menunjukkan bahwa kondensor dan evaporator sebagai alat penukar kalor tidak bisa dipakai begitu saja dalam semua kondisi atau jarang (bahkan tidak) bisa memberikan fungsinya sebagai alat penukar kalor yang optimum.
Untuk mengatasi masalah di atas, kondensor dan evaporator perlu dirancang khusus sesuai dengan fungsinya, media yang saling bersinggungan dimana tempat terjadinya proses pertukaran kalor, serta penyesuaian (matching) dengan batasan-batasan yang ada (diketahui atau diinginkan), serta kekompakan dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendingin tersebut. Penganalisaan kondensor dalam hal ini adalah kondensor berpendingin udara serta evaporatornya adalah jenis water-chilled evaporator, atau evaporator dimana media yang didinginkannya adalah air.
Metodologi penulisan yang digunakan dalam pengumpulan berbagai macam data dan referensi, ditempuh melalui dua macam cara, yaitu : pertama studi kepustakaan, yaitu dengan melakukan pencarian data-data dan referensi mengenai teori, proses, atau tahap-tahap perhitungan melalui berbagai macam literatur. Kedua penelitian lapangan, yaitu pengambilan data atau penentuan variabel-variabel yang biasa terdapat di pasaran.
Dalam penganalisaan, berbagai hal perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu beban pendinginan yang diinginkan (50TR), jenis refrigeran yang digunakan (R-22), temperatur penguapan (5°C), temperatur pengembunan (45°C) serta harus diperhatikan temperatur udara sekitar(33°C).
Dari perhitungan diperoleh hasil : Iuas permukaan perpindahan kalor pada kondensor= 90,9 mz, dengan total panjang pipa tembaga 460,69 m, daya kompresor 31,19 kW, sena daya motor penggerak fan 4,125 kW. Sedangkan untuk water-chilled evaporator; diameter shell (ID2) = 43,8 cm. diameter tube (OD2) = 1,9 cm, (ID1 = 1,23 cm, jumlah tube (N1 =150, panjang (L) = 243.8 cm.
Dari perhitungan di atas dapat dislmpulkan bahwa dalam perancangan kondensor dan evaporator banyak variabel yang saling berpengaruh, bahkan saling berlawanan. Di satu sisi meningkatkan koefisien perpindahan kalor, di sisi lain menambah Iuas permukaan dan biaya, serta masih banyak lagi kombinasi-kombinasi yang Iain, tetapi yang jelas bahwa persyaratan pertukaran kalor (beban) harus tetap terpenuhi, disamping harus mempertimbangkan faktor biaya, ukuran fisis, serta karakteristik penurunan tekanan. Untuk itu, datam perancangan dipertukan ketelitian untuk mendapatkan kombinasi-kombinasi yang optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Tjahjono
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh bagian dunia membuat setiap orang harus berpikir ulang dalam pengaturan ekonomi masing-masing. Salah satu hal yang bisa dipertimbangkan adalah pemakaian air panas. Bukan dengan cara dihilangkan, namun dengan cara mencari alternatif lain dalam mengahasilkan air panas. Sistem penghasil panas yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah electric water heater. Di satu sisi, sistem ini bekerja efektif karena dapat menghasilkan air panas dengan suhu maksimal sebesar 75°C. Namun di sisi lain sistem ini tidak ekonomis, karena biaya listriknya sangat besar. Alternatif yang dapat diberikan adalah dengan pemakaian Air Conditioning Water Heater. Dibandingkan dengan pemakaian water heater tipe lainnya, air panas yang dihasilkan oleh ACWH bisa dikatakan sebagai - air panas gratis - karena dihasilkan dengan memanfaatkan panas buang AC dan tidak membutuhkan biaya listrik tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jenis water heater yang paling ekonomis. Penelitian meliputi variasi harga water heater yang ada di pasaran dan biaya listrik yang dibayar.
Dari hasil penelitian, didapatkan tipe water heater yang paling ekonomis adalah ACWH 3?4 PK dengan biaya akumulasi listrik sebesar Rp 5.010.300,- pada tahun pertama hingga Rp 15.003.008,- pada tahun ke-10. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia. Selain itu sistem ACWH juga ramah lingkungan dan dapat mengurangi pemanasan global karena tidak mengkonsumsi energi dan memanfaatkan panas buang sebagai sumber energinya.

The global crisis has spread all over the world. People have to fasten their belt. In order to reduce the annual cost, people have to re-think the need of the hot water. People have to find alternative way of producing hot water, instead of using electric heat water. Electric water heater has been is the most favorite. It produces 75°C hot water. But in the other hand, it consumes big amount of electricity which makes it expensive. But there is another more economical way of producing hot water, by using ACWH. It does not need more electricity because it uses waste heat from AC to produces hot water, so it gives people 'free hot water'. The objective is to determine the most economical water heater. The research varies prices of water heaters and the electrical cost of them.
