Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang E. Prasetiyo
"Dalam upaya mencapai peningkatan kernampuan bersaing di pasar global, dibutuhlcan suatu organisasi yang menangani dalam Business Prosess Re-engineering guna memperoleh perbaikan-perbaikan proses (dengan fokus pengurangan biaya proses), pencapaian paling baik dalam kelasnya (dengan fokus kompetitit), dan melakukan terobosan (dengan fokus meninjau ulang aturan-aturan proses dan mernberikan defmisi baru yang lebih baik). Selain itu diperlukan dukungan (support) dari teknologi informasi untuk menekan biaya-biaya persediaan (cost reduction) dan memperoleh waktu pemesanan persediaan (delivery time) yang tepat dalarn perencanaan kebutuhan material (MRP).
Untuk itu diperlukan software aplikasi yang terintegrasi penuh sebagai tools utamanya, guna memungkinkan perubahan data yang simultan pada saat itu juga (concurrent engineering), sehingga pemeriksaan dan perbaikkan dari pergerakkan, data-datanya dijaga dan diperbaharui sedemikian rupa dengan tingkat kesalahan dikurangi hingga mencapai minimum. Hal ini merupakan hal yang pokok dan mendasar dalam persiapan awal untuk perencanaan dan pengendalian material yang akurat dan efisien."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firdi Firdaus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Triscahyani
"Prosedur dan alur informasi manajemen logistik merupakan faktor penting dalam bisnis perdagangan ritel. Pelaksanaan proses-proses bisnis sesuai prosedur dan kelancaran alur informasi antara supermarket dengan kantor pusat akan sangat mendukung pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan, baik dalam hal keputusan jangka pendek maupun langkah-langkah antisipasi dalam situasi pasar yang fluktuatif. Kekurangsempurnaan prosesur dan alur informasi dalam manajemen supermarket akan menimbulkan masalah-masalah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan inventory shrinkage khususnya dari aspek administratif.
Inventory shrinkage merupakan masalah yang sering terjadi dalam bisnis ritel dan didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai barang yang dicatat dengan barang yang dibeli dan diterima dengan fisik barang yang ada sesungguhnya. Penanganan inventory shrinkage di Supermaket 'X' perlu dilakukan dengan menyempurnakan prosesur dan alur informasi. Usaha penyempurnaan ini dilakukan melalui pendekatan beberapa metode yaitu diagram jaringan aktivitas, diagram alir sistem dan analisa proses operasi. Penggambaran awal terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Supermarket 'X' dalam proses bisnisnya dilakukan dengan membuat diagram jaringan aktivitas.
Dari diagram ini diperoleh gambaran atas kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, durasi prosedur, dan pada kegiatan apa suatu bagian memiliki keterkaitan dengan bagian lainnya. Selanjutnya dibuat diagram alir sistem untuk menggambarkan alur barang, data dan dokumen antar bagian atau tim kerja. Langkah terakhir dalam menganalisa prosedur dan alur informasi konvensional adalah dengan membuat analisa proses pada prosedur-prosedur tersebut yang selanjutnya akan digunakan untuk memperbaiki prosedur khususnya dalam hal penyederhanaan kerja dan penghematan waktu.
Perancangan penyempurnaan prosedur dan alur informasi dilakukan dengan memfokuskan kepada usaha penanganan inventory shrinkage melalui identifikasi penyebab-penyebab khususnya dari aspek administratif. Penyempurnaan ini juga meliputi penyederhanaan kerja yang menghasilkan perubahan-perubahan proses operasi terhadap prosedur konvensional, dalam bentuk pengurangan atau penambahan proses operasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murty Magna
"Studi ini berfokus pada pembuatan program pelatihan ISO 14001 untuk peningkatan kesadaran dan pengetahuan untuk implementasi secara efektif dan pengembangan sistem manajemen kinerja untuk diterapkan di PT. X. Program pelatihan sistem manajemen lingkungan sebenamya sudah diterapkan di PT. X, hanya saia belum mencakup seluruh karyawan sehingga rerdapat perbedaan pemahaman terhadap ISO 14001. Hal ini menyebabkan pedwedaan persepsi dan pemahaman tentang ISO 14001, padahal dalam mengimplementasi sistem manajemen bam hal yang harus ada pertama kali adalah persepsi dan pemahaman yang sama terhadap sistem baru tersebut.
