Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redite Suseno
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya dunia industri menyebabkan rneningkatnya pemakaian energi yang tidak diimbangi dengan penyediaan sumber energi yang ada.
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah di sektor industri mal-ca pemerintah menganjurkan agar masing-masing industri berupaya untuk menghemat pemakaian bahan bakar yang ada dengan mengembangkan altematif penggunaan bahan bakar pada industri yang terkait.
Salah satu industri yang banyak mengkonsumsi energi adalah industri semen yang menggunakan energi sekitar 30 % dari total biaya. energi. Oleh karena itu pada industri ini perlunya dikembangkan bahan bakar altematif yang berasal dari limbah industri lain yang berupa bahan bakar sintetis yaitu karet, ban, plastik dan lain Sebagainya.
Berkaitan dengan hal diatas perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pemanfaatan bahan bakar sintetis sebagai bahan bakar altematif dengan membandingkannya pada penggunaaan bahan bakar yang saat ini sering dipakai yaitu bahan bakar batu bara dan oil. Perbandingan ini meliputi konsumsi energi spesifik dan eiisiensi pmbakaran.
Hasil yang didapat dari peneljtian ini bahwa penggunaan bahan bakar sintetis dapat diterapkan pada industri~industri yang mengkonsumsi energi tinggi dan juga dapat diketahui perbandingan tingkat eiisiensi proses pembakaran ba.han bakar sintetis dengan bahan bakar lainnya.

"
1996
S36550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya N. Sumito
"Persediaan bahan bakar fosil di dunia yang semakin menipis sedangkan permintaan terus meningkat mendorong timbulnya penelitian dan eksperimen untuk merancang ruang bakar baru yang mampu bekerja pada kecepatan aliran. udara linggi dan mempunyai efisiensi yang dapat diterima Ruang bakar ekspansi mendadak berkontur tangga merupakan kandidal kuat unluk memenuhi kebutuhan ruang bakar tersebut.
Penelitian kali ini memvariasikan variabel kecepatan udara (Vud), kecepatan injeksi bahan bakar (Vf), perbandingan jarak injeksi bahan bakar terhadap tangga dengan ketinggian tangga (L/h), serta menganalisa kadar oksigen dan karbonmonoksida pada gas buang untuk melihat efek variabel-variabel tersebut terhadap efisiensi konsumsi bahan bakar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan dinamika fluida (Vud dan Vf) dan letak injeksi bahan bakar pada ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar.

World fossil fuel deposit which decreasing as its increasing in demand calls out for researchers and experiments to design a new combustor that capable to work at high speed air flow and has a acceptable combustion efficiency. Sudden expansion backward-facing step combustor is a strong candidate to meet the needs of such a combustor is a strong candidate to meet the needs of such a combustor.
This research cary the air speed (Vud), fuel injection speed (Vf), ratio between injection distance to the step and the step height (Lf/h), and also analyze Oxygen and Carbonmonoxide rate on flue gas to see the effects of those variables against the fuel consumption efficiency.
The research showed that fluid dynamics and fuel injector position has a very significant effects against fuel consumption efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanky
"Daya yang dihasilkan motor bakar dipengaruhi oleh konsumsi baban bakar yang digunakan. Konsumsi baban bakar sendiri bergantung pada jenis aliran udara yang masuk ke ruang bakar. Turbulensi udara menghasilkan energi kinetik pada pergerakan molekul udara dimana hal ini mengakibatkan peningkatan swirl dan squish aliran udara yang menghasilkan campuran udara-baban bakar menjadi homogen serta nantinya memperkecil pyrolysis baban bakar. Pengecilan pyrolysis ini mempercepat ignition delay seltingga pembakaran lebih mudah terjadi (terakselerasi). Turbulensi udara sendiri tergambarkan melalui kecepatan pembakaran dengan nilai Air Fuel Ratio (AFR) dimana semakin kecil AFR maka semakin cepat pembakaran yang terjadi, dan semakin turbulen alirnn udara yang masuk. Untuk meningkatkan kinerja serta mekanisme pembakaran, maka digunakan turbojet accelerator yang dapat menghasilkan turbulensi udara yang besar serta energi kinetik yang lebih tinggi. Diharapkan dengan dipasangaya turbojet accelerator akan terjadi peningkatan kinetra motor bakar, konsumsi baban bakar yang efisien dan kadar gas buang yang rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mesin Nissan Diesel tipe SD-22 Engine Reaeareb and Teat Bed di Laboratorium Teknologi Mekanik di Lantai 1 Departemen Mesin FTUI, diperoleh data bahwa pada kondisi rpm 1500 tendapat peningkatan kinerja yang signifikan dengan dipasangnya turbojet accelerator ini yaitu peningkatan BHP rata-rata sebesar 17,42% serta penurunan BSFC sebesar 14,36%. Selain itu, diketahui pula bahwa kondisi mesin tidak memungkinkan apabila digunakan pada kondisi rpm 1800 karena systematic error pada pengujian