The result shows that the most economical water heater goes to ACWH 3?4 PK, having 5.010.300 idr for electrical cost in first year up to 15.003.008 idr in the 10th year. Hopefully, the research can provide the one solution to face the global economic crisis. One more important thing is that ACWH is environment friendly for bot consuming more electricity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50757
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"Pemanasan global menjadi isu hangat beberapa tahun belakangan ini. Namun kebijakan pemerintah yang mengedepankan pemanfaatan energi fosil telah melahirkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sehingga banyak aktivitas kehidupan yang dirasakan tidak dapat berjalan tanpa kehadiran energi fosil. Konsumsi paling banyak akan bakar fosil adalah penggunaan listrik. Mengingat iklim di Indonesia cukup panas, hampir setiap apartemen menggunakan AC untuk menciptakan temperatur yang nyaman untuk manusia yang tinggal di dalamnya. Selain itu tuntutan lain untuk apartemen adalah pemanas air.
Dengan memanfaatkan panas buang dari AC untuk memanaskan air, kita dapat menghemat konsumsi listrik yang digunakan oleh water heater. Sistem ini dikenal dengan Air Conditioner Water Heater (ACWH). Sistem ACWH terdahulu mengalami masalah akan desain yang rumit dan air panas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimalisasi efektivitas ACWH dengan menggunakan helical koil pada tangki penyimpanan sehingga dapat diterapkan pada apartemen. Helical koil dibuat dari pipa tembaga 1?4 inch sepanjang 5 m. Dengan helical koil dan tangki penyimpanan didapatkan air panas dengan temperatur sebesar 56_C untuk waktu pemanasan selama 2 jam pada beban pendinginan 2600 W untuk kapasitas 50 L air.

Global warming becomes hot issue in recent years. But government policies that promote the use of fossil energy make people become dependen. The main consumption fossil fuels go to electricity. Considering the hot climate in Indonesia, people choose to use Air Conditioning in order to create a comfortable temperature for them. On the other hand, the demands of water heater in apartment is high.
By utilizing heat waste from air conditioning to produce hot water, we can hold the electricity consumption down. This system is known as Air Conditioner Water Heater (ACWH). The problems of previous ACWH are not having compact desaign and low temperature of hot water.
The purpose of this study is to optimize the effectiveness of using ACWH helical coil in the water storage that can be applied to the apartment. Helical coil made of 1?4-inch copper pipe throughout the 5 m. With the helical coil and the water storage, we can acieve hot water with a temperature of 56_C for warm-up time for 2 hours at 2600 W cooling load for 50 litre of water.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50800
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Duplex siainless steel relalz bmiyak digunakan dalam berbagai bidang apliknsi_ Aplilcasi marcrial ini yang begin: besm' dikarenakan kelahanan malarial ierxebui rerhadap ko/'osi_ Kekuaran dan kemngguhan _mug iinggi. dan juga mempunyai kelmaian_kzrilr _mug linggi. Karakferislik maierial ini sangai dipengaruhi ke.s'f:limhai1gan_krsa _/nfffil-(1)1511-Iliff. diumna keseiimbangan dl1H_ff?SG ini drpengaru/ai ole/1 komposisi kimia dan sikiux icrmnl yang dialami sebelumnya. Karena prosrfs pengelasmz maka msio komposisi kedua,kzsa nlmn berubah dan dapar mengakibailcan perubuharr SMI! mekanis material ini.
I’ene/irian ini herriguan :mink ineli/mi pengaruh perlnlcuan panax :mil dan merode pendinginan (waler quenching dan air cooling) lerhadnp mikrosirukrur dan kekerasan mikro pada lasan duplex slainless steel UNS S31803. Perlalfuan pcmas ini juga akan mcmberikcm dam perubahan imndungan _/2150 _ferir yang akan mcmpengaruhi kekerasrm milcro.
Perlairuan pcmas :mil pnda iemperaiur ll00°C memlnerilcan keserimbangan _krii dan ausfenii _Dada semua daernh _vang mendistribusikan kekerasan secara meraia_ Lap: pendinginan memberikan pengaruh yung berbeda rcrhadap kesetimbangan _£2sa. Pendinginan cepar 0nedia air) alarm menghasilkan kandungan _/érir yang lebih banyak. sedangkan pendinginan lamba! (media udara) menghasilkan kandungcm jérit lcurang dari pendingirmn cepat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>