Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Triyanto
"ABSTRAK
Salah satu program penghematan energi adalah pemanfaatan sumber energi secara e_[)?3.s'ien dengan menekan kerugian energi dan memargfaatkan kembali panas Iebih. Panos lebih pada .sistem pendingin konvensional di sisi kondensar cufwp besar dan tidak dimanfaatkan. Pans tersebut dilepaskun Ina media pendingin re_/Hgeran, yaitu melalui air arau udara.
Dengan hen! recovery condenser dan beberapa alat pelanglmp laimgya, _nada sistem mesin pendingin, didapat siszem yang lebih ejfekzzlf dan e_[}?lsien. Sistem ini mampu menank kembali panes Iebzh pada kondenser dan dapat dimanfaatlam :mink proses pemanasan adam alan air.
Heat recovery condenser yang digunakan adalah kondensor berpandingin air; sehingga panas yang dilepaskan oleh rafrigeran disarap oleh aliran massa air. Sehingga terjadi parpindahan energi panas dari refrigeran kepada air.
Skripsi ini menganalisa pemanfaatan heal recovery condenser :mink prose: pemanasan pada sistem pengkondisian udara dan pemanasan air. Analisa yang dilakulran bertujuan unruk mengezahui penghemaran energi dan Iwnnzmsi bahan baimr pada siftem. Selanjutnya melalmkan perbandlngan antara Siszem perzgkondisian udara dan pernerruhan air hangat pada kebumhan yang sama antara mesa):
pendingin dengan heat recovery oondenver dan mesin pendingin yang konvensional (tidal: memanfaatkan panas Iebih pada kondensor).

"
Lengkap +
1996
S36563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Sukarno
"Sistem pengkondisian udara (HVAC) mempunyai peranan yang sangat dominan dalam memberikan kenyamanan ruang bagi penghuninya. Namun kebutuhan energi untuk pengoperasiannya sangat tinggi, sehingga dibutuhkan sistem HVAC yang lebih efesien dengan konsumsi energi yang lebih rendah. Sistem energy recovery dengan menggunakan heat pipe merupakan cara yang sangat efektif dalam usaha penghematan energi dan mengurangi efek global warming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain dan konfigurasi baru dari heat pipe heat exchanger (HPHE) sebagai media precooling dan media reheating pada sistem pengkondisian udara. Selain itu juga untuk mengembangkan sebuah korelasi karakteristik parameter desain dan parameter operasi HPHE terhadap efektifitas perpindahan kalor dan penghematan energi serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan HPHE terhadap kinerja dari sistem pengkondisian udara dalam bentuk coefficient of performance (COP). Dari hasil eksperimen dan analisis kinerja akan dikembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak atau software untuk mengevaluasi desain HPHE yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, suhu udara keluar setelah melewati sisi evaporator HPHE (precooling) dan potensi penghematan energi dari penggunaan sistem HVAC yang dilengkapi HPHE. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dan kinerja sistem HVAC yang dikombinasikan dengan HPHE dilakukan eksperimen dengan memvariasikan konfigurasi straigth heat pipe, U-shaped heat pipe, dan gabungan straigth dan U-shaped heat pipe. Straigth heat pipe divariasikan dalam 3, 6, dan 9 baris, dan terdiri dari 4 heat pipe per baris. Sedangkan pada U-shaped heat pipe divariasikan dalam 1 dan 2 baris, dan masing-msaing 8 heat pipe per baris. Straigth dan U-shaped heat pipe dilengkapi dengan sirip-sirip wavy fin untuk memperluas area perpindahan kalor. Eksperimen dikondisikan pada suhu udara masuk antara 30 – 45 oC dan kecepatan udara masuk 1,5 - 2,5 m/s. Analisis menggunakan metode ε-NTU juga dilakukan untuk memprediksi efektifitas, suhu keluar sisi evaporator, dan energy recovery HPHE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan straigth HPHE memberikan efek yang besar terhadap penurunan suhu di sisi evaporator HPHE atau precooling. Penurunan suhu udara segar yang masuk pada sisi evaporator HPHE paling tinggi adalah 9,1 oC dan penghematan energi maksimal adalah sebesar 567,3 W pada 0,080 m3/s. Penggunaan U-shaped HPHE memberikan dampak positif terhadap precooling dan reheating. Penurunan suhu udara segar paling tinggi sebesar 4,0 oC dan pada saat yang sama memberikan efek reheating paling tinggi sebesar 4,5 oC, menghasilkan penghematan energi precooling dan reheating paling tinggi masing-masing adalah sebesar 228,1 W, dan penurunan kelembaban relatif ruangan sebesar 21,1 % yang dicapai pada penggunaan 2 baris U-shaped HPHE. Hasil pengujian sistem energy recovery gabungan Straigth dan U-shaped HPHE memperlihatkan bahwa penambahan U-shaped HPHE untuk sistem energy recovery pada sistem HVAC memberikan pengaruh yang signifikan. Penurunan suhu total maksimal mencapai 10,7 oC dan penurunan kelembaban relatif mencapai maksimal 25,5 %. Pada pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ruangan untuk ruang isolasi di rumah sakit, menunjukkan bahwa penerapan sistem energy recovery gabungan straigth dan U-shaped HPHE memberikan kombinasi yang paling baik, dimana memberikan penghematan energi yang signifikan, sekaligus memberikan pengaruh positif dalam usaha mencapai kondisi ruangan sesuai yang dipersyaratkan. Sistem HVAC yang dilengkapi dengan HPHE dapat meningkatkan efisiensi sistem HVAC dalam bentuk Coefficient of performance (COP), dimana penggunaan straigth HPHE dapat meningkatkan COP 6–55% dan penggunaan U-shaped HPHE 2 baris dapat meningkatkan COP 8 – 39 %. Dari hasil pengujian dan analisis bilangan tak berdimensi telah dihasilkan sebuah korelasi Sp number yang bisa digunakan untuk memprediksi tahanan thermal dari sebuah heat pipe tunggal. Selain itu juga telah dihasilkan sebuah persamaan ε-NTU terkoreksi yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, yang mana kedua persamaan ini akan sangat berguna untuk mengetahui kinerja sebuah heat pipe baik dalam tahap desain maupun tahap pengoperasian. Pengembangan software HPHE yang menggunakan metode ε-NTU terkoreksi juga memberikan hasil yang akurat, dimana tingkat kesesuaian suhu udara keluar evaporator secara prediksi dari software dan hasil eksperimen minimal sebesar 99 %. Sehingga, software ini dapat digunakan sebagai acuan awal untuk memprediksi kinerja suatu desain HPHE sebelum dilakukan tahap desain dan manufaktur.

Sistem pengkondisian udara (HVAC) mempunyai peranan yang sangat dominan dalam memberikan kenyamanan ruang bagi penghuninya. Namun kebutuhan energi untuk pengoperasiannya sangat tinggi, sehingga dibutuhkan sistem HVAC yang lebih efesien dengan konsumsi energi yang lebih rendah. Sistem energy recovery dengan menggunakan heat pipe merupakan cara yang sangat efektif dalam usaha penghematan energi dan mengurangi efek global warming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain dan konfigurasi baru dari heat pipe heat exchanger (HPHE) sebagai media precooling dan media reheating pada sistem pengkondisian udara. Selain itu juga untuk mengembangkan sebuah korelasi karakteristik parameter desain dan parameter operasi HPHE terhadap efektifitas perpindahan kalor dan penghematan energi serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan HPHE terhadap kinerja dari sistem pengkondisian udara dalam bentuk coefficient of performance (COP). Dari hasil eksperimen dan analisis kinerja akan dikembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak atau software untuk mengevaluasi desain HPHE yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, suhu udara keluar setelah melewati sisi evaporator HPHE (precooling) dan potensi penghematan energi dari penggunaan sistem HVAC yang dilengkapi HPHE. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dan kinerja sistem HVAC yang dikombinasikan dengan HPHE dilakukan eksperimen dengan memvariasikan konfigurasi straigth heat pipe, U-shaped heat pipe, dan gabungan straigth dan U-shaped heat pipe. Straigth heat pipe divariasikan dalam 3, 6, dan 9 baris, dan terdiri dari 4 heat pipe per baris. Sedangkan pada U-shaped heat pipe divariasikan dalam 1 dan 2 baris, dan masing-msaing 8 heat pipe per baris. Straigth dan U-shaped heat pipe dilengkapi dengan sirip-sirip wavy fin untuk memperluas area perpindahan kalor. Eksperimen dikondisikan pada suhu udara masuk antara 30 – 45 oC dan kecepatan udara masuk 1,5 - 2,5 m/s. Analisis menggunakan metode ε-NTU juga dilakukan untuk memprediksi efektifitas, suhu keluar sisi evaporator, dan energy recovery HPHE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan straigth HPHE memberikan efek yang besar terhadap penurunan suhu di sisi evaporator HPHE atau precooling. Penurunan suhu udara segar yang masuk pada sisi evaporator HPHE paling tinggi adalah 9,1 oC dan penghematan energi maksimal adalah sebesar 567,3 W pada 0,080 m3/s. Penggunaan U-shaped HPHE memberikan dampak positif