Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Suardi
"Vortex tube adalah sebuah ala( yang mampu memisahkan panes dari sebuah aliran udara bertekanan menjadi dua buah aliran, dimana temperatur aliran yang pertama menjadi Iebih panas sedangkan aliran yang lainnya menjadi febih dingin daripada ternperatur udara masuk.
Salah satu faktor terpenting n yang mempengaruhi karakterisfik dari vortex tube, adalah sisi inlet. Untuk mengetahui pengaruh sisi inlet terhadap perubahan temperatur udara panas dan udara dingin serta kapasitas pendinginan yang dihasilkan maka difakukan ` penelitian secara eksperimental, dengan menggunakan termokope! sebagai pengukur temperatur, manometer raksa untuk mengukur tekanan dan rotameter untuk mengukur flow ratenya.
Berdasarkan hasil penelitian pada setiap ni!ai tekanan udara masuk, didapatkan temperatur udara dingin akan minimum pada 0,5-0,6 nilai fraksi massa dingin sekitar temperatur udara panas akan maksimum pada nilai fraksi massa dingin sekitar 0,7 dan 0,8 kapasitas pendinginan akan maksimum pada nifai fraksi massa dingin sekitar 0,8. Kapasitas pendinginan yang akan dihasilkan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan udara masuk. Pada tekanan udara masuk 10 bar dengan temperatur 29,4°C dan nilaf fraksi massa dingin aktual 0,41, vortex tube ini akan mampu menghasiH

Vortex tube is a device that can separate (heat from pressured air How) into 2 air How, where the temperature of lirst air tlow is hotter than the second air How compared to temperature of inlet How.
One important thing can effect the characteristics of vortex tube is inlet section. To tind how it effect the change of temperature of hot water and cold water and cooling capacity, then it must be done by done by doing research experimentally. This research utilites thennocouple to measure temperature, manorneter to measure pressure and rotameter to measure rate of air flow.
According to result of this research, for each value of inlet pressure, the temperature of cold air will be minimum cold mass fraction value 0,5-0,6 around the hot air temperature and will be max at cold mass fraction value 0, 7 and 0,8, and cooling capcity will be max at cold mass fraction value 0, 8. From the data, it is look like that the cooling capacity will keep increasing along with inlet air pressure. Vortex tube can produce hot air at 44,5°C and cold air at 9, 5°C when inlet air pressure 10 ban temperature 29,4°C and cold mass fraction value 0,41.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintong Benjamin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sudyanto Arnadi
"Thesis ini menyajikan studi medan aliran di dalam model tabung vortex. Model yang dipergunakan mempunyai diameter kecil 16mm, diameter besar 32mm dan panjang seluruh tabung L = 200mm. tabung dengan diameter kecil mempunyai panjang 15mm. Aliran tersebut diberi gangguan berupa katup pada ujung yang mempunyai diameter besar. Dari satu inlet di dinding tabung yang mempunyai kecepatan ke arah radial dan tangensial akan keluar dua aliran melalui dua ujung tabung.
Studi numeris dilakukan dengan menggunakan persamaan Navier-Stokes sebagai persamaan atur. Dengan menggunakan model K-Epsilon sebagai model turbulensi, persamaan atur diselesaikan secara eksplisit dengan methode kombinasi volume atur dan elemen hingga. Suku-suku difusi dalam persamaan atur diselesaikan dengan methode variational Galerkin menggunakan skema upwinding, sedangkan suku konvektif diperlakukan sebagai persoalan Riemann dan diselesaikan dengan methode matrix dari Rhoe dengan akurasi sampai orde ke tiga.
Untuk mengakomodasi efek kompresibilitas akibat dilatasi tekanan dan dilatasi volume, dalam persamaan energi dan persamaan energi kinetik turbulen dimasukkan tambahan suku kompresibilitas. Model efek kompresibilitas yang dipergunakan adalah model yang dikembangkan oleh Ristorcelli.
Hasil studi menunjukkan adanya pengaruh efek kompresibilitas yang berperilaku sebagai sumber dalam persamaan energi total dan dan energi kinetik turbulen. Pada daerah yang mempunyai energi kinetik tinggi, model kompresibilitas ternyata berprilaku sebagai suku yang mentransfer energi kinetik menjadi energi dalam. Perilaku ini ditunjukkan dengan turunnya nilai dissipasi energi kinetik. Pengaruh efek kompresibilitas terutama terjadi pada jarak r/R> 0.5. Pada daerah tersebut energi total, temperatur, dan tekanan mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding daerah r/L<0.5.

This thesis investigated field of flow in the vortex tube model. Vortex tube model have 16mm and 32mm small diameter & large diameter and 200mm total tube length. Smaller tube have 1 5 mm length. A disturbance present in the vortex tube as a small valve in the end with larger diameter. Flow to be injected into vortex tube from the wall of largest diameter tube. Injected flow contain radial and tangensial velocity, without axial velocity.
