Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhera
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S36346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Astutui, examiner
"Energi panas yang terbuang sia-sia merupakan masalah dalam proses produksi. Hal ini juga terjadi pada proses produksi Spring Clip di P.T."X". Energi panas yang terbuang setelah proses bending digunakan untuk proses quenching sebagai pengganti proses hardening, dengan menggunakan variasi temperatur heating : 825, 916 dan 1100 °C, media quenching : air dan oil serta temperatur tempering : 200, 315, 450, 500 dan 650°C, dengan waktu tahan 2,5 jam. Dari penelitian yang lalu diperoleh 3 buah produk baik dari 108 sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah meniadakan produk cacat sehingga harga pokok produk yang nyata dapat dihitung dan menentukan alternatif proses produksi yang paling efisien.
Dalam penelitian ini dilakukan penambahan proses yaitu tempering pada temperatur 550°C dan quenching 11 dengan media oli.
Hasil penelitian diperoleh 108 produk baik dengan harga pokok produk yang nyata adalah Rp.3.414,71/produk. Proses dengan media quenching oil, temperatur heating 91 6°C dan tempering 450°C merupakan alternatif proses yang efisien dengan harga pokok produk sebesar Rp.3.310,031produk turun sebesar 4,088%, sedangkan kapasitasnya 2.071 produk/hari meningkat sebesar 50,6% dari proses lama. Penghematan energi untuk pembuatan satu buah Spring Clip yang dapat dicapai dengan adanya proses baru adalah 2.881,617 kJ atau ekuivalen dengan Rp.87,65.

Heat loss is problem in the production process. This is also the problem in the production of Spring Clip at PT."X?. The heat energy haunted after the bending process is used for the quenching process substituting the hardening process, by varying the heating temperature : 825, 916 and 1100°C, by varying the quenching media : water and oil and varying the tempering temperature : 200,350,450,550 and 650°C, with holding time of 2,5 hours. The previous experiment indicates that only 3 good product, while the 105 products are defect. The objectives of this research are to eliminate the defect product so the production cost is obtained and to find the most efficient of production process system.
In this research, additional processes are performed e.g. tempering II on the temperature 550°C and quenching II with oil as media.
The result shows that all of 108 product are good with production cost is Rp.3,414.71/product. The process using heating temperature 916°C, oil as media quenching and tempering temperature 450°C is the most efficient of production process system and production cost is Rp.3,310.031 product decreasing by 4.088%, while the capacity of 2,071 product/day increasing by 50.6% than the previous process. The energy saving to produce one Spring Clip attained by using the new process is 2,881.615 kJ or equivalent to Rp.87.65.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi Mariani
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Meyer P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Faris
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggereni
"Perishable food merupakan segala komoditi makanan yang memiliki masa hidup ataupun masa kegunaan yang terbatas. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa penawaran diskon pada perishable products mempunyai trade off tersendiri bagi retailer ataupun penyedia barang dalam memenuhi permintaan yang muncul. Oleh karenanya, penentuan set optimasi diskon dan inventori yang mencakup besaran diskon yang ditawarkan, kapan diskon harus ditawarkan, serta jumlah inventori yang seharusnya dipasok perlu dilakukan dalam memaksimalisasi keuntungan dalam trade off yang ada. Ketiga hal ini dibahas dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan pendekatan keuntungan yang diperkirakan diperoleh bahwa kebijakan yang disarankan adalah memesan 45 dus jeruk dan menawarkannya pada harga normal dan pada harga dengan potongan sebesar 15% mulai pada hari ke-20 pada pelanggan. Disamping itu, penawaran produk pada harga dengan diskon ternyata memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan daripada harga normal.

Perishable food is all the commodities that have fixed useful life. Reality shows that discount offered on these commodities has trade-off for both retailer and supplier. Therefore, determination of optimal discount and inventory set is needed. Discount and inventory set consists of how much the discount should be offered, when it should be offered, and how much inventory should be stock. Those three things are covered in this thesis with expected profit approach.
It is found that the policy suggested is stocking 45 box of orange and offering them with normal price and discounted price (15%) starting from day 20 to customers. Another interesting thing is also found. Offering product with discounted price will give higher profit than in normal price.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52356
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrastuti
"Energi panas yang hilang merupakan masalah dalam proses produksi. Demikian pula dalam proses produksi Liner. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi temperatur dan waktu tahan yang paling efisien.
Pengambilan data diiakukan di Bagian Produksi P.T."K" dengan menggunakan temperatur dan waktu tahan yang berbeda-beda selama proses periakuan panas. Data-data yang dikumpulkan adalah pada temperatur 900, 950, 1000, 1050 °C dan pada waktu tahan 30,60,90,120 menit. Niiai kekerasan dari tiap-tiap kombinasi diukur dan dianalisa dengan menggunakan analisa desain eksperimental ( DOE ). Berdasarkan analisa DOE dapat diperoleh kombinasi-kombinasi yang efektif dan dapat ditentukan biaya produksinya. Kombinasi dari temperatur dan waktu tahan yang menghasilkan sejumlah biaya, merupakan proses yang paling efektif.
