Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander B. Suseno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyadari Anindya Diwyacitta
"Apartemen merupakan salah satu bangunan yang mengalami peningkatan pembangunan secara pesat dan juga banyak diminati masyarakat pada beberapa tahun terakhir. Perkembangan pembangunan dari apartemen juga terlihat dari ketinggian apartemen yang semakin tinggi yang dulu hanya berkisar kurang dari 10 lantai sekarang ketinggian apartemen dapat mencapai 20 lantai. Dalam pembangunan apartemen terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dan massa bangunan khususnya ketinggian bangunan. Selain peraturan pembangunan, ketinggian bangunan apartemen juga berkaitan dengan real estate dan pengaruh dari harga tanah yang semakin naik tiap tahunnya. Ketinggian dari apartemen dapat mempengaruhi keuntungan yang didapatkan dalam bisnis real estate.

Apartment is one of the building that has a rapid growth in property development and also in a great demand among people in recent years. The apartments development of the construction can also be seen from the height of the apartment which is getting higher, which used to be only less than 10 floors, now the height of the apartment can reach 20 floors or more. There are several factors that influence the size and mass of buildings in the construction of apartments, especially the height of buildings. Other than building regulations, the height of apartment buildings is also related to real estate and the influence of the increased of land cost every year. The height of the apartment can affect the benefits gained in the real estate business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Turan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa bentuk pengelolaan Satuan Pengamanan dapat terpola secara terorganisasi dan berada di dalam struktur ataupun dapat pula terpola di luar struktur organisasi suatu organisasi perusahaan. Namun kemudian, lingkup dan sifat pengelolaan perusahaan yang otonom yang ditentukan oleh keinginan, kepentingan dan kebutuhan perusahaan sangat mempengaruhi pola pengelolaan dan penggunaan Satpam. Hal ini karena fungsi pengamanan yang diwadahi dalam organisasi perusahaan ditentukan oleh visi, interprestasi serta pemahaman fihak pengelola terhadap masalah keamanan, penggunaan sumber-sumber serta cara pengelolaan yang dipilih.
Permasalahan yang pertama dalam penelitian ini adalah mengenali dan memahami sejauh mana pengaruh pola dan dinamika organisasi perusahaan terhadap fungsi-fungsi pengamanan. Kemudian, masyarakat juga turut membentuk pola penyelenggaraan yang kini diterapkan. Minat, sikap dan pendapat masyarakat turut berperan dalam membentuk pola pengelolaan Satuan Pengamanan, Permasalahan yang kedua adalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap dan pendapat masyarakat yang menjadi target pengamanan atas pola pengelolaan Satuan Pengamanan yang diterapkan. Permasalahan yang ketiga adalah berhubungan dengan keterkaitan antara penyelenggaraan pengamanan swakarsa, dalam hal ini penyelenggaraan Satuan Pengamanan dengan peran-peran aparat negara dalam pelaksanaan fungsi pemolisian. Permasalahan yang ketiga ini mencakup bagaimana pola hubungan kerja antara pengelola Satuan Pengamanan dengan pihak-pihak terkait.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian kualitatif. Namun demikian, data tertentu diliput dengan kuesioner. Analisis atas data yang dihimpun dengan kuesioner diolah secara manual dan dianalisis pada tingkat analisis persentase. Data mengenai perilaku manajemen dihimpun dengan metoda observasi dan wawancara tidak berstruktur.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam suatu gabungan usaha atau corporate group seperti PT. Jaya Real Property, pengelolaan keamanan tidak terwadahi dengan benar. Kemudian, terdapat kecenderungan bahwa fungsi pengamanan lebih diarahkan untuk pengamanan objek-objek yang menjadi milik perusahaan seperti apartemen-apartemen, pertokoan/ swalayanlplaza, lingkungan perkantoran dan perhotelan sebagai hasil produksinya. Terdapat pula kecenderungan mereduksi fungsi pengamanan yang kemudian hanya diarahkan untuk pengaturan keamanan, ketertiban serta kelancaran lalu lintas. Hal ini nampaknya dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka menjaga citra hunian demi kepentingan bisnis perusahaan. Kecenderungan bahwa penetapan dan penekanan kebijakan pengamanan terhadap public area kurang mencerminkan konsepsi pengamanan terpadu.
Selanjutnya ditemukan bahwa lingkup dan kewenangan koordinator keamanan masih bersifat terbatas, hanya meliputi pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana dan prasarana keamanan serta prosedur keamanan. Pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan mutu Satpam yang diperlukan tidak atau belum terprogramkan secara jelas.