terhadap precooling dan reheating. Penurunan suhu udara segar paling tinggi sebesar 4,0 oC dan pada saat yang sama memberikan efek reheating paling tinggi sebesar 4,5 oC, menghasilkan penghematan energi precooling dan reheating paling tinggi masing-masing adalah sebesar 228,1 W, dan penurunan kelembaban relatif ruangan sebesar 21,1 % yang dicapai pada penggunaan 2 baris U-shaped HPHE. Hasil pengujian sistem energy recovery gabungan Straigth dan U-shaped HPHE memperlihatkan bahwa penambahan U-shaped HPHE untuk sistem energy recovery pada sistem HVAC memberikan pengaruh yang signifikan. Penurunan suhu total maksimal mencapai 10,7 oC dan penurunan kelembaban relatif mencapai maksimal 25,5 %. Pada pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ruangan untuk ruang isolasi di rumah sakit, menunjukkan bahwa penerapan sistem energy recovery gabungan straigth dan U-shaped HPHE memberikan kombinasi yang paling baik, dimana memberikan penghematan energi yang signifikan, sekaligus memberikan pengaruh positif dalam usaha mencapai kondisi ruangan sesuai yang dipersyaratkan. Sistem HVAC yang dilengkapi dengan HPHE dapat meningkatkan efisiensi sistem HVAC dalam bentuk Coefficient of performance (COP), dimana penggunaan straigth HPHE dapat meningkatkan COP 6–55% dan penggunaan U-shaped HPHE 2 baris dapat meningkatkan COP 8 – 39 %. Dari hasil pengujian dan analisis bilangan tak berdimensi telah dihasilkan sebuah korelasi Sp number yang bisa digunakan untuk memprediksi tahanan thermal dari sebuah heat pipe tunggal. Selain itu juga telah dihasilkan sebuah persamaan ε-NTU terkoreksi yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, yang mana kedua persamaan ini akan sangat berguna untuk mengetahui kinerja sebuah heat pipe baik dalam tahap desain maupun tahap pengoperasian. Pengembangan software HPHE yang menggunakan metode ε-NTU terkoreksi juga memberikan hasil yang akurat, dimana tingkat kesesuaian suhu udara keluar evaporator secara prediksi dari software dan hasil eksperimen minimal sebesar 99 %. Sehingga, software ini dapat digunakan sebagai acuan awal untuk memprediksi kinerja suatu desain HPHE sebelum dilakukan tahap desain dan manufaktur."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ananto Pramudyo
"ACWH merupakan suatu sistem yang memanfaatkan panas buang dari refrigeran untuk menghasilkan air panas secara instan yang pada aplikasinya sangat cocok digunakan di hunian apartemen. Sistem ACWH yang telah ada sebelumnya masih butuh peningkatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaksimalkan performa ACWH menggunakan alat penukar kalor tipe plat dengan ketebalan 30 plat. Tipe plat dipilih karena alat penukar kalor ini memiliki efisiensi tertinggi diantara semua tipe alat penukar kalor. Penelitian ini memvariasikan laju aliran air dan beban pendinginannya.
Sistem ACWH menunjukkan bahwa dengan beban pendinginan sebesar 2600 W dapat menghasilkan air panas bertemperatur 48°C dengan debit 50 l/jam.

ACWH is a heat recovery system that utilizes waste heat from refrigerant to produce hot water simultaneously through of a heat exchanger which is very suitable to be implemented at residence apartments. The existing ACWH system needs to be developed to reach an optimum result.
The objective of this research is to maximize the performance of ACWH using Plate Heat Exchanger which has highest efficiency among all type of heat exchanger. The water flow rate and cooling load are variables to be tested.
The result of ACWH system shows that the system with 2600W of cooling load can produce 50l/hr hot water with 48°C temperature in open loop method.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50770
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Muhammaddiyah
"Heat Pipe Exchanger telah banyak diaplikasikan di berbagai bidang, Salah satu bidang aplikasinya pada sistem Heating Ventilating Air Conditioning HVAC ruang operasi. Sistem HVAC ruang operasi rumah sakit memiliki parameter : temperatur, kelembaban relatif, kebersihan dan pergantian udara perjam. Parameter merupakan syarat mutlak untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan indoor air quality dan kenyamanan termal ruang operasi. Rentang temperatur ruang operasi adalah 20-24 °C dan kelembaban relatif pada 30-60 RH. Nilai pergantian udara dalam ruangan operasi minimal 20 kali.