Numerical study will solve Navier-Stokes equation as a governing equation. Solution used K-epsilon as a turbulence model, explicit scheme and combination of finite-volume and finite element with upwinding technique. Viscous part are treated using Galerkin Methode and convectiv are treated as Riemann problem and be solved by Rhoe Methode.
Compressibility effect as a result of pressure and volume dilatation will be accomodated as additional term in turbulence kinetic energy and energy equation. Ristorcelli model for compressibility effect will be used in this study.
This study shown that compressibility effect behave like source term in internal energy and turbulence kinetic energy equation. In high kinetic energy location, a part of these energy will be dissipased and the other part will be transfer to be internal energy. This study shown. on position r/R > 0.5, influence of compressibility effect have increased total energy, pressure and temperature. On this area, total energy, temperature and pressure have larger value than area on r/R <0.5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maskur
"Vortex tube adalah sebuah alat pendingin tanpa refrigerant dalam proses kerjanya. Vortex tube telah banyak dlgunakan dl dunia industri untuk mengatasi barbagai masalah spot cooling karena relatif murah dan sederhana. Penelltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan diameter inlet pada vortex tube pada berbagai variasi tekanan udara dari kompresor.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan vortex tube proto x-1 F TUl dengan variasi lntet 1 mm dan 0,7 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dlpakai empat variasi tekanan yaltu 5 bar; 6 ban 7 bag dan 8 bar: Parameter performa yang digunakan adalah penurunan temperatur dan kapasltas refrierasl yang dihasltkan oleh vortex tube.
Dari pengujian yang dilakukan pada semua variasi tekanan udara masuk diperoleh hasll untuk vortex tube dengan diameter inlet 1 mm menunjukan klnesjia yang lebih balk dibanding dengan diameter inlet 0,7 mm.
Perbedaan performa yang cukup signifikan ini karena pada diameter inlet yang Iebih besar diperoleh udara masuk yang juga besan Hal ini membuat performanya juga lebih maksimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Vortex tube adalah sebuah alat pendingin tanpa refrigerant dafam proses kerjanya Vortex tube telah banyak digunakan di dunia induslri Ulttuk mengarasi berbagai masalah spot cooling karena relatif murah dan sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan diameter inlet pada vortex tube pada berbagal variasi tekanan udara dari kompressor.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan vortex tube proto x-1 FTUI dengan variasi inlet 1 mm dan 0,7 mm untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar, dan 8 bar. Parameter performa yang digunakan adalah penurunan temperatur dan kapasitas refrijerasi yang dihasilkan oleh vortex tube.
Dari pengujian yang dilakukan pada semua variasi tekanan udara masuk diperoleh hasil uniuk vortex tube dengan diameter inlet 1 mm menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding dengan diameter inlet 0,7 mm.
Inlet Kapasitas Refrijerasi Tempratur drop 1 mm 52.324 J/s 18.9℃
0.7 mm 21.398 J/s 12.8℃
Perbedaan performa yang cukup signifikan ini karena diameter pada inlet yang lebih besar diperoleh udara masuk yang juga besar. Hal ini membuat performanya juga lebih maksimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Eko Santoso
"Jika suatu aliran udara bertekanan tinggi mengalir ke suatu celah sempit, kemudian diatirkan secara tangensial malta timbul fenomena aliran udara bertemperatur panas pada ujung keluaran pipa dan aliran udara bertemperatur dingin pada ujung tainnya.
Dengan mengatur bukaan kalup jarum pada ujung pipa aliran udara panas diperoleh besar fraksi massa aliran udara dingin maupun fraksi massa aliran udara panas yang, jika dijumlahkan merupakan Iaju aliran udara masuk.
Fraksi massa dingin L¢1_,,,_g,,,) mempunyai korelasi dengan beda temperature dingin terhadap temperature masuk (ATJMW). Korelasi lersebul dinotasikan sebagai ATJL-1gm = f(;1¢»,@.) Hubungan fungsi antara kedua parameter tersebut menyatakan karakteristik dari suatu tabung vortex. Berbagai variasi tekanan udara masuk yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan B bar terhadap perubahan panjang pipa udara panas 400 (mm) dan 240 (mm) dimana panjang pipa udara dingin tetap yaitu 80 (mm).
Sebagai tambahan, dibandingkan pula jumlah inlet langensial pada 3 buah vortex generator yailu 1 inlet, 2 inlet dan 3 inlet dengan variasi tekanan aliran udara masuk terhadap panjang pipa panes 400 (mm) dan 240 (mm).