Pengelolaan keamanan dan pendayagunaan Satuan Pengamanan di lingkungan PT. Jaya Real Property, pada hakekatnya bersifat non struktural. Manajemen PT. Jaya Real Property menempatkan pengelolaan keamanan di kawasan Taman Bintaro Jaya berada di luar struktur organisasi PT. Jaya Real Property. Kebijakan manajemen PT_ Jaya Real Property ditandai dengan fungsi dari departemen atau organisasi yang dibebani tugas keamanan di PT. Jaya Real Property tersebut, tidak berkemampuan untuk menjalankan fungsi keamanan karena keterbatasan kewenangannya. Pola pengamanan yang non struktural ini telah menimbulkan in-efisiensi, kurang berkembangnya manajemen keamanan, serta sulitnya mengerahkan potensi perusahaan bilamana diperlukan untuk pengerahan dan penggerakan mendadak.
Masyarakat juga turut membentuk pola penyelenggaraan yang kini diterapkan. Artinya, sikap dan pendapat masyarakat turut berperan dalam membentuk pola pengelolaan Satuan Pengamanan. Ditemukan bahwa sikap dan pendapat masyarakat (yang menjadi target pengamanan) atas pola pengelolaan Satuan Pengamanan telah mempengaruhi bentukbentuk pengelolaan Satuan Pengamanan.
Dalam rangka peningkatan layanan kwalitas pengamanan untuk warga tidak terdapat realisasi kebijaksanaan perusahaan yang bertujuan untuk tetap memperhatikan kebutuhan pelanggan akan keamanan lingkungan. Sehingga telah menimbulkan tuntutan terbuka dari warga dan dari pelanggan terhadap inkonsistensi mutu pelayanan keamanan.
Hubungan antara pengelolaan keamanan dan pendayagunaan Satpam dengan fihak pelanggan atau konsumennya (para penghuni kawasan sektor-sektor, proyek-proyek pengembangan baru dan para pengusaha) ditandai dengan masih rendahnya pemahaman dan pendalaman kedua belah pihak akan pentingnya komunikasi dan tukar-menukar informasi.
Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pola penyelenggaraan pengamanan swakarsa, dalam hal ini penyelenggaraan Satuan Pengamanan dengan partai-partai aparat negara dalam pelaksanaan fungsi pemolisian. Pola hubungan kerja antara pengelola Satuan Pengamanan di lingkungan pemukiman Bintaro dengan pihak-pihak terkait lainnya, seperti dengan satuan Marinir dan Kodam masih ditandai dengan ketidak-jelasan hubungan kerja. Hubungan-hubungan kerja tersebut cenderung berubah-ubah sesuai tuntutan keadaan. Akibatnya adalah timbulnya sejumlah kesalahfahaman tatkala mengatasi kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998 lalu.
Disarankan agar Polri memantapkan fungsi pembinaan Satpam ini. Di antaranya adalah memberikan bobot keberlakuan secara sosiologis dan psikologis, agar para pengelolalpengguna Satpam merasakan bahwa pembinaan Polri itu juga sebagai suatu kebutuhannya sendiri. Upaya berlanjut, sistematis dan metodis untuk mengenali dan memahami lebih obyektif dan realistis tentang bagaimana dan sejauhmana tuntutan kebutuhan akan keamanan serta pengelolaan/penggunaan Satpam yang berkembang di masyarakat, sehingga jabaran dan penerapan program pembinaan Satpam seperti yang ditugasi oleh Undang-Undang No. 28 tahun 1997 itu tidak hanya terbatas dan sebatas pada perumusan prinsip-prinsip umum pembinaan saja, akan tetapi secara lebih spesifik mencakup operasionalisasi pembinaan Satpam. Pendayagunaan Satuan Pengamanan memberikan penelusuran yang lebih jauh, sebagai upaya meningkatkan mutu pengamanan swakarsa di lingkungan pemukimanpemukiman dan kawasan terpadu dengan mengintegrasikan koordinator pengamanan dalam suatu manajemen kawasan masyarakat swakarsa, dipandang perlu untuk memahami dan mengenali pola-pola pengamanan yang cenderung bersifat spesifik dengan memahami sikap dan pandangan dari obyek dan subyek yang akan dibina. Sebab, pengelolaan sistim pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat swakarsa, sangat mengandalkan pemahaman dan pengenalan atas pola pengamanan keamanan yang berlangsung di masyarakatt. Kemudian, dalam hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait, khususnya di dalam rangka memelihara hubungan antara manajemen kawasan pemukiman dengan pihak-pihak terkait maka perlu dibentuk "Consultative Group" dan "Traffic Board" Pola kemitraan ini secara khusus akan bermanfaat untuk menangani kasus-kasus kejahatan ataupun penanggulangan kasus-kasus laka lintas."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaludin Sunjaya
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faica Almacky
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosmaniya Romdhani