Power, as a result of engine combustion, deeply affected by fuel consumption. Fuel consumption itself depends on the type of airflow which enters the combustion chamber. Air turbulences has resulted kinetic energy by the velocity of air molecules which caused swirl and squish phenomena increased, resulting homogenous of air-fuel mixture and will suppress the pyrolysis of fuel. Hence, the combustion easily taken place since ignition delay is accelerated. Turbulence of air itself represented by combustion velocity conducted with the value of Air Fuel Ratio (AFR) where the flow more turbulence with Air Fuel Ratio value decreasing, To increase performance resulted by combustion, then turbojet accelerator is used which resulted better air turbulence and higher kinetic energy. The installation of turbojet accelerator is expected will give a significant improvement of performance, with low fuel consumption and environment-friendly exhaust gas, Based on research of Nissan Diesel type SD-22 Engine Research and Test Bed at Laboratorium Teknologi Mekanik, 1st floor at Mechanical Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia, it was obtained !hat on 1500 rpm there will be a significant improvement such as an average improvement of BHP by 17,42% and the descent of BSFC by 14,36 %. As an add-on information, the engine can't be operated at 1800 rpm because a certain circumstences such as systematic error on the test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Wibawa Satria
"ABSTRAK
Kebutuhan akan kendaraan berbasis elektrik yang mampu menggantikan secara penuh peran kendaraan berbahan bakar fosil sebagai alat transportasi menuntut terciptanya kendaraan listrik dengan penggunaan energi minimum namun tetap memiliki kehandalan tinggi dalam hal kekuatan baterai, efisiensi energi, kecepatan, daya dan torsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa kendaraan listrik secara real-time pada berbagai jenis lintasan jalan agar diketahui tingkat konsumsi energi serta keunggulan dan kekurangannya apabila digunakan pada kondisi jalan
raya yang sesungguhnya. Nilai parameter performa kendaraan listrik yang diwakili oleh tegangan dan temperatur baterai, daya output motor listrik, arus listrik, kecepatan dan akselerasi setiap waktu didata dan ditampilkan dalam bentuk profil kecepatan untuk dilakukan analisa terhadap konsumsi energi yang digunakan, kemiringan jalan, temperatur lintasan dan perilaku mengemudi pengendara. Rata-rata
konsumsi energi kendaraan sebesar 15,286 kWh per 100 kilometer jarak tempuh dengan tingkat konsumsi energi pada jalan menanjak adalah 4 kali lebih besar dari jalan mendatar. Dapat disimpulkan bahwa kendaraan listrik prototype dengan berat total 120 kilogram dan berdaya 350 Watt ini tidak mampu menghasilkan tingkat
efisiensi konsumsi energi yang baik menghadapi medan jalan dengan kisaran kemiringan 0-20 % pada suhu maksimum lintasan 41derajat Celcius.

abstract
The need of electric vehicle that is able to fully replace the role of fossil fuel vehicle for transportation mode requires electric vehicle with low energy consumption but still has a high reliability in terms of battery power, energy efficiency, speed, power and torque. This study aims to determine the performance of electric vehicles in realtime information on various types of track path in order to know the level of energy
consumption as well as the advantages and disadvantages when used on a real road conditions. The parameter of electric vehicle performance values which represented by voltage and battery temperature, power output of electric motors, electric current, velocity and acceleration at all times being recorded and displayed in the form of the velocity profile to do an analysis of energy consumption is used, the slope of the
road, temperature and feature of the track and driver behaviour. The average energy consumption of vehicles is 15.286 kWh per 100 kilometer distance to the level of energy consumption on the ramp is 4 times larger than the horizontal path. Can be concluded that the electric vehicle prototype with a total weight of 120 kilograms and
is powered by 350 Watt BLDC electric motor could not produce the level of energy consumption efficiency of a good deal with road terrain with slope range between 0- 20% at the track?s maximum temperature 41degree Celsius."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42780
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Try Mulya
"ABSTRACT
Penelitian ini berfokus pada Analisa pengaruh pencampuran bensin bernilai oktan 88 dengan variasi bioetanol terhadap unjuk kerja performance dan specific fuel consumption pada mesin Otto empat langkah satu silinder bervolume 150cc dengan spesifikasi tertentu berstandar pabrikan. Penelitian ini dilakukan dengan metode beban 100 atau WOT Wide Open Throttle dengan perbedaan putaran mesin, yaitu pada putaran mesin 1000 RPM, 1500 RPM, 2000 RPM, dan 2500 RPM. Untuk variasi bahan bakar, penulis menggunakan lima variasi, yaitu E0, E5, E10, E15, dan E20. Torsi torque , daya power dan specific fuel consumption diukur pada masing-masing pengujian. Nilai RON Reasearch Octane Number dan MON Motor Octane Number meningkat sebanding dengan persentase nilai bioetanol yang dicampurkan.

