Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Juneven Sabar M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrurrachman
"Proses perbandingan antara sistem chiller absorpsi nap efek tunggal pembakaran tak langsung dengan chiller sentrifugalgal satu tingkat berpendingin air bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangaxmya masing-masing, baik itu dari faktor teknologi, faktor kinerja sistem, faktor ekonomi, serta faktor lainnya baik itu dari segi kehandalan, kenyamanan, dan operasionalnya.
Data-data yang dibutuhkan diambil dari studi kasus instalasi tata udara pada sebuah pusat perheianjaan yang menggunakan chiller absorpsi uap sebagai Air HancL'ing Tbzit (AI-IU)-nya. Analisa ini dilakukan dengan mclakukan perhitungan-perhitungan termodinamika untuk mengukur Iaju aliran massa fluida kerja dan laju perpindahan energi kalor di dalam sistem unmk mengukur koefisien prestasi sistem secara keseluruhan. Perhilungan ulang dengan tahap yang sama dilakukan untuk menganalisa sistem chiller sentrifugal dengan rnengideaiisasikan beberapa data yang diperoleh dari spesiiikasi pada chiller absorpsi uap.
Dari pengolahan data tersebut diperoleh hasil bahwa pada kondisi beban reiiigrasi operasional rata-rata yang sama laju perpindahan kalor yang terjadi di evaporator dan kondensor chillcr sentrifiigai lebih efekiif dan koeisien prestasi sistem yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan chiller absorpsi nap, namun dengan selisih perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Kemudian perhitungan dilanjutkan untuk membandingkan biaya konsumsi energi dan biaya oparasional tahunan kedua sistem. Untuk chiller absorpsi dilakukan perhitungan terhadap biaya konsumsi energi listrilc, biaya konsumsi bahan bakar, dan biaya pemakaian air. Sedangkan untuk chiller sentrifugal dilakukan perhitungan terhadap biaya konsumsi energi iistrik, biaya pemakaian air, dan biaya perawatan sistem pelumasan. Hasil yang diperoleh adalah chiiler absorpsi uap memerlukan biaya pemakaian air yang lebih tinggi daripada chiller sentriiiigal, sedangkan chiiler sentrifirgal memerlukan biaya konsumsi energi listrik yang lebih tinggi daripada chiller absorpsi uap. Secara keseluruhan jika ditotal dengan biaya-biaya Iainnya, biaya operasional tahunan chiller absorpsi nap jauh Iebih murah jika dibandingkan dengan biaya operasional chiller sentrifugal.

The comparison process between indirect-fired single effect steam operated abso;pticn chiller with water-cooled single stage cenrifugal Chiller is to know the surplus and the laclc of each systems, either rain technologicalbv, perforvnance capability, economically. and some other factors such as reliability, connortability, and operationalhi.
The required datas taken from a case study of shopping center air conditioner installation using absorption chillerfor its Air Handling (bait MHKD. The anabisis conducted by theimoaynamic calculations to measure the massjlow of work fluid and the heat transfer in the .system in order to jind the value of .gistein Coefficient of Performance (COP). Re-calculating process with the some steps fo analyze centryitgal chiller .9/stem conahtcted by idealize some datas from absorption chiller specification.
The analysis results are, in the same average operational cooling load the heat transfer in the evaporator and condenser of the centrifugal chiller are more ejective and higher system COP, when compared with absorption chiller, however with small differences. Then the calculations continued to compare the cost of energy consumption and annualbw operational both systems. For absorption chiller conducted by calculating the cost of electricity consumption, water usage, and_)9tel consumption, and for centrifugal chiller by calculating the cost of electricity consumption, water usage and lubrication system maintenance. The results are, absorption chiller needs water usage higher than centrifugal chiller, and ceutrintgai chiller needs electricity consumption higher than absorption chiller. Generally, the total annualbt operational cost of absorption chiller is lower than centriyitgal chiiler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Luthfi Izmi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holilul Rahman
"Pengkondisian udara merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu industri atau gedung, khususnya pada suatu gedung perkantoran. Karena dengan sistem pengkondisian udara yang baik akan menghasilkan udara segar yang akan memperoleh kenyamanan bagi manusia, mesin, maupun lingkungan yang berada di Iingkungan sekitar. Karena dengan tingkat kenyamanan yang baik akan meningkatkan kinenja dari manusia maupun mesin yang digunakan (Stoecker, Wilberl F. 2nd Edition. Air Conditioning and Refrigeration). Tujuan dari suatu pengkondisian udara bagi manusia adalah untuk menyediakan Iingkungan yang nyaman dan sehat. Dalam menentukan tingkat kenyaman dalam suatu perencanaan tiga kondisi yang sangat penting adalah : temperature udara, humidity udara, dan pergerakan/aliran udara didalam ruangan yang dikondisikan. Temperatur udara yang terlalu tinggi akan mencegah konveksi panas dari tubuh manusia, sedangkan temperature yang terlalu rendah akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang berlebihan. Humiditas udara yang tinggi berarti banyak uap air yang terkandung di dalam udara yang akan mencegah proses penguapan dari tubuh ke udara sekeliling. Untuk mcnghasilkan udara segar yang nyaman dan berkesinambungan diperlukan suatu kinerja mesin Chiller yang baik. Untuk menghasilkan kinerja Chiller yang baik inilah diperiukan suatu pengukuran-pengukuran dan analisa kinerja mesin Chiller. Untuk menganalisis kinerja mesin Chiller ini dilakukan dengan dua cara yaitu simulasi dengan menggunakan simulasi software komputer dan perhitungan dengan menggunakan rumus. Dan hasil dari simulasi digunakan pedoman dalam analisa secara perhitungan. Kinerja Chiller yang mempunyai efisiensi yang baik temyata dapat dipengaruhi antara lain oleh 2 temperatur air keluar evaporator, dan temperatur air masuk kondensor. Dengan menaikkan temperatur air keluar evaporator 0,5 °F dan menurunkan temperatur air masuk kondensor 0,5 °F maka akan diperoleh penghematan energi yang signifikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayner R.
"Mini Chiller X ini sangat umum digunakan dalam pengkondisian udara untuk kenyamanan.Mini Chiller X yang digunakan berkapasitas pendingin rendah untuk kebutuhan perumahan.Mini Chiller X ini terdiri dari kompresor,kondenser,dan evaporator dalam satu kesatuan.Penelitian Mini Chiller X ini membandingkan spesifikasi kompresor dan kondenser dengan perhitungan ulang berdasarkan teori- teori heat transfer dan refrigerasi yang ada.Hasil perhitungan ulang digunakan sebagai studi perbandingan demi optimalisasi performa mini chiller di kemudian hari.