"Dominasi apartemen berbentuk slab dibandingkan bentuk hybrid dan tower di Jakarta saat ini melatarbelakangi hipotesis bahwa apartemen bentuk slab memiliki fleksibilitas dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan kedua bentuk lainnya Untuk memiliki nilai ekonomi sebuah property apartemen harus memiliki tiga atribut utama real estate yaitu kegunaan sebagai hunian permintaan demand dan kebutuhan supply dari segmen pasar dengan daya beli tertentu Sementara terkait dengan dinamisnya demand supply property khususnya unit apartemen harus fleksibel untuk dapat menjaga keberlajutan ekonomi Dengan metode kualitatif deskriptif demand apartemen di Jakarta dikaji yang mengungkap pasar apartemen saat ini didominasi oleh kalangan menengah khususnya menengah menengah dan menengah bawah Dari harga dan ukuran unit yang dapat diakomodasi apartemen slab diperuntukkan bagi kalangan menengah tersebut tower untuk kalangan atas dan hybrid untuk keduanya Sementara itu hasil simulasi menunjukkan bahwa apartemen slab juga yang paling fleksibel dengan pola struktur yang dapat mengakomodasi perubahan unit diikuti hybrid yang juga fleksibel sedangkan tower tidak fleksibel terhadap perubahan demand terhadap unit yang lebih kecil Penelitian ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan adalah benar bahwa apartemen slab memiliki nilai ekonomi dan fleksibilitas yang lebih tinggi paling sesuai dengan segmen pasar yang dominan saat ini dan paling dapat menyesuaikan diri terhadap kemungkinan perubahan segmen di masa mendatang.

The dominance of slab than hybrid and tower shaped apartment buildings in Jakarta today emerges a hypothesis that the slab shaped apartments have the higher flexibility and economic value than others An apartment property should have three main attributes of real estate to have an economic value They are utility as a residence demand and the need for supply from market segment with certain affordability As a response to the dynamic demand a property particularly apartment unit have to be flexible to maintain its economic sustainability By descriptive qualitative method apartment demand in Jakarta is examined that shows the dominance of middle segment especially the middle middle and low middle segments With the size and price of units that can be accommodated in the building slab apartment is targeted to the middle segment tower for upper segment and hybrid for both Meanwhile the simulation results that slab apartment is the most flexible with its structure pattern that can accommodate unit change followed by hybrid which is flexible too whereas the tower apartment is not flexible to accommodate demand for smaller units This research proves that the hypothesis is true that slab shaped apartment has higher economic value and flexibility the most suitable with the dominant market in Jakarta today and has the ability to adapt on segment change possibility in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zikry
"Laporan magang ini membahas mengenai perlakuan akuntansi atas pengakuan pendapatan pendapatan penjualan perumahan dan kondomin pada PT JRP sebagai perusahaan yang bergerak di bidang properti dan kesesuaiannya dengan PSAK 44 revisi 2017, serta membahas prosedur audit yang dijalankan oleh KAP XYZ untuk mengauditnya. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan komponen perlakuan akuntansi PT JRP dengan komponen perlakuan akuntansi berdasarkan PSAK 44 revisi 2017, serta menganalisis ketercapaian prosedur dengan asersi yang harus dicapai oleh KAP XYZ dalam menilai kewajaran pengakuan pendapatan. Hasil dari laporan magang ini menemukan bahwa perlakuan akuntansi PT JRP sudah sesuai dengan PSAK 44 revisi 2017 serta prosedur audit yang dijalankan sudah sesuai dalam pemenuhan asersi dan penilaian kewajaran pengakuan pendapatan.

The focus of this internship report is to discuss the accounting treatments of revenue from sales of real estate and apartment of PT JRP, as a company that run in property industry and whether it complies to PSAK 44 revision 2017, and also KAP XYZ procedure with. In doing so, I compared the revenue rsquo;s accounting treatment of PT JRP and PSAK 44 and also analyzed the fulfillment of audit assertions for asses the recognition of revenue. This internship report finds that the accounting treatments of revenue of PT JRP has complied to PSAK 44 revision 2017, and the audit procedures held by XYZ Accounting Firm regarding the revenue has fulfilled the assertion and fair value of revenue recognition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hokki Sintaro Khoeng
"ABSTRAK
Bangunan campuran merupakan bangunan yang terdiri dari tiga atau lebih fungsi yang terintegrasi menjadi satu bangunan. Pada umumnya fungsi bangunan campuran di pusat kota terdiri dari tempat belanja retail, tempat bekerja dan tempat tinggal. Konfigurasi massa bangunan campuran terlihat dari retail yang berbentuk besar dan lebar terdapat di dekat tanah, tempat bekerja berbentuk tower yang terdapat di bagian atas dan tempat tinggal berbentuk tower atau slab yang juga terdapat di bagian atas. Terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi bentuk konfigurasi massa bangunan campuran yaitu persyaratan ruang secara arsitektur dan bisnis real estate. Dari sisi arsitektur, terdapat persyaratan ruang yang harus dipenuhi oleh masing-masing fungsi tersebut, sedangkan dari sisi bisnis real estate terdapat konsep highest and best use serta opportunity yang dapat mempengaruhi tempat perletakan fungsi-fungsi tersebut.