ABSTRACT
This research focus on analysis influence mixing gasoline octane 88 with variations bioetanol to performance and specific fuel consumption on otto four strokes one cylindrical 150cc with certain specifications standard the factories. The methods of study with load 100 or WOT Wide Open Throttle to the difference RPM, where was 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, and 2500 rpm. For variations fuel, researcher used five variations, namely E0, E5, E10, E15, and E20. Torque, power and specific fuel consumption was measured on each tested. Value RON Reasearch Octane Number and MON Motor Octane Number increased proportional to the percentages value bioetanol which mixed. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Jaya Hardiansyah
"Tim LFCE (Low Fuel Consumption Engine) Depratemen Teknik Mesin Universitas Indonesia merancang sebuah mesin yang bertujuan hemat bahan bakar. Mesin hemat bahan bakar ini dibuat atas dasar meningkatnya penggunaan bahan bakar khususnya bahan bakar fosil. Perancangan mesin ini hanya pada bagain yang penting saja agar mendapatkan bobot mesin yang ringan. Mesin ini nantinya akan dilakukan uji coba pada kendaraan prototype. Dengan desain mesin yang sederhana dan ringan tanpa melupakan fungsinya merupakan landasan terciptanya mesin irit bahan bakar. Mesin ini mengalami pengembangan dibeberapa komponen salah satunya komponen cam. Cam mengalami pengembangan dikarenakan durasi pada cam tidak mencukupi 180 derajat pada putaran crankshaft. Dimana siklus mesin otto 4 langkah yang ideal harus memiliki minimal durasi sebesar 180 derajat. Disini cam mengalami pengembangan pada lift cam dan cam angle. Lift pada cam sebelumnya sebesar 2 mm diperbesar menjadi 3 mm. Selanjutnya cam angle pada cam yang sebelumnya 90 derajat diperbesar menjadi 180 derajat. Durasi cam sebelumnya sebesar 153 derajat. Dengan adanya penambahan lift dan cam angle, maka durasi pada cam juga berubah menjadi 25 derajat. Dengan durasi 25 derajat, berarti durasi pada cam sudah dapat dikatakan cukup untuk mesin otto empat langkah berkapasitas 65 cc. Durasi 25 derajat merupakan durasi maksimaln dari cam dengan celah katup 0 mm. Nilai von mises cam dengan menggunakan perhitungan analitik sebesar 29.46 MPa. Nilai von mises cam pada perhitungan numerik menggunakan software Ansys sebesar 116.65 MPa.

