Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniawan Prasetyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Vera Arga Lilia
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ardjuna Ganesa
"ABSTRAK
Industri Pesawat Terbang sudah lama ditandai oleh kerjasama yang erat an tara swasta
dengan pemerintah. Pemerintah dari negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropah dimasa
yang lalu dan bahkan juga sekarang memberikan subsidi kepada industri pesawat terbangnya
serta terlibat langsung dalam kegiatan penjualan antara lain melalui kedutaan besarnya di luar
negeri.
Pemerintah dari berbagai negara di dunia menyadari manfaat melakukan investasi dalam
industri pesawat terbang karena limpahan ekonomi dan teknologinya menciptakan puluhan
industri baru dan ribuan peke1jaan baru. (Bartlett, Ghoshal 1995, 256).
Negara di Asia belakangan ini tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat dan
Eropah dalam pengembangan industri pesawat terbang, yakni disamping IPTN negara sepe11i
Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Cina dan bahkan Malaysia juga ingin memiliki industri pesawat
terbang.
Seiring dengan . berjalannya waktu para produsen pesawat terbang tidak dapat lagi
mengandalkan pesawat terbang yang diproduksinya selama ini karena sudah mulai ketinggalan
zaman, dimana kebutuhan pesawat terbang dimasa mendatang menuntut pesawat terbang yang
lebih besar dan dengan kinerja yang lebih baik.
Pengembangan pesawat terbang baru membutuhkan biaya yang sangat besar yang
diperkirakan mencapai $ 20 juta per tempat duduk, yakni berdasarkan estimasi investasi
AIRBUS A-330 sebesar $ 2.5 miliar. Kebutuhan dana yang sangat besar ini membuat banyak
produsen pesawat terbang yang ragu-ragu mengembangkan pesawat terbang baru, dimana
beberapa diantaranya yang sudah memulai kegiatan rancang bangunnya ternyata akhirnya
membatalkan rencananya.
IPTN pada tanggal 10 Agustus 1995 telah berhasil melaksanakan terbang perdana
pesawat terbang N-250 yang merupakan pesawat terbang regional pertama di dunia yang
menggunakan kendali operasi _fly-by-wire, menggunakan mesin turboprop modern dengan
kecepatan high subsonic, menggunakan konsep pesawat terbang berbadan Iebar dan memiliki
konfigurasi sayap tinggi sehingga dapat beroperasi pada Iandasan pendek.
Masalah yang kami teliti adalah strategi yang perlu ditempuh oleh IPTN untuk merebut
pangsa pasar internasional maupun untuk memproteksi pasar dalam negeri agar dapat berupa
captive market dalam waktu cukup lama.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, yakni menggunakan data sekunder yang
berasal dari berbagai majalah terbitan luar negeri dan berbagai buku baik yang diterbitkan di
dalam maupun luar negeri, kami menemukan akhir-akhir ini telah terjadi kolaborasi dari
beberapa industri pesawat terbang dari berbagai negara dengan tujuan untuk meningkatkan daya
saing (AIR), dilain pihak terdapat industri pesawat terbang yang mengalami kebangkrutan
(FOKKER) atau yang menghentikan produksi pesawat terbangnya (SAAB), sehingga dimasa
mendatang kami perkirakan produsen pesawat terbang regional yang semula jumlahnya sangat
banyak akan mengalami penciutan secara drastis, dimana kami perkirakan pesaing IPTN di pasar
internasional adalah AIR dan BOMBARDIER.
Dalam persaingan di pasar internasional kami menyimpulkan IPTN jauh Iebih lemah
dibandingkan pesaingnya terutama sekali dari segi posisi keuangan dan pangsa pasar. Posisi
keuangan sangat penting dalam industri pesawat terbang karena titik impas umumnya dicapai
karena menyangkut kurva belajar dan skala ekonomi serta efek berantai. dimana tidak heran hila
AIRBUS dalam menghadapi BOEING menggunakan strategi untuk memenangkan pangsa pasar
walaupun dengan resiko harus menjual dengan merugi.
Dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix kami memilih strategi
IPTN berupa memasuki pasar internasional yang secara geografis dekat dengan Indonesia seperti
negara-negara Asean dan Australia dengan mengandalkan keunggulan teknis dan harga dari N-
250, dimana untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional IPTN harus memproteksi
pasar dalam negeri sehingga menjadi captive market sambil mengembangkan pasar dalam negeri
agar lebih banyak menggunakan pesawat terbang regional seperti N-250 karena lebih ekonomis
dibandingkan pesawat terbang besar dan dapat beroperasi pada landasan yang relatif pendek,
segera melaksanakan restrukturisasi IPTN, menghindari persaingan frontal dengan pimpinan
pasar, menjajagi aliansi strategik dengan pemilik modal berlimpah dan aliansi strategik dengan
satu atau lebih pabrik pesawat terbang luar negeri, mengusahakan mendapatkan peke1jaan
subkontrak dengan nilai signifikan dari BOEING dan AIRBUS.