Untuk cfcktiiitas implementasi ini sistem manajemen kinenja yang adajuga diperbaiki sehingga saling terkait antara perencanaan dan pelaksanaannya. Selama ini perencanaan dalam manajemen kinerja PT. X dibuat berdasarkan hasil, sedangkan pelaksanaan penilaiannya berdasarkan perilaku dalam kerja. Selain itu, untuk mcnunjang implement/asi ISO |4001 ini sistem manajcmen kinenja dibuat berdasarkan perilaku, bukan hasil. Karena perusahaan harus mcnjamin bahwa karyawan bekerja sesuai ketentuan standar ISO |4001 yang herlandaskan crmlinual improvement dan mcmperhatikan kcamanan dan keselamatan kerja serta pencegahan tcrhadap pencemaran. Modiiikasi sistem manajemen kinerja ini tetap menilai pcrilaku yang tclah ada pada sistem penilaian kinerja yang lama, hanya ditambahkan angka untuk peringkat pcnilaian untuk penilaian kinerja yang lebih terukur sccara kuantitatif. Pelatihan dan sistcm manajemen kinerja dipilih sebagai HR Practices yang dipcrbaiki untuk pcmbentukan pcrscpsi positifpada kaxyawan tentang ISO 14001 serta meningkatkan motivasi mereka dalam implementasinya.

The focus in this study is developing a training program to raise awareness and knowledge in ISO 14001 to be implemented effectively and developing performance management system to be applied at PT. X. Environmental management system training program has been conducted in PT. X, it hasjust not been deployed evenly. This causes differences in perception and understanding for ISO 14001 since implementing a new management system the same perception and understanding is the first thing that must be exists.
For the effectiveness of EMS implementation, the performance management system of PT. X is modified to get the alignment between the plan and the execution since the performance management system plan of PT. X has been developed based on result while the execution based on working behavior. Considering that the performance management system to support the implementation of environmental management system is based on behavior, the company maust assure that its employees work based on ISO 14001 standard which is based on continual improvement, safety, and pollution prevention. The proposed performance management system appraises the behaviors in the previous one with ratings quantitatively for additional. Both HR practices chosen are aimed to form employees? positive perceptions about ISO 14001 and improve their motivations in implementing it.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA34196
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rostina
"Dengan adanya deregulasi dalam industri perbankan yang bertujuan untuk meningkatkan usaha perbankan mengakibatkan persaingan antar Bank menjadi sangat ketat. Bank perlu memiliki strategi operasi, pemasaran dan pengawasan internal. Untuk meiuilih strategi yang akan dijalankan perusahaan perlu
melakukan analisis faktor internal maupun faktor eksternal. Data/informasi yang akurat dan tepat waktu adalah bahan yañg diperlukan dalam analisis faktor-faktor tersebut dan yang sangat inenentukan kualitas analisisnya.
Teknologi Informasi bagi suatu jasa Bank adalah keseluruhan aktivitas informasi dan teknologinya yang merupakan suatu upaya yang dapat meinberikan data/informasi yang dapat dihandalkan dan diperlukan untuk niengelola perusahaan. Thjuan pemakaian Teknologi Inforniasi dalam perbankan dapat menun
jang:
- Peningkatan pelayanan kepada nasabah, untuk mendukung strategi pemasaran Bank.
- Peningkatan analisis keuangan dan administrasi untuk mendukung strategi pengawasan Bank yang terkendali.
- Untuk peningkatan/pengembangan daya jual produk/jasa perbankan untuk mendukung strategi operasional Bank.
