Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Saputra
"Saluran udara (ducting) merupakan bagian dari sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mendistribusikan udara terkondisi ke ruangan yang akan dikondisikan. Belakangan ini penggunaan textile ducting yang berbahan dasar tenunan serat polyester dapat menjadi sebuah alternatif sebagai media untuk pendistribusian udara terkondisi tersebut. Oleh karena itu pengujian permeabilitas perlu dilakukan untuk mengetahui kekedapan tekstil polyester yang akan digunakan sebagai textile ducting tersebut. Textile ducting memiliki kelebihan baik dari segi teknis,ekonomis,kesehatan,maupun estetika. Dari segi teknis textile ducting telah memenuhi kriteria kenyamanan dan distribusi udara yang lebih baik, dari segi ekonomis textile ducting lebih murah dan mudah dalam instalasi dan pemeliharaan,dari segi kesehatan textile ducting dapat berfungsi sebagai filter udara,serta dari segi estetika textile ducting tersedia dalam pilihan warna yang beragam. Sehingga penggunaan tekstil polyester yang memiliki sifat kedap udara dapat digunakan sebagai textile ducting berjenis high-throw.

Ducting is a part of air conditioning as air distribution,textile ducting based on weaved polyester fiber have been used as alternative air ducting as of late, wich can distribute the conditioned air to the desire place. Consequently,air permeability test have to do to determine the air permeability of polyester textile which will be used as textile ducting. There are some technical,economic,healt and esthetics advantages of textile ducting. From technical aspect textile ducting has meet the requiretments of comfortable criterion and better air distribution, from economic aspect textile ducting has lower price,ease to install and maintain, from health aspect textile ducting can be funcioned as air filter and from esthetical aspect textile ducting is available on various color. So, The usage of polyester textile which have appropriate airproof properties is suitable as high-throw textile ducting application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38093
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanto
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Defrian Ghofar
"Mengetahui karakteristik mekanikal dari suatu material sangat penting dalam dunia manufaktur. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan melakukan pengujian tarik. Pengujian tarik konvensional yang selama ini diterapkan adalah menarik benda uji lalu DAQ akan mengolah data menjadi grafik tegangan-regangan. Saat ini, dikembangkan metode pengujian tarik non kontak menggunakan machine vision. Dalam metode ini, digunakan grid yang dicetak pada gauge length sehingga pergeseran piksel dapat diamati. Penelitian ini membandingkan tiga buah pola grid yang berbeda dalam efektifitas pengolahan citra. Ketiga grid tersebut adalah dot, horizontal line dan horizontal and vertical line yang diterapkan dalam benda uji plat alumunium alloy 1100. Hasil yang didapat menunjukkan pola dot meyulitkan program dalam mendefinisikan titik referensi yang konstan karena banyaknya dot dan kesemuanya bergerak dinamis. Adapun pola horizontal line cukup baik karena program dapat mendefinisikan daerah referensi dengan konstan. Untuk pola horizontal and vertical line dibuat dengan tambahan vertical line untuk mempermudah mengamati necking. Namun ternyata necking yang terjadi sangat kecil karena benda uji adalah sebuah plat 0,5mm. Kemudian, pola horizontal and vertical line didefinisikan program sebagai sebuah objek sehingga program dapat dengan mudah menentukan titik referensi. Sejauh ini, yang terbaik dalam penelitian ini adalan pola horizontal line.
Mechanical properties of material are important to know in manufacture industries. One of the methods is using tensile test. In the conventional tensile test, the specimen is pulled. Then the DAQ process the data to get the stress-strain diagrams. Nowadays, some new methods which developed are non contact tensile test using machine vision. In this method, grids were print at the gauge length so the piksel movement can be observed. This research compares three different grids in the affectivity at the image processing. The three different grids are dot, horizontal line, and horizontal vertical line which applied on aluminum alloy 1100 plate. The result shows that dot pattern went hard with the program to define the reference point because of so many dots and all of it is moving dynamically. The horizontal line pattern is the good one because the program can define the reference point easier. The horizontal and vertical line patterns were made with added vertical line to observe necking. But, actually the necking is too small to observe because the specimen is 0,5mm plate. Besides, the horizontal and vertical line pattern defined by program as an object so the program can define the reference point easily. So far, the best at this study is the horizontal line pattern."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan yang paling sering timbul pada peralatan yang digunakan pada proses operasi minyak bumi adalah adanya proses korosi. Padahal peralatan-peralatan industri tersebut diharapkan untuk dapat bekerja optimal secara kontinu dengan umur pakai yang panjang. Hal ini menyebabkan pencegahan dan penanggulangan korosi menjadi esensial dikarenakan dampak yang ditikbulkan korosi yang sangat besar. Perhitungan prediksi umur pakai dari suatu peralatan juga diperlukan untuk dapat memperlihatkan waktu perbaikan ataapun penggantian dari peralatan.
