Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afdhal Aliasar
"
ABSTRAK
PT. Birotika Semesta (DHL), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa transportasi kargo udara. Pertumbuhan jumlah paket makin meningkat. Hal
tersebut menyebabkan beban pada proses sortir paket semakin bertambah. Hal ini
tentunya harus diantisipasi, agar tidak mengurangi kualiias pelayanan karena waktu
sortir yang bertambah lama.
Dari data peramalan rata-rata jumlah paket per hari, dapat ditentukan beban
maksimum pada Sort Center, berdasarkan persentase distribusi jumlah paket dalam
satu harinya. Beban maksimum jumlah permintaan sortir ini, akan dipergunakan
sebagai landasan dalam melakukan penyeimbangan lintasan pelayanan yang ada. Selain penyeimbangan lintasan pelayanan dengan penambahan tenaga kerja,
alternatif lainnya adalah dengan melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas
sortir.
Berdasarkan analisis biaya, ternyata biaya tahunan yang dibutuhkan untuk
melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas, lebih kecil dibandingkan dengan
biaya tahunan terhadap metode penyeimbangan lintasan dengan hanya penambahan
tenaga kerja saja. Dengan analisis biaya tahunan ini juga terhadap tahun-tahun
sebelum 2003, dapat diusulkan suatu alternatif pada perusahaan, untuk
melaksanakan perbaikan dan penambahan fasilitas sortir pada tahun 1997, karena
tahun ini memberikan biaya tahunan yang paling minimum.
"
1997
S36616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardita Nurillah Sahab
"Kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa pos dalam beberapa dekade terakhir ini dirasakan semakin meningkat, sementara kemampuan Perum Pos dan Giro sebagai pihak yang diberi wewenang oleh pemerintah menyelenggarakan pos sangatlah terbatas. Penyelenggaraan pos pada dasarnya adalah wewenang pemerintah, seperti yang disebutkan dalam pasal 3 Undang-Undang nomor 6 tahun 1984 tentang Pos, namun demikian dalam pasal 4 ayat 4-nya dikatakan bahwa dimungkinkan bagi pihak lain untuk menyelenggarakan pos, tetapi terbatas pada pengiriman surat jenis tertentu, paket dan uang. Hal ini membuka kesempaban bagi pihak swasta (non-pemerintah) untuk turut berperan serba dalam memberikan pelayanan jasa pos. Salah satu pihak swasta tersebut adalah PT. Birotika Semesta, yang berdasarkan Keputusan Dirjen Pos dan Telekomunikasi no 008/SIUJT/DIR.JEN/1986 tentang pemberian izin usaha jasa titipan, bergerak di bidang pelayanan jasa kurir cepab (express courier service). Hubungan anbara PT Birotika Semesta dengan pemakai jasanya didasarkan pada suatu perjanjian tertulis yaitu suatu perjanjian pelayanan jasa titipan, dimana PT Birotika Semesta setuju unkuk menyelenggarakan pengiriman kiriman pemakai jasa ketujuan tertenku, sedang pemakai jasa setuju unkuk membayar sejumlah uang tertentu pada PT. Birokta Semesta. Perjanjian pengiriman barang ini sendiri termasuk dalam perjanjian sementara, jasa yang termuat dalam pasal 1601 KUH Perdata, dimana dikatakan bahwa persekujuan untuk melakukan sementara jasa diakur oleh ketentuan yang khusus unkuk itu, syarat-syarat yang diperjanjikan atau kebiasaan. Undang-Undang nomor 6 tahun 1984 tentang pos dapat dikatakan sebagai ketenkuan khusus untuk perjanjian pengiriman barang. Seperti perjanjian pada umumnya, pada perjanjian antara PT. Birokika Semesta dengan pemakai jasa berlaku juga kekenkuan dalam pasal 1320 KUH Perdaka, yaitu bahwa perjanjian didasarkan atas kata sepakat para pihak. Kesepakatan disini terjadi jika pemakai jasa telah setuju pada isi perjanjian dan mengisi formulir yang disediakan oleh PT. Birotika Semesta. Hal yang menarik disini adalah bahwa isi perjanjian tersebut yang memuat syarat-syarat yang diperjanjikan adalah bentuk yang sudah ada dan baku. Materi lain yang juga dikaji adalah masalah ganti rugi dan bagaimana penyelesaiannya jika terjadi kelalaian yang dilakukan PT. Birotika Semesta terhadap pemakai jasanya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Djauhari
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi pada dekade 80an hingga
pertengahan 90an membawa sejumlah dampak positip seperti tingkat pertumbuhan
ekspor dan meningkatnya jurnlah investasi asing di Indonesia. Kondisi ini melahirkan
kebutuhan terhadap suatu layanan pengantaran dokumen dan barang ke berbagai
tempat di dunia; terutama dari kalangan eksportir dan perusahaan multinasional yang
beroperasi di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan ini hadirlah sejumlah
perusahaan yang dikenal sebagai penyedia jasa kurir internasional.