Dengan bertambah kompleksnya organisasi perbankan dan
semakin banyaknya informasi yang diperlukan, maka akan menimbulkan ledakan informasi yang memerlukan suatu pengaturan. Sistim informasi manajemen mengatur aktivitas informasi dan teknologinya dalam menyedíakan kebutuhan data/informasi pemakainya sistim Informasi Manajemen dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkat manajenen stratejik. Manajemen pada tingkat ini lebih memusatkan perhatian pada perencanaan stratejik denqan tujuan jangka panjang. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen pada tingkat ini lebih banyak yang berasal dari luar perusahaan seperti informasi mengenai faktor ekononi, politik, sosial budaya, tehnologi, demografi dan ekologi. Informasi eksternal tersebut sangat diperlukan oleh manajemen stratejik untuk membantu dalam melakukan analisa perusahaan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang akan terjadi pada perusahaan.
2. Tingkat manajemen taktikal. Manajenien pada tingkat ini lebik banyak menggunakan informasi sebagai alat pengawasan dan pengendalian, disamping membantu manajemen tingkat stratejik dengan beberapa laporan-laporan yang mendukung keputusan tingkat stratejik.
3. Tingkat operasional. Cabang adalah salah satu pengguna Sistim Informasi pada tingkat operasional. Data/informasi yang dihasilkan pada tingkat ini adalah salah satu sumber yang harus disajikan kepada tingkat manajemen diatasnya. Kekeliruan yang dihasilkan pada tingkat ini akan berakibat fatal bagi keputusan yang akan diambil oleh tingkat manajemen taktikal dan stratejik. Kualifikasi data sangat ditentukan oleh accuracy, completeness, timeliness dan relevance. Keputusan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas, karena kualitas data yang buruk atau Garbage In akan menghasilkan Garbage Out (GIGO). Atau Information In Nothing Out (tINO), sehingga Sistim Informasi yang dimiliki tidak dapat menghasilkan apa?apa.
Sistim Informasi pada perusahaan harus dapat memberikan dukungan yang optimal kepada seluruh tingkat manajemen sehingga goals dan objectives perusahaan dapat dicapai.
Pada saat ini Bank X telah iuenipunyai suatu divisi
khusus yang bertugas inengelola dan mengembangkan data serta memelihara Sistim Informasi yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan yang dibuat oleh manajemen dan untuk meningkatkan pelayanan terhadap Nasabah. Sistim Informasi yang sudah dikembangkan dan sudah berprodtiksi dengan baik adalah Sistim Inforniasi Pinjaman, Sistim Informasi Ekspor dan Impor, Sistim Inforniasi General Ledger, Sistem Informasi Giro Rupiah dan Valas, Sistiin Informasi Tabungan, Si?tim Inforinasi Deposito berjangka, Sistim Inforinasi Transfer Rupiah dan Valas, dll.
Sistem yang ada pada saat ini telah inenghasilkan laporan Untuk tingkat stratejik, taktikal dan operasional. Laporan yang dihasilkan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oieh tingkat inanajeinen sehingga secara keseluruhan belum mampu mendukung keputusan manajemen seperti yang
diharapkan.
Dukungan Sistim Informasi untuk tingkat taktikal ðan
operaaional lebih detail bila dibandingkan dengan tingkat stratratejik, dimana laporan yang dihasilkan akan mendukung keputusan manaemen tingkat stratejik. Namun beberapa laporan yang telah dihasilkan Bank X belum relevan dengan kebutuhan pemakai, karena beberapa pengguna yang seharusnya memerlukan data/informasi rinci diberikan data/informasi yang
terlalu agregat atau sebaliknya, sehingga tidak efektif dalam pengqunaannya.
Saat ini Sistim Informasi yang terintegrasi baru dikembangkan mengenai Sistim Informasï financial perusahaan. Agar dapat memberikan dukungan yang optimal Sistem Informasi lain yang perlu diintegrasikan juga adalah informasi non finan
cial perusahaan seperti informasi inengenai keadaan sumber daya manusia perusahaan, manajemen perusahaan, pemasaran, ekonomi, politik, sosial budaya, perkembangan teknologi dalam industri perbankan dan informasi mengenai pesaing pada saat ini maupun potensial pesaing. Dengan adanya informasi ini, zoaka inanajemen dapat melakukan analisis internal maupun
eksternal. Melakukan analisis yang tepat dapat menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga dapat ditetapkan strategi yang harus dijalankan perusahaan, yang sesuai dengan kondisi pada saat ini maka perusahaan akan tampil lebih kompetltif.