Analisa DOE menghasilkan 3 (tiga) kombinasi dengan kekerasan tinggi pada tiap-tiap level temperatur yaitu : A (900 °C, 30 menit), B (950 °C, 90 menit) dan C (1050 °C, 60 menit). Analisa biaya produksi memperlihatkan bahwa kombinasi yang pertama yaitu A (900 °C, 30 menit), menghasilkan biaya produksi sebesar Rp. 112150,45 per 1 buah produk.

Heat loss is a problem in the production process. This is also the problem in the production of Liner. The objective of this research is to evaluate the most efficient of temperature and heating time.
In this study were collective from production unit at the P.T. "X" using different temperature and heating time during the heating process. The series of data were selected at temperature 900, 950, 1000, 1050 °C and at heating time 30, 60, 90, 120 minutes. The strength values of each combination were measured and analyze using Design Of Experiment (DOE) analysis. Based on the DOE analyses effective combinations were selected, and the production cost determined. Combination of temperature and heating time yielding the list cost is the most effective process.
DOE analyses provided three combinations that produces high strength at each level of temperature, which are the following combination A (900 °C, 30 minutes), B (950°C, 90 minutes) and C (1050°C, 60 minutes). Production cost analyses showed that the first combination has the list cost which is Rp. 112150,451 product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penulisan ini adalah untuk mengevaluasi perhitungan harga pokok produksi komponen pembangkit dan jaringan, Live Line Connector (LLC) yang diproduksi PLN-JP UPCTR berdasarkan metode perhitungan hasil penelitian Balai Pengembangan Industri Logam dan Mesin Bandung. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa metode ini merupakan alat yang tepat bagi kegiatan usaha industri jasa perbengkelan karena menghasilkan suatu rumusan yang dapat mengukur setiap variabel biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi sejumlah pesanan tertentu. Rumusan penentuan tarif mesin per jam dari metode tersebut akan menjadi basis penentuan biaya pengerjaan produk. Satu hal lagi yang diperlukan untuk menghitung biaya pengerjaan pesanan dengan akurat adalah dengan menghitung waktu standar proses pada masing-masing mesin diperoleh nilai biaya pengerjaan. Selain itu dilakukan juga perhitungan kapasitas produksi, tarif upah, biaya perkakas, biaya overhead dan biaya material sebagai dasar untuk menghitung harga pokok produksi produk LLC per unit, yang selama ini harga pokok produksinya ditetapkan hanya berdasarkan anggaran. Berdasarkan perhitungan waktu standar diperoleh jam orang untuk pengerjaan 1 unit LLC adalah 21,62 menit dengan kapasitas produksi aktual dari proses pengerjaan LLC adalah 20 menit per hari. Berdasarkan waktu standar, kapasitas produksi, tarif mesin, tarif upah dan variabel biaya lainnya diperoleh nilai harga pokok produksi satu unit LLC sebesar Rp 60.220,50. Harga pokok produksi ini dapat ditekan sebesar Rp 24.421,78 dengan cara membeli salah satu komponen LLC, yaitu bolt dan dengan meningkatkan kinerja operator supaya nilai kapasitas produksinya ikut meningkat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracey Indriani Ferdinandus
"Komoditi gula merupakan salah satu komoditi strategis terutama jika dilihat dari peranannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah bertujuan untuk dapat mencapai swasembada gula sehingga dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap pihak luar. Untuk itu perlu diusahakan agar petani tebu tetap mempunyai keinginan untuk menanam tebu dan tidak beralih ke tanaman lain, karena yang terakhir ini sering dianggap lebih menguntungkan. Pemilihan topik ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana proses produksi gula, dari bahan baku sampai menjadi gula dan kemudian melihat bagaimana perhitungan harga pokoknya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dilakukan peninjauan langsung ke pabrik gula ini, juga menganalisa laporan keuangan perusahaan dan melakukan wawancara dengan bagian keuangan serta produksi. Selain itu guna melengkapi tulisan ini dan sebagai bahan acuan, dilakukan studi atas literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Perhitungan harga pokok pada pabrik gula ini, dilakukan dengan mengumpulkan semua biaya yang terjadi, yang kemudian dikelompokkan ke beberapa bagian, seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead keseluruhan, dan dibuat laporan biaya produksinya. Laporan ini dibuat sesuai dengan proses produksi yang ada pada pabrik gula ini, yaitu sebanyak 4 (empat) stasiun, yang terdiri dari stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun putaran. Pada laporan biaya produksi ini akan diketahui total biaya dan biaya produksi per unit. Jumlah biaya dirinci menurut unsur-unsur harga pokok untuk tiap bagian yang bertanggungjawab terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Seperti diketahui pemasaran gula ini masih dilakukan oleh Bulog. Di dalam memasarkan gula ini, yang sering menjadi sorotan adalah banyaknya pungutan yang dilakukan. Karena itu, agar dapat meningkatkan daya saing gula dalam negeri terhadap gula impor, harus ditinjau kembali pungutan-pungutan mana yang dapt dihilangkan sehingga tidak membebani harga jual gula. Pemerintah harus berusaha agar petani tebu tetap bergairah menanam tebu yang merupakan bahan baku gula dan dilain pihak tetap menjaga agar harga gula tetap terjangkau oleh konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Dermawan