The usage of Mini Chiller X is very common in comfort air conditioning application.This mini chiller has low cooling capacity for residential needs.This mini chiller comprises compressor,condenser,and evaporator in one compact welded hermetic condensing unit.This research compares compressor and condenser specification with reverse engineering from heat transfer and refrigeration calculations.The result is used as a comparison study for mini chiller optimalization someday."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Satria Prihardana, Author
"Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya listrik berbagai aktivitas tidak dapat dilakukan. Kebutuhan akan energi listrik akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan akan kebutuhan energi listrik ini seiring dengan pembangunan yang terjadi. Tak terkecuali di Universitas Indonesia. Pembangunan besar-besaran yang terjadi sejak tahun 2010 hingga tahun 2025 membuat kebutuhan akan listrik di Universitas Indonesia meningkat drastis. Namun, jumlah daya yang ada di seluruh gardu listrik di Universitas Indonesia masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk itu, dalam skripsi ini, penulis mencoba memanfaatkan potensi yang ada di Universitas Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam kampus secara mandiri dan melakukan studi perancangan pembangkit listrik tenaga gas sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk Universitas Indonesia. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik tambahan di Universitas Indonesia adalah dengan membangun PLTG yang menggunakan sistem pendinginan udara masuk kompresor Absorption chiller untuk meningkatkan efisiensi dari Pembangkit. Di dalam tulisan ini juga dipaparkan analisis finansial apabila menggunakan PLTG mandiri.