Informasi mengenai sumber daya manusia merupakan hal
yang pentng bagi perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan suatu sumber daya yang paling menentukan di industri perbankan. Dengan adanya Sistim Informasi mengenai sumber daya manusia dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan adanya suatu sistim gaji dengan sistim inten
sif, sistim promosi dan sistim pelatihan yang tepat, dll.
Dengan semakin tingginya tingkat persaingan pada industri perbankan maka Sistim Informasi Pemasaran sangat dibutuhkan untuk mendukung keputusan yang dibuat oleh manajemen. Sistem Informasi Pemasaran dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan menyebarkan informasi yang tepat dan relevan pada waktunya. Informasi mengenai segmen pasar yang
akan dilayani oleh perusahaan merupakari informasi penting untuk menentukan jenis promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Kekeliruan dalam melakukan promosi, maka sasaran dalam usaha penetrasi pasar tidak efektif dan tidak efisien.
Untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan eksternal perusahaan, maka dapat dilakukan melalui survey dan riset pasar. Inforniasi yang diperlukan dibatasi pada kebutuhan yang relevan. Riset yang menghasilkan informasi ìauh lebih banyak dan kebutuhan yang diperlukan juga inenyebabkan tidak efisien dalam waktu dan biaya. Oleh sebab itu riset harus didukung oleh manajemen stratejik sebagai pengguna hasil niset. Para manajer pada tingkat stratejik harus nierumuskan niasalah yang dihadapi dan inforinasj yang dibutuhkan. Hasil riset kemudian
diolah oleh star ananajenien stratejik untuk menghasiikan suatu laporan Executive Information Systems dengan menggunakan model yang cocok yang disertakan dengan tingkat risiko yang akan dihadapi. Agar lebjh efektif dalam penggunaannya jika laporan dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan ratio sesuai dengan kebutuhan tingkat stratejik.
Dalam merancang sistim sebaiknya memenuhi kriteria?
kriteria sebagai berikut:
- membuat sistim yang terintegrasi.
- sistim harus mudah dipelajari dan dioperasikan
- Pembangunan sistim menggunakan metoda non-konvensional dengan memanfaatkan bahasa generasi keempat dan CASE sebagai tools untuk mempermudah dan mempercepat apabila ada perubahan program.
- menggunakan database yang terintegrasi sehingga pengembangan Decision Support Systems dan Executive Information Systems dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
- Pemasukan transaksi secara On Line Transaction
Processing sehingga dapat mengakses data secara online realtime.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah maka
perusahaan dapat melakukan :
- Pelayanan nasabah melalui telepon
- Pelayanan Automatic Teller Machine yang dapat dilakukan secara on-line (langsung ke rekeriing giro), atau offline (berdasarkan limit dan setiap nasabah).
- Pelayanan Giro dan Tabungan secara on-line di seluruh cabang yang ada.
Dalam hal pemilihan software dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli program paket atau membuat sendiri program aplikasi. Dalam hal ini harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian dan setiap kemungkinan. Hal yang harus dipertimbangkan bila membeli program paket adalah standar yang berlaku, karena pada umumnya paket dibuat di luar negeri dengan memakai standar yang berlaku pada negara tersebut. Sedangkan bila membuat sendiri akan mernerlukan waktu yang lama dalani membangun program dan waktu untuk melakukan uji coba sampai dapat berproduksi. Kemungkinan pemilihan yang akan dipilih perlu dibuatkan Cost and Benefit analisisnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Studiati Suwandi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifkasi aspek-aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (2) mengukur seberapa jauh aspek-aspek tersebut berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (3) mengetahui besarnya pengaruh sarana Internet pada kegiatan belajar pada para pengajar di ITB; (4) menghitung besarnya pemanfaatan sarana Internet pada kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah para staf pengajar, peneliti dan mahasiswa ITB; (5) melihat seberapa jauh keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh para Staf .Pengajar dan Peneliti di ITB.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 1996. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang tidak akan mengambil generalisasi pada populasi. Contoh diambil secara acak berstrata, dari para pemakai sarana Internet di ITB, yang terdiri atas pengajar, peneliti dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara menyebarkan kuesioner, dan sebagai pelengkap dilakukan wawancara singkat tidak terstruktur. Data yang terkumpul terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan Metode Analisis Faktor, dan data kualitatif dianalisis dengan Metode Analisis Korespondensi. Pengolahan data mempergunakan Paket Program SAS 6.10 for Windows.