Membesarnya pasar potensial membuat semakin banyak pihak yang tertarik
untuk terjun ke industri jasa kurir internasional. Kondisi ini tidak terlepas dari
anggapan sebagian orang bahwa dengan modal yang relatif kecil maka seseorang
sudah dapat memulai suatu usaha jasa kurir yang melayani wilayah tertentu.
Kemudian apabila hendak melakukan pengiriman internasional, maka mereka cukup
bekerjasama dengan sejumlah perusahaan kargo; baik di dalam maupun di luar negeri.
karena itu menjamurlah perusahaan jasa kurir di Indonesia; Asperindo mencatat ada
lebih dari 700 buah perusahaan yang terdaftar, dengan layanan yang bervariasi mulai
dan dalam kota hingga internasional.
Beberapa perusahaan jasa kurir asing yang sudah bertahun-tahun
berkecimpung di bidang ini ternyata juga tertarik dengan pasar Indonesia. Apabila
pada pertengahan tabun 70an hanya ada DHL, maka pada dekade 80an muncul nama
nama seperti TNT, Federal Express (FedEx), United Parcel Service (UPS), dan
Airborne Express. Berbeda dengan perusahaan jasa kurir lokal, para pemain asing ini
datang dengan sumberdaya dan kapabilitas yang sangat besar. Mulai dari segi armada
untuk kegiatan operasional, fasilitas pendukung di berbagai negara, teknologí
informasi yang canggih, hingga sumberdaya keuangan. Karena itu tidaklah
mengherankan apabila persaingan diantara mereka berlangsung sangat ketat; terlebih
mengingat kemampuan yang dimiliki nyaris setara.
Sehubungan dengan kondisi persaingan yang terjadi, maka penelitian
dilakukan terhadap PT flirotika Semesta selaku pemegarig lisensi DHL di Indonesia.
Tujuannya agar dapat mengetahul dan menganalisa Iangkah-Iangkah yang telah
dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasarnya saat ini. Diharapkan hasil analisa
dapat menjadi bahan untuk memberi masukan berharga dalam penyusunan strategi
pemasaran DHL di Indonesia.
Metode penelitian dilakukan secara Exploratory yaitu penelitan tidak
terstruktur, informal, dan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sifat
umum dari suatu masalah. Data yang dikumpulkan berupa data-data sekunder; baik
yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan, serta wawancara dengan sejumlah
orang yang dlanggap mengetahui tentang masalah ini.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pasar jasa kurir di masa mendatang
dapat terus berkembanig. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekspor, nilai
investasi asing, serta munculnya transaksi perdagangan elektronlk melalui Internet.
Daya tarik industri ini didukung pula oleh analisa ¡ndustni dengan Porter ?s
competitive forces yang menunjukkan tingginya potensi keuntungan pada industri jasa
kurir intemasional; karena kekuatan yang tinggi hanyalah persaingan antar pemain
yang ada.