Dalam penelitian ini digunakan metode Electrical Resistance (ER) Method untak melakukan pengakuran laju korosi yang didukung oleh pengakaran ketebalan aktual atap tanki dengan mengganakan Ultrasonic Thickness Meter, sebagai data pembanding dari nilai laju korosi dari probe ER. Selain Iaju korosi, jaga dilakukan pendeteksian agen-agen pengkorosi yang terdapat dalam ruang antar minyak mentah dan atap seperti H2S. Pada skala Iaboratorium dilakukan pemeriksaan produk korosi dengan metode difraksi sinar x. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai laju korosi pada atap tanki dengan menggunakan metode Electrical Resistance Probe Sebesar 0.191 mm/yr, dan dart hasil perhitungan data ketebalan aktual atap tanki diperoleh laju korosi sebesar 0.18377 mm/yr. Dari hasil deteksi gas didapat kandungan Hidrogen Sulfida (H2S) dan oksigen (O2) yang dominan.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Jauza Naufal
"Kuat tekan dan modulus elastisitas merupakan parameter utama dalam menentukan kualitas beton. Kuat tekan merupakan kemampuan beton dalam menahan beban yang diterimanya. Modulus elastisitas sebagai tolak ukur elastis beton merupakan rasio dari tekanan yang diterima beton dengan deformasi per satuan panjang. Terdapat perbedaan formulasi dalam pengukuran nilai modulus elastisitas pada beton yang ditetapkan oleh American Concrete Institute. Hal tersebut menyebabkan ambiguitas dalam menentukan nilai modulus elastisitas. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi modulus elastisitas terhadap kuat tekan beton baik melalui pengujian destruktif maupun non-destruktif. Korelasi antara pengujian non-destruktif dan destruktif menghasilkan suatu fenomena beton yang observative sehingga perlu kajian lebih lanjut dalam menguji kualitas beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara pengujian non-destruktif terhadap pengujian destruktif dengan menggunakan beton instan non-OPC. Pengujian non-destruktif yang diaplikasikan berupa uji Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, dan Ultrasonic Pulse Velocity. Sedangkan pengujian destruktif yang diaplikasikan berupa uji kuat tekan dan uji modulus elastisitas. Dari penelitian ini diperoleh hasil kedua metode pengujian yang digunakan untuk mengorelasikan antara pengujian destruktif dan non-destruktif. Dari ketiga metode pengujian non-destruktif tersebut merepresentasikan hasil yang baik terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas.

Compressive strength and elastic modulus are key parameters in determining the quality of concrete. Compressive strength refers to the ability of concrete to withstand the applied load. Elastic modulus, as a measure of concrete's elasticity, is the ratio of stress to strain per unit length. There are differences in the formulation of measuring the value of elastic modulus in concrete, as established by the American Concrete Institute. This leads to ambiguity in determining the value of elastic modulus. Therefore, further research is needed to study the correlation between elastic modulus and compressive strength of concrete, both through destructive (DT) and non-destructive testing (NDT). The correlation between NDT and DT yields an observational phenomenon in concrete, requiring further investigation to assess concrete quality. This study aims to analyze the correlation between NDT and DT using non-Ordinary Portland Cement (OPC) instant concrete. The NDT methods applied include the Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, and Ultrasonic Pulse Velocity. The DT methods applied include the compressive strength test and the elastic modulus test. This research obtained the results of both testing methods used to correlate between DT and NDT. The three NDT methods represent good results for compressive strength and elastic modulus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alif Fudin
"Masalah yang sering muncul dalam pembuatan grindil ball lokal adalah belum maksimalnya performa standar yang dipersyaratkan seperti nilai yield hanya bisa dicapai 35% masih dibawah standar 35% tingkat pecah yang tinggi dan masih terdapat cacat shinkage atau porositas. Dari data teknis diatas masih diperlukan upaya penelitan dan pengkajian mendalam untuk menghasilkan kualitas grinding ball lokal agar sesuai dengan spesifikasi pemakaian.