Hasil penelitian untuk kelompok pengajarlpeneliti adalah (1) aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB adalah kegiatan belajar mengajar melalui Internet dibandingkan dengan kegiatan tatap muka sudah tinggi, yaitu sebesar 64%; (2) kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 51%; (3) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah besar, yaitu sebesar 50%; (4) frekuensi penggunaan sarana Internetlminggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 65%. Namun demikian, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan melakukan kegiatan ilmiah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana Internet.
Aspek yang mempengaruhi kegiatan ilmiah mahasiswa adalah (1) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat besar, yaitu sebesar 85%; (2) frekuensi penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 71%. Dalam memanfaatkan sarana Internet biaya tidak menjadi masalah bagi pengajar, peneliti dan mahasiswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa sarana Internet di ITB masih belum dimanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah, pada saat penelitian dilakukan jaringan kampus ITB masih belum Handal, sehingga pada saat jumlah pemakai di ITB semakin meningkat, waktu untuk mengakses Internet dirasakan sangat lambat. Selain daripada itu, jaringan kampus TTB yang dihubungkan ke jaringan Internet masih relatif baru dibentuk, yaitu dimulai pada tahun 1994. Dengan demikian belum semua sivitas akademika ITB mengenal dengan baik k inerjanya. Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi sivitas akademika ITB enggan mengenal Internet lebih mendalam, adalah informasi yang diperlukan masih dapat dipenuhi dan sumber-sumber lainnya, misalnya dari buku, majalah ilmiah, baik milik perpustakaan maupun milik pribadi. Selain daripada itu, kebijakan pimpinan jurusan dan unit yang membatasi penggunaan sarana Internet turut berpengaruh pada aktivitas penggunaan sarana.
Agar kinerja pemakaian sarana Internet di ITB meningkat, diperlukan perencanaan strategis yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini pustakawan dapat turut berperan serta mengefektifkan penggunaan sarana Internet.
The Usage of Internet as Information Sources to Support the Academic Activities at ITBThe main goals of this work are: (1) to identify the aspects which are supporting the academic activities at ITB (2) to measure how far these aspects are to support the academic activities at ITB (3) to measure the role of Internet towards the lecturers in the learning process at ITB (4) to compare the role of Internet facilities in academic activities with nonacademic activities towards the lecturers, researchers and students at TTB (5) to identify the students involvement in researches at ITB.
This work is carried out in August 1996. This research uses the descriptive method, which is not generalized to the whole of Internet users as its population. The design of this work uses stratified random sampling from the Internet facilities users at ITB. The data are collected by giving questionnaire forms and also short unstructured interviews to the samples. The data are divided by qualitative and quantitative data. The qualitative data are analyzed by Correspondence Analysis Methods and the quantitative data analyzed by Analysis Factor Methods_ All data were processed by SAS Package Program 6.10 for Windows.
The result of this work for the lecturers and researchers groups are: (1) the comparison of teaming process by Internet is quantitatively higher (64%) than the conventional learning process (2) the comparison of academic activities is quantitatively higher (51%) than nonacademic activities (3) the average time per weeks for academic activities is higher (50%) than non academic activities (4) the frequency per week for using Internet facilities is higher (65%) than nonacademic activities. On the other hand, the learning process and academic activities at ITB are not totally using the Internet facilities.
The aspects that support the students academic activities are: (1) the average time per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (85%) compare with nonacademic activities (2) the frequency per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (71%) compare with non academic activities. Internet fees is not a serious problem for the users.
The conclusions of this work are: Internet facilities at ITB are not efficiently used. One of the causes of this problem is (at the time when the research done), that the ITB's communication network is not perfect yet, so the access to Internet is too slow. Beside that problem, the ITB's communication network which is connected to the Internet is relatively new (founded in 1994), so not many ITS members know the usage of Internet very well. The other factor which causes the unwillingness to explore the use of Internet is that the users can search any information they need from other sources, like books, journals, libraries, etc. The policy of the decision makers to limit the use of Internet also influence the usage of this facilities.