Hasil akhir menunjukkan bahwa AT:,mS," makstmum dapat dicapai pada tekanan udara masuk 8 bar, menggunakan paniang pipa panas 400 (mm) Serta vortex generator yang mempunyai 3 inlet tangensial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Arsyadi
"Suatu aliran udara bertekanan tinggi yang dilewatkan pada sebuah nozzle dan diarahkan secara tangensial sepanjang dinding dalam sebuah tabung, akan berputar membentuk suatu vortex yang menimbulkan fenomena aliran udara bertemperatur panas dan dingin secara bersamaan. Penulis melakukan pengujian ini bertujuan ingin mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan jumlah Iubang inlet pada vortex generator FTX-1 terhadap besarnya penurunan temperatur yang dihasilkan. Metode yang diterapkan adalah dengan identitikasi masalah, studi literatur, konsultasi, membentuk benda uji merangkai, dan melakukan pengujian dengan cara mengambil data-data yang diperlukan yaitu temperatur masuk, temperatur dingin, temperatur panas, tekanan udara dingin, tekanan udara panas, laju aliran udara dingin dan Iaju aliran udara panas. Untuk Iangkah selanjutnya menganalisa data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dari data olahan. Berbagai variasi tekanan aliran udara masuk yaitu 5,63 dan 8 bar terhadap variasi jumlah lubang inlet tangensiai 1, 2, dan 3 dengan variasi panjang pipa panas 240 dan 400 mm telah dilakukan pengujian. Hasil akhir dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa ΔT dingin maksimum dicapai pada tekanan udara masuk 8 bar, menggunakan panjang pipa panas 400 mm dengan vortex generator 3 inlet yaitu diperoleh niiai ATm,.gin sebesar 20 °C pada fraksi massa dingin pc sebesar 0,43."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Noviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai.
Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4 mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 dan 7 mm. Pengujian terhadap masing-masing oritis dilakukan pada tekanan udara masuk yang berbeda, yaitu 5, 6, 7 dan 8 bar.
Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan φ 2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,718 untuk oritis dengan φ 3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,914 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 50,115J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,947. Suhu terendah untuk oritis dengan φ 2 mm adaiah 14,3 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,381 untuk orifis dengan φ 3 mm adalah 10,7 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,389 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 13,2 ºC pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt= 0,385."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Vortex tube merupakan peralatan yang mampu menghasilkan udara panas dan dingin secara bersamaan. Alat ini memiliki kelebihan pada mekanisme kerjanya yang sederhana dan biaya pembuatannya yang murah. Namun effisiensi dari alat kurang bagus. Untuk meningkatkan kinerja vortex tube ini maka dilakukan penelitian pada vortex tube FTUI dengan menggunakan pipa panas yang berbeda-beda panjangnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari panjang pipa panas terhadap penurunan temperatur dan kapasistas pendinginan yang dicapai. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan didapatkan panjang pipa panas yang ammpu memaksimalkan performa dari vortex tube ini.
Panjang pipa panas yang digunakan pada penelitian ini adalah 300 mm, 240 mm dan 180 mm dengan diamter dalam pipa 6mm. Penentuan panjang pipa panas ini berdasarkan perbandingan antara panjang pipa dengan diameter pipa tersebut, dimana perbandingan yang dipakai pada penelitian ini 30, 40, 50. Bahan dari pipa ini terbuat dari stainlessteel. Pengujian dilakukan pada tekanan udara masuk 8, 7, 6, dan 5 bar. Variabel-variabel yang diukur pada pengujian ini adalah temperatur udara keluar dari pipa dingin dan pipa panas, temperatur udara masuk dari kompresor, laju aliran massa serta tekanan statis pada sisi outlet pipa dingin dan pipa panas.
Dari hasil pengujian, temperatur udara dingin minimum yang diperoleh 10,7°C pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,394. sedangkan kapasitas pendinginan maksimum yang diperoleh 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,915. nilai-nilai ini diperoleh dari vortex tube yang menggunakan pipa panas dengan panjang 240 mm dan diameter dalam pipa 6 mm pada tekanan udara masuk 8 bar. Dari hasil ini berarti vortex tube memakai pipa panas dengan perbadningan (L/D)>40 mempunyai efisiensi paling baik."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai.
Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 mm dan 7 mm. Pengujian tehadap masing-masing orifis dilakukan pada udara masuk yang berbeda, yaitu 5,6,7, dan 8 bar.
Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan ∅2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,718 untuk orifis dengan ∅3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,914 dan untuk orifis dengan ∅4 mm adalah 50,115 J/s pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt)= 0,947. Suhu terendah untuk orifis dengan ∅2 mm adalah 14,3℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,381 untuk orifis dengan ∅3 mm adalah 10,7℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,389 dan untuk orifis dengan ∅4 mm adalah 13,2℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,385."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>