Segmentasi bagi produk DHL dibedakan antara untuk pasar konsumsi dan
pasar industri. Pada pasar konsumsi digunakan segmentasi demografis dan
berdasarkan rnanfaat yang diberikan. Sedangkan untuk pasar industri dilakukan
dengan segmentasi makro dan mikro. Kendala terbesar yang dihadapi dalam
penelitian ini ialah sulitnya memperoleh data untuk melakukan segmentasi di pasar
industri, karena data yang ada sangat terbatas atau sulit diperoleh. Pemilihan pasar
sasaran (targeting); baik di pasar konsumsi maupun industri, didasarkan pada
kemampuan daya beli dan kebutuhannya. Pertimbangan ini penting mengingat bahwa
positioning yang ditawarkan perusahaan ialah secara fungsional, jadi menawarkan
kecepatan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Temuan menunjukkan bahwa persaingan antar pemain teradi pada tingkat
augmented product berupa manfaat atan fitur tambahan bagi pelanggan. Misalnya
berbagai kemudahan dalam proses pengiriman dan pelacakan lewat Internet. Faktor
harga tampaknya bukan merupakan faktor penentu persaingan. Dari segi distribusi
menunjukkan perlunya dibuat outlet ban di sejumlah daerah potensial. Sedangkan
dari segi promosi tampaknya ada masaiah berupa rendahnya awareness di pasar
konsumsi. Kondisi ini mengharuskan DHL untuk melakukan berbagai upaya promosi
secara lebih efektif dan efisien.
Kelemahan utama dari penelitian ini ialah tidak diperolehnya persepsi
konsumen mengenai kualitas jasa atan pelayanan yang diberikan DHL Indonesia.
selain itu data-data dan perusahaan pesaing juga sangat terbatas. Kedua hal ini masih
diperparah lagi oleh kenyataan bahwa banyak pelanggan perusahaan yang meminta
petayanan khusus. Akibatnya informasi menjadi sangat tidak lengkap, sehingga tidak
dapat dibuat suatu peta persepsi pelanggan (perceptual map) mengenai posisi
persaingan perusahaan jasa kurir intemasional ataupun suatu tabel perbandingan antar
perusahaan yang bermakna.
"
2001
T1561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunisa Fitriyani
"Skripsi ini membahas tentang kepuasan peserta askes sosial terhadap pelayanan administrasi kepsertaan di PT. Askes(Persero) cabang Jakarta Timur Tahun 2009. Dilihat dari karakteristik peserta dan 5 dimensi kualitas jasa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik.
Dari hasil penelitian didapat tingkat kepuasan peserta sebesar 52% dan disarankan agar lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan administrasi kepesertaan yang diberikan kepada para peserta askes sosial.

This study aims to determine the level of satisfaction of participants Askes social to the services administration kepesertaan PT. Askes (Persero) East Jakarta Branch in 2009. Viewed from the characteristics and dimensions of the quality of services. This research is quantitative research that uses analytical and cross-sectional design.
Research results showed that participants were satisfied on the service in the administration kepesertaan is 52%. Based on the results of research are encouraged to PT. Askes (Persero) East Jakarta in order to further improve the quality of service administration kepesertaan that given to the participants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arya Wirawan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S25100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Subekti
"Pemenuhan harapan pengguna kargo terhadap kualitas pelayanan merupakan hal penting bagi organisasi jasa untuk menghadapi persaingan bisnis. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan dimensi model Servqual dan waktu pelayanan minimum. Dimensi kualitas yang digunakan terdiri dari dimensi reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang meliputi 15 atribut jasa.
Atribut jasa tersebut digunakan untuk menilai kualitas pelayanan warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa pada terminal kargo Domestik Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sampel penelitian kualitas pelayanan terdiri dari 46 pada warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan 33 pada PT Gapura Angkasa. Atribut jasa dianalisis dengan Importance Performance Analysis. Atribut jasa penting yang digunakan dalam rumusan tingkat pelayanan minimum terdiri dari kemampuan pengiriman tepat waktu, menyampaikan catatan/dokumen tanpa kesalahan, komunikasi dengan pelanggan dan mengkoordnasi waktu, layanan yang segera/cepat bagi pelanggan, kompensasi untuk kerusakan atau barang hilang dan kejelasan dan kelengkapan prosedur operasional. Waktu pelayanan kargo dihitung dengan pendekatan teori antrian pada PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa selama 46.90 menit dan 51.51 menit.