Electrical energy is a vital necessity for human life. Without electricity, activities can not be done. The necessity for electrical energy will increase continously over time. Increased of electrical energy necessity is in line with the development, include at University of Indonesia. Massive development that have occurred since the year 2010 to 2025 made the necessity of electricity has increased significantly. However, the amount of power that exist around the electrical substation at the University of Indonesia is still far from enough to supply those necessity.
Therefore, in this last project, the authors tried to use all of pontencies to fulfill electricity necessity in this Campus and make design study of gas power plants as an alternative to supply the electricity necessity for University of Indonesia. The alternative to fulfill electricity necessity in University of Indonesia is built Gas Power Plant that used Inlet Air Cooling System to Compressor to increase the efficiency of Power Plant. In this paper is explained financial analyze too if using Independent Gas Power Plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Desy Wulandari
"Sistem pendingin dengan tenaga surya adalah teknologi dengan peluang yang besar dalam upaya mengurangi biaya terutama pada pemakaian listrik, dampak terhadap lingkungan, dan emisi gas rumah kaca, salah satunya adalah teknologi absorption chiller dengan bantuan energi surya untuk mendukung kerja pada komponen generator. Pada penelitian ini, simulasi termodinamika dilakukan sebagai tahapan awal desain sistem single-effect ammonia-water absorption chiller yang dimodelkan menggunakan media pendingin udara lingkungan (air-cooled) dan sumber panas berasal dari sistem kolektor termal surya, disesuaikan dengan aplikasi rumah tangga (residential) berkapasitas pendinginan rendah di negara beriklim tropis Indonesia. Kinerja sistem berupa nilai COP yang diperoleh dari simulasi sistem berdasarkan parameter input yang telah disesuaikan dengan batasan permasalahan penelitian adalah sebesar 0.554. Karakterisasi yang dilakukan terhadap dua parameter input pada sistem menunjukkan bahwa kenaikan temperatur kondensasi meningkatkan temperatur outlet generator, namun menurunkan nilai COP sistem. Hal ini bertentangan dengan pengaruh temperatur evaporasi yang menurunkan temperatur outlet generator, namun COP sistem menjadi meningkat. Sedangkan peningkatan kadar air pada solution menurunkan COP sistem. Jumlah solar collector dengan tipe ETC yang diperlukan untuk sistem single-effect ammonia-water absorption chiller adalah sebanyak lima buah kolektor dengan rangkaian seri, dan dengan kapasitas rata-rata masing-masing kolektor sebesar 1,52 kW.

Solar-powered cooling system is a technology with great opportunities to reduce operation costs, especially on electricity consumption, impact on the environment, and greenhouse gas emissions, one of which is by the use of absorption chiller technology with the help of solar energy to support the work of generator components. In this study, the thermodynamic simulation was carried out as an early stage in designing a single-effect ammonia-water absorption chiller system which is modeled using air-cooled system and the heat source comes from solar thermal collector system, adapted for residential applications with low cooling capacity in the tropical country of Indonesia. System performance in the form of COP value obtained from the system simulation based on input parameters that have been adjusted to the limits of the research problem is 0.554. System characterization was carried out on the two input parameters in the system shows that the increase in condensation temperature increases the generator outlet temperature but decreases the COP value of the system. This is contradicting to the effect of the evaporation temperature which decreases the generator outlet temperature, but the COP system increases. Meanwhile, increasing the water content of the solution decreases the COP of the system. The number of solar collectors with ETC type required for the single-effect ammonia-water absorption chiller system is five collectors in series arrangement, with an average collector capacity of 1.52 kW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Desy Wulandari
"Teknologi air conditioning terutama untuk tujuan pendinginan kini lebih mengarah kepada penggunaan teknologi pendingin konvensional dengan dukungan sumber energi dari alam. Salah satunya adalah teknologi absorption chiller dengan bantuan energi surya untuk mendukung kerja komponen generator. Akan tetapi, kebanyakan sistem absorption chiller masih menggunakan media pendingin cooling water dari sistem menara pendingin yang membutuhkan area instalasi yang luas dan berbagai alat pendukung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggantikan penggunaan menara pendingin dengan pendinginan menggunakan udara lingkungan (air-cooled). Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, masih belum ada studi sebelumnya yang membahas sistem absorption chiller dengan larutan ammonia-water di Indonesia sebagai wilayah tropis yang memanfaatkan energi surya sebagai sumber panas pada generator, dan temperatur udara sebagai media pendingin di condenser dan absorber, maka pada penelitian ini dilakukan pemodelan, desain, serta analisis terkait kinerja dari sistem ini sesuai dengan kondisi iklim tropis di Indonesia. Metode yang dilakukan untuk penelitian ini meliputi pendalaman pemahaman konsep terkait desain termodinamika, perancangan dan perakitan komponen, dan simulasi lanjutan (dinamik dan transien) terhadap sistem. Penelitian ini memodelkan sistem absorption chiller dengan input temperatur kondensasi 38°C dan evaporasi 6°C untuk mencapai COP optimum sebesar 0,313 dan temperatur outlet generator 84,4°C. Simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi ABS-WH1 memberikan kinerja energi dan eksergi yang lebih baik dibandingkan ABS-WH2 dalam aplikasi pendinginan dan pemanas air. Alat penukar kalor yang ideal adalah tipe finned tube untuk kondensor dan absorber, serta shell and tube untuk evaporator dan generator. Integrasi energi surya dan pemanas listrik dalam mengatasi fluktuasi radiasi matahari, dengan performa sistem yang berfluktuasi sesuai perubahan temperatur air panas dalam tangki penyimpanan.