Department of Mechanical Engineering, Universitas Indonesia LFCE (Low Fuel Consumption Engine) Team designs an engine which is fuel efficient. The fuel efficient engine is made based from the increasing of fossil energy. The engine design is only on part which is important in order to get a lightweight engine. This engine will be tested on a prototype vehicle. The bases of fuel efficient engine are simple and lightweight design without losing its main function. This engine has been developed on several parts and one of them is cam. Cam is developed because the duration on cam is insufficient to get 180 degrees on the crankshaft rotation. The ideal 4-stroke otto cycle engine should have 180 degrees of minimal cam duration. Cam on this engine has been developed on lift cam and cam angle. Lift on cam is enlarged from 2 mm to 3 mm. Then, cam angle on cam is enlarged from 90 degrees to 180 degrees. The cam duration is enlarged in the amount of 153 degrees. Since lift and cam angle has been enlarged, then the duration on cam changes to 25 degrees. By duration of 25 degrees, it is mean the duration on cam can be said enough for 65 cc 4-stroke otto cycle engine. 25 degrees duration is maximal duration of cam under 0 mm valve gap. Von mises stress values using analytic calculations on the cam is 29.46 MPa While using numerical calculations on the cam is 116.65 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Najib Khaidar
"ABSTRAK
Salah satu proses produksi yang penting di industri semen adalah proses
pembakaran klinker di rotary kiln unit. Proses pembakaran cli rotary kiln ini
merupakan proses produksi yang paling menentukan dalam rangkaian alur proses
procluksi untuk menghasilkan semen. Tujuan dari proses pembakaran di rotary kiln ini
adalah untuk menghasilkan produk klinker yang apabila dicampur dengan gips,
barulah menjadi semen. Dalam proses pembakaran di rotary kiln unit ini setidaknya
dibutuhkan Kalor pembalcaran sebesar i 50.000_O00 Koa]/jam, dan memiliki intensitas
kalor yang dikandung oleh produk klinker sebesar :t 700 Kcal/Kg-klinker (konsumsi
energi spesilik).
Dalam proses pembakaran klinker di rotary kiln sering kali dijurnpai kondisi
dimana konsumsi energi spesifiknya kadangkala kecil dan kadangkala besar, atau
elisiensi pembakarannya kadangkala kecil dan kadangkala besar. Kondisi semacam ini
teljadi akibat tidak seimbangnya pengaturan pemakaian energi dalam proses produksi.
Untuk kasus di rotary kiln unit ini, energi utama yang menjadi masukan adalah Kalor
Pembakaran dari Bahan Balcar. Besamya kalor pembakaran ini sebanding dengan laju
aliran bahan bakar masuk ke dalam kiln. Fungsi utama dari proses pembalcaran yang
ada di rotary kiln ini adalah untuk membakar dan membentuk material menjadi produk
klinker. Besarnya kalor yang dibilttlhkan untuk pembakaran dan pembentukan ini
sebanding dengan . besarnya massa material yang masuk ke dalam kiln. Dengan
demikian besarnya pemakaian batu bara sebanding dengan besamya pemasulcan raw
malaria! yang akan dibakar.
Pada kondisi di lapangan seringkali dijumpai suatu keadaan pada proses
pembakaran di mana pemkaian bahan bakar lebih besar dibandingkan dengan
pemasukan bahan balcu, akibatnya kalor yang disuplai oleh pembalcaran bahan bakar
menjadi banyak yang terbuang ke gas buang, dinding kiln, dan kehilangan kalor yang
tidak teramati. Oleh karena itu perlu adanya suatu analisis optimasi terhadap
pemakaian bahan bakar yang dihubungkan dengan pemasukan bahan baku
agar diperoleh kondisi proses dengan eisiensi yang tinggi. Untuk analisis tersebut
perlu adanya suatu studi optimasi berdasarkan metode Heat Balance yang mengacu
pada kondisi operasi sehingga diperoleh tingkat penghematan energi.

"
1996
S36564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halderman, James D.
New Jersey: 2006
629HALA002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Halderman, James D.
Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education , 2006
629HALA001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lina
"Kelurahan Kayu Putih merupakan daerah yang berkembang sangat dinamis, hal ini disebabkan lokasinya berada di pusat kota yang berbatasan dengan Kelurahan Cempaka Putih (Jakarta Pusat), Kelurahan Kelapa Gading (Jakarta Utara), Kelurahan Rawamangun, dan Kelurahan Pulo Gadung. Keberadaan di pusat perkotaan telah menyebabkan pergeseran gaya hidup dalam pola belanja. Pada kebutuhan harian rutin, penduduk miskin bergerak ke lokasi belanja yang didominasi oleh pengeluaran Rp.10.000-20.000, dan pada jarak 0-600 meter, tetapi untuk kebutuhan harian sifatnya mendadak (isidentil) bergerak menuju lokasi tujuan di warung pada jarak 0-50 meter. Sedangkan untuk kebutuhan non harian penduduk miskin didominasi oleh pengeluaran Rp.250.000-500.000, biaya transportasi

Kayu Putih is a growing area that is very dynamic. This is due to its location in the center of the district which, is bordered by Cempaka Putih (Central Jakarta), Kelapa Gading (North Jakarta), Rawamangun, and Pulo Gadung. Its presence within the midst of urban atmosphere has caused a shifting pattern in the shopping lifestyle. Shopping Expenditure patterns for the poor in daily needs leads to the fact that they depend on the closest shopping locations. On a daily basis, daily needs tend to make consumers travel to the shopping locations (markets) within a 600 meter radius and the exspense in Rp 10.000-20.000, but for sudden (accidental) daily needs they travel towards the goal locations such as stalls in the range of 0-50 meters. Meanwhile, the demand for non-daily needs within spread the location radius of shopping between 1-5 km, the exspense in Rp 10.000-20.000, and transport cost in < Rp2000. In selecting a shopping loaction there is the relationship with the distance, transport cost, expenses, and people who work in the urban sector."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>