To increase the use of Internet at ITB, it needs a strategic planning that involves every body in this institution, including the role of the librarians of ITB."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"PT X adalah salah satu dari sedikit perusahaan karoseri yang masih bertahan pada masa krisis moneter saat ini. Untuk meningkatkan kekompetitifan perusahaan, PT X ingin membangun Sistem Informasi Managemen yang handal berbasis Intranet namun terhadap kendala biaya. Sistem Informasi Manajemen berbasis Intranet dengan menggunakan sistem operasi Linux sebagai lingkungan kerjanya berjalan di atas jaringan Local Area Network. Karena PT X belum memiliki jaringan LAN yang dipersyaratkan untuk membangun sistem informasi manajemen berbasis intranet maka diperlukan perancangan jaringan LAN secara fisik di perusahaan. Perancangan sistem informasi management berbasis intranet dilakukan berdasarkan ketersediaan perangkat yang telah ada dan akan dilengkapi dengan perangkat keras dan perangkat lunah yang dibutuhkan. Perancangan halaman intranet itu sendiri dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft FrontPage dan dicoba langsung pada komputer dengan sistem operasi Linux. Untuk menganalisis kelayakan implementasi sistem informasi manajemen berbasis intranet secara kualitatif dilakukan dengan metode SWOT sedangkan secara kuantitatif dilakukan analisis tingkat pengembalian investasi berdasarkan perkiraan biaya dan penghematan, terutama yang menyangkut distribusi dokumen kertas internal. Berdasarkan analisis tingkat pengembalian investasi diperoleh nilai tingkat pengembalian sebesar 42% yang lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 13%. Hasil ini menegaskan bahwa sistem informasi manajemen berbasis intranet layak dilaksanakan di PT X."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sri Martini
"Payroll System yang merupakan sub-sistem dari Management Information System memerlukan informasi, apakah itu jumlah pegawai, besarnya gaji dan tunjangan yang dibayar, besarnya pajak dan lain-lain. Mengingat kebutuhan informasi yang begitu banyak tidaklah mengherankan jika Payroll System perlu ditunjang oleh alat bantu yakni komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang dengan kemampuannya dapat mengolah data dengan cepat menjadi informasi. Dengan dasar inilah akan dijelaskan bagaimana komputer berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan dalam Payroll System. Penelitian dilakukan lewat penelitian kepustakaan serta peneli-tian lapangan yakni dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang menangani payroll pada PT "X", serta observasi langsung untuk memperoleh data. Hasil studi menunjukkan Total Payroll System yang merupakan salah satu perangkat lunak aplikasi, dapat memenuhi kebutuhan informasi dalam Payroll System. Total Payroll System terdiri dari menu-menu Personnel, Overtime, Potongan Jam Kerja, Allowance, Insurance, Bonus, Loan, Potongan Lain, Calculation, Report, Utilities dan Housekeeping. Lewat menu-menu ini Total Payroll System dapat melakukan pencatatan dan penghitungan gaji pegawai. Untuk menghindari masalah kelebihan dan kekurangan pembayaran pajak, Total Payroll System menyediakan fasi1itas untuk mengestimasi pajak yang harus dibayar pada satu tahun, sehingga pihak manajemen dapat melakukan tax adjustment. Di samping menyediakan laporan yang sifatnya intern, Total Payroll System juga menyediakan laporan yang sifatnya ekstern seperti Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan pegawai. Total Payroll System dapat memberi informasi kepada pihak yang berkepentingan, apakah itu pihak manajemen, pegawai, pemerintah dan lain-lain. Total Payroll System mampu mengolah data dan membuat laporan kepegawaian yang bersifat bulanan dan tahunan. Dan dengan kemampuannya mencetak Surat Pemberitahuan Tahunan bagi kepentingan perpajakan, Total Payroll System jelas akan sangat membantu kelancaran administrasi penggajian pegawai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>