Tujuan penelitian untuk mendapatkan nilai efektifitas dan nilai heat recovery dari Heat Pipe Heat Exchanger HPHE yang diuji pada sistem tata udara. HPHE adalah piranti pasif yang mampu memberikan fungsi penghematan energi pada sistem tata udara. HPHE didisain terdiri dari 42 batang heat pipe tubular dilengkapi 120 wavy fin pada evaporator dan kondenser. HPHE dengan konfigurasi 3, 2, dan 1 baris, tiap konfigurasi diuji pada sistem tata udara dengan variasi temperatur aliran udara inlet evaporator : 28, 30, 35, 40, dan 45°C dan variasi kecepatan udara inlet pada 1, 1.5, dan 2 m/detik.
Hasil pengujian dari 3 konfigurasi HPHE didapatkan nilai ?T evaporator sebesar 3,24-10,99°C dan nilai efektifitas HPHE dalam rentang 48,3 - 55. Nilai efektifitas tertinggi 55 didapatkan pada kecepatan udara inlet 1 m/detik dan temperatur 45°C pada konfigurasi HPHE 3 Baris. Nilai heat recovery tertinggi dari pengujian terhadap HPHE adalah 6.614 kJ/Jam dihasilkan pada setting kecepatan udara inlet 2 m/detik dengan konfigurasi HPHE 3 Baris.

Heat Pipe Heat Exchanger has been widely applied in various fields. One area of application is on the operating room Heating Ventilating Air Conditioning HVAC system. The hospital operating room HVAC system has parameters temperature, relative humidity, cleanliness and air change per hour. Parameters are an absolute requirement to maintain indoor air quality indoor air quality and thermal comfort of the operating room. The operating room temperature range is 20-24°Celcius and relative humidity at 30-60 RH. The value of indoor air change at least 20 times per hour.
The objective of the study was to obtain the efficiency and heat recovery values of Heat Pipe Heat Exchangers HPHE tested on the air system. HPHE is a passive device that provides energy saving function in the HVAC system. The HPHE is designed to consist of 42 tubular heat pipe tubes equipped with 120 wavy fins on evaporator and condenser. HPHE with 3, 2, and 1 row configurations, each configuration tested on an air system with variations of evaporator inlet airflow temperature 28, 30, 35, 40, and 45°C and variations in air velocity at 1, 1.5, and 2 m seconds.
Test results from 3 HPHE configurations obtained T evaporator value of 3.24 10.99°C and HPHE effectiveness value in the range of 48.3 55. The highest effectiveness value of 55 was obtained at air velocity of inlet 1 m sec and temperature 45°C in HPHE 3 row configuration.The highest HPHE heat recovery value of 6,614 kJ hour was obtained at air velocity of 2 m sec inlet with HPHE 3 row configuration.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus L.M.S.
"Energi merupakan factor pendukung bagi keberlangsungan mahluk hidup, sehingga usaha pelestarian energi sangatlah penting.Usaha konservasi energi merupakan salah satu usaha dalam melestarikan energi.Terdapat tiga tipe konservasi energy yang dapat dipraktekkan . Salah satunya adalah dengan penggunaan energy yang lebih efiesen, yang antara lain diaplikasikan dalam Air Conditioner Water Heater ( ACWH). ACWH merupakan produk teknolgi yang mampu menghasilkan air panas dengan meman fatkan energy panas yang terbuang dari AC (Air Conditioner ). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan karakterisasi unjuk kerja dari sitem ACWH. Pada penelitian ini digunakan AC dengan Freon R-22 dengan daya 1 PK. Alat penukar kalor yang digunakan adalah Plate Heat Exchanger, dengan tipe aliran open loop dan close loop. Pengujian meliputi pengukuran laju aliran air ,temperatur keluar masuk air dan freon , tekanan freon, temperatur udara keluar evaporator , dan arus yang masuk ke kompresor . Analisis dilakukan terhadap kesetimbangan thermal, efektifitas penukar kalor , kerja kompresor dan unjuk kerja ACWH yaitu rasio antara manfaat yang dihasilkan dengan energi yang dibutuhkan dalam sistem. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kalor atau energi yang berinteraksi pada alat penukar kalor berada pada kisaran hingga 3686W dan efektifitas penukar kalor berada pada kisaran 73% hingga 86% dengan laju aliran air 50L/h sampai 250 L/h.