ABSTRACT
Mixed use buildings are buildings that consist of three or more functions integrated into one building. In general, the function of mixed buildings in the city center consists of retail shopping, workplaces and residences. The mass configuration of a mixed building can be seen from retail in the form of a large and wide near the ground, a tower-shaped work place located at the top and a residence in the form of a tower or slab also at the top. There are two factors those most influence the form of mixed building mass configuration, which is the architectural spatial requirements and real estate busines. In terms of architecture, there are space requirements that must be met by each of these functions, while in terms of real estate business there is the concept of highest and best use and opportunity that can influence the placement of these functions.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eka Hidayati
"Kondisi perekonomian di Indonesia makin menurun, sehingga mengakibatkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat banyak perusahaan yang melakukan efisiensi, salah satu langkah yang ditempuh adalah menerapkan sistem kerja kontrak. Sistem kerja kontrak masih banyak yang melanggar peraturan, tidak sesuai dengan pemndang-undang ketenagakerjaan yang berlaku saat ini. Akibatnya banyak masalah timbul sebagai akibat terakumulasinya rasa kecewa para pekerja kontrak karena tidak terpenuhinya hak-hak mereka sebagai pekerja kontrak. Ternyata mendapatkan pekerjaan saja pada saat ini tidak cukup, karena kebutuhan pekerja tidak hanya pada materi saja tetapi meliputi juga kebutuhan psikologis dan sosial.
Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja para pekerja berstatus kontrak dengan menggunakan teori dua faktor dari Herzberg.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling sesuai dengan tujuan penelitian. lnforman dalam penelitian ini adalah para pekerja berstatus kontrak di unit real estate yang telah memiliki masa kerja lebih dari satu tahun dan telah menerima evaluasi hasil kerjanya sebanyak satu kali.
Kerangka teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori dua faktor atau two-facfor theory oleh Herzberg. Teori ini terdiri atas dua faktor utama, yaitu motivational factors dan hygiene factors. Motivational factors disebut sebagai faktor-faktor kepuasan dan hygiene factors sebagai faktor-faktor ketidakpuasan. Teori Herzberg atau teori dua faktor ini lebih tepat digunakan dibandingkan dengan teori lainnya, karena tujuan yang akan dicapai adalah mencari aspek-aspek pekerjaan yang merupakan sumber-sumber kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja di suatu tempat (perusahaan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja memperlihatkan tidak adanya kepuasan terhadap sub faktor hasil performance appraisal, penghargaan dan bentuk-bentuk penghargaan, arti penting pekerjaan bagi dirinya, kemajuan karier dan tanggungjawab. Sebagian besar ketidakpuasan ditunjukkan pada sub faktor peraturan dan kebijakan perusahaan, teknik dan hasil penilaian supervisi, hubungan dengan atasan, penggunaan walctu istirahat dan sistem pengupahan.
Pekerja disarankan untuk iebih memahami tentang peraturan ketenagakerjaan agar lebih memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai kerja kontrak. Kepada perusahaan disarankan untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya manusianya terutama terhadap pengelolaan pekerja kontraknya meliputi perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan, perbaikan terhadap kriteria performance appraisal dan sistem penilaiannya, proses penerimaan dan pemilihan karyawan serta pengembangan karier. Pemisahaan juga diharapkan berpegang penuh pada UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenakerjaan temtama yang tercantum dalam bab IX yang mengatur tentang hubungan kerja. Kepada Departemen Tenaga Kerja diharapkan lebih aktif dalam melakukan kontrol dan mendukung perbaikan terhadap undang-undang ketenagakerjaan. Bagi komunitas keilmuan diharapkan lebih banyak melakukan penelitian tentang pekerja kontrak dan bagi pekerja sosial bisa terlibat lebih aktif dalam menangani masalah pekerja kontrak di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>