Kualitas pelayanan terminal kargo Bandar Udara Soekarno-Hatta berada pada posisi di atas tingkat pelayanan minimum. Peningkatan kualitas pelayanan terminal kargo domestik dapat dilakukan dengan langkah perbaikan pada atribut jasa yang terletak pada kuadran satu dan mengurangi waktu pelayanan. Waktu pelayanan minimum dapat dicapai dengan penambahan jumlah server secara optimal dengan mempertimbangkan komposisi petugas dan alat/mesin.

Fulfillment of user expectations on cargo services quality is important for organizations to face the competition of business services. The quality of service in this study is measured by the dimensions of SERVQUAL model and the minimum service time. Dimensions quality that is used consists of the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible which included 15 service attributes. Service attributes are used to assess the quality of warehouse operator services at PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa at Soekarno-Hatta Airport domestic cargo terminal. The service quality research sample is consisted of 46 in the PT Garuda Indonesia Cargo warehouse operator and 33 in the PT Gapura Angkasa. Service attributes are analyzed by Importance Performance Analysis.
Important service attributes that are used in a minimum level of service formulation consist of delivery capability on time, delivering record / document without errors, communicate with customers and time coordination, the immediately / quickly service for customers, compensation for damage or missing items and the clarity and completeness of operational procedures. Cargo service time is calculated by queuing theory approach to the PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa for 46.90 minutes and 51.51 minutes.
Service quality of Soekarno-Hatta Airport cargo terminal is at a position above the minimum level of service. Improving the service quality of domestic cargo terminal can be done with service attributes refinement that are located in quadrant one and reduces service time. Minimum service time can be achieved with the addition of an o and equipment machinery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yanwir Kamal
"Aspek pembiayaan merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan, terlebih setelah terjadi krisis ekonomi tahun 1997 yang sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarkat, maka perlu adanya cara pengelolaan sumber dana yang ada dalam masyarakat. Asuransi kesehatan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi resiko sakit dan ketidakpastian peristiwa sakit, yaitu suatu instrumen sosial yang menggabungkan resiko individu mejadi resiko kelompok. Pada tahun 1968 Pemerintah membentuk suatu sistem jaminan pemeliharaan pelayanan kesehatan/asuransi yang pesertanya adalah Pegawai Negeri Sipil/Pensiun dan anggota keluarganya, yang preminya diambil dari potongan gaji pokok setiap bulannya. Askes merupakan asuransi sosial yang bersifat wajib yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT_ (Persero) Askes Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan pasien peserta Askes terhadap kebijakan Askes pada pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjut (rujukan) di RSUD Pekanbaru. Rendahnya kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diterima dikarenakan kecilnya premi asuransi kesehatan PNS/Pensiun yang diterima PT. (Persero) Askes Indonesia, selama ini banyak kebijakan Askes yang menimbulkan rasa tidak puas dari pasien peserta Askes Wajib. Pengukuran kepuasan pasien ini dihubungkan dengan faktor-faktor karakteristik dari pasien peserta Askes yaitu : umur, jenis kelamin, status responden, pendidikan, golongan/pangkat, kali kunjungan/dirawat, status/jenis peserta, masa kerja sebagai PNS dan pengetahuan dan pengalaman sebagai peserta Askes, dengan jumlah sampel atau responden sebanyak 100 orang melalui penelitian diskriptif analitik yang dilakukan dengan dengan pendekatan cross- sectional secara kuantitatif, melalui survei kepuasan pasien.