"ABSTRAK
Pada suatu lokasi eksploitasi migas yang memiliki kapasitas sumur lebih besar daripada fasilitas pemrosesan ataupun permintaan gas dari pembeli, diperlukan optimasi sumur guna memaksimalkan keuntungan ekonomi dengan mempertimbangkan kandungan dari setiap sumur seperti minyak, Gas Methana & Ethana, Propana, Butana serta Pentana plus pada batasan fasilitas yang ada.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi dari laju alir produk pada sumur gas. Optimasi menggunakan metode program linier dengan penyelesaian menggunakan Software Microsoft Excel Solver. Dari hasil tersebut kemudian didapatkan kombinasi laju alir gas serta komposisi gas umpan campuran yang akan menuju fasilitas fraksinasi gas. Gas tersebut akan digunakan untuk simulasi yang menggunakan software Hysys untuk menentukan kondisi proses di fasilitas fraksinasi gas guna memaksimalkan pengambilan produk LPG dan Kondensat dan juga dapat memenuhi spesifikasi produk penjualan.
Dari 32 sumur yang dilakukan optimasi didapatkan sumur X15, X16, X24, X27, X28, X30 ditutup, sumur X2 dibuka 29% sedangkan sumur lainya dibuka 100%. Total keuntungan yang didapatkan sebesar 3,198,961 USD. Sedangkan kondisi proses pada simulasi Hysys yang didapatkan yaitu temperatur reboiler pada kolom deethanizer, depropanizer serta debutanizer masing-masing 162 °, 231 °, 257 °F. Rasio Refluks pada kolom depropanizer dan debutanizer masing-masing 1.8 & 1.4. Sedangkan pada tangki stabilisasi kondensat diperoleh tekanan dan temperatur produk masing-masing 26.7 psia dan 80 °F.

ABSTRACT
In the gas exploitation area which the wells capacity is higher then the variable of facility capacity or buyer gas demand, is needed to optimize wells opening for maximizing the revenue by considering well contents such as oil, methana, ethana, propane, butane and pentane plus at the existing facility constraints.
This research is proposed to optimize gas wells opening. The optimization methode used in this research is the linier programming run by Software Microsoft Excel adds in Solver. The result is the solution of optimized gas flow variable for every well. Gas composition also can be found by blending all wells. This gas property is used for Hysys simulation to get the process condition at the LPG & Condensate fractionation unit in order to get the maximum recovery variable and to meet product selling specification.
From optimization of 32 wells, it is found that well X15, X16, X24 ,X27, X28, X30 are closed, well X2 are opened at 29% and other wells are fully opened. The total revenue obtained is 3,198,961 USD. From Hysys simulation, it is found that temperatures reboiler at column of deethanizer, depropanizer and debutanizer are 162° , 231 °, 257 °F. Reflux ratios at the column of depropanizer and debutanizer are 1.8 & 1.4. It is also found the product pressure and temperature are 26.7 psia dan 80 °F in the condensate stabilizer tank.;In the gas exploitation area which the wells capacity is higher then the variable of facility capacity or buyer gas demand, is needed to optimize wells opening for maximizing the revenue by considering well contents such as oil, methana, ethana, propane, butane and pentane plus at the existing facility constraints.
This research is proposed to optimize gas wells opening. The optimization methode used in this research is the linier programming run by Software Microsoft Excel adds in Solver. The result is the solution of optimized gas flow variable for every well. Gas composition also can be found by blending all wells.
This gas property is used for Hysys simulation to get the process condition at the LPG & Condensate fractionation unit in order to get the maximum recovery variable and to meet product selling specification.
From optimization of 32 wells, it is found that well X15, X16, X24 ,X27, X28, X30 are closed, well X2 are opened at 29% and other wells are fully opened. The total revenue obtained is 3,198,961 USD. From Hysys simulation, it is found that temperatures reboiler at column of deethanizer, depropanizer and debutanizer are 162° , 231 °, 257 °F. Reflux ratios at the column of depropanizer and debutanizer are 1.8 & 1.4. It is also found the product pressure and temperature are 26.7 psia dan 80 °F in the condensate stabilizer tank.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26686
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>