Energy is a factor in supporting of humans living that is why saving energy or conservation energy is so important. Conservation energy can be act in three ways. One of them is using energy efficiently. Air Conditioner Water Heater (ACWH) is an example in using energy efficiently. ACWH is a technology product that can produce warmed water by using waste heat from Air conditioner (AC). So researching the character of performance of ACWH is necessary. In this research used AC Freon (R-22) with 1 PK. Plate heat exchanger as the heat exchanger with flow type open and close loop. This research is conducted for measuring debit of water, the pressure of Freon, out and in temperature of water and Freon, out air temperature of evaporator and the current of compressor. Analysis does in balance thermal, efficiency, and work of compressor and performance of ACWH which ratio of advantage and energy demand. The result of the experiment showed that the energy absorbed is around 3686 W with the thermal effectiveness are around 73 % - 86 % .It used water flow 50 L/h - 50 L/h."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively."
Lengkap +
2017
S68547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively."
Lengkap +
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisno Anggoro
"Tingginya konsumsi energi dari sistem tata udara di rumah sakit, khususnya ruang operasi, disebabkan adanya persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk memastikan kondisi lingkungan di dalam ruang operasi yang steril serta bersih bagi staf dan pasien. Oleh karena itu, perlu adanya langkah konservasi energi di bangunan rumah sakit dengan menerapkan metode dan peralatan yang dapat menurunkan konsumsi energi tanpa mengorbankan kenyamanan sekaligus meningkatkan kualitas udara yang bersih dan steril. Integrasi heat pipe dalam suatu sistem tata udara merupakan salah satu contoh aplikasi peningkatan efisiensi energi. Studi eksperimental dilakukan untuk menginvestigasi kinerja termal dari heat pipe sebagai alat penukar kalor (heat exchanger) atau yang umum disebut dengan heat pipe heat exchanger (HPHE).
Pada penelitian ini HPHE dirancang dan dibuat untuk me-recovery kalor di dalam udara yang keluar dari simulator ruangan. HPHE terdiri dari heat pipe jenis tubular dengan fluida kerja air yang disusun staggered hingga sebanyak 6 baris dengan ukuran menyesuaikan dimensi ducting (lebar 470 mm, tinggi 300 mm, tebal 20 mm) dan ditambahkan fins di sepanjang heat pipe tersebut. Dimensi heat pipe yang digunakan memiliki panjang 700 mm, diameter luar 13 mm, dan 30 fins terpasang di masing-masing heat pipe. Terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja HPHE.
Serangkaian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari temperatur inlet udara di dalam ducting (30°C, 35°C, 40°C, 45°C), jumlah baris heat pipe (2 baris, 4 baris, 6 baris), dan kecepatan udara masuk (1 m/s, 1.5 m/s, 2 m/s). Hasilnya menunjukkan bahwa efektivitas HPHE mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan temperatur inlet udara. Efektivitas terbesar diperoleh ketika menggunakan 6 baris heat pipe dengan kecepatan aliran udara masuk 1 m/s dan temperatur inlet udara 45°C. Jika ruang operasi rumah sakit beroperasi selama 8 jam/hari dan 365 hari/tahun, maka penurunan konsumsi energi pada sistem tata udara rumah sakit, khususnya ruang operasi, dapat diketahui dari prediksi besarnya heat recovery yang mencapai 4.1 GJ/tahun.

The high-energy consumption of hospitals HVAC systems, particularly the operating room, due to the specific requirements that must be met to ensure the environmental conditions in the operating room are healthy, convenient, and safe for staff and patients. Therefore, energy conservation efforts are needed in the hospital by applying the method and device that can reduce electricity consumption without sacrificing comfort while improving air quality is clean and sterile. The use of heat pipes in an HVAC system is one example of the application of energyefficiency improvements. Experimental studies conducted to investigate the thermal performance of the heat pipe as a heat exchanger or commonly named a heat pipe heat exchanger (HPHE).
In this study, HPHE is designed to recover the heat of exhaust air from a room simulator. HPHE consists of a tubular heat pipe with water as a working fluid that is arranged staggered by up to six rows with sizes to fit ducting dimensions (width: 470 mm, height: 300 mm, thickness: 20 mm) and added fins along the heat pipe. The tubular heat pipe has a length of 700 mm, an outer diameter of 13 mm, and 30 fins mounted on each heat pipe. Several parameters affect performance HPHE.
A series of experiments was conducted to determine the effect of the inlet air temperature in the ducting (30°C, 35°C, 40°C, 45°C). Moreover, the influence of the number of heat pipe rows (two rows, four rows, six rows) and velocity air (1 m/s, 1.5 m/s, 2m/s) was also investigated. The results show that the effectiveness of HPHE increase in line with the rise in inlet air temperature. The highest effectiveness was obtained when using 6-row heat pipes with the inlet air velocity of 1 m/s and the inlet air temperature of 45°C. The reduction of energy consumption in HVAC system can be seen from the prediction annual heat recovery with 8 h/day and 365 days/year will be 4.1 GJ/yr.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>