Kepuasan pasien diperoleh dari tingkat kesesuaian/nilai puas yang merupakan ratio persepsi/pengalaman dengan harapan terhadap kebijakan Askes pada pelayanan rawat inap tingkat lanjut di RSUD Pekanbaru. Analisa data dilakukan dengan uji statistik, dari uji statistik hanya 1 (satu) dari variabel independen yang secara bermakna berhubungan dengan kepuasan terhadap kebijakan Askes yaitu pengetahuan dan pengalaman responden sebagai peserta Askes. Analisa terhadap dimensi kebijakan Askes dengan self scale survey menggunakan Diagram Kartesius.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi pasien peserta Askes yang puas terhadap kebijakan Askes pada pelayanan rawat inap tingkat lanjut (rujukan) sebesar 51% dan yang tidak puas 49%, dengan cut of point nilai mean (77,68) karena dari uji normalitas data, distribusi variabel kepuasan berbentuk kurva normal, artinya jumlah peserta yang tidak puas berada < nilai mean, sedangkan yang puas berada > 77,68 (nilai mean), karena pada pelayanan kesehatan nilai kepuasan sulit untuk mencapai 100% (service excellent). Dari analisis melalui diagram Kartesius diperoleh total rerata harapan responden 4,29% dan total rerata persepsilpengalaman yang diterima 3,27%, dengan tingkat kesesuaian 77,68%. Pada kuadran A ada beberapa faktor-faktor menjadi perhatian dan prioritas utama dalam penanganannya yang menjadi kelemahan dalam pelayanan.
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien peserta Askes Wajib pada pelayanan rawat inap tingkat lanjut (rujukan) masih rendah, untuk itu peneliti menyarankan agar pihak manajemen Askes selalu mengadakan evaluasi terhadap kebijakan Askes, meningkatkan informasi/komunikasi dengan terus mengadakan sosialisasi kepada peserta Askes.

Patients Satisfaction Analysis of Askes Health Insurance Compulsory Members Towards the Askes Further Treatment Policies in Pekanbaru District Hospital in 2003Financing aspect is an important component in the health service system, even more after the economical crisis in 1997 which especially influences the public prosperity level and purchasing capability, thus there is a need for the method to mobilization of existing public fund sources. Health insurance is one of the alternatives to excel over health risks and illness uncertainty, in which a social instruments that combines individual risk to group risk. In 1968, the government had established an assurance for health service maintenance system/insurance that the members are Governmental Officers/Pensions and their family members, in which the premises are taken from their salaries cut every month. Askes is a compulsory social insurance which is carried out by the State Business Board, PT. (Persero) Askes Indonesia.
This study is undertaken to acquire a description of the patients' satisfaction of Askes health insurance compulsory members towards the Askes Further Treatment Policies in Pekanbaru District Hospital in 2003. The low quality or health service which is obtained is caused by the small Governmental Officers/Pensions health insurance premises which are acquired by Pt (Persero) Askes Indonesia.. So far, there were many Askes policies which create dissatisfactions from the Compulsory Askes members. The measurement for the patients satisfactions is related the characteristic factors from the Askes member patients which are: age, sex, respondents status, education, position, treatments, members status/type, job period as Government Officers, and knowledge and experiences as the members of Askes. The whole samples are 100 respondents through an analytical descriptive which is carried out using cross sectional approach quantitatively, using patients' satisfactions survey.
The patients' satisfaction is acquired from the accordance level/satisfied value which is the perception/experience ratio with the expectation towards the Further Treatment Policies in Pekanbaru District Hospital. The data analysis is carried out through statistical test, from the statistical test there was only 1 (one) out of the independents variables which is significantly relates to the patients' satisfaction towards the Askes policies that is the respondents' knowledge and experiences as the Askes members. Analysis towards the Askes policies dimensions with self scale survey using Cartesians Diagram.
The result of this study shows that the Askes member patients who are satisfied towards the Askes further treatment policies is 51% and those who are dissatisfied are 49%, with mean value cut of point (77,68) because from the data normality test the satisfaction variables distribution is in the form of normal curve, meaning that the number of satisfied members < mean value; while the dissatisfied is ? 77,68 (mean value), because in the health service the satisfaction value is hard to attain 100% service excellent From the analysis through Cartesians Diagram is acquired the total median respondents expectations of 4,29% and the total perceptions/experiences median which is acquired is 3,27%, with the accordance level 77,68%. On the A quadrant, there were some factors which has become the attention and main priority in the process which becomes the weakness in the services.
The conclusion from the study result shows that the level of patients' satisfaction of compulsory Askes members towards the Askes further treatment services are still low, thus the researcher suggest that the Askes management to always carry out evaluations towards their policies, improve information/communications through continuous socialization to Askes members.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>