Penelitian skala laboratiroum terhadap grinding ball hasil industri kecil-menengah dilakukan muai dari inspeksi mikrostruktur, kualitas permukaan, kerusakan dan komposisi kimia kondisi as-cast. Kondisi grinding ball as-cast selanjutnya dilakukan proses perlakuan panas mulai dari annealing, hardening dan tempering untuk kemudian dilakukan pengamatan nilai kekerasan makro, metalografi kualitatif-mikrostruktur serta kuantitatif-persen fasa terhadap hasi tiap-tiap kondisi perlakuan panas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekerasan grinding ball kondisi as-cast dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas yaitu 430-510 HB menjadi 690-833 HB pada perlakuan hardening. Perolehan mikrostruktur primary carbides sebesar 21-32 % pada as temper sedangkan target untuk as-temper adalah 38,2%, Hal ini terjadi karena pengendapan primary carbides dalam matriks belum maksimal akibat perlakuan panas yang kurang optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"
Nilai daya dukung hasil loading test perlu diketahui untuk analisis terhadap konstruksi yang akan dibangun sebagai pengecekan ataupun pendimensian ulang sebelum konstruksi dilaksanakan. Metode yang paling banyak dipakai dan hasilnya paling banyak diakui untuk menentukan daya dukung ultimit pada pondasi tiang adalah dengan melakukan tes pembebanan tiang (pile loading test), dimana tiang yang akan ditest di lapangan akan dibebani sebesar 2 kali beban rencana atau hingga runtuh.
Data hasil loading test tersebut selanjutnya dapat dianalisa nilai daya dukungnya. Daya dulomg ultimi Qu dapat dicari dengan bantuan program aplikasi sehingga hasil analisanya dapat dihitung dengan cepat dan efisien.
Dalam tugas akhir ini penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat mengolah data loading test sehingga nantinya dapat rnenganalisa nilai daya dukung ultimit dengan 6 metode, yaitu Metode Gans Singgung, Metode Chin Fung Kee, Metode Davisson, Metode Van der Veen, Metode Semilogaritmik, dan Metode Log P - Log S. Dari keonam metode tersebut selanjumya akan dianalisis metode mana yang dapat mewakili keseluruhan data dan dapat dipakai dalam pelaksanaannya.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Robert Parulian Hasudungan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perilaku korosi dari pengelasan dissimilar antara baja karbon ASTM A36 dan baja tahan karat SS316L dengan kawat las E309L menggunakan prosedur pengelasan SMAW dan GTAW untuk dibagian root. Plat baja tahan karat dan baja karbon dengan ketebalan 10 mm dan 15 mm dilas, dipotong, diberi perlakuan panas tempering, dilakukan pengamatan mikrostruktur dan kemudian diuji secara elektrokimia. Pengujian secara elektrokimia meliputi uji electro impedance spectra (EIS), Potentiodynamic Polarization, Cyclic Voltametry. Oleh karena inti las baja tahan karat biasanya lemah terhadap korosi terlokalisasi, maka uji celup korosi sumuran ASTM G48 metode A dilakukan demi pengujian menyeluruh perilaku korosi pada pengelasan dissimilar ini. Hasilnya menunjukkan bahwa proses tempering akan meningkatkan ketahanan korosi pengelasan dissimilar. Pengelasan dissimilar tebal plat 15 mm menunjukkan ketahanan korosi yang lebih lemah dibandingkan plat 10 mm, dimana setelah diamati jumlah weld pass yang lebih banyak pada plat 15 mm mempengaruhi struktur mikro dan ketahanan korosi dari pengelasan dissimilar.

ABSTRACT
The focus of this study was addressed to observe corrosion behavior at dissimilar metal welding between carbon steel ASTM A36 and stainless steel 316L with E309L as weld consumables using SMAW and GTAW procedure at root weld. Stainless steel and carbon steel plate of 10 mm and 15 mm thickness were welded, cut, heat treated (tempered), observed for microstructure and then tested electrochemically. Electrochemical testing included electro impedance spectra (EIS), Potentiodynamic Polarization, Cyclic Voltametry. The core welding of stainless steels are known vulnerable to localized corrosion, hence the pitting corrosion immersion test ASTM G48 method was done for a thorough observation of welding dissimilar corrosion behavior. The results showed that the tempering process improved corrosion resistance of dissimilar weld. It was observed that dissimilar welding of 15 mm thickness was more susceptible than plate 10 mm. It is related to the number of weld passes which affect the microstructure and corrosion resistance of the weld dissimilar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>