Dalam melayani captive market Indonesia, IPTN harus berusaha secara terus menerus
berorientasi kepuasan pelanggan; antara lain, memperbaiki kwalitas, waktu penyerahan dan
harga dari produk dan jasanya sehingga dalam waktu relatif tidak lama sudah siap bersaing
tangguh dengan produk luar negeri dipasar Indonesia tanpa perlindungan seperti hambatan tarif
maupun non tarif.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Putri Mahdiyyah
"Penelitian ini membahas mengenai penerapan kebijakan proteksi terhadap Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) pada masa Orde Baru. IPTN merupakan salah satu industri strategis pengembangan teknologi maju yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dengan dikeluarkannya kebijakan proteksi. Kebijakan proteksi ini merupakan kebijakan untuk melindungi produksi pesawat IPTN sebagai industri yang sedang tumbuh dari persaingan industri-industri pesawat asing yang sudah besar. Penelitian sebelumnya dalam “Upaya Anak Bangsa Menciptakan Pesawat Terbang N-250 Tahun 1976-1995” milik Raedi Fadil hanya membahas mengenai perkembangan teknologi dibidang industri dirgantara di Indonesia pada masa tersebut. Melalui penelitian ini, maka dapat khusus menjelaskan mengenai upaya pemerintah untuk mengembangkan industri dirgantara melalui kebijakan proteksi dengan dikeluarkannya Surat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1980 Tentang Larangan Pemasukan dan Pemberian Ijin Pengoperasian Pesawat Terbang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber dan selanjutnya akan diproses melalui tahapan kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Upaya tersebut menunjukkan bahwa kebijakan proteksi memberikan kemajuan bagi IPTN. Kemajuan terdapat pada kenaikan intensitas penjualan pesawat-pesawat tertentu dan peningkatan SDM. Namun, kemajuan hanya bertahan hingga tahun 1996, hal ini disebabkan Indonesia memasuki krisis moneter mulai tahun 1997.

This research explains the application of protection policies to Nurtanio Aircraft Industry (IPTN) during the New Order era. IPTN is one of the strategic industries for developing advanced technology that gets special attention from the government with the issuance of protection policies. This protection policy is a policy to protect IPTN aircraft production as a growing industry from the already big competition foreign aircraft industries. Previous research in Raedi Fadil's "The Nation's Efforts to Build N-250 Airplanes in 1976-1995" only discussed technological developments in Indonesia aerospace industry. Through this research, it is specifically explain the government's efforts to develop the aerospace industry through protection policies with the issuance of Presidential Instruction Letter No. 1 of 1980 concerning the Prohibition of Entry and Granting of Aircraft Operation Permits. This research uses the historical method by collecting sources and next steps through the process of source criticism, interpretation, and historiography. These efforts show that the protection policy is making progress for IPTN. Progress is in increasing human resources and the intensity sales of aircraft. However, this progress only lasted until 1996, its because Indonesia entered a monetary crisis starting in 1997."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2258
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Subur Suharno
"Dengan semakin berkembangnya industri elektronika dan semakin besamya kebutuhan masyarakat akan barang-barang elektronika dewasa ini, telah membuat industxi elektronika menjadi industri yang amat mengunnmgkan. Ditunjang dengan besarnya pasar balk di dalam maupun di luar negeri. Hal ini juga berarti semakin meningkatnya kebutuhan akan kornponen-komponen dari barang-barang elelctronika tersebut. Salah satu komponen penunjang tersebut adalah férrite magnet.
PT. XYZ adalah pemsahaan penama dan perusahaan satu-satunya di Indonesia yan memproduksi ]%rri!e magnet dengan menggunakan teknologi canggih dalarn proses pembuatannya. Dengan harga bersaing telah membuat produk dad PT. XYZ ini mampu merambah pasar di mancanegara, Dan kecenderungannya dari tahun ke tahun permintaan akan férrite magne! meningkat dengan cepat. Untuk itu PT. XYZ berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya dad 10 tonfhari menjadi 20 ton/hari.
Untuk mencapai target tersebut harus diketahui berapa kebutuhan mesin-mesin untuk melaksanakan proses produksi agar rencana perusahaan tercapai Perhitungan kebutuhan mesin yang dilakukan meliputi 5 proses utama di Magnet Plant PT. XYZ, yaitu pulverisalion, pressing, sinrering, grinding, dan inspection.
Perhitungan dilakukan menggunakan rumus-rumus yang ada, berdasarkan pengambilan data yang dilakukan. Khusus untuk bagian inspeclion, perhitungan dilakukan dengan menggunakan teori waktu standar. Setelah dilakukan perhitungan akan didapat jumlah mesin yang dibutuhkan untuk mencapai target peningkatan kapasitas produksi yang telah direncanakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Villany Golwa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39870
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Eka Widia Dewi
"Peningkatan produksi suatu produk dilakukan bila terdapat peningkatan permintaan dari pasar. Seiring dengan meningkatnya produksi, kapasitas produksi tentunya juga harus ditingkatkan, antara lain dengan melakukan penambahan tenaga kerja, mesin, area kerja, dll. Sebelum melakukan penambahan tersebut, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui seberapa besar penambahan yang harus dilakukan dan kelayakannya dari segi finansial.
Pada penulisan ini dilakukan studi kelayakan penambahan mesin injeksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pesanan produksi part kamera pada perusahaan yang bergerak di bidang moulding dan injeksi. Diharapkan dari hasil penelitian studi kelayakan ini dapat diketahui kelayakan secara finansial dan pasar dari penambahan mesin yang dilakukan.
Dari hasil studi kelayakan yang dilakukan terlihat bahwa akan terdapat peningkatan permintaan yang cukup signifikan sehingga dibutuhkan penambahan mesin injeksi. Dari segi finansial dan pasar, penambahan mesin injeksi ini dapat dikatakan layak.

As the demand increase, production capacity might also be improved; either adding the labors, machines, activity area, etc, or combinations of those production factors. In case a production factor should be added, a study must be done to analyze whether this addition is feasible in terms of financial and market condition.
This study analyzes the feasibility study of the addition of injection machine in order to accomplish the requirement orders of part camera production in moldings and Injection Company.
The result of this study shows that the addition of machine injection is feasible based on financial and market condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>