Air conditioning technology, primarily for cooling purposes, is now leaning towards the use of conventional cooling technologies supported by energy sources from nature. One of these is the absorption chiller technology, assisted by solar energy to support the operation of the generator components. However, most absorption chiller systems still use cooling water from cooling tower systems, which require a large installation area and various supporting equipment. One of the efforts that can be made is to replace the use of cooling towers with cooling using ambient air (air-cooled). Based on the literature review conducted, there has yet to be any previous studies discussing absorption chiller systems with ammonia-water solution in Indonesia as a tropical region utilizing solar energy as a heat source for the generator, and air temperature as the cooling medium in the condenser and absorber. Therefore, this research involves modeling, designing, and analyzing the performance of this system according to the tropical climate conditions in Indonesia. The methods used in this research include deepening the understanding of the concepts related to thermodynamic design, component design and assembly, and advanced simulation (dynamic and transient) of the system. This research models an absorption chiller system with a condensation temperature input of 38°C and evaporation of 6°C to achieve an optimum COP of 0.313 and a generator outlet temperature of 84.4°C. The simulation shows that the ABS-WH1 configuration provides better energy and exergy performance compared to ABS-WH2 in cooling and water heating applications. The ideal heat exchanger is a finned tube type for the condenser and absorber, and shell and tube for the evaporator and generator. The integration of solar energy and electric heating addresses fluctuations in solar radiation, with the system's performance fluctuating according to changes in the hot water temperature in the storage tank."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Panji Satria Pratama
"Chiller merupakan mesin refrigerasi non – direct expansion yang biasa dipakai untuk beban pendinginan yang besar. Media pendinginnya yaitu berupa air atau udara yang mengalir bersirkulasi melewati heat exchanger.
Air-cooled chiller yang memakai kompresor dari Copeland dengan berdaya 3 PK ingin digunakan untuk merancang sebuah kondenser. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas kondenser sebesar 10,945 kW dengan temperatur masuk kondenser 49-55 ˚C dan temperatur keluar kondenser 47-53 ˚C. Daya fan yang bervariasi harus diberikan dengan diameter hub berbeda – beda. Daya terkecil yaitu 716 Watt untuk tipe A dan 1925 Watt untuk tipe E.

Chiller is a refrigeration machine non-direct expansion that is usually used for large cooling loads. The cooling medium is a water or air flowing through the heat exchanger.
Air-cooled chiller that used compressor from Copeland with power 3 PK wants to use to design a condenser. From the calculation, the condenser capacity of 10,945 kW with incoming condenser temperature 49-55 ˚C and condenser exit temperature 47-53 ˚C. Varying fan power should be given to the hub diameter difference. The smallest power 716 Watt for type A and the largest power 1925 Watt for type E.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Garcia Genta
"Absorption chiller adalah sistem pendingin alternatif yang dapat dijalankan dengan sumber panas dan menggunakan fluida kerja yang ramah lingkungan, seperti ammonia-water atau water-LiBr. Sistem pendingin absorption chiller memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mempunyai potensi energi matahari yang tinggi. Penggunaan energi panas matahari untuk menjalankan sistem absorption chiller sudah terbukti baik melalui simulasi maupun eksperimen. Namun, aplikasi sistem absorption chiller yang ditenagai energi matahari dengan kapasitas kecil untuk rumah masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu prototipe sistem solar-assisted ammonia-water absorption chiller berkapasitas 5 kW yang dikhususkan untuk aplikasi rumahan. Pendinginan sistem akan dilakukan oleh udara (air-cooled) agar ruang yang dibutuhkan lebih kecil daripada pendinginan oleh air (water-cooled). Penelitian akan membahas mengenai komponen-komponen dalam sistem, konsiderasi dimensi dan spesifikasi komponen, dan analisis efek ketidakpastian alat ukur terhadap hasil penelitian. Hasil dari penelitian akan berupa dimensi dan spesifikasi komponen yang tepat untuk sistem, serta ketidakpastian hasil penelitian.

Absorption chiller is an alternative cooling system which is powered by heat source. The system also use an environment friendly working fluid pairs, such as ammonia-water or water-LiBr. The system can also be powered by solar heat, which make it suitable to be used in Indonesia since Indonesia has high solar irradiation. Despite much research about the application of solar heat to power absorption chillers, its application is still limited. This research’s purpose is to design a prototype of solar-assisted ammonia-water absorption chiller with a 5 kW capacity, aimed for residential house usage. The cooling for the system will be done by air-cooled heat exchangers, so the dimension needed is smaller than systems with water-cooled heat exchangers. The research will discuss about the system’s components, mainly about the component’s dimension and specification consideration. This research will also discuss the effect of the sensors’ uncertainty and its effect